Anda di halaman 1dari 3

Secara definisi spermatogenesis adalah proses pembentukan spermatozoa, sel gamet

jantan. Proses ini berlangsung dibagian yang disebut tubulus seminiferus testis. Testis terletak
dalam skrotum yang menjaga temperatur testis dibawah temperatur tubuh penghasil
spermatozoa, agar proses spermatogenesis berjalan optimum. Pematangan spermatozoa
terjadi dalam epididimis dimana sperma disimpan sampai ejakulasi. Kapasitas sperma testes
sudah ditentukan terlebih dahulu selama hidup hewan tersebut dan hereditasnya yang
dikendalikan oleh kelenjar adenohipohpysa dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi testes
secara tidak langsung melalui kelenjar hyphofise atau secara langsung pada testes itu sendiri.
Spermatogenesis dimulai pada waktu pubertas, yaitu sewaktu hewan mencapai
dewasa kelamin. Pubertas pada ternak jantan timbul bersamaan dengan pubertas hewan
betina dalam species yang sama. Pada waktu tersebut hormon-hormon adenohyphofise
menggertak pelepasan hormon-hormon gonad yang sebaliknya menyebabkan pertumbuhan
organ-organ kelamin dan sifat-sifat kelamin sekunder, keinginan kelamin, kesanggupan
berkopulasi dan adanya sperma hidup di dalam ejakulat. Pubertas tidak terjadi secara tiba-tiba
tetapi secara gradual dan terjadi pada umur yang berbeda-beda tergantung pada makanan,
bangsa ternak, persilangan dll. Pada bangsa-bangsa sapi eropa spermatocyt primer muncul
dalam tubuli seminiferi menjelang umur 4 sampai 6 bulan, spermatid pada 6-7 bulan dan
spermatozoa pada 7-9 bulan. Sekresi seminalis dari kelenjar-kelenjar pelengkap terlihat pada
umur 5-6 bulan. Pemisahan penis dari preputium mulai berlangsung ke arah caudal pada
umur 1 bulan dan sempurna berpisah pada umur 8 bulan. Periode antara 6 sampai 10 bulan
ditandai oleh pertumbuhan alat-alat kelamin secara cepat, manifestasi pubertas dan terjadinya
spermatogenesis secara cepat. Timbulnya pubertas tidak menandakan kapasitas reproduksi
sepenuhnya. Peninggian berarti dalam volume ejakulat, jumlah sperma motil dan kosentrasi
spermatozoa baru terjadi pada sapi 6-9 bulan sesudah awal pubertas (Almquist dan
Cunningham,1967) Pengurangan jumlah butiran protoplasma proximal (proksimal
protoplasmic droplets0 pada sperma sapi baru terjadi pada umur antara 9-12 bulan (Abdel-
Raouf,1965).
Proses spermatogenesis dimulai dari sel gamet spermatogonium yang bersifat diploid
dan berada di epitel tubulus seminiferus testis dekat dengan membrana basalis.
Spermatogonium dan sel-sel indifferent berada dalam tubuli seminiferi. Spermatogenesis
merupakan suatu proses kompleks yang meliputi pembelahan dan diferensisasi sel.
Spermatogonium akan mengalami pembelahan mitosis menghasilkan dua sel anakan yang
bersifat diploid. Dan kemudian menjadi haploid pada setiap sel juga terjadi reorganisasi
komponen-komponen inti sel dan sitoplasma secara meluas. Salah satu sel anakan akan
tumbuh membesar menjadi spermatosit primer, sel anakan hasil pembelahan mitosis yang
satunya lagi akan tumbuh menjadi spermatogonium kembali, menjadi sel stok untuk proses
spermatogenesis selanjutnya. Spermatosit primer yang berukuran lebih besar dari sel
spermatogonium dan bersifat diploid kemudian akan meneruskan proses pembelahan
selanjutnya. Spermatosit primer kemudian membelah secara meiosis, pembelahan reduksi
menghasilkan dua sel anakan yang bersifat haploid disebut spermatosit sekunder. Jadi dari
satu spermatosit primer yang diploid setelah pembelahan meiosis dihasilkan dua sel
spermatosit sekunder yang haploid. Kedua sel haploid spermatosit sekunder masing-masing
akan meneruskan pembelahan meiosis menghasilkan masing-masing dua anakan sel yang
haploid yang disebut spermatid.
Spermatid adalah suatu sel bundar yang relatif besar sedangkan sperma merupakan
suatu sel langsing memanjang yang kompak dan motil, terdiri dari kepala dan ekor. Aparat
golgi dari spermatid memebentuk tudung anterior atau acrosoma sperma dan mitokondria
dari sitoplasma berkumpul pada ekor yang bertumbuh keluar dari centriole. Jadi dari dua
spermatosit sekunder dihasilkan empat sel spermatid haploid. Setelah terbentuk empat
spermatid dari awalnya satu sel spermatosit primer kemudian dilanjutkan ke proses yang
disebut spermiogenesis. Spermiogenesis adalah bagian dari proses panjang spermatogenesis.
Spermiogenesis adalah proses metamorfosis atau proses perubahan bentuk spermatid yang
bulat menjadi struktur sel yang memiliki kepala dan ekor termasuk proses-proses
pembentukan organel khusus sel gamet spermatozoa yang disebut akrosom.
Proses spermiogenesis juga disebut proses diferensiasi spermatid, berlangsung secara
simultan yaitu inti spermatid dikemas menjadi inti dengan bentuk khusus kepala
spermatozoa. Spermiogenesis melibatkan perubahan bentuk dan perubahan kimiawi yaitu
kandungan jenis protein dalam inti. Jenis protein pada inti semua sel adalah protein histon.
Pada spermatozoa jenis protein intinya adalah protamin. Perubahan biokimia dari histon
menjadi protamin dapat dideteksi sebagai bukti proses spermiogenesis berlangsung.
Perubahan jenis protein ini adalah konsekuensi dari proses pengepakan inti spermatis menjadi
inti spermatozoa agar inti tetap utuh ketika spermatoa menjalankan fungsinya. Fungsi sel
spermatozoa ada dua yaitu mengantarkan material genetis jantan (yang berinti) ke sel telur
dan mengaktifkan program sel telur. Agar dapat material genetis (DNA) jantan yang ada
dalam inti sel dapat selamat diantarkan ke sel telur maka harus dipacking selama
spermiogenesis. Proses spermiogenesis memang agar dihasilkan spermatozoa yang dapat
menjalankan fungsinya. Fungsinya mengantarkan materi genetis jantan ke telur dipersiapkan
selama spermiogenesis yaitu diferensisasi spermatid membuat struktur pergerakan yaitu
aksonem yaitu struktur yang sama dengan silis dan flagella yang bagian tesebut dikenal
sebagai ekorspermatozoa. Beda struktur spermatozoa yang dibentuk selama spermiogenesis
dari flagella adalah ekor spermatoza diperkuat dengan struktur yang disebut outer dense fibre.
Akrosom adalah organel khusus spermatozoa yang didalamnya mengandung enzim
hidrolitik. Organel akrosom sangat penting peranannya dalam proses persiapan menuju
fertulisasi untuk menjalankan fungsi menghantarkan materui genetis jantan ke telur yaitu
untuk menembus didnding atau pembungkus telur. Metamorfosis atau proses diferensisaisi
lain selama spermiogenesis adalah macam organel dan jumklah sitioplasma yang menjadi
sangat berkutang dibanding sel-sel pada umumnya, sehingga hasil akhir spermatogeneisi
adalah sel spermatozoa yang organel mtokondria nya berjumlah banyak sekali dan organel-
organek lain yang umum dimilkiki sel mereduksi tinggal beberapa saja serta jumlah
sitoplasmanya berkurang banyak dan sering spermatyozoa digambarkan yang terperas
sitoplasmanya.

Anda mungkin juga menyukai