Makalah Hots
Makalah Hots
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pengembangan pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau
Higher Order Thinking Skill (HOTS) merupakan program yang dikembangkan sebagai upaya
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan (Ditjen GTK) dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran dan
meningkatkan kualitas lulusan.
Program ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan yang pada tahun 2018 telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan
pembelajaran berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi atau Higher Order
Thinking Skill (HOTS).
Peningkatan kualitas peserta didik salah satunya dilakukan oleh guru yang berfokus pada
peningkatan kualitas pembelajaran di kelas dengan berorientasi pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi. Desain peningkatan kualitas pembelajaran ini merupakan upaya peningkatan
kulaitas peserta didik yang pada akhirnya meningkatkan kualitas Pendidikan di Indonesia.
Pembelajaran ini mengharapkan para peserta didik mencapai berbagai kompetensi dengan
penerapan HOTS atau Keterampilan Bepikir Tingkat Tinggi. Kompetensi tersebut yaitu
berpikir kritis (criticial thinking), kreatif dan inovasi (creative and innovative), kemampuan
berkomunikasi (communication skill), kemampuan bekerja sama (collaboration) dan
kepercayaan diri (confidence).
Lima hal yang menjadi target karakter peserta didik itu melekat pada sistem evaluasi kita
dalam ujian nasional dan merupakan kecakapan abad 21. Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi (High Order Thinking Skills/HOTS) juga diterapkan menyusul masih rendahnya
peringkat Programme for International Student Assessment (PISA) dan Trends in
International Mathematics and Science Study (TIMSS) dibandingkan dengan negara lain,
sehingga standar soal ujian nasional dicoba ditingkatkan untuk mengejar ketertinggalan.
1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini, yaitu :
1. Bagaimana konsep dari Higher Order Thinking Skills (HOTS) ?
2. Bagaimana penyusunan instrumen Higher Order Thinking Skills (HOTS)?
3. Bagaimana strategi dan implementasi penyusunan soal Higher Order Thinking Skills
(HOTS) ?
1.3.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan pada makalah ini, yaitu :
1. Mengetahui dan memahami konsep dari Higher Order Thinking Skills (HOTS)
2. Mengetahui dan mampu menyusun instrumen Higher Order Thinking Skills (HOTS)
3. Mengetahui strategi dan implementasi penyusunan soal Higher Order Thinking Skills
(HOTS)
BAB II
PEMBAHASAN
Pemilihan kata kerja operasional (KKO) yang disajikan Tabel 2.1 untuk
merumuskan indikator soal HOTS, hendaknya tidak terjebak pada pengelompokkan KKO.
Sebagai contoh kata kerja ‘menentukan’ pada Taksonomi Bloom ada pada ranah C2 dan
C3. Dalam konteks penulisan soal-soal HOTS, kata kerja ‘menentukan’ bisa jadi ada pada
ranah C5 (mengevaluasi) apabila untuk menentukan keputusan didahului dengan proses
berpikir menganalisis informasi yang disajikan pada stimulus lalu peserta didik diminta
menentukan keputusan yang terbaik. Bahkan kata kerja ‘menentukan’ bisa digolongkan
C6 (mengkreasi) bila pertanyaan menuntut kemampuan menyusun strategi pemecahan
masalah baru. Jadi, ranah kata kerja operasional (KKO) sangat dipengaruhi oleh proses
berpikir apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan (Widana,
2017:3).
Widana (2017: 3) mengemukakan jika dilihat dari dimensi pengetahuan, umumnya
soal HOTS mengukur dimensi metakognitif, tidak sekadar mengukur dimensi faktual,
konseptual, atau prosedural saja. Dimensi metakognitif menggambarkan kemampuan
menghubungkan beberapa konsep yang berbeda, menginterpretasikan, memecahkan
masalah (problem solving), memilih strategi pemecahan masalah, menemukan (discovery)
metode baru, berargumen (reasoning), dan mengambil keputusan yang tepat.
Heong, et al (2011:121-122) menyatakan dimensi pembelajaran Marzano
mengasumsikan bahwa proses pembelajaran melibatkan interaksi dari lima jenis berikut
berpikir:
1) sikap dan persepsi positif tentang pembelajaran
2) berpikir terlibat dalam memperoleh dan mengintegrasikan pengetahuan
3) berpikir terlibat dalam memperluas dan menyempurnakan pengetahuan
4) berpikir terlibat dalam menggunakan pengetahuan secara bermakna
5) kebiasaan pikiran yang produktif
Kerangka kerja dalam pembelajaran akan membantu untuk:
• mempertahankan fokus pada pembelajaran;
• mempelajari proses pembelajaran; dan
• merencanakan kurikulum, instruksi, dan penilaian
Dimensi pembelajaran Marzano merupakan model komprehensif yang menggunakan
apa yang para peneliti dan ahli teori ketahui belajar untuk mendefinisikan proses
pembelajaran. Dimensi dari belajar menawarkan cara berpikir dan proses belajar yang
kompleks sehingga studi dapat diikuti setiap aspek dan mendapatkan wawasan tentang
bagaimana mereka berinteraksi. Kelima jenis pemikiran didasari sebagai lima dimensi
pembelajaran yang penting untuk keberhasilan pembelajaran. Mempertimbangkan lima
aspek penting dari pembelajaran. Ke 13 keterampilan berpikir tingkat tinggi Marzano ini
dipaparkan pada Table. 2.1.
Tabel 2.2 Higher Order Thinking Skill Konsep Marzano
Marzano (1993) dalam Rustaman (2011:19) membagi habits of mind ke dalam tiga
kategori yaitu: self regulation, critical thinking dan creative thinking. Self regulation
meliputi: (a) menyadari pemikirannya sendiri, (b) membuat rencana secara efektif, (c)
menyadari dan menggunakan sumber-sumber informasi yang diperlukan, (d) sensitif
terhadap umpan balik dan (e) mengevaluasi keefektifan tindakan. Critical thinking
meliputi: (a) akurat dan mencari akurasi, (b) jelas dan mencari kejelasan, (c) bersifat
terbuka, (d) menahan diri dari sifat impulsif, (e) mampu menempatkan diri ketika ada
jaminan, (f) bersifat sensitif dan tahu kemampuan temannya. Creative thinking meliputi:
(a) dapat melibatkan diri dalam tugas meski jawaban dan solusinya tidak segera nampak,
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
HOTS menurut konsep Anderson dan Krathwol, Marzano, serta Brookhart
merupakan keterampilan berpikir pada tingkat tinggi yang memerlukan proses
pemikiran lebih kompleks mencakup menerapkan (applying), menganalisis
(analyzing), mengevaluasi (evaluating), dan mencipta (creating) yang didukung oleh
kemampuan memahami (understanding), sehingga: (1) mampu berpikir secara kritis
(critical thinking); (2) mampu memberikan alasan secara logis, sistematis, dan analitis
(practical reasoning); (3) mampu memecahkan masalah secara cepat dan tepat
(problem solving); (4) mampu mengambil keputusan secara cepat dan tepat
(decision making); dan (5) mampu menciptakan suatu produk yang baru berdasarkan
apa yang telah dipelajari (creating).
Karakteristik HOTS meliputi keterampilan berpikir tingkat tinggi, berbasis
permasalahan kontekstual, dan menggunakan bentuk soal beragam. Adapun langkah-
langkah penyusunan soal HOTS sebagai berikut : menganalisis KD, menyusun kisi-kisi
soal, memilih stimulus yang kontekstual, menuis butir-butir pertanyaan, dan membuat
rubrik. Contoh-contoh soal HOTS telah diterapkan pada Ujian Nasional Biologi SMA.
Soal -soal HOTS berperan dalam penilaian salah satunya mempersiapkan kompetensi
pendidik menuju abad 21. Strategi dan implementasi soal-soal HOTS dimulai dari
pusat, dinas pendidikan, serta satuan pendidikan.
DAFTAR RUJUKAN
Anderson, L.W., Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and
Assessing: A Revision of Bloom's Taxonomy of Educational Objectives, Complete
Edition. New York: Addison Wesley Longman
Dini, H.N.(2018). Higher Order Thinking Skills (HOTS) dan Kaitannya dengan
Kemampuan Literasi Matematika. Prosiding Seminar Nasional Matematika pp. 170-
176, Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Heong, Y.M., Othman, W.B., Yunos, J.BM., Kiong, T.T.,Razali, B.H and Mohamad,
M.M.B. (2011). The Level of Marzano Higher Order Thinking Skills among
Technical Education Students. International Journal of Social Science and
Humanity, Vol. 1(2) pp. 121-125.
Nitko, A.J., Brookhart, S.M. (2007). Education Assessment of Students. New Jearsey :
Merrill Prentice Hall
Stiggins, R.J. (1994). Student- Centered Classroom Assessment. New York : Macmillan
College Publishing Company
Widana, I.W. (2017). Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS).
Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah
Kemdikbud
Widihastuti. (2015). Model Penilaian untuk Pembelajaran Abad 21 (Sebuah Kajian untuk
Mempersiapkan SDM Kritis dan Kreatif). Prosiding Seminar Nasional
Pengembangan SDM Kreatif dan Inovatif untuk Mewujudkan Generasi Emas
Indonesia Berdaya Saing Global pp. 77-86, Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta.