Anda di halaman 1dari 27

MODUL

MODUL GANGGUAN SISTEM RESPIRASI

BUKU PANDUAN KEGIATAN MAHASISWA

Disusun oleh:

TIM MODUL
MODUL GANGGUAN SISTEM RESPIRASI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2019
MODUL

MODUL GANGGUAN SISTEM RESPIRASI


BUKU PANDUAN STAF PENGAJAR

TIM PENYUSUN

KETUA
dr. Austin Bertilova Carmelita, M.Imun

SEKRETARIS
dr.I Gde Hary Eka Adnyana, M.Biomed, Sp.OG

ANGGOTA :
Dr. dr. Syamsul Arifin
dr. Donna Novina Kahanjak, M.Biomed
drg. Helena Jelita, MM., MDSc., Sp.Perio
dr. Francisca Diana Alexandra, M.Sc
dr. Indria Agustina, M.Si
dr. Angeline Novia Toemon, M. Imun
dr. Dewi Klarita Furtuna, M.Ked.Klin, Sp. MK
dr. Herlina Eka Shinta, M.Biomed, Sp. PA
drg. Agnes Frethernety, M. Biomed
dr. Ni Nyoman Sri Yuliani, Sp. GK
dr.Astrid Teresa, Sp. KK
dr. Dian Mutiasari, M.Kes
Fatmaria, S.Farm, Apt., M.Farm
Astri Widiarty, S.Farm, Apt., M.Kes
Elsa Trinovita, S.Farm, Apt., M.Si
dr. Ratna Widayati, M.Biomed
Dr.dr.Nawan, M.Ked.Trop
Dr.dr.Natalia Sri Martini, M.Si
dr. Agnes Immanuella Toemon, Sp.ParK
dr. Lia Sasmithae, Sp.PD
Arif Rahman Jabal, S.Si, M.Si
Abi Bakring Balyas, SPd, M.Kes
Silvani Permatasari, SPd., M.Biomed.
Ravenalla Abdurrahman Al Hakim Sampurna Putra S., SKM, MPH
dr. Galih Indra Permana
dr. Ihsanul Irfan
dr. Ervie Audia Munthe
dr. Anna Marthea Veronicha
dr. Ashari Mohpul
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan atas karunia dan rahmat kepada Tuhan Yang Maha Esa
sehingga kami dapat menyelesaikan dan menyajikan Buku Modul Modul Gangguan Sistem
Respirasi sebagai Buku Panduan Staf Pengajar (BPSP) tahun akademik 2018-2019.
Kami menyadari bahwa Buku Modul Modul Gangguan Sistem Respirasi sebagai
Buku Panduan Staf Pengajar (BPSP) tahun akademik 2018-2019 ini tak luput dari kesalahan.
Kritik dan saran kami butuhkan untuk perbaikan dan kemajuan di masa yang akan datang.
Buku ini kami persembahkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan
kompentensi calon dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya di masa
mendatang. Kiranya Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan berkat dan rahmat-Nya
kepada kita semua.

Palangka Raya, Oktober 2019

TIM MODUL GANGGUAN SISTEM RESPIRASI

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Modul Gangguan Sistem Respirasi merupakan salah satu Modul dari kurikulum
pendidikan dokter yang disesuaikan dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI)
tahun 2012 yang diterapkan dengan metode PBL (Problem-Based Learning), sehingga
mahasiswa dituntut untuk dapat belajar berdasarkan skala prioritas. Modul ini dilaksanakan
pada fase II tahun II semester III. Modul ini akan diselesaikan dalam 6 minggu dengan beban
studi sebesar 6 SKS, terdiri dari 5 minggu proses pembelajaran aktif dan 1 minggu ujian
Modul.
Pada Modul ini mahasiswa akan belajar tentang sistem respirasi dan penanganan
masalah respirasi. Pada modul ini secara umum ditekankan terhadap pengembangan
pengetahuan dan keterampilan dalam rangka menegakkan diagnosis dan melakukan
penatalaksanaan terhadap kasus/kelainan sistem respirasi dan pleura pada anak dan dewasa,
yang meliputi kelainan kongenital, infeksi dan inflamasi, degeneratif, trauma, dan neoplasma.
Selain itu, dalam usaha menghasilkan dokter yang berorientasi kepada keluarga, maka setiap
kegiatan selalu berorientasi kepada aspek preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.
Kegiatan pembelajaran tentang patogenesis dan patofisiologi hendaknya juga mengacu
kepada aspek biopsikososial. Untuk mencapai itu dilakukan dengan kegiatan pembelajaran
meliputi: Diskusi Kelompok atau Belajar Berdasarkan Masalah (BDM), kuliah pengantar,
praktikum, Skill lab, diskusi pleno dan belajar mandiri.

1.2 Tujuan Modul


1.2.1 Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan mampu menyelesaikan masalah
kesehatan pada sistem respirasi berdasarkan landasan ilmiah ilmu kedokteran dan
kesehatan yang mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa memiliki pengetahuan, keterampilan dan
etika yang saling berkaitan, yaitu:

5
A. Pengetahuan
1. Menjelaskan patogenesis dan patofisiologis dari gangguan sistem respirasi,
serta akibat yang ditimbulkan penyakit tersebut
2. Menjelaskan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang yang diperlukan dalam
mendiagnosa gangguan sistem respirasi
3. Menjelaskan tujuan pengobatan pada pasien dengan gangguan sistem respirasi
4. Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam penanganan
pasien.
5. Memilih intervensi berdasarkan pertimbangan farmakologi, gizi, ataupun
perubahan tingkah laku.
6. Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu paruh, dosis,
serta penerapannya pada pasien dengan gangguan sistem respirasi
7. Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek samping.

B. Praktikum
1. Mengetahui cara melakukan swab tenggorok
2. Mengetahui cara pengumpulan sputum yang benar
3. Menentukan kriteria sputum yang baik
4. Mengetahui cara pembuatan apusan sputum yang baik
5. Melakukan pewarnaan Ziehl Neelsen
6. Memahami beberapa parasit penyebab infeksi pada suara pernafasan
(House dust mite/ Dermatophagoides pteronyssimus, Microphilaria/ Filaria
larvae Wuchereria bancrofti dan Entamoeba histolytica)
7. Memahami stadium dan morfologi parasit penyebab infeksi pada saluran
pernafasan
8. Dapat mengidentifikasi bentuk parasit dan menghubungkannya dengan
manifestasi klinis
9. Mengetahui pemeriksaan serologi untuk menegakkan diagnosis dari parasit
penyebab infeksi saluran pernafasan.
10. Mengetahui Pemeriksaan Patologi Klinik pada gangguan sistem respirasi
dan interpretasinya
11. Mengetahui gambaran patologi infeksi paru dan tumor di traktus respirasi

6
BAB II
MATERI DAN METODE PEMBELAJARAN

2.1 Materi Pembelajaran


2.1.1 Kuliah Klasikal
A. Patologi Kinik :
Pemeriksaan Patologi Klinik pada gangguan sistem respirasi dan interpretasinya
(2x50 menit)
B. Parasitologi
Parasit penyebab infeksi pada sistem respirasi (2 x 50 menit)
C. Mikrobiologi
Mikroba penyebab infeksi pada sistem respirasi (2 x 50 menit)
D. Patologi Anatomi
1. Infeksi Paru (Pneumonia, abses paru, Penyakit paru akibat jamur, Tuberkulosis)
(2 x 50 menit)
2. Neoplasma pada sistem respirasi (2 x 50 menit)
E. Gizi
1. Asupan Gizi pada gangguan sistem respirasi (2 x 50 menit)
2. Nutrisi enteral dan parenteral ( 2 x 50 menit)
F. Radiologi
Pemeriksaan Radiologi pada Sistem respirasi (2 x 50 menit)
G. Ilmu Kesehatan Anak
1. Infeksi saluran nafas akut atas dan bawah pada Anak (2 x50 menit)
2. Asma dan tatalaksananya (2x50 menit)
3. Tb Anak (2x50 menit)
4. Respon Imun TB, Dasar Vaksinasi BCG & Uji Tuberkulin (2 x 50 menit)
5. Kelainan Paru Lain pada anak (2 x 50 menit)
H. Telinga Hidung Tenggorokan
1. Inflamasi pada hidung dan sinus paranasal (2 x 50 menit)
2. Inflamasi pada faring dan laring (2 x 50 menit)
3. Trauma hidung, septum deviasi, epistaksis dan benda asing hidung (2 x 50 menit)

7
I. Pulmonologi
1. Infeksi saluran napas atas dan bawah: Bronkhitis, Bronkiolitis, Pneumonia, Abses paru,
Influenza, Pertusis, Flu burung, SARS (4 x 50 menit)
2. Tuberkulosis (tanpa komplikasi dan dengan HIV) (2 x 50 menit)
3. Penyakit obstruktif saluran napas atas dan bawah : Asma, PPOK, Acute Respiratory
Distress Sydrome (ARDS), Bronkiektasis, Atelektasis (3x50 menit)
4. Penyakit paru kerja (1 x 50 menit)
5. Spirometri dasar (1 x 50 menit)
6. Efusi pleura, Edema paru, Emfisema (1 x 50 menit)
7. Kegawat daruratan: Gagal napas, Batuk darah, Pneumotorak (1x 50 menit)
8. Terapi inhalasi dan terapi oksigen (1 x 50 menit)
J. Rehabiltasi Medik
Rehabiltasi Medik pada gangguan pernafasan (2 x 50 menit)
K. Forensik
1. Dasar-dasar forensik (visum et repertum, otopsi) (2 x 50 menit)
2. Aspek medikolegal pada kasus tenggelam (2 x 50 menit)
L. Farmakologi
1. Farmakologi OAT, rasionalisasi pengobatan (paduan obat, lama pengobatan, fase
awal dan fase lanjutan, cara pemberian (intermiten vs daily), dosis, fdc) (2 x 50 menit)
2. Farmakoterapi anti infeksi pada gangguan sistem respirasi (2 x 50 menit)
3. Farmakologi bronkhodilator dan obat simptomatik lainnya (2 x 50 menit)
M. Ilmu Kesehatan Komunitas
1. Epidemiologi dan penanggulangan masalah penyakit respirasi (preventif dan promosi
penyakit tuberkulosis) (2 x 50 menit)
2. Dampak Kebakaran Hutan pada Sistem Pernafasan menurut Kedokteran Komunitas
(2 x 50 menit)
N. Farmasi
Pengobatan Herbal pada Saluran Pernafasan (2 x 50 menit)
O. Bedah Umum
Trauma toraks dan hematotoraks ( 2 x 50 menit)

8
2.1.2 Praktikum
A. Mikrobiologi (2 x 50 menit)
1. Pewarnaan Ziehl- Neelsen
2. Melakukan pewarnaan dan pemeriksaan BTA
B. Parasitologi (2 x 50 menit)
1. Identifikasi stadium dan morfologi parasit penyebab infeksi pada suran pernafasan
(House dust mite/ Dermatophagoides pteronyssimus, Microphilaria/ Filaria larvae
Wuchereria bancrofti dan Entamoeba histolytica).
2. Pemeriksaan serologi untuk menegakkan diagnosis dari parasit penyebab infeksi
saluran pernafasan
C. Patologi Klinik (2 x 50 menit)
Pemeriksaan Patologi Klinik pada gangguan sistem respirasi dan interpretasinya
D. Patologi Anatomi (2 x 50 menit)
1. Gambaran patologi infeksi paru
2. Gambaran patologi tumor traktus respiratorius
E. Farmakologi (2x50 menit)
Penulisan resep pada gangguan system respirasi (2 x 50 menit)

2.2 Pohon Topik

Farmakologi Pemeriksaan Patologi Klinik


pada gangguan sistem respirasi Patologi Anatomi
dan interpretasinya

Farmasi
Infeksi Paru & Neoplasma
Gangguan pada sistem respirasi
Menulis resep obat secara
Sistem Respirasi
Identifikasi stadium dan
rasional, jelas, lengkap, dan
morfologi parasit penyebab
dapat dibaca infeksi pada sistem respirasi

IKK : Epidemiologi dan


penanggulangan masalah Forensik
Pulmonologi THT Mikrobiologi BEDAH
penyakit respirasi

9
1.3 Metode Pembelajaran
1.3.1 Kuliah
Terdiri atas :
a. Kuliah pendahuluan modul.
Kuliah ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara umum (overview) mengenai
modul Gangguan sistem respirasi. Kuliah ini berdurasi selama 1×50 menit dan diberikan
hanya sekali pada waktu awal modul Gangguan sistem respirasi. Kuliah ini juga
menjelaskan bagaimana cara belajar dan mencari sumber belajar di modul ini.
b. Kuliah klasikal.
Kuliah ini bertujuan memberikan pengetahuan terkait Gangguan sistem respirasi. Kuliah
ini berdurasi antara 2 x 50 menit sampai 4 x 50 menit dan diberikan sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan
c. Kuliah pleno /temu pakar.
Kuliah pleno/temu pakar ini bertujuan memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk
mendapat penjelasan dan klarifikasi dari pakar terkait permasalahan yang ditemukan pada
saat diskusi kelompok. Waktu yang diberikan adalah maksimal 3 x 50 menit.

1.3.2 Belajar Berdasarkan Masalah (BDM atau PBL)


Belajar Berdasarkan Masalah (BDM) diselenggarakan baik pada tahap orientasi, latihan
maupun umpan balik. Kegiatan Belajar Berdasarkan Masalah dalam modul menggunakan
metoda 2 kali diskusi kelompok dan 1 kali pleno untuk setiap pemicu yaitu
1. Diskusi 1 untuk menganalisis pemicu dengan menggali pengetahuan yang telah dimiliki
2. Diskusi 2 untuk mengumpulkan dan berbagai pengetahuan yang diperoleh selama periode
waktu belajar Mandiri setelah diskusi-1
3. Pleno untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok untuk diberi masukan atau umpan
balik oleh narasumber yang terkait pembahasan pemicu

Diskusi dilaksanakan dalam kelompok yang masing-masing terdiri atas dari 8-12
mahasiswa, dan didampingi oleh seorang seorang fasilitator. Setiap minggunya terdapat 1
pemicu, sedangkan kegiatan BDM berlangsung dalam 5 minggu. Setelah diskusi ke-2 akan
diselenggarakan kegiatan pleno yang menghadirkan narasumber yang diakhiri dengan umpan
balik. Pleno dilakukan untuk mencapai tahap orientasi maupun umpan balik.

Pemicu 1 Diskusi 1: DK-1 P1 Minggu I


Diskusi 2: DK-2 P1
Pemicu 2 Diskusi 1: DK-1 P2 Minggu II
Diskusi 2: DK-2 P2
Pemicu 3 Diskusi 1: DK-1 P3 Minggu III
Diskusi 2: DK-2 P3

10
Pemicu 4 Diskusi 1: DK-1 P4 Minggu IV
Diskusi 2: DK-2 P4

Kegiatan Belajar Berdasarkan Masalah ini akan berlangsung 8 kali pertemuan dengan
total 16 jam, sedangkan pleno berlangsung 4 kali dengan total jam 8 jam dalam setiap modul.

Langkah-langkah dalam diskusi kelompok BDM :


1. Identifikasi masalah yang terdapat pada pemicu. Istilah yang tidak jelas diklarifikasi.
2. Analisis masalah, yaitu dengan menguraikan kemungkinan factor penyebabnya.
3. Penyusunan pertanyaan yang berkaitan dengan tiap factor penyebab yang memerlukan
penjelasan, yang dilanjutkan dengan membuat hipotesis yang sesuai.
4. Menetapkan ilmu pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab tiap pertanyaan.
5. Menjawab pertanyaan yang sudah dapat dijawab langsung berdasarkan pengetahuan
yang sudah dimiliki.
6. Untuk pertanyaan yang belum diketahui jawabannya, dilakukan identifikasi sumber
pembelajaran yang sesuai.
7. Belajar mandiri. Hasil belajar mandiri/tugas baca dicatat dalam buku catatan.
8. Menyusun pengetahuan baru berdasarkan berbagai hal yang telah dipelajari
(pengetahuan lama dan baru).
9. Langkah BDM dapat diulang seluruhnya atau sebagian sebagaimana dibutuhkan.
10. Mengidentifikasi hal-hal yang belum dipelajari.
11. Merangkum hal-hal yang telah dipelajari.
12. Bila mungkin, menguji pemahaman pengetahuan yang didapat dengan menerapkannya
pada masalah lain.

Pada modul ini pemicu yang digunakan sebanyak 4 pemicu dengan judul:
1. Hidung Tersumbat
2. Nyeri Menelan
3. Sesak Napas
4. Batuk Berdarah

1.3.3 Belajar Mandiri


Belajar Mandiri bertujuan agar mahasiswa dapat menguasai lingkup materi dengan baik
melalui cara belajar aktif dan mandiri. Mahasiswa diharapkan melaksanakan proses belajar
dengan tahapan sebagai berikut:
1. Mengkaji lingkup bahasan yang belum dikuasai dengan cara belajar mandiri,
membandingkan kemampuan diri dengan kemampuan yang dituntut dalam tujuan modul

11
2. Mencari dan memelajari bahan pelajaran yang sesuai dengan tujuan modul dengan cara
membaca bahan pustaka atau bertanya kepada narasumber. Bahan pustaka dapat berupa
handout, buku, majalah, CD ROM atau informasi dari sumber terpercaya di internet.
3. Melaksanakan aktualisasi konsep-konsep yang telah dipelajari dalam proses belajar
selanjutnya seperti diskusi (dan sidang pleno)
4. Mengerjakan tugas diskusi kelompok PBL
Kegiatan belajar Mandiri akan dilakukan dengan jumlah total 60-70 jam.

1.3.4 Praktikum
Praktikum dilaksanakan di laboratorium sesuai jadwal kegiatan. Mahasiswa dibagi
dalam 5 kelompok besar yang kemudian dikelompokkan lagi menjadi kelompok praktikum
yang terdiri dari 10 mahasiswa, yang diatur tersendiri oleh pengelola praktikum. Setiap
kelompok praktikum akan dibimbing oleh seorang pembimbing. Panduan kegiatan
praktikum dapat dilihat di buku Pedoman Praktikum Modul.
Sebelum praktikum, sewaktu-waktu dapat dilakukan tes formatif atau tes lainnya untuk
mengukur kesiapan melaksanakan praktikum yang dapat digunakan untuk menyeleksi peserta
praktikum oleh masing-masing tutor.
Kegiatan praktikum diharapkan akan meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk
memahami dan menghayati konsep-konsep dalam modul, meningkatkan kemampuan
mahasiswa sebagai individu maupun dalam bekerjasama dengan anggota kelompok baik
dalam mengerjakan maupun dalam membahas hasil praktikum.
Tujuan umum praktikum adalah
1. Meningkatkan pemahaman konsep-konsep yang terdapat di dalam bidang modul.
2. Memahami dan menyadari konsep-konsep yang terdapat pada teori adalah idealisasi dan
generalisasi dari berbagai fakta.
3. Menjelaskan perbedaan antara apa yang diharapkan (dalam teori) dengan kenyataan
(hasil/data)
4. Mengidentifikasi dan mendiferensiasi struktur-struktur yang terdapat dalam sajian
Anatomi, Histologi, Patologi Anatomi dan struktur-struktur yang terdapat hasil pencitraan
(imaging)
5. Menginterpretasi hasil praktikum yang diselenggarakan dalam bentuk percobaan baik
dalam bentuk gambar, skema, kurva maupun dalam bentuk hasil perhitungan statistik.
6. Menyimpulkan hasil-hasil praktikum
7. Membandingkan hasil praktikum yang diperoleh oleh satu regu dengan regu lainnya.
8. Membuat laporan hasil praktikum dengan mengaitkan hasil dengan konsep-konsep yang
mendasarinya.

12
9. Menerapkan kejujuran ilmiah dalam melakukan langkah-langkah dalam praktikum
maupun dalam pembuatan laporan dan penarikan kesimpulan sesuai dengan apa yang
dilakukan dan didapatkannya selama praktikum.

Jumlah SKS Modul Gangguan Sistem Respirasi :


a Kuliah (104jam/226) x 6 SKS 2,76 SKS
b Praktikum (16 jam/226) x 6 SKS 0,42 SKS
c Diskusi Kelompok (16 jam/226) x6 SKS 0,32 SKS
d Pleno (8 jam/226) x 6 SKS 0,21 SKS
e Skill Lab (18 jam/226) x 6 SKS 0,48 SKS
f Mandiri (70 jam/226) x 6 SKS 1,9 SKS
JUMLAH 226 JAM 6 SKS

13
BAB III
EVALUASI

3.1 Sistem Evaluasi


Pada modul ini terdapat 2 jenis evaluasi yaitu evaluasi hasil belajar mahasiswa dan evaluasi
program pembelajaran.
3.1.1 Evaluasi hasil belajar Mahasiswa
A. Penilaian terdiri atau unsur:
1. Formatif sebagai prasyarat ujian akhir modul:
Prasyarat ujian:
a) Kehadiran di perkuliahan : 80%
b) Kehadiran di tutorial : 100%
c) Kehadiran praktikum : 100%
d) Keaktifan di tutorial : sufficient (berbasis checklist)
e) Etika pada praktikum : sufficient (berbasis checklist)
f) Etika pada tutorial : sufficient (berbasischecklist)
g) Etika pada perkuliahan : sufficient (berbasis checklist)
2. Sumatif:
a) Ujian tulis sebanyak 2 kali yaitu sumatif I dan sumatif II berupa soal MCQ dengan
bentuk vignette dan nonvignette, pilihan ganda dengan satu jawaban benar.
b) Nilai batas lulus (NBL) ujian tulis adalah 65.
c) Prosentase rata-rata nilai sumatif yaitu 60% dari keseluruhan total nilai modul yang
merupakan gabungan dari nilai Sumatif I dan II serta ujian praktikum.
d) Nilai belajar berdasarkan masalah (BDM atau PBL) merupakan gabungan dari nilai
diskusi kelompok (15%), nilai logbook dan tugas dalam kelompok. (5%)
e) Prosentase nilai BDM sebesar 20%
f) Nilai mandiri merupakan nilai mahasiswa yang diperoleh dari pengerjaan tugas
mandiri kelompok maupun individu yang diberikan oleh dosen terkait dengan materi
kuliah.
g) Prosentase nilai mandiri sebesar 5%.
h) Nilai praktikum merupakan rata-rata nilai yang diperoleh dari ujian praktikum (10%)
dan tugas lain (laporan praktikum 5%) yang diberikan dosen pembimbing praktikum.
Nilai praktikum dikeluarkan oleh masing-masing laboratorium yang melaksanakan
praktikum.
i) Prosentase nilai praktikum sebesar 10%

14
3.1.2 Standar Penilaian
Standar penilaian menggunakan PAP/criterion-reference dengan nilai patokan
berdasarkan aturan institusi, yakni:
NO Nilai Bobot Kisaran Nilai
1 A 4.0 80 – 100
2 B+ 3.5 75 – 79
3 B 3.0 70 – 74
4 C+ 2.5 65 – 69
5 C 2.0 56 – 64
6 D 1.0 40 – 55
7 E 0 <40

Nilai Batas Lulus = C+

3.1.3 Remediasi
a) Jika nilai ujian tulis mahasiswa berada di bawah NBL maka dilakukan1 kali
remedial di minggu remedial pada akhir modul.
b) Jika setelah remediasi nilai total mahasiswa masih berada di bawah NBL (C=60)
maka diharuskan mengulang modul tersebut pada semester terkait.

3.1.4 Cetak Biru Soal Ujian Teori


No MATERI Bentuk Jumlah Bagian
soal soal
1. Parasit penyebab infeksi pada sistem respirasi MCQ 10 Parasitologi
2. Mikroba penyebab infeksi pada sistem 10 Mikrobiologi
MCQ
respirasi
3. Farmakoterapi anti infeksi pada gangguan 5 Farmakologi
MCQ
sistem respirasi
4. Farmakologi OAT , Rasionalisasi pengobatan 5 Farmakologi
(paduan obat, lama pengobatan, fase awal dan
MCQ
fase lanjutan, cara pemberian (intermiten vs
daily), dosis, FDC)
5. Farmakologi Bronkhodilator & Obat 5 Farmakologi
MCQ
Simptomatik Lainnya
6. Pengobatan Herbal pada Saluran 5 Farmasi
MCQ
Pernafasan
7. Inflamasi pada hidung dan sinus paranasal MCQ 5 THT
8. Inflamasi pada faring dan laring MCQ 5 THT
9. Trauma hidung, septum deviasi, epistaksis dan 5 THT
MCQ
benda asing hidung
10. Infeksi saluran nafas akut atas dan bawah 5 IKA
MCQ
pada anak
11 Infeksi saluran nafas akut bawah pada anak MCQ 5 IKA
12 Asma dan tatalaksananya MCQ 5 IKA
13 Tb pada anak MCQ 5 IKA
14 Respon Imun TB, Dasar Vaksinasi BCG 2 IKA
MCQ
& Uji Tuberkulin

15
15 Kelainan Paru Lain pada anak MCQ 3 IKA
16 Infeksi Akut saluran napas atas dan bawah MCQ 8 Pulmonologi
17 Tuberkulosis MCQ 5 Pulmonologi
18 Penyakit obstruktif saluran napas atas dan
MCQ 5 Pulmonologi
bawah
19 Penyakit paru akibat kerja MCQ 3 Pulmonologi
20 Spirometri dasar MCQ 2 Pulmonologi
21 Efusi pleura, edema paru dan emfisema MCQ 2 Pulmonologi
22 Terapi inhalasi dan terapi oksigen MCQ 3 Pulmonologi
23 Kegawat daruratan MCQ 2 Pulmonologi
24 Pemeriksaan Patologi Klinik pada gangguan 10 Patologi
MCQ
sistem respirasi Klinik
25 Infeksi Paru 5 Patologi
MCQ
Anatomi
26 Neoplasma pada sistem respirasi 5 Patologi
MCQ
Anatomi
27 Pemeriksaan Radiologi pada Sistem respirasi MCQ 10 Radiologi
28 Trauma toraks + hematotoraks MCQ 10 Bedah
29 Epidemiologi dan penanggulangan masalah 5
penyakit respirasi (preventif dan promosi MCQ IKK
penyakit tuberkulosis)
30 Dampak Kebakaran Hutan pada Sistem 5
MCQ IKK
Pernafasan menurut Kedokteran Komunitas
31 Asupan Gizi pada gangguan sistem respirasi MCQ 5 Gizi
32 Nutrisi enteral dan parenteral MCQ 5 Gizi
33 Dasar-dasar forensik (visum et repertum, MCQ 5
Forensik
otopsi)
34 Aspek medikolegal pada kasus tenggelam MCQ 5 Forensik
35 Rehabiltasi Medik pada gangguan pernafasan MCQ 10 Rehabilitasi
Medik
36 Anatomi Klinik MCQ 10 anatomi
TOTAL 200
Catatan : Soal terbagi untuk ujian Sumatif I dan II

3.2 Evaluasi Program Pembelajaran


a) Tingkat kelulusan : 100 %
b) Kualitas kelulusan : IP rata-rata mahasiswa dalam modul 2,75
c) Kehadiran tutor : 100%
d) Kepuasan mahasiswa terhadap kegiatan modul : 80%

16
BAB IV
PENGELOLA MODUL, NARASUMBER DAN REFERENSI

4.1 Pengelola Modul


Pengelola Modul terdiri atas :
A. Penyusun Modul
Koordinator : dr. Austin Bertilova Carmelita, M.Imun
Sekretaris : dr. I Gde Hary Eka Adnyana, M.Biomed, Sp.OG
Sekretariat : Jossi Falentini
Bendahara : Mega Yenprila, SP
Anggota :
1. Dr. dr. Syamsul Arifin
2. dr. Donna Novina Kahanjak, M.Biomed
3. drg. Helena Jelita, MM., MDSc., Sp.Perio
4. dr. Francisca Diana Alexandra, M.Sc
5. dr. Indria Agustina, M.Si
6. dr. Angeline Novia Toemon, M. Imun
7. dr. Dewi Klarita Furtuna, M.Ked.Klin, Sp. MK
8. dr. Herlina Eka Shinta, M.Biomed, Sp. PA
9. drg. Agnes Frethernety, M. Biomed
10. dr. Ni Nyoman Sri Yuliani, Sp. GK
11. dr.Astrid Teresa, Sp. KK
12. dr. Dian Mutiasari, M.Kes
13. Fatmaria, S.Farm, Apt., M.Farm
14. Astri Widiarty, S.Farm, Apt., M.Kes
15. Elsa Trinovita, S.Farm, Apt., M.Si
16. dr. Ratna Widayati, M.Biomed
17. Dr.dr.Nawan, M.Ked.Trop
18. Dr.dr.Natalia Sri Martini, M.Si
19. dr. Agnes Immanuella Toemon, Sp.ParK
20. dr.Lia Sasmithae, Sp.PD
21. Arif Rahman Jabal, S.Si, M.Si
22. Abi Bakring Balyas, SPd, M.Kes
23. Ravenalla Abdurrahman Al Hakim Sampurna Putra S.,
SKM, MPH
24. dr. Galih Indra Permana
25. dr. Ihsanul Irfan
26. dr. Ervie Audia Munthe
27. dr. Anna Marthea Veronicha
28. dr. Ashari Mohpul

B. Pelaksana Modul
Fasilitator :
1. dr. Donna Novina Kahanjak,M.Biomed
2. dr. Dewi Klarita Furtuna, M.KedKlin., Sp.MK
3. dr. Austin Bertilova Carmelita, M. Imun
4. dr. Ihsanul Irfan

17
5. dr. Ashari Mohpul
6. dr. I Gde Hary Eka Adnyana, M.Biomed, Sp.OG

4.2 Narasumber (Pemberi materi kuliah)


No MATERI Bagian NARA
SUMBER
1. Parasit penyebab infeksi pada sistem respirasi Parasitologi FK UPR
2. Mikroba penyebab infeksi pada sistem Mikrobiologi
FK UPR
respirasi
3. Farmakoterapi anti infeksi pada gangguan Farmakologi
FK UPR
sistem respirasi
4. Farmakologi OAT , Rasionalisasi pengobatan Farmakologi
(paduan obat, lama pengobatan, fase awal dan
FK UPR
fase lanjutan, cara pemberian (intermiten vs
daily), dosis, FDC)
5. Farmakologi Bronkhodilator & Obat Farmakologi
FK UPR
Simptomatik Lainnya
6. Pengobatan Herbal pada Saluran Farmasi
FK UPR
Pernafasan
7. Inflamasi pada hidung dan sinus paranasal THT RSUD dr.
Doris
Sylvanus
8. Inflamasi pada faring dan laring THT RSUD dr.
Doris
Sylvanus
9. Trauma hidung, septum deviasi, epistaksis dan THT RSUD dr.
benda asing hidung Doris
Sylvanus
10. Infeksi saluran nafas akut atas dan bawah IKA RSUD dr.
pada anak Doris
Sylvanus
11 Infeksi saluran nafas akut bawah pada anak IKA RSUD dr.
Doris
Sylvanus
12 Asma dan tatalaksananya IKA RSUD dr.
Doris
Sylvanus
13 Tb pada anak IKA RSUD dr.
Doris
Sylvanus
14 Respon Imun TB, Dasar Vaksinasi BCG IKA RSUD dr.
& Uji Tuberkulin Doris
Sylvanus
15 Kelainan Paru Lain pada anak IKA RSUD dr.
Doris
Sylvanus
16 Infeksi Akut saluran napas atas dan bawah RSUD dr.
Pulmonologi Doris
Sylvanus
17 Tuberkulosis RSUD dr.
Pulmonologi Doris
Sylvanus
18 Penyakit obstruktif saluran napas atas dan Pulmonologi RSUD dr.

18
bawah Doris
Sylvanus
19 Penyakit paru akibat kerja RSUD dr.
Pulmonologi Doris
Sylvanus
20 Spirometri dasar RSUD dr.
Pulmonologi Doris
Sylvanus
21 Efusi pleura, edema paru dan emfisema RSUD dr.
Pulmonologi Doris
Sylvanus
22 Terapi inhalasi dan terapi oksigen RSUD dr.
Pulmonologi Doris
Sylvanus
23 Kegawat daruratan RSUD dr.
Pulmonologi Doris
Sylvanus
24 Pemeriksaan Patologi Klinik pada gangguan Patologi
FK ULM
sistem respirasi Klinik
25 Infeksi Paru Patologi
FK UPR
Anatomi
26 Neoplasma pada sistem respirasi Patologi
FK UPR
Anatomi
27 Pemeriksaan Radiologi pada Sistem respirasi Radiologi RSUD dr.
Doris
Sylvanus
28 Trauma toraks + hematotoraks Bedah RSUD dr.
Doris
Sylvanus
29 Epidemiologi dan penanggulangan masalah
penyakit respirasi (preventif dan promosi IKK FK UPR
penyakit tuberkulosis)
30 Dampak Kebakaran Hutan pada Sistem
IKK FK UPR
Pernafasan menurut Kedokteran Komunitas
31 Asupan Gizi pada gangguan sistem respirasi Gizi FK UPR
32 Nutrisi enteral dan parenteral Gizi FK UPR
33 Dasar-dasar forensik (visum et repertum, RSUD dr.
otopsi) Forensik Doris
Sylvanus
34 Aspek medikolegal pada kasus tenggelam RSUD dr.
Forensik Doris
Sylvanus
35 Rehabiltasi Medik pada gangguan pernafasan RSUD dr.
Rehabilitasi
Doris
Medik
Sylvanus
36 ANATOMI KLINIK ANATOMI FK ULM

4.3 Referensi
Sumber pustaka/referensi yang dianjurkan dalam modul ini adalah

19
1. Halim, Hadi. 2007. Penyakit-penyakit Pleura. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
Sudoyo AW, et al. Edisi 4, Jilid II. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen IPD FKUI; hal.
1056-60.
2. American Thoracic Society. Management of malignant pleural effusions. Am J Respir
Crit Care Med 2004; 162: 1987-2001.
3. McGrath E. Diagnosis of Pleural Effusion: A Systematic Approach. American Journal of
Critical Care 2011; 20: 119-128.
4. Hanley, Michael E., Carolyn H. Welsh. Current Diagnosis & Treatment in Pulmonary
Medicine. 1st edition. McGraw-Hill Companies.USA:2003. E-book
5. Fauci, Longo, Kasper: Harrison’s Priciples of internal medicine 17th Edition
6. Medford A, Maskell N. Pleural Effusion. Postgrad Med Journal 2005; 81: 702-710.
7. Djoerban Z, Samsuridjal D. Dalam: Budoyo AW, Bambang S, Idrus A, Marcellus SK,
Siti S, editor. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-empat. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2006.
8. Light RW. Update on Tuberculous Pleural Effusion. Respirology:2010(15);451-458
9. Alsagaff, hood dan h. Abdul mukty. 2002. Dasar-dasar ilmu penyakit paru. Surabaya:
airlanggauniversity press
10. Price, sylvia a. Dan lorraine m. Wilson. 2005. Patofisiologi konsep klinis proses-proses
penyakit.vol 2. Ed. 6. Jakarta: EGC
11. Müller, n. L., franquet, t., lee, k. S. & silva, c. I. S. 2007. Imaging of pulmonary
infections, philadelphia, lippincott williams & wilkins.
12. Rasad, Sjahriar. Radiologi Diagnostik. Edisi 2. Balai Penerbit FKUI: Jakarta. 2009.
13. Setiawati dkk. Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/SMF Ilmu Kesehatan Anak. 2008.
Surabaya
14. Price SA, Wilson LM, Pathophysiology: Clinical Concepts of Disease Processes
(Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit), Edisi 4, Penerbit EGC, Jakarta,
1995, hal: 709-712.
15. Alatas H, Hasan R (ed), Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak, Percetakan Infomedika,
Jakarta, 1986, hal: 1228-1235.
16. Soeparman, Waspadji S (ed), Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Balai Penerbit FKUI,
Jakarta, 1995, hal: 695-705.
17. Behrman RE, Vaughan VC, Nelson Ilmu Kesehatan Anak, Bagian II, Edisi 12, Penerbit
EGC, Jakarta, 1992, hal: 617-628.
18. Kumala P, dkk (ed), Kamus Saku Kedokteran Dorland, Edisi 25, Penerbit EGC, Jakarta,
1998, hal: 167.
19. Shulman TS, et al, Paduan penyakit Infeksi dan Terapi Antimikroba pada Anak, EGC,
Jakarta, 2001, hal 496-522.
20. isselbacher, et al, Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 13, Vol. 2,
Penerbit EGC, Jakarta, 1995, hal. 906-909.
21. Shah Ira, Pneumonia in Children, http://
www.pediatriconcall.com/fordoctor/DiseasesandCondition/Faqs/Pneumonia.asp, 2001.
22. Chris Tanto FL, Sonia Hanifati. Kapita Selekta Kedokteran. IV ed: Media Aesculapius;
2014.
23. Zulkifli Amin AB. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Internal Publishing; 2014.
24. Crofton J HN, Miller F. Clinical Tuberculosis. III ed. Oxford: Macmillan Publishers;
2009.
25. Surya A, Kamso S. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia; 2011.
26. Rab T. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Trans Info Media; 2010.

20
27. Tan Hoan Tjay KR. Obat-obat penting: khasiat, penggunaan dan efek-efek sampingnya.
Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo; 2007.

21
4.4 Kelompok Diskusi Dan Praktikum

KELOMPOK 1
Fasilitator : dr. Donna Novina Kahanjak, M.Biomed
Ketua Kelompok : Melinda Lestari
1. Zahrotul Azizah Amatullah
2. Tiyara Prahastika
3. Shallsha Angelina Octaviany
4. Made Ayu Suryati
5. Mellanie
6. Kania Claranisza Agustin
7. Wedro Anugrayuga
8. Shasha Nathalia
9. Gracia Angela Manginte

KELOMPOK 2
Fasilitator : dr. Dewi Klarita Furtuna, M.KedKlin., Sp.MK
Ketua Kelompok : As Gaby Clarita Purba
1. Aria Krisna Chandra
2. Rizky Kahayansyah
3. Amelia Amanda
4. Syamsiar Ainunjaya
5. Isti Rahmawati Luneto
6. Nurul Hikmah Erwin
7. Sinta Aderia
8. Anisa Nabila Rahayu
9. Holly Manuah Mia

KELOMPOK 3
Fasilitator : dr. Austin Bertilova Carmelita, M. Imun
Ketua Kelompok : Renaldi Dupmar Sarilolo
1. Rindayudwi Yulianty
2. Made Wahyu Antonugraha
3. Sherly Marselina
4. Deny Dwi Asriantomi
5. Anjelia Razzmi
6. Muhammad Fikri Fauzi
7. Agnes Tiffani Purba
8. Beatrice
9. Nabila Aulia Inayah Busri

KELOMPOK 4
Fasilitator : dr. Ihsanul Irfan
Ketua Kelompok : Christian Martin Tjiu Ritonga
1. Wayan Ram Ranjana
2. Tara Pangkah

22
3. Syafirah Rosanti Hakrah
4. Ersa Surai
5. Muhammad Noer Perdana S.W
6. Muharam Syafe’i
7. Monalisa Goldebora Aenjelin
8. Zalza Claudia Evita
9. Haleyoan Sofinia

KELOMPOK 5
Fasilitator : dr. Ashari Mohpul
Ketua Kelompok : Fransiska Melanie
1. Sabicka Fadriahz
2. Anak Agung Istri Inten Sivaratri Putri
3. Ni Wayan Dessy R. E
4. Daniel Setyawan Saha
5. Eysha Kythana
6. Rinatriyuliana Yudesman
7. Hopelyanza Priskila
8. Sevtioni Rizaldi
9. Sekar Qotru Aini

KELOMPOK 6
Fasilitator : dr. I Gde Hary Eka Adnyana, M.Biomed, Sp.OG
Ketua Kelompok : Mayasin Tania Auliyah
1. Aristah Sisadhi
2. Anjelia Krispila
3. Allicya Ananda
4. Yola Vita Loka
5. Intan Wahyu Wulandari W
6. Jesika Sindy Claudia
7. Uryano Agianthoni Djoedir
8. Muhammad Syamani

23
BAB V
SKENARIO/PEMICU BELAJAR BERDASARKAN MASALAH

5.1 Skenario/Pemicu 1

HIDUNG TERSUMBAT
Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke praktek dokter swasta dengan keluhan
hidung tersumbat disertai pilek sejak 1 tahun yang lalu. Hidung tersumbat bergantian
kanan dan kiri Hidung tersumbat berlangsung secara hilang timbul. Keluhan ini terutama
memburuk pada pagi hari dan membaik pada siang hari maupun malam hari. Bersin-
bersin ada tapi tidak sering. Tidak ada rasa gatal di palatum, hidung, maupun di mata saat
serangan Pasien juga mengeluh pilek di pagi hari. Pilek dipicu udara dingin dan debu.
Pasien tidak ada batuk dan demam serta nyeri menelan.

5.2 Skenario/Pemicu 2
NYERI MENELAN
Seorang mahasiswi berusia 20 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan nyeri menelan
sejak 3 hari yang lalu disertai demam. Demam hilang timbul terutama malam hari.
Demam berkurang jika pasien minum obat penurun panas (parasetamol) tapi kemudian
naik lagi. Pasien merasakan kepala terasa berat awalnya di belakang kepala seperti terikat
dan makin lama makin memberat. Selain itu pasien juga mengeluh batuk berdahak sejak 1
hari yang lalu. Nyeri menelan ini membuat pasien malas makan dan minum. BAB dan
BAK pasien normal tidak ada keluhan.

5.3 Skenario/Pemicu 3
SESAK NAPAS
Seorang anak perempuan berusia 8 tahun diantar oleh orang tuanya ke IGD RSUD pada
pukul 4 dinihari dengan keluhan sesak napas disertai bunyi ngik-ngik, sejak jelang tengah
malam. Sejak 5 hari sebelumnya, pasien mengalami demam, batuk, dan pilek dengan hidung
tersumbat. Kakak pasien juga menderita sakit serupa beberapa hari sebelumnya.
Keluhan sesak dan ngik-ngik seperti ini merupakan kejadian yang ketiga kalinya. Terakhir
terjadi dua bulan yang lalu. Pasien sering mengalami pilek dan batuk berulang sejak sekitar

24
setahun yang lalu. Pilek batuk berulang hampir tiap bulan, kadang disertai demam. Batuk
pilek biasanya berlangsung hingga 1-2 minggu. Jika sedang mengalami pilek batuk pasien
mengeluh sakit kepala, dan napasnya berbau tidak enak.
Ibu pasien juga mengeluhkan bahwa pasien sering mendengkur hampir tiap kali tidur. Bila
ibunya mengamati, bunyi dengkuran saat tidur secara berkala terhenti beberapa saat yang
kemudian diikuti gelagapan dan suara napas tercekik dan pasien seperti akan terbangun.
Namun pasien kemudian tidur lagi dan kemudian mulai terdengar kembali dengkurannya.
Dalam semalam hal ini dapat terulang beberapa kali.

5.4 Skenario/Pemicu 4
BATUK BERDARAH
Seorang pasien laki-laki berusia 60 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan batuk berdarah.
Darah yang keluar bercampur dahak. Sejak dua bulan terakhir sebelum masuk rumah sakit
pasien menderita batuk. Sebelumnya batuk kering kemudian batuk kadang-kadang ada lendir,
warna kuning. Riwayat batuk darah ada, dua kali, 3 hari sebelum masuk rumah sakit, warna
merah segar, tidak bercampur makanan. Demam ada, tidak terus menerus, turun dengan
minum Paracetamol, riwayat menggigil dan berkeringat malam ada. Ketika tidur beliau
sering terbangun dan berkeringat. Nafsu makan menurun 1 bulan terakhir, berat badan
menurun lebih kurang 6 kg. Mual dan muntah tidak ada. Apabila menjelang pagi hari, batuk
bertambah disertai sesak napas dan nyeri dada sebelah kanan. Buang air besar biasa, buang
air kecil lancar, warna kuning. Diketahui istrinya baru saja meninggal dunia 6 bulan yang lalu
karena sakit paru-paru.

25
26
BAB VII
PENUTUP

Demikian modul ini disusun sebagai panduan pelaksanaan proses pembelajaran di


program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedkteran UNIVERSITAS PALANGKA RAYA.
Keberhasilan suatu program akan tercapai jika terjalin kerjasama dan interaksi yang baik
serta harmonis antara pengelola modul, dosen pengajar (narasumber), mahasiswa dan seluruh
civitas akademika. Semoga setelah mempelajari modul ini mahasiswa memiliki kemampuan
dan kompetensi yang diharapkan.

27

Anda mungkin juga menyukai