Disusun oleh:
TIM MODUL
MODUL GANGGUAN SISTEM RESPIRASI
TIM PENYUSUN
KETUA
dr. Austin Bertilova Carmelita, M.Imun
SEKRETARIS
dr.I Gde Hary Eka Adnyana, M.Biomed, Sp.OG
ANGGOTA :
Dr. dr. Syamsul Arifin
dr. Donna Novina Kahanjak, M.Biomed
drg. Helena Jelita, MM., MDSc., Sp.Perio
dr. Francisca Diana Alexandra, M.Sc
dr. Indria Agustina, M.Si
dr. Angeline Novia Toemon, M. Imun
dr. Dewi Klarita Furtuna, M.Ked.Klin, Sp. MK
dr. Herlina Eka Shinta, M.Biomed, Sp. PA
drg. Agnes Frethernety, M. Biomed
dr. Ni Nyoman Sri Yuliani, Sp. GK
dr.Astrid Teresa, Sp. KK
dr. Dian Mutiasari, M.Kes
Fatmaria, S.Farm, Apt., M.Farm
Astri Widiarty, S.Farm, Apt., M.Kes
Elsa Trinovita, S.Farm, Apt., M.Si
dr. Ratna Widayati, M.Biomed
Dr.dr.Nawan, M.Ked.Trop
Dr.dr.Natalia Sri Martini, M.Si
dr. Agnes Immanuella Toemon, Sp.ParK
dr. Lia Sasmithae, Sp.PD
Arif Rahman Jabal, S.Si, M.Si
Abi Bakring Balyas, SPd, M.Kes
Silvani Permatasari, SPd., M.Biomed.
Ravenalla Abdurrahman Al Hakim Sampurna Putra S., SKM, MPH
dr. Galih Indra Permana
dr. Ihsanul Irfan
dr. Ervie Audia Munthe
dr. Anna Marthea Veronicha
dr. Ashari Mohpul
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan atas karunia dan rahmat kepada Tuhan Yang Maha Esa
sehingga kami dapat menyelesaikan dan menyajikan Buku Modul Modul Gangguan Sistem
Respirasi sebagai Buku Panduan Staf Pengajar (BPSP) tahun akademik 2018-2019.
Kami menyadari bahwa Buku Modul Modul Gangguan Sistem Respirasi sebagai
Buku Panduan Staf Pengajar (BPSP) tahun akademik 2018-2019 ini tak luput dari kesalahan.
Kritik dan saran kami butuhkan untuk perbaikan dan kemajuan di masa yang akan datang.
Buku ini kami persembahkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan
kompentensi calon dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya di masa
mendatang. Kiranya Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan berkat dan rahmat-Nya
kepada kita semua.
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
A. Pengetahuan
1. Menjelaskan patogenesis dan patofisiologis dari gangguan sistem respirasi,
serta akibat yang ditimbulkan penyakit tersebut
2. Menjelaskan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang yang diperlukan dalam
mendiagnosa gangguan sistem respirasi
3. Menjelaskan tujuan pengobatan pada pasien dengan gangguan sistem respirasi
4. Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam penanganan
pasien.
5. Memilih intervensi berdasarkan pertimbangan farmakologi, gizi, ataupun
perubahan tingkah laku.
6. Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu paruh, dosis,
serta penerapannya pada pasien dengan gangguan sistem respirasi
7. Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek samping.
B. Praktikum
1. Mengetahui cara melakukan swab tenggorok
2. Mengetahui cara pengumpulan sputum yang benar
3. Menentukan kriteria sputum yang baik
4. Mengetahui cara pembuatan apusan sputum yang baik
5. Melakukan pewarnaan Ziehl Neelsen
6. Memahami beberapa parasit penyebab infeksi pada suara pernafasan
(House dust mite/ Dermatophagoides pteronyssimus, Microphilaria/ Filaria
larvae Wuchereria bancrofti dan Entamoeba histolytica)
7. Memahami stadium dan morfologi parasit penyebab infeksi pada saluran
pernafasan
8. Dapat mengidentifikasi bentuk parasit dan menghubungkannya dengan
manifestasi klinis
9. Mengetahui pemeriksaan serologi untuk menegakkan diagnosis dari parasit
penyebab infeksi saluran pernafasan.
10. Mengetahui Pemeriksaan Patologi Klinik pada gangguan sistem respirasi
dan interpretasinya
11. Mengetahui gambaran patologi infeksi paru dan tumor di traktus respirasi
6
BAB II
MATERI DAN METODE PEMBELAJARAN
7
I. Pulmonologi
1. Infeksi saluran napas atas dan bawah: Bronkhitis, Bronkiolitis, Pneumonia, Abses paru,
Influenza, Pertusis, Flu burung, SARS (4 x 50 menit)
2. Tuberkulosis (tanpa komplikasi dan dengan HIV) (2 x 50 menit)
3. Penyakit obstruktif saluran napas atas dan bawah : Asma, PPOK, Acute Respiratory
Distress Sydrome (ARDS), Bronkiektasis, Atelektasis (3x50 menit)
4. Penyakit paru kerja (1 x 50 menit)
5. Spirometri dasar (1 x 50 menit)
6. Efusi pleura, Edema paru, Emfisema (1 x 50 menit)
7. Kegawat daruratan: Gagal napas, Batuk darah, Pneumotorak (1x 50 menit)
8. Terapi inhalasi dan terapi oksigen (1 x 50 menit)
J. Rehabiltasi Medik
Rehabiltasi Medik pada gangguan pernafasan (2 x 50 menit)
K. Forensik
1. Dasar-dasar forensik (visum et repertum, otopsi) (2 x 50 menit)
2. Aspek medikolegal pada kasus tenggelam (2 x 50 menit)
L. Farmakologi
1. Farmakologi OAT, rasionalisasi pengobatan (paduan obat, lama pengobatan, fase
awal dan fase lanjutan, cara pemberian (intermiten vs daily), dosis, fdc) (2 x 50 menit)
2. Farmakoterapi anti infeksi pada gangguan sistem respirasi (2 x 50 menit)
3. Farmakologi bronkhodilator dan obat simptomatik lainnya (2 x 50 menit)
M. Ilmu Kesehatan Komunitas
1. Epidemiologi dan penanggulangan masalah penyakit respirasi (preventif dan promosi
penyakit tuberkulosis) (2 x 50 menit)
2. Dampak Kebakaran Hutan pada Sistem Pernafasan menurut Kedokteran Komunitas
(2 x 50 menit)
N. Farmasi
Pengobatan Herbal pada Saluran Pernafasan (2 x 50 menit)
O. Bedah Umum
Trauma toraks dan hematotoraks ( 2 x 50 menit)
8
2.1.2 Praktikum
A. Mikrobiologi (2 x 50 menit)
1. Pewarnaan Ziehl- Neelsen
2. Melakukan pewarnaan dan pemeriksaan BTA
B. Parasitologi (2 x 50 menit)
1. Identifikasi stadium dan morfologi parasit penyebab infeksi pada suran pernafasan
(House dust mite/ Dermatophagoides pteronyssimus, Microphilaria/ Filaria larvae
Wuchereria bancrofti dan Entamoeba histolytica).
2. Pemeriksaan serologi untuk menegakkan diagnosis dari parasit penyebab infeksi
saluran pernafasan
C. Patologi Klinik (2 x 50 menit)
Pemeriksaan Patologi Klinik pada gangguan sistem respirasi dan interpretasinya
D. Patologi Anatomi (2 x 50 menit)
1. Gambaran patologi infeksi paru
2. Gambaran patologi tumor traktus respiratorius
E. Farmakologi (2x50 menit)
Penulisan resep pada gangguan system respirasi (2 x 50 menit)
Farmasi
Infeksi Paru & Neoplasma
Gangguan pada sistem respirasi
Menulis resep obat secara
Sistem Respirasi
Identifikasi stadium dan
rasional, jelas, lengkap, dan
morfologi parasit penyebab
dapat dibaca infeksi pada sistem respirasi
9
1.3 Metode Pembelajaran
1.3.1 Kuliah
Terdiri atas :
a. Kuliah pendahuluan modul.
Kuliah ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara umum (overview) mengenai
modul Gangguan sistem respirasi. Kuliah ini berdurasi selama 1×50 menit dan diberikan
hanya sekali pada waktu awal modul Gangguan sistem respirasi. Kuliah ini juga
menjelaskan bagaimana cara belajar dan mencari sumber belajar di modul ini.
b. Kuliah klasikal.
Kuliah ini bertujuan memberikan pengetahuan terkait Gangguan sistem respirasi. Kuliah
ini berdurasi antara 2 x 50 menit sampai 4 x 50 menit dan diberikan sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan
c. Kuliah pleno /temu pakar.
Kuliah pleno/temu pakar ini bertujuan memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk
mendapat penjelasan dan klarifikasi dari pakar terkait permasalahan yang ditemukan pada
saat diskusi kelompok. Waktu yang diberikan adalah maksimal 3 x 50 menit.
Diskusi dilaksanakan dalam kelompok yang masing-masing terdiri atas dari 8-12
mahasiswa, dan didampingi oleh seorang seorang fasilitator. Setiap minggunya terdapat 1
pemicu, sedangkan kegiatan BDM berlangsung dalam 5 minggu. Setelah diskusi ke-2 akan
diselenggarakan kegiatan pleno yang menghadirkan narasumber yang diakhiri dengan umpan
balik. Pleno dilakukan untuk mencapai tahap orientasi maupun umpan balik.
10
Pemicu 4 Diskusi 1: DK-1 P4 Minggu IV
Diskusi 2: DK-2 P4
Kegiatan Belajar Berdasarkan Masalah ini akan berlangsung 8 kali pertemuan dengan
total 16 jam, sedangkan pleno berlangsung 4 kali dengan total jam 8 jam dalam setiap modul.
Pada modul ini pemicu yang digunakan sebanyak 4 pemicu dengan judul:
1. Hidung Tersumbat
2. Nyeri Menelan
3. Sesak Napas
4. Batuk Berdarah
11
2. Mencari dan memelajari bahan pelajaran yang sesuai dengan tujuan modul dengan cara
membaca bahan pustaka atau bertanya kepada narasumber. Bahan pustaka dapat berupa
handout, buku, majalah, CD ROM atau informasi dari sumber terpercaya di internet.
3. Melaksanakan aktualisasi konsep-konsep yang telah dipelajari dalam proses belajar
selanjutnya seperti diskusi (dan sidang pleno)
4. Mengerjakan tugas diskusi kelompok PBL
Kegiatan belajar Mandiri akan dilakukan dengan jumlah total 60-70 jam.
1.3.4 Praktikum
Praktikum dilaksanakan di laboratorium sesuai jadwal kegiatan. Mahasiswa dibagi
dalam 5 kelompok besar yang kemudian dikelompokkan lagi menjadi kelompok praktikum
yang terdiri dari 10 mahasiswa, yang diatur tersendiri oleh pengelola praktikum. Setiap
kelompok praktikum akan dibimbing oleh seorang pembimbing. Panduan kegiatan
praktikum dapat dilihat di buku Pedoman Praktikum Modul.
Sebelum praktikum, sewaktu-waktu dapat dilakukan tes formatif atau tes lainnya untuk
mengukur kesiapan melaksanakan praktikum yang dapat digunakan untuk menyeleksi peserta
praktikum oleh masing-masing tutor.
Kegiatan praktikum diharapkan akan meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk
memahami dan menghayati konsep-konsep dalam modul, meningkatkan kemampuan
mahasiswa sebagai individu maupun dalam bekerjasama dengan anggota kelompok baik
dalam mengerjakan maupun dalam membahas hasil praktikum.
Tujuan umum praktikum adalah
1. Meningkatkan pemahaman konsep-konsep yang terdapat di dalam bidang modul.
2. Memahami dan menyadari konsep-konsep yang terdapat pada teori adalah idealisasi dan
generalisasi dari berbagai fakta.
3. Menjelaskan perbedaan antara apa yang diharapkan (dalam teori) dengan kenyataan
(hasil/data)
4. Mengidentifikasi dan mendiferensiasi struktur-struktur yang terdapat dalam sajian
Anatomi, Histologi, Patologi Anatomi dan struktur-struktur yang terdapat hasil pencitraan
(imaging)
5. Menginterpretasi hasil praktikum yang diselenggarakan dalam bentuk percobaan baik
dalam bentuk gambar, skema, kurva maupun dalam bentuk hasil perhitungan statistik.
6. Menyimpulkan hasil-hasil praktikum
7. Membandingkan hasil praktikum yang diperoleh oleh satu regu dengan regu lainnya.
8. Membuat laporan hasil praktikum dengan mengaitkan hasil dengan konsep-konsep yang
mendasarinya.
12
9. Menerapkan kejujuran ilmiah dalam melakukan langkah-langkah dalam praktikum
maupun dalam pembuatan laporan dan penarikan kesimpulan sesuai dengan apa yang
dilakukan dan didapatkannya selama praktikum.
13
BAB III
EVALUASI
14
3.1.2 Standar Penilaian
Standar penilaian menggunakan PAP/criterion-reference dengan nilai patokan
berdasarkan aturan institusi, yakni:
NO Nilai Bobot Kisaran Nilai
1 A 4.0 80 – 100
2 B+ 3.5 75 – 79
3 B 3.0 70 – 74
4 C+ 2.5 65 – 69
5 C 2.0 56 – 64
6 D 1.0 40 – 55
7 E 0 <40
3.1.3 Remediasi
a) Jika nilai ujian tulis mahasiswa berada di bawah NBL maka dilakukan1 kali
remedial di minggu remedial pada akhir modul.
b) Jika setelah remediasi nilai total mahasiswa masih berada di bawah NBL (C=60)
maka diharuskan mengulang modul tersebut pada semester terkait.
15
15 Kelainan Paru Lain pada anak MCQ 3 IKA
16 Infeksi Akut saluran napas atas dan bawah MCQ 8 Pulmonologi
17 Tuberkulosis MCQ 5 Pulmonologi
18 Penyakit obstruktif saluran napas atas dan
MCQ 5 Pulmonologi
bawah
19 Penyakit paru akibat kerja MCQ 3 Pulmonologi
20 Spirometri dasar MCQ 2 Pulmonologi
21 Efusi pleura, edema paru dan emfisema MCQ 2 Pulmonologi
22 Terapi inhalasi dan terapi oksigen MCQ 3 Pulmonologi
23 Kegawat daruratan MCQ 2 Pulmonologi
24 Pemeriksaan Patologi Klinik pada gangguan 10 Patologi
MCQ
sistem respirasi Klinik
25 Infeksi Paru 5 Patologi
MCQ
Anatomi
26 Neoplasma pada sistem respirasi 5 Patologi
MCQ
Anatomi
27 Pemeriksaan Radiologi pada Sistem respirasi MCQ 10 Radiologi
28 Trauma toraks + hematotoraks MCQ 10 Bedah
29 Epidemiologi dan penanggulangan masalah 5
penyakit respirasi (preventif dan promosi MCQ IKK
penyakit tuberkulosis)
30 Dampak Kebakaran Hutan pada Sistem 5
MCQ IKK
Pernafasan menurut Kedokteran Komunitas
31 Asupan Gizi pada gangguan sistem respirasi MCQ 5 Gizi
32 Nutrisi enteral dan parenteral MCQ 5 Gizi
33 Dasar-dasar forensik (visum et repertum, MCQ 5
Forensik
otopsi)
34 Aspek medikolegal pada kasus tenggelam MCQ 5 Forensik
35 Rehabiltasi Medik pada gangguan pernafasan MCQ 10 Rehabilitasi
Medik
36 Anatomi Klinik MCQ 10 anatomi
TOTAL 200
Catatan : Soal terbagi untuk ujian Sumatif I dan II
16
BAB IV
PENGELOLA MODUL, NARASUMBER DAN REFERENSI
B. Pelaksana Modul
Fasilitator :
1. dr. Donna Novina Kahanjak,M.Biomed
2. dr. Dewi Klarita Furtuna, M.KedKlin., Sp.MK
3. dr. Austin Bertilova Carmelita, M. Imun
4. dr. Ihsanul Irfan
17
5. dr. Ashari Mohpul
6. dr. I Gde Hary Eka Adnyana, M.Biomed, Sp.OG
18
bawah Doris
Sylvanus
19 Penyakit paru akibat kerja RSUD dr.
Pulmonologi Doris
Sylvanus
20 Spirometri dasar RSUD dr.
Pulmonologi Doris
Sylvanus
21 Efusi pleura, edema paru dan emfisema RSUD dr.
Pulmonologi Doris
Sylvanus
22 Terapi inhalasi dan terapi oksigen RSUD dr.
Pulmonologi Doris
Sylvanus
23 Kegawat daruratan RSUD dr.
Pulmonologi Doris
Sylvanus
24 Pemeriksaan Patologi Klinik pada gangguan Patologi
FK ULM
sistem respirasi Klinik
25 Infeksi Paru Patologi
FK UPR
Anatomi
26 Neoplasma pada sistem respirasi Patologi
FK UPR
Anatomi
27 Pemeriksaan Radiologi pada Sistem respirasi Radiologi RSUD dr.
Doris
Sylvanus
28 Trauma toraks + hematotoraks Bedah RSUD dr.
Doris
Sylvanus
29 Epidemiologi dan penanggulangan masalah
penyakit respirasi (preventif dan promosi IKK FK UPR
penyakit tuberkulosis)
30 Dampak Kebakaran Hutan pada Sistem
IKK FK UPR
Pernafasan menurut Kedokteran Komunitas
31 Asupan Gizi pada gangguan sistem respirasi Gizi FK UPR
32 Nutrisi enteral dan parenteral Gizi FK UPR
33 Dasar-dasar forensik (visum et repertum, RSUD dr.
otopsi) Forensik Doris
Sylvanus
34 Aspek medikolegal pada kasus tenggelam RSUD dr.
Forensik Doris
Sylvanus
35 Rehabiltasi Medik pada gangguan pernafasan RSUD dr.
Rehabilitasi
Doris
Medik
Sylvanus
36 ANATOMI KLINIK ANATOMI FK ULM
4.3 Referensi
Sumber pustaka/referensi yang dianjurkan dalam modul ini adalah
19
1. Halim, Hadi. 2007. Penyakit-penyakit Pleura. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
Sudoyo AW, et al. Edisi 4, Jilid II. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen IPD FKUI; hal.
1056-60.
2. American Thoracic Society. Management of malignant pleural effusions. Am J Respir
Crit Care Med 2004; 162: 1987-2001.
3. McGrath E. Diagnosis of Pleural Effusion: A Systematic Approach. American Journal of
Critical Care 2011; 20: 119-128.
4. Hanley, Michael E., Carolyn H. Welsh. Current Diagnosis & Treatment in Pulmonary
Medicine. 1st edition. McGraw-Hill Companies.USA:2003. E-book
5. Fauci, Longo, Kasper: Harrison’s Priciples of internal medicine 17th Edition
6. Medford A, Maskell N. Pleural Effusion. Postgrad Med Journal 2005; 81: 702-710.
7. Djoerban Z, Samsuridjal D. Dalam: Budoyo AW, Bambang S, Idrus A, Marcellus SK,
Siti S, editor. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-empat. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2006.
8. Light RW. Update on Tuberculous Pleural Effusion. Respirology:2010(15);451-458
9. Alsagaff, hood dan h. Abdul mukty. 2002. Dasar-dasar ilmu penyakit paru. Surabaya:
airlanggauniversity press
10. Price, sylvia a. Dan lorraine m. Wilson. 2005. Patofisiologi konsep klinis proses-proses
penyakit.vol 2. Ed. 6. Jakarta: EGC
11. Müller, n. L., franquet, t., lee, k. S. & silva, c. I. S. 2007. Imaging of pulmonary
infections, philadelphia, lippincott williams & wilkins.
12. Rasad, Sjahriar. Radiologi Diagnostik. Edisi 2. Balai Penerbit FKUI: Jakarta. 2009.
13. Setiawati dkk. Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/SMF Ilmu Kesehatan Anak. 2008.
Surabaya
14. Price SA, Wilson LM, Pathophysiology: Clinical Concepts of Disease Processes
(Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit), Edisi 4, Penerbit EGC, Jakarta,
1995, hal: 709-712.
15. Alatas H, Hasan R (ed), Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak, Percetakan Infomedika,
Jakarta, 1986, hal: 1228-1235.
16. Soeparman, Waspadji S (ed), Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Balai Penerbit FKUI,
Jakarta, 1995, hal: 695-705.
17. Behrman RE, Vaughan VC, Nelson Ilmu Kesehatan Anak, Bagian II, Edisi 12, Penerbit
EGC, Jakarta, 1992, hal: 617-628.
18. Kumala P, dkk (ed), Kamus Saku Kedokteran Dorland, Edisi 25, Penerbit EGC, Jakarta,
1998, hal: 167.
19. Shulman TS, et al, Paduan penyakit Infeksi dan Terapi Antimikroba pada Anak, EGC,
Jakarta, 2001, hal 496-522.
20. isselbacher, et al, Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 13, Vol. 2,
Penerbit EGC, Jakarta, 1995, hal. 906-909.
21. Shah Ira, Pneumonia in Children, http://
www.pediatriconcall.com/fordoctor/DiseasesandCondition/Faqs/Pneumonia.asp, 2001.
22. Chris Tanto FL, Sonia Hanifati. Kapita Selekta Kedokteran. IV ed: Media Aesculapius;
2014.
23. Zulkifli Amin AB. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Internal Publishing; 2014.
24. Crofton J HN, Miller F. Clinical Tuberculosis. III ed. Oxford: Macmillan Publishers;
2009.
25. Surya A, Kamso S. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia; 2011.
26. Rab T. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Trans Info Media; 2010.
20
27. Tan Hoan Tjay KR. Obat-obat penting: khasiat, penggunaan dan efek-efek sampingnya.
Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo; 2007.
21
4.4 Kelompok Diskusi Dan Praktikum
KELOMPOK 1
Fasilitator : dr. Donna Novina Kahanjak, M.Biomed
Ketua Kelompok : Melinda Lestari
1. Zahrotul Azizah Amatullah
2. Tiyara Prahastika
3. Shallsha Angelina Octaviany
4. Made Ayu Suryati
5. Mellanie
6. Kania Claranisza Agustin
7. Wedro Anugrayuga
8. Shasha Nathalia
9. Gracia Angela Manginte
KELOMPOK 2
Fasilitator : dr. Dewi Klarita Furtuna, M.KedKlin., Sp.MK
Ketua Kelompok : As Gaby Clarita Purba
1. Aria Krisna Chandra
2. Rizky Kahayansyah
3. Amelia Amanda
4. Syamsiar Ainunjaya
5. Isti Rahmawati Luneto
6. Nurul Hikmah Erwin
7. Sinta Aderia
8. Anisa Nabila Rahayu
9. Holly Manuah Mia
KELOMPOK 3
Fasilitator : dr. Austin Bertilova Carmelita, M. Imun
Ketua Kelompok : Renaldi Dupmar Sarilolo
1. Rindayudwi Yulianty
2. Made Wahyu Antonugraha
3. Sherly Marselina
4. Deny Dwi Asriantomi
5. Anjelia Razzmi
6. Muhammad Fikri Fauzi
7. Agnes Tiffani Purba
8. Beatrice
9. Nabila Aulia Inayah Busri
KELOMPOK 4
Fasilitator : dr. Ihsanul Irfan
Ketua Kelompok : Christian Martin Tjiu Ritonga
1. Wayan Ram Ranjana
2. Tara Pangkah
22
3. Syafirah Rosanti Hakrah
4. Ersa Surai
5. Muhammad Noer Perdana S.W
6. Muharam Syafe’i
7. Monalisa Goldebora Aenjelin
8. Zalza Claudia Evita
9. Haleyoan Sofinia
KELOMPOK 5
Fasilitator : dr. Ashari Mohpul
Ketua Kelompok : Fransiska Melanie
1. Sabicka Fadriahz
2. Anak Agung Istri Inten Sivaratri Putri
3. Ni Wayan Dessy R. E
4. Daniel Setyawan Saha
5. Eysha Kythana
6. Rinatriyuliana Yudesman
7. Hopelyanza Priskila
8. Sevtioni Rizaldi
9. Sekar Qotru Aini
KELOMPOK 6
Fasilitator : dr. I Gde Hary Eka Adnyana, M.Biomed, Sp.OG
Ketua Kelompok : Mayasin Tania Auliyah
1. Aristah Sisadhi
2. Anjelia Krispila
3. Allicya Ananda
4. Yola Vita Loka
5. Intan Wahyu Wulandari W
6. Jesika Sindy Claudia
7. Uryano Agianthoni Djoedir
8. Muhammad Syamani
23
BAB V
SKENARIO/PEMICU BELAJAR BERDASARKAN MASALAH
5.1 Skenario/Pemicu 1
HIDUNG TERSUMBAT
Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke praktek dokter swasta dengan keluhan
hidung tersumbat disertai pilek sejak 1 tahun yang lalu. Hidung tersumbat bergantian
kanan dan kiri Hidung tersumbat berlangsung secara hilang timbul. Keluhan ini terutama
memburuk pada pagi hari dan membaik pada siang hari maupun malam hari. Bersin-
bersin ada tapi tidak sering. Tidak ada rasa gatal di palatum, hidung, maupun di mata saat
serangan Pasien juga mengeluh pilek di pagi hari. Pilek dipicu udara dingin dan debu.
Pasien tidak ada batuk dan demam serta nyeri menelan.
5.2 Skenario/Pemicu 2
NYERI MENELAN
Seorang mahasiswi berusia 20 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan nyeri menelan
sejak 3 hari yang lalu disertai demam. Demam hilang timbul terutama malam hari.
Demam berkurang jika pasien minum obat penurun panas (parasetamol) tapi kemudian
naik lagi. Pasien merasakan kepala terasa berat awalnya di belakang kepala seperti terikat
dan makin lama makin memberat. Selain itu pasien juga mengeluh batuk berdahak sejak 1
hari yang lalu. Nyeri menelan ini membuat pasien malas makan dan minum. BAB dan
BAK pasien normal tidak ada keluhan.
5.3 Skenario/Pemicu 3
SESAK NAPAS
Seorang anak perempuan berusia 8 tahun diantar oleh orang tuanya ke IGD RSUD pada
pukul 4 dinihari dengan keluhan sesak napas disertai bunyi ngik-ngik, sejak jelang tengah
malam. Sejak 5 hari sebelumnya, pasien mengalami demam, batuk, dan pilek dengan hidung
tersumbat. Kakak pasien juga menderita sakit serupa beberapa hari sebelumnya.
Keluhan sesak dan ngik-ngik seperti ini merupakan kejadian yang ketiga kalinya. Terakhir
terjadi dua bulan yang lalu. Pasien sering mengalami pilek dan batuk berulang sejak sekitar
24
setahun yang lalu. Pilek batuk berulang hampir tiap bulan, kadang disertai demam. Batuk
pilek biasanya berlangsung hingga 1-2 minggu. Jika sedang mengalami pilek batuk pasien
mengeluh sakit kepala, dan napasnya berbau tidak enak.
Ibu pasien juga mengeluhkan bahwa pasien sering mendengkur hampir tiap kali tidur. Bila
ibunya mengamati, bunyi dengkuran saat tidur secara berkala terhenti beberapa saat yang
kemudian diikuti gelagapan dan suara napas tercekik dan pasien seperti akan terbangun.
Namun pasien kemudian tidur lagi dan kemudian mulai terdengar kembali dengkurannya.
Dalam semalam hal ini dapat terulang beberapa kali.
5.4 Skenario/Pemicu 4
BATUK BERDARAH
Seorang pasien laki-laki berusia 60 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan batuk berdarah.
Darah yang keluar bercampur dahak. Sejak dua bulan terakhir sebelum masuk rumah sakit
pasien menderita batuk. Sebelumnya batuk kering kemudian batuk kadang-kadang ada lendir,
warna kuning. Riwayat batuk darah ada, dua kali, 3 hari sebelum masuk rumah sakit, warna
merah segar, tidak bercampur makanan. Demam ada, tidak terus menerus, turun dengan
minum Paracetamol, riwayat menggigil dan berkeringat malam ada. Ketika tidur beliau
sering terbangun dan berkeringat. Nafsu makan menurun 1 bulan terakhir, berat badan
menurun lebih kurang 6 kg. Mual dan muntah tidak ada. Apabila menjelang pagi hari, batuk
bertambah disertai sesak napas dan nyeri dada sebelah kanan. Buang air besar biasa, buang
air kecil lancar, warna kuning. Diketahui istrinya baru saja meninggal dunia 6 bulan yang lalu
karena sakit paru-paru.
25
26
BAB VII
PENUTUP
27