(BIMBEL OSCI)
Pelaksanaan TOBK – 1 Hari, Sening & Minggu / 19 & 20 Oktober 2019
NAMA SISWA :
GROUP :
Pernikahan usia dini memiliki beberapa dampak negatif. Semua perempuan yang menikah di usia dini berisiko tinggi untuk bercerai. Hal
tersebut dipicu oleh perkembangan emosi yang masih belum matang. Sebagian dari perempuan yang berisiko tinggi untuk bercerai mengalami
kekerasan dalam rumah tangga. Selain itu, anak perempuan berusia 10-14 tahun berisiko lima kali lipat untuk meninggal saat hamil
maupun bersalin dibandingkan kelompok usia 20-24 tahun, sementara risiko ini meningkat dua kali lipat pada kelompok usia 15-19
tahun. Ditemukan pula bahwa 14 persen bayi yang lahir dari ibu berusia remaja di bawah 17 tahun adalah prematur.
Menurut Nurbahayati (2015), pengetahuan akan dampak pernikahan usia dini berkontribusi kuat terhadap sikap dan pengambilan
keputusan untuk menikah di usia dini. Semakin tinggi pengetahuan perempuan tentang dampak tersebut, sikap terhadap pernikahan usia dini
semakin negatif. Ketika seorang perempuan memiliki sikap negatif terhadap pernikahan usia dini, keputusan mereka untuk melakukan
pernikahan tersebut dapat dicegah. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan yang sikapnya negatif terhadap pernikahan dini akan memiliki
kemungkinan kecil untuk melakukan pernikahan dini. Salah satu alasannya adalah perempuan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk
bekerja dan memiliki penghasilan sendiri. Biasanya, kelompok ini adalah mereka yang tinggal di kota besar. Data pernikahan dini di Indonesia disajikan dalam
tabel.
Tabel : Persentase Perempuan Usia 20-24 Tahun yang Menikah Sebelum Usia Tahun Menurut Daerah Temoat Tinggal
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 1/15
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
Pernikahan usia dini memiliki beberapa dampak negatif. Semua perempuan yang menikah di usia dini berisiko tinggi untuk bercerai. Hal
tersebut dipicu oleh perkembangan emosi yang masih belum matang. Sebagian dari perempuan yang berisiko tinggi untuk bercerai mengalami
kekerasan dalam rumah tangga. Selain itu, anak perempuan berusia 10-14 tahun berisiko lima kali lipat untuk meninggal saat hamil
maupun bersalin dibandingkan kelompok usia 20-24 tahun, sementara risiko ini meningkat dua kali lipat pada kelompok usia 15-19
tahun. Ditemukan pula bahwa 14 persen bayi yang lahir dari ibu berusia remaja di bawah 17 tahun adalah prematur.
Menurut Nurbahayati (2015), pengetahuan akan dampak pernikahan usia dini berkontribusi kuat terhadap sikap dan pengambilan
keputusan untuk menikah di usia dini. Semakin tinggi pengetahuan perempuan tentang dampak tersebut, sikap terhadap pernikahan usia dini
semakin negatif. Ketika seorang perempuan memiliki sikap negatif terhadap pernikahan usia dini, keputusan mereka untuk melakukan
pernikahan tersebut dapat dicegah. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan yang sikapnya negatif terhadap pernikahan dini akan memiliki
kemungkinan kecil untuk melakukan pernikahan dini. Salah satu alasannya adalah perempuan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk
bekerja dan memiliki penghasilan sendiri. Biasanya, kelompok ini adalah mereka yang tinggal di kota besar. Data pernikahan dini di Indonesia disajikan dalam
tabel.
Tabel : Persentase Perempuan Usia 20-24 Tahun yang Menikah Sebelum Usia Tahun Menurut Daerah Temoat Tinggal
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 2/15
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
Pernikahan usia dini memiliki beberapa dampak negatif. Semua perempuan yang menikah di usia dini berisiko tinggi untuk bercerai. Hal
tersebut dipicu oleh perkembangan emosi yang masih belum matang. Sebagian dari perempuan yang berisiko tinggi untuk bercerai mengalami
kekerasan dalam rumah tangga. Selain itu, anak perempuan berusia 10-14 tahun berisiko lima kali lipat untuk meninggal saat hamil
maupun bersalin dibandingkan kelompok usia 20-24 tahun, sementara risiko ini meningkat dua kali lipat pada kelompok usia 15-19
tahun. Ditemukan pula bahwa 14 persen bayi yang lahir dari ibu berusia remaja di bawah 17 tahun adalah prematur.
Menurut Nurbahayati (2015), pengetahuan akan dampak pernikahan usia dini berkontribusi kuat terhadap sikap dan pengambilan
keputusan untuk menikah di usia dini. Semakin tinggi pengetahuan perempuan tentang dampak tersebut, sikap terhadap pernikahan usia dini
semakin negatif. Ketika seorang perempuan memiliki sikap negatif terhadap pernikahan usia dini, keputusan mereka untuk melakukan
pernikahan tersebut dapat dicegah. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan yang sikapnya negatif terhadap pernikahan dini akan memiliki
kemungkinan kecil untuk melakukan pernikahan dini. Salah satu alasannya adalah perempuan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk
bekerja dan memiliki penghasilan sendiri. Biasanya, kelompok ini adalah mereka yang tinggal di kota besar. Data pernikahan dini di Indonesia disajikan dalam
tabel.
Tabel : Persentase Perempuan Usia 20-24 Tahun yang Menikah Sebelum Usia Tahun Menurut Daerah Temoat Tinggal
Berdasarkan paragraf 1, manakah simpulan di bawah ini yang PALING MUNGKIN benar?
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 3/15
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
Pernikahan usia dini memiliki beberapa dampak negatif. Semua perempuan yang menikah di usia dini berisiko tinggi untuk bercerai. Hal
tersebut dipicu oleh perkembangan emosi yang masih belum matang. Sebagian dari perempuan yang berisiko tinggi untuk bercerai mengalami
kekerasan dalam rumah tangga. Selain itu, anak perempuan berusia 10-14 tahun berisiko lima kali lipat untuk meninggal saat hamil
maupun bersalin dibandingkan kelompok usia 20-24 tahun, sementara risiko ini meningkat dua kali lipat pada kelompok usia 15-19
tahun. Ditemukan pula bahwa 14 persen bayi yang lahir dari ibu berusia remaja di bawah 17 tahun adalah prematur.
Menurut Nurbahayati (2015), pengetahuan akan dampak pernikahan usia dini berkontribusi kuat terhadap sikap dan pengambilan
keputusan untuk menikah di usia dini. Semakin tinggi pengetahuan perempuan tentang dampak tersebut, sikap terhadap pernikahan usia dini
semakin negatif. Ketika seorang perempuan memiliki sikap negatif terhadap pernikahan usia dini, keputusan mereka untuk melakukan
pernikahan tersebut dapat dicegah. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan yang sikapnya negatif terhadap pernikahan dini akan memiliki
kemungkinan kecil untuk melakukan pernikahan dini. Salah satu alasannya adalah perempuan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk
bekerja dan memiliki penghasilan sendiri. Biasanya, kelompok ini adalah mereka yang tinggal di kota besar. Data pernikahan dini di Indonesia disajikan dalam
tabel.
Tabel : Persentase Perempuan Usia 20-24 Tahun yang Menikah Sebelum Usia Tahun Menurut Daerah Temoat Tinggal
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 4/15
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
Pernikahan usia dini memiliki beberapa dampak negatif. Semua perempuan yang menikah di usia dini berisiko tinggi untuk bercerai. Hal
tersebut dipicu oleh perkembangan emosi yang masih belum matang. Sebagian dari perempuan yang berisiko tinggi untuk bercerai mengalami
kekerasan dalam rumah tangga. Selain itu, anak perempuan berusia 10-14 tahun berisiko lima kali lipat untuk meninggal saat hamil
maupun bersalin dibandingkan kelompok usia 20-24 tahun, sementara risiko ini meningkat dua kali lipat pada kelompok usia 15-19
tahun. Ditemukan pula bahwa 14 persen bayi yang lahir dari ibu berusia remaja di bawah 17 tahun adalah prematur.
Menurut Nurbahayati (2015), pengetahuan akan dampak pernikahan usia dini berkontribusi kuat terhadap sikap dan pengambilan
keputusan untuk menikah di usia dini. Semakin tinggi pengetahuan perempuan tentang dampak tersebut, sikap terhadap pernikahan usia dini
semakin negatif. Ketika seorang perempuan memiliki sikap negatif terhadap pernikahan usia dini, keputusan mereka untuk melakukan
pernikahan tersebut dapat dicegah. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan yang sikapnya negatif terhadap pernikahan dini akan memiliki
kemungkinan kecil untuk melakukan pernikahan dini. Salah satu alasannya adalah perempuan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk
bekerja dan memiliki penghasilan sendiri. Biasanya, kelompok ini adalah mereka yang tinggal di kota besar. Data pernikahan dini di Indonesia disajikan dalam
tabel.
Tabel : Persentase Perempuan Usia 20-24 Tahun yang Menikah Sebelum Usia Tahun Menurut Daerah Temoat Tinggal
Manakah pernyataan di bawah ini yang TIDAK MENDUKUNG kalimat bercetak tebal pada paragraf 2?
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 5/15
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
Pernikahan usia dini memiliki beberapa dampak negatif. Semua perempuan yang menikah di usia dini berisiko tinggi untuk bercerai. Hal
tersebut dipicu oleh perkembangan emosi yang masih belum matang. Sebagian dari perempuan yang berisiko tinggi untuk bercerai mengalami
kekerasan dalam rumah tangga. Selain itu, anak perempuan berusia 10-14 tahun berisiko lima kali lipat untuk meninggal saat hamil
maupun bersalin dibandingkan kelompok usia 20-24 tahun, sementara risiko ini meningkat dua kali lipat pada kelompok usia 15-19
tahun. Ditemukan pula bahwa 14 persen bayi yang lahir dari ibu berusia remaja di bawah 17 tahun adalah prematur.
Menurut Nurbahayati (2015), pengetahuan akan dampak pernikahan usia dini berkontribusi kuat terhadap sikap dan pengambilan
keputusan untuk menikah di usia dini. Semakin tinggi pengetahuan perempuan tentang dampak tersebut, sikap terhadap pernikahan usia dini
semakin negatif. Ketika seorang perempuan memiliki sikap negatif terhadap pernikahan usia dini, keputusan mereka untuk melakukan
pernikahan tersebut dapat dicegah. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan yang sikapnya negatif terhadap pernikahan dini akan memiliki
kemungkinan kecil untuk melakukan pernikahan dini. Salah satu alasannya adalah perempuan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk
bekerja dan memiliki penghasilan sendiri. Biasanya, kelompok ini adalah mereka yang tinggal di kota besar. Data pernikahan dini di Indonesia disajikan dalam
tabel.
Tabel : Persentase Perempuan Usia 20-24 Tahun yang Menikah Sebelum Usia Tahun Menurut Daerah Temoat Tinggal
Berdasarkan tabel di atas, pernikahan usia dini kedua terbanyak baik perkotaan maupun perdesaan terjadi pada tahun ...
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 6/15
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
Pernikahan usia dini memiliki beberapa dampak negatif. Semua perempuan yang menikah di usia dini berisiko tinggi untuk bercerai. Hal
tersebut dipicu oleh perkembangan emosi yang masih belum matang. Sebagian dari perempuan yang berisiko tinggi untuk bercerai mengalami
kekerasan dalam rumah tangga. Selain itu, anak perempuan berusia 10-14 tahun berisiko lima kali lipat untuk meninggal saat hamil
maupun bersalin dibandingkan kelompok usia 20-24 tahun, sementara risiko ini meningkat dua kali lipat pada kelompok usia 15-19
tahun. Ditemukan pula bahwa 14 persen bayi yang lahir dari ibu berusia remaja di bawah 17 tahun adalah prematur.
Menurut Nurbahayati (2015), pengetahuan akan dampak pernikahan usia dini berkontribusi kuat terhadap sikap dan pengambilan
keputusan untuk menikah di usia dini. Semakin tinggi pengetahuan perempuan tentang dampak tersebut, sikap terhadap pernikahan usia dini
semakin negatif. Ketika seorang perempuan memiliki sikap negatif terhadap pernikahan usia dini, keputusan mereka untuk melakukan
pernikahan tersebut dapat dicegah. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan yang sikapnya negatif terhadap pernikahan dini akan memiliki
kemungkinan kecil untuk melakukan pernikahan dini. Salah satu alasannya adalah perempuan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk
bekerja dan memiliki penghasilan sendiri. Biasanya, kelompok ini adalah mereka yang tinggal di kota besar. Data pernikahan dini di Indonesia disajikan dalam
tabel.
Tabel : Persentase Perempuan Usia 20-24 Tahun yang Menikah Sebelum Usia Tahun Menurut Daerah Temoat Tinggal
Berdasarkan tabel di atas, jika tren pada tahun berikutnya sama dengan tahun-tahun sebelumnya, apa yang PALING MUNGKIN terjadi pada
tahun 2013?
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 7/15
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
Jumlah pengguna Internet di Indonesia tahun 2017 adalah 143,26 juta. Angka ini adalah sebesar 54,68% bila dibandingkan dengan
jumlah seluruh penduduk di Indonesia. Hasil survei APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) menyatakan bahwa perkembangan
pengguna internet di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Kominfo Indonesia memprediksi peningkatan yang tinggi di tahun
2018, bahkan peningkatannya lebih besar 50% dari peningkatan di tahun 2017. Para pengguna internet ini mengakses internet di berbagai lokasi,
seperti di warnet, kantor, dan sekolah. Gambar 1 menyajikan data pengguna internet di DKI Jakarta be rdasarkan lokasi pada tahun 2011- 2014.
Penerapan teknologi komunikasi dan informasi ditunjukkan dengan berkembangnya nilai-nilai di negara-negara maju. Nilai-nilai tersebut
di antaranya adalah efisiensi, efektivitas, dan rasionalitas. Jika teknologi komunikasi mengalami kemajuan, orang mudah dalam berkomunikasi.
Kemudahan orang dalam berkomunikasi menyebabkan suatu peristiwa dapat dike tahui orang di seluruh dunia pada saat yang sama. Misalnya,
hanya dengan berada di depan komputer orang bisa melakukan berbagai aktivitas, seperti melakukan pembicaraan dengan orang lain,
mengirimkan informasi, serta melakukan transaksi seperti pembelian, pembayaran, dan penjualan. Meskipun demikian, kemajuan teknologi bagi
kehidupan manusia dapat diibaratkan sebuah pisau yang bermata dua.
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 8/15
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
Jumlah pengguna Internet di Indonesia tahun 2017 adalah 143,26 juta. Angka ini adalah sebesar 54,68% bila dibandingkan dengan
jumlah seluruh penduduk di Indonesia. Hasil survei APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) menyatakan bahwa perkembangan
pengguna internet di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Kominfo Indonesia memprediksi peningkatan yang tinggi di tahun
2018, bahkan peningkatannya lebih besar 50% dari peningkatan di tahun 2017. Para pengguna internet ini mengakses internet di berbagai lokasi,
seperti di warnet, kantor, dan sekolah. Gambar 1 menyajikan data pengguna internet di DKI Jakarta be rdasarkan lokasi pada tahun 2011- 2014.
Penerapan teknologi komunikasi dan informasi ditunjukkan dengan berkembangnya nilai-nilai di negara-negara maju. Nilai-nilai tersebut
di antaranya adalah efisiensi, efektivitas, dan rasionalitas. Jika teknologi komunikasi mengalami kemajuan, orang mudah dalam berkomunikasi.
Kemudahan orang dalam berkomunikasi menyebabkan suatu peristiwa dapat dike tahui orang di seluruh dunia pada saat yang sama. Misalnya,
hanya dengan berada di depan komputer orang bisa melakukan berbagai aktivitas, seperti melakukan pembicaraan dengan orang lain,
mengirimkan informasi, serta melakukan transaksi seperti pembelian, pembayaran, dan penjualan. Meskipun demikian, kemajuan teknologi bagi
kehidupan manusia dapat diibaratkan sebuah pisau yang bermata dua.
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 9/15
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
Jumlah pengguna Internet di Indonesia tahun 2017 adalah 143,26 juta. Angka ini adalah sebesar 54,68% bila dibandingkan dengan
jumlah seluruh penduduk di Indonesia. Hasil survei APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) menyatakan bahwa perkembangan
pengguna internet di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Kominfo Indonesia memprediksi peningkatan yang tinggi di tahun
2018, bahkan peningkatannya lebih besar 50% dari peningkatan di tahun 2017. Para pengguna internet ini mengakses internet di berbagai lokasi,
seperti di warnet, kantor, dan sekolah. Gambar 1 menyajikan data pengguna internet di DKI Jakarta be rdasarkan lokasi pada tahun 2011- 2014.
Penerapan teknologi komunikasi dan informasi ditunjukkan dengan berkembangnya nilai-nilai di negara-negara maju. Nilai-nilai tersebut
di antaranya adalah efisiensi, efektivitas, dan rasionalitas. Jika teknologi komunikasi mengalami kemajuan, orang mudah dalam berkomunikasi.
Kemudahan orang dalam berkomunikasi menyebabkan suatu peristiwa dapat dike tahui orang di seluruh dunia pada saat yang sama. Misalnya,
hanya dengan berada di depan komputer orang bisa melakukan berbagai aktivitas, seperti melakukan pembicaraan dengan orang lain,
mengirimkan informasi, serta melakukan transaksi seperti pembelian, pembayaran, dan penjualan. Meskipun demikian, kemajuan teknologi bagi
kehidupan manusia dapat diibaratkan sebuah pisau yang bermata dua.
Berdasarkan paragraf 1, apabila pengguna internet tidak meningkat atau seseorang tidak bisa berkomunikasi dengan berbagai media, manakah
simpulan di bawah ini yang BENAR?
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 10/15
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
Jumlah pengguna Internet di Indonesia tahun 2017 adalah 143,26 juta. Angka ini adalah sebesar 54,68% bila dibandingkan dengan
jumlah seluruh penduduk di Indonesia. Hasil survei APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) menyatakan bahwa perkembangan
pengguna internet di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Kominfo Indonesia memprediksi peningkatan yang tinggi di tahun
2018, bahkan peningkatannya lebih besar 50% dari peningkatan di tahun 2017. Para pengguna internet ini mengakses internet di berbagai lokasi,
seperti di warnet, kantor, dan sekolah. Gambar 1 menyajikan data pengguna internet di DKI Jakarta be rdasarkan lokasi pada tahun 2011- 2014.
Penerapan teknologi komunikasi dan informasi ditunjukkan dengan berkembangnya nilai-nilai di negara-negara maju. Nilai-nilai tersebut
di antaranya adalah efisiensi, efektivitas, dan rasionalitas. Jika teknologi komunikasi mengalami kemajuan, orang mudah dalam berkomunikasi.
Kemudahan orang dalam berkomunikasi menyebabkan suatu peristiwa dapat dike tahui orang di seluruh dunia pada saat yang sama. Misalnya,
hanya dengan berada di depan komputer orang bisa melakukan berbagai aktivitas, seperti melakukan pembicaraan dengan orang lain,
mengirimkan informasi, serta melakukan transaksi seperti pembelian, pembayaran, dan penjualan. Meskipun demikian, kemajuan teknologi bagi
kehidupan manusia dapat diibaratkan sebuah pisau yang bermata dua.
Berdasarkan paragraf 3, apabila sebuah negara telah mengembangkan nilai-nilai efisiensi dan efektivitas, manakah simpulan di bawah ini yang
PALING MUNGKIN benar?
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 11/15
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
Jumlah pengguna Internet di Indonesia tahun 2017 adalah 143,26 juta. Angka ini adalah sebesar 54,68% bila dibandingkan dengan
jumlah seluruh penduduk di Indonesia. Hasil survei APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) menyatakan bahwa perkembangan
pengguna internet di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Kominfo Indonesia memprediksi peningkatan yang tinggi di tahun
2018, bahkan peningkatannya lebih besar 50% dari peningkatan di tahun 2017. Para pengguna internet ini mengakses internet di berbagai lokasi,
seperti di warnet, kantor, dan sekolah. Gambar 1 menyajikan data pengguna internet di DKI Jakarta be rdasarkan lokasi pada tahun 2011- 2014.
Penerapan teknologi komunikasi dan informasi ditunjukkan dengan berkembangnya nilai-nilai di negara-negara maju. Nilai-nilai tersebut
di antaranya adalah efisiensi, efektivitas, dan rasionalitas. Jika teknologi komunikasi mengalami kemajuan, orang mudah dalam berkomunikasi.
Kemudahan orang dalam berkomunikasi menyebabkan suatu peristiwa dapat dike tahui orang di seluruh dunia pada saat yang sama. Misalnya,
hanya dengan berada di depan komputer orang bisa melakukan berbagai aktivitas, seperti melakukan pembicaraan dengan orang lain,
mengirimkan informasi, serta melakukan transaksi seperti pembelian, pembayaran, dan penjualan. Meskipun demikian, kemajuan teknologi bagi
kehidupan manusia dapat diibaratkan sebuah pisau yang bermata dua.
Berdasarkan paragraf 3, jika kemajuan teknologi diibaratkan pisau yang bermata dua, manakah simpulan di bawah ini yang PALING MUNGKIN
benar?
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 12/15
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
Jumlah pengguna Internet di Indonesia tahun 2017 adalah 143,26 juta. Angka ini adalah sebesar 54,68% bila dibandingkan dengan
jumlah seluruh penduduk di Indonesia. Hasil survei APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) menyatakan bahwa perkembangan
pengguna internet di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Kominfo Indonesia memprediksi peningkatan yang tinggi di tahun
2018, bahkan peningkatannya lebih besar 50% dari peningkatan di tahun 2017. Para pengguna internet ini mengakses internet di berbagai lokasi,
seperti di warnet, kantor, dan sekolah. Gambar 1 menyajikan data pengguna internet di DKI Jakarta be rdasarkan lokasi pada tahun 2011- 2014.
Penerapan teknologi komunikasi dan informasi ditunjukkan dengan berkembangnya nilai-nilai di negara-negara maju. Nilai-nilai tersebut
di antaranya adalah efisiensi, efektivitas, dan rasionalitas. Jika teknologi komunikasi mengalami kemajuan, orang mudah dalam berkomunikasi.
Kemudahan orang dalam berkomunikasi menyebabkan suatu peristiwa dapat dike tahui orang di seluruh dunia pada saat yang sama. Misalnya,
hanya dengan berada di depan komputer orang bisa melakukan berbagai aktivitas, seperti melakukan pembicaraan dengan orang lain,
mengirimkan informasi, serta melakukan transaksi seperti pembelian, pembayaran, dan penjualan. Meskipun demikian, kemajuan teknologi bagi
kehidupan manusia dapat diibaratkan sebuah pisau yang bermata dua.
Berdasarkan Gambar 1, manakah simpulan di bawah ini yang BENAR mengenai pengguna internet di DKI Jakarta?
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 13/15
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
Jumlah pengguna Internet di Indonesia tahun 2017 adalah 143,26 juta. Angka ini adalah sebesar 54,68% bila dibandingkan dengan
jumlah seluruh penduduk di Indonesia. Hasil survei APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) menyatakan bahwa perkembangan
pengguna internet di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Kominfo Indonesia memprediksi peningkatan yang tinggi di tahun
2018, bahkan peningkatannya lebih besar 50% dari peningkatan di tahun 2017. Para pengguna internet ini mengakses internet di berbagai lokasi,
seperti di warnet, kantor, dan sekolah. Gambar 1 menyajikan data pengguna internet di DKI Jakarta be rdasarkan lokasi pada tahun 2011- 2014.
Penerapan teknologi komunikasi dan informasi ditunjukkan dengan berkembangnya nilai-nilai di negara-negara maju. Nilai-nilai tersebut
di antaranya adalah efisiensi, efektivitas, dan rasionalitas. Jika teknologi komunikasi mengalami kemajuan, orang mudah dalam berkomunikasi.
Kemudahan orang dalam berkomunikasi menyebabkan suatu peristiwa dapat dike tahui orang di seluruh dunia pada saat yang sama. Misalnya,
hanya dengan berada di depan komputer orang bisa melakukan berbagai aktivitas, seperti melakukan pembicaraan dengan orang lain,
mengirimkan informasi, serta melakukan transaksi seperti pembelian, pembayaran, dan penjualan. Meskipun demikian, kemajuan teknologi bagi
kehidupan manusia dapat diibaratkan sebuah pisau yang bermata dua.
Berdasarkan Gambar 1, apa yang PALING MUNGKIN terjadi pada tahun 2015?
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 14/15
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
Bila Rahma dipisahkan oleh 2 kursi dengan Nomi, pernyataan dibawah ini yang benar adalah
Bila Rahma dan Qiara duduk berseberangan, pernyataan dibawah ini yang benar adalah . . .
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 15/15
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
Anda akan menambahkan kalimat berikut pada paragraf 1. Langkah-langkah perbaikan dalam mengatasi hama penyakit diperlukan untuk
meningkatkan hasil pertanian.
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 1/9
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
Kata sambung yang tepat untuk melengkapi [...] pada kalimat 8 adalah ....
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 2/9
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
Kata yang paling tepat untuk melengkapi [...J pada kalimat 9 adalah ....
Kalimat manakah yang paling tepat dituliskan sebagai simpulan pada akhir tulisan?
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 3/9
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
Ilustrasi yang paling tepat untuk melengkapi penjelasan dalam tulisan adalah...
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 4/9
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
Diperlukan sebuah paragraf antara kalimat 3 dan 4. Gagasan pokok paragraf yang paling tepat adalah....
satu di antara sembilan atau sebanyak 821 juta orang mengalami kelaparan. 3Dalam sebuah laporan disebutkan bahwa kelaparan telah
meningkat di Afrika dan Amerika Selatan.
4Peningkatan
kelaparan terus terjadi ini disebabkan karena perubahan iklim dan jugs serta konflik yang berkepanjangan, termasuk di
Yaman, Somalia, Afrika Utara, dan Afganistan. 5Lebih lanjut PBB mengatakan bahwa situasi kelaparan di Amerika Selatan semakin memburuk
karena rendahnya harga komoditas ekspor utama di kawasan tersebut, terutama minyak mentah. 6Sebuah organisasi sosial bernama Save the
Children mengungkapkan bahwa 600.000 anak-anak di zona perang dapat meninggal karena kelaparan ekstrem pada akhir tahun ini yang
disebabkan halangan pasokan kebutuhan akibat perang. 7Selain itu, akses yang tidak memadai membuat penduduk sekitar lebih memilih
makanan yang murah dan padat energi yang tinggi lemak. 8Sebagai akibatnya, 672 juta orang dewasa mengalami obesitas. 9jumlah penduduk
yang bermasalah dengan kesehatan naik sebanyak 72 juta bila dibandingkan dengan data demografi tahun 2014.
10Wakil
Presiden Asosiasi Dana Intemasional untuk Pembangunan Pertanian mengatakan untuk mengurangi kelaparan kita harus
mengutamakan akarnya terlebih dahulu, yaitu kemiskinan kronis. 11ia menyatakan bahwa dibutuhkan data yang akurat mengenai keberadaan
penduduk miskin dan apa saja yang dibutuhkan oleh mereka.
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 5/9
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
Manakah hasil penggabungan yang paling tepat dari kalimat 1 dan kalimat 2?
Paragraf 2 seharusnya terdiri atas dua paragraf. kalimat yang seharusnya merupakan awal paragraf 3 adalah....
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 6/9
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
satu di antara sembilan atau sebanyak 821 juta orang mengalami kelaparan. 3Dalam sebuah laporan disebutkan bahwa kelaparan telah
meningkat di Afrika dan Amerika Selatan.
4Peningkatan
kelaparan terus terjadi ini disebabkan karena perubahan iklim dan jugs serta konflik yang berkepanjangan, termasuk di
Yaman, Somalia, Afrika Utara, dan Afganistan. 5Lebih lanjut PBB mengatakan bahwa situasi kelaparan di Amerika Selatan semakin memburuk
karena rendahnya harga komoditas ekspor utama di kawasan tersebut, terutama minyak mentah. 6Sebuah organisasi sosial bernama Save the
Children mengungkapkan bahwa 600.000 anak-anak di zona perang dapat meninggal karena kelaparan ekstrem pada akhir tahun ini yang
disebabkan halangan pasokan kebutuhan akibat perang. 7Selain itu, akses yang tidak memadai membuat penduduk sekitar lebih memilih
makanan yang murah dan padat energi yang tinggi lemak. 8Sebagai akibatnya, 672 juta orang dewasa mengalami obesitas. 9jumlah penduduk
yang bermasalah dengan kesehatan naik sebanyak 72 juta bila dibandingkan dengan data demografi tahun 2014.
10Wakil
Presiden Asosiasi Dana Intemasional untuk Pembangunan Pertanian mengatakan untuk mengurangi kelaparan kita harus
mengutamakan akarnya terlebih dahulu, yaitu kemiskinan kronis. 11ia menyatakan bahwa dibutuhkan data yang akurat mengenai keberadaan
penduduk miskin dan apa saja yang dibutuhkan oleh mereka.
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 7/9
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
Jika informasi di bawah ini di tambahkan dalam paragraf 2, kalimat manakah yang akan melemahkan argumen pada paragraf
tersebut?
Seni musik memanfaatkan unsur bunyi sebagai 37alat dasar. Musik memiliki proporsi pada bunyi yang teratur, bunyi yang berirama, serta
paduan bunyi. 38Sehingga, seni musik banyak dikembangkan pada komunitas masyarakat yang memiliki aliran ldasik, ekspresionis, dan
eksperimentalis. Caranya adalah dengan memetakan perkembangan musik melalui bunyi-bunyian yang tidak berirama dan bernada.
Seni musik tumbuh dan berkembang sejak 39Zaman Renaisans hingga abad milenium. 40Secara progresif aliran musik berkembang pada
saat ini lebih ke arah musik memiliki tonasi, interval, dan harmoni.
Seni musik memanfaatkan unsur bunyi sebagai 37alat dasar. Musik memiliki proporsi pada bunyi yang teratur, bunyi yang berirama, serta
paduan bunyi. 38Sehingga, seni musik banyak dikembangkan pada komunitas masyarakat yang memiliki aliran ldasik, ekspresionis, dan
eksperimentalis. Caranya adalah dengan memetakan perkembangan musik melalui bunyi-bunyian yang tidak berirama dan bernada.
Seni musik tumbuh dan berkembang sejak 39Zaman Renaisans hingga abad milenium. 40Secara progresif aliran musik berkembang pada
saat ini lebih ke arah musik memiliki tonasi, interval, dan harmoni.
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 8/9
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
Seni musik memanfaatkan unsur bunyi sebagai 37alat dasar. Musik memiliki proporsi pada bunyi yang teratur, bunyi yang berirama, serta
paduan bunyi. 38Sehingga, seni musik banyak dikembangkan pada komunitas masyarakat yang memiliki aliran ldasik, ekspresionis, dan
eksperimentalis. Caranya adalah dengan memetakan perkembangan musik melalui bunyi-bunyian yang tidak berirama dan bernada.
Seni musik tumbuh dan berkembang sejak 39Zaman Renaisans hingga abad milenium. 40Secara progresif aliran musik berkembang pada
saat ini lebih ke arah musik memiliki tonasi, interval, dan harmoni.
Seni musik memanfaatkan unsur bunyi sebagai 37alat dasar. Musik memiliki proporsi pada bunyi yang teratur, bunyi yang berirama, serta
paduan bunyi. 38Sehingga, seni musik banyak dikembangkan pada komunitas masyarakat yang memiliki aliran ldasik, ekspresionis, dan
eksperimentalis. Caranya adalah dengan memetakan perkembangan musik melalui bunyi-bunyian yang tidak berirama dan bernada.
Seni musik tumbuh dan berkembang sejak 39Zaman Renaisans hingga abad milenium. 40Secara progresif aliran musik berkembang pada
saat ini lebih ke arah musik memiliki tonasi, interval, dan harmoni.
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 9/9
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
Karena salah satu ciri dari kompetensi generasi milenial adalah teknologi informasi, guru harus lebih jeli dalam memanfaatkan teknologi
informasi. Guru dapat memanfaatkan teknologi informasi yang ada untuk kegiatan pembelajaran dengan menggunakan multimedia. Guru dapat
memanfaatkan perangkat multimedia untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga terjadi proses belajar
yang menarik.
Dalam mengembangkan bahan ajar berbasis multimedia untuk menstimulasi kemampuan kognitif peserta didik, guru perlu memperhatikan
peran gambar, teks, video, animasi, audio, dan grafik yang disajikan. Guru juga dapat menggunakan aplikasi permainan, presentasi interaktif,
buku elektronik dan sebagainya. Penggunaan multimedia yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran akan memperkuat penjelasan yang
disampaikan secara lisan.
Sebagai guru generasi milenial, guru seharusnya tidak gagap teknologi informasi dan menggunakan teknologi informasi dalam setup
pembelajaran di sekolah. Semakin optimal guru memanfaatkan teknologi informasi yang tersedia, semakin menarik pembelajarannya.
Frasa ‘terus menerus‘ pada paragraf 1 memiliki makna yang sama dengan kata...
Karena salah satu ciri dari kompetensi generasi milenial adalah teknologi informasi, guru harus lebih jeli dalam memanfaatkan teknologi
informasi. Guru dapat memanfaatkan teknologi informasi yang ada untuk kegiatan pembelajaran dengan menggunakan multimedia. Guru dapat
memanfaatkan perangkat multimedia untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga terjadi proses belajar
yang menarik.
Dalam mengembangkan bahan ajar berbasis multimedia untuk menstimulasi kemampuan kognitif peserta didik, guru perlu memperhatikan
peran gambar, teks, video, animasi, audio, dan grafik yang disajikan. Guru juga dapat menggunakan aplikasi permainan, presentasi interaktif,
buku elektronik dan sebagainya. Penggunaan multimedia yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran akan memperkuat penjelasan yang
disampaikan secara lisan.
Sebagai guru generasi milenial, guru seharusnya tidak gagap teknologi informasi dan menggunakan teknologi informasi dalam setup
pembelajaran di sekolah. Semakin optimal guru memanfaatkan teknologi informasi yang tersedia, semakin menarik pembelajarannya.
Kata yang paling tepat untuk melengkapi [...] pada paragraf 1 adalah.....
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 1/9
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
Karena salah satu ciri dari kompetensi generasi milenial adalah teknologi informasi, guru harus lebih jeli dalam memanfaatkan teknologi
informasi. Guru dapat memanfaatkan teknologi informasi yang ada untuk kegiatan pembelajaran dengan menggunakan multimedia. Guru dapat
memanfaatkan perangkat multimedia untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga terjadi proses belajar
yang menarik.
Dalam mengembangkan bahan ajar berbasis multimedia untuk menstimulasi kemampuan kognitif peserta didik, guru perlu memperhatikan
peran gambar, teks, video, animasi, audio, dan grafik yang disajikan. Guru juga dapat menggunakan aplikasi permainan, presentasi interaktif,
buku elektronik dan sebagainya. Penggunaan multimedia yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran akan memperkuat penjelasan yang
disampaikan secara lisan.
Sebagai guru generasi milenial, guru seharusnya tidak gagap teknologi informasi dan menggunakan teknologi informasi dalam setup
pembelajaran di sekolah. Semakin optimal guru memanfaatkan teknologi informasi yang tersedia, semakin menarik pembelajarannya.
Karena salah satu ciri dari kompetensi generasi milenial adalah teknologi informasi, guru harus lebih jeli dalam memanfaatkan teknologi
informasi. Guru dapat memanfaatkan teknologi informasi yang ada untuk kegiatan pembelajaran dengan menggunakan multimedia. Guru dapat
memanfaatkan perangkat multimedia untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga terjadi proses belajar
yang menarik.
Dalam mengembangkan bahan ajar berbasis multimedia untuk menstimulasi kemampuan kognitif peserta didik, guru perlu memperhatikan
peran gambar, teks, video, animasi, audio, dan grafik yang disajikan. Guru juga dapat menggunakan aplikasi permainan, presentasi interaktif,
buku elektronik dan sebagainya. Penggunaan multimedia yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran akan memperkuat penjelasan yang
disampaikan secara lisan.
Sebagai guru generasi milenial, guru seharusnya tidak gagap teknologi informasi dan menggunakan teknologi informasi dalam setup
pembelajaran di sekolah. Semakin optimal guru memanfaatkan teknologi informasi yang tersedia, semakin menarik pembelajarannya.
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 2/9
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
Pengajaran sastra di lembaga pendidikan formal idealnya tidak hanya sebatas pada mempelajari teks sastra berdasarkan aliran-aliran tertentu
untuk dipahami dan diinterpretasikan. Pengajaran sastra harus diarahkan pada kegiatan membaca karya sastra, mengakrabkan peserta didik
pada kesusastraan dan menghargai karya sastra sehingga mereka benar-benar mengalami dan masuk ke dalam ranah sastra. Di sisi lain,
pengajaran sastra juga hams berfokus pada pendidik. Tujuannya adalah agar guru memiliki kemampuan dan kapabilitas yang memadai untuk
mendampingi peserta didikmemahami sastra. Selain pentingnya meningkatkan kualitas pendidikan, kurikulum juga diharapkan tidak menuntut
pemberlakuan satu metode pembelajaran tertentu tetapi hams memberikan kesempatan pada guru untuk menggunakan berbagai metode secara
bervariasi dalam penyajian materi tertentu agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Berangkat dari hal ini maka orientasi pada pengajaran konsep
teori sastra dan sejarah sastra tampaknya sudah saatnya dikurangi. Yang lebih dipentingkan saat ini tampaknya adalah pengakraban peserta
didik terhadap karya sastra sehingga mereka mampu menikmati, mengkritik, dan menciptakan karya sastra sendiri.
Sekolah harus selalu melakukan kajian dan inovasi berkelanjutan agar dapat menjadi tempat yang baik bagi upaya menghidupkan sastra.
Keberhasilan sekolah dalam hal ini akan membawa perubahan bagi perkembangan pengetahuan siswa dan guru dalam dunia literasi.
Membimbing siswa dalam dunia literasi tidak ubahnya seperti membawa mereka memasuki taman bunga. Guru harus mampu membuat siswa
merasa nyaman dan senang ketika memasukinya. Jika strategi ini terealisasikan dengan baik maka bukan tidak mungkin harkat dan martabat
bangsa Indonesia akan semakin terangkat dalam percaturan kebudayaan di dunia.
Pengajaran sastra di lembaga pendidikan formal idealnya tidak hanya sebatas pada mempelajari teks sastra berdasarkan aliran-aliran tertentu
untuk dipahami dan diinterpretasikan. Pengajaran sastra harus diarahkan pada kegiatan membaca karya sastra, mengakrabkan peserta didik
pada kesusastraan dan menghargai karya sastra sehingga mereka benar-benar mengalami dan masuk ke dalam ranah sastra. Di sisi lain,
pengajaran sastra juga hams berfokus pada pendidik. Tujuannya adalah agar guru memiliki kemampuan dan kapabilitas yang memadai untuk
mendampingi peserta didikmemahami sastra. Selain pentingnya meningkatkan kualitas pendidikan, kurikulum juga diharapkan tidak menuntut
pemberlakuan satu metode pembelajaran tertentu tetapi hams memberikan kesempatan pada guru untuk menggunakan berbagai metode secara
bervariasi dalam penyajian materi tertentu agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Berangkat dari hal ini maka orientasi pada pengajaran konsep
teori sastra dan sejarah sastra tampaknya sudah saatnya dikurangi. Yang lebih dipentingkan saat ini tampaknya adalah pengakraban peserta
didik terhadap karya sastra sehingga mereka mampu menikmati, mengkritik, dan menciptakan karya sastra sendiri.
Sekolah harus selalu melakukan kajian dan inovasi berkelanjutan agar dapat menjadi tempat yang baik bagi upaya menghidupkan sastra.
Keberhasilan sekolah dalam hal ini akan membawa perubahan bagi perkembangan pengetahuan siswa dan guru dalam dunia literasi.
Membimbing siswa dalam dunia literasi tidak ubahnya seperti membawa mereka memasuki taman bunga. Guru harus mampu membuat siswa
merasa nyaman dan senang ketika memasukinya. Jika strategi ini terealisasikan dengan baik maka bukan tidak mungkin harkat dan martabat
bangsa Indonesia akan semakin terangkat dalam percaturan kebudayaan di dunia.
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 3/9
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
Pengajaran sastra di lembaga pendidikan formal idealnya tidak hanya sebatas pada mempelajari teks sastra berdasarkan aliran-aliran tertentu
untuk dipahami dan diinterpretasikan. Pengajaran sastra harus diarahkan pada kegiatan membaca karya sastra, mengakrabkan peserta didik
pada kesusastraan dan menghargai karya sastra sehingga mereka benar-benar mengalami dan masuk ke dalam ranah sastra. Di sisi lain,
pengajaran sastra juga hams berfokus pada pendidik. Tujuannya adalah agar guru memiliki kemampuan dan kapabilitas yang memadai untuk
mendampingi peserta didikmemahami sastra. Selain pentingnya meningkatkan kualitas pendidikan, kurikulum juga diharapkan tidak menuntut
pemberlakuan satu metode pembelajaran tertentu tetapi hams memberikan kesempatan pada guru untuk menggunakan berbagai metode secara
bervariasi dalam penyajian materi tertentu agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Berangkat dari hal ini maka orientasi pada pengajaran konsep
teori sastra dan sejarah sastra tampaknya sudah saatnya dikurangi. Yang lebih dipentingkan saat ini tampaknya adalah pengakraban peserta
didik terhadap karya sastra sehingga mereka mampu menikmati, mengkritik, dan menciptakan karya sastra sendiri.
Sekolah harus selalu melakukan kajian dan inovasi berkelanjutan agar dapat menjadi tempat yang baik bagi upaya menghidupkan sastra.
Keberhasilan sekolah dalam hal ini akan membawa perubahan bagi perkembangan pengetahuan siswa dan guru dalam dunia literasi.
Membimbing siswa dalam dunia literasi tidak ubahnya seperti membawa mereka memasuki taman bunga. Guru harus mampu membuat siswa
merasa nyaman dan senang ketika memasukinya. Jika strategi ini terealisasikan dengan baik maka bukan tidak mungkin harkat dan martabat
bangsa Indonesia akan semakin terangkat dalam percaturan kebudayaan di dunia.
Pengajaran sastra di lembaga pendidikan formal idealnya tidak hanya sebatas pada mempelajari teks sastra berdasarkan aliran-aliran tertentu
untuk dipahami dan diinterpretasikan. Pengajaran sastra harus diarahkan pada kegiatan membaca karya sastra, mengakrabkan peserta didik
pada kesusastraan dan menghargai karya sastra sehingga mereka benar-benar mengalami dan masuk ke dalam ranah sastra. Di sisi lain,
pengajaran sastra juga hams berfokus pada pendidik. Tujuannya adalah agar guru memiliki kemampuan dan kapabilitas yang memadai untuk
mendampingi peserta didikmemahami sastra. Selain pentingnya meningkatkan kualitas pendidikan, kurikulum juga diharapkan tidak menuntut
pemberlakuan satu metode pembelajaran tertentu tetapi hams memberikan kesempatan pada guru untuk menggunakan berbagai metode secara
bervariasi dalam penyajian materi tertentu agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Berangkat dari hal ini maka orientasi pada pengajaran konsep
teori sastra dan sejarah sastra tampaknya sudah saatnya dikurangi. Yang lebih dipentingkan saat ini tampaknya adalah pengakraban peserta
didik terhadap karya sastra sehingga mereka mampu menikmati, mengkritik, dan menciptakan karya sastra sendiri.
Sekolah harus selalu melakukan kajian dan inovasi berkelanjutan agar dapat menjadi tempat yang baik bagi upaya menghidupkan sastra.
Keberhasilan sekolah dalam hal ini akan membawa perubahan bagi perkembangan pengetahuan siswa dan guru dalam dunia literasi.
Membimbing siswa dalam dunia literasi tidak ubahnya seperti membawa mereka memasuki taman bunga. Guru harus mampu membuat siswa
merasa nyaman dan senang ketika memasukinya. Jika strategi ini terealisasikan dengan baik maka bukan tidak mungkin harkat dan martabat
bangsa Indonesia akan semakin terangkat dalam percaturan kebudayaan di dunia.
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 4/9
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
Tidak hanya merusak pemandangan, plastik juga dapat membunuh kehidupan laut. Minggu lalu, seekor paus ditemukan tewas di
Thailand Selatan dengan 80 kantung plastik dalam perutnya. Selain itu, burung laut dan kura-kura juga mati akibat menelan plastik. Para ahli
mengatakan, ancaman sampah plastik juga ada yang tidak terlihat Mikroplastik — potongan-potongan kecil dari sampah plastik besar yang
mudah menyerap racun — ditemukan pada air tawar, air tanah, dan di dalam tubuh ikan yang biasa kita makan sehari-hari. Hal ini
mengkhawatirkan para nelayan.
Sangat tidak menyenangkan melihat orang-orang membuang sampahnya di tepi pantai. Ini juga berbahaya bagi anak-anak. Di hutan
bakau terdekat, petani sering menggali lumpur hangat untuk mencari siput atau udang, tetapi malah sampah plastik yang is temukan. "Sulit bagi
kami untuk bekerja di sini, karena tidak menemukan udang dan ikan," kata seorang nelayan. Satu kilometer dari sana, sepanjang pantai dipenuhi
dengan sandal, plastik biskuit, bungkus pasta gigi, kotak jus, perkakas rumah, jaring ikan, baju bekas, hingga sisa-sisa pembakaran sampah.
Tidak hanya merusak pemandangan, plastik juga dapat membunuh kehidupan laut. Minggu lalu, seekor paus ditemukan tewas di
Thailand Selatan dengan 80 kantung plastik dalam perutnya. Selain itu, burung laut dan kura-kura juga mati akibat menelan plastik. Para ahli
mengatakan, ancaman sampah plastik juga ada yang tidak terlihat Mikroplastik — potongan-potongan kecil dari sampah plastik besar yang
mudah menyerap racun — ditemukan pada air tawar, air tanah, dan di dalam tubuh ikan yang biasa kita makan sehari-hari. Hal ini
mengkhawatirkan para nelayan.
Sangat tidak menyenangkan melihat orang-orang membuang sampahnya di tepi pantai. Ini juga berbahaya bagi anak-anak. Di hutan
bakau terdekat, petani sering menggali lumpur hangat untuk mencari siput atau udang, tetapi malah sampah plastik yang is temukan. "Sulit bagi
kami untuk bekerja di sini, karena tidak menemukan udang dan ikan," kata seorang nelayan. Satu kilometer dari sana, sepanjang pantai dipenuhi
dengan sandal, plastik biskuit, bungkus pasta gigi, kotak jus, perkakas rumah, jaring ikan, baju bekas, hingga sisa-sisa pembakaran sampah.
Berdasarkan bacaan diatas, apa yang akan terjadi kemudian jika pembuangan plastik terus-menerus dilakukan?
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 5/9
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
Home schooling is also advantageous because it keeps children away from other students that may be corruptive forces. This is not
any faults of the school; __(4)__, it is still a painful reality. These students can lead to the destruction of a stable learning environment. Home
schooling keeps children focussed on learning and not on avoiding social pressure.
Home schooling is also advantageous because it keeps children away from other students that may be corruptive forces. This is not
any faults of the school; __(4)__, it is still a painful reality. These students can lead to the destruction of a stable learning environment. Home
schooling keeps children focussed on learning and not on avoiding social pressure.
Home schooling is also advantageous because it keeps children away from other students that may be corruptive forces. This is not
any faults of the school; __(4)__, it is still a painful reality. These students can lead to the destruction of a stable learning environment. Home
schooling keeps children focussed on learning and not on avoiding social pressure.
Home schooling is also advantageous because it keeps children away from other students that may be corruptive forces. This is not
any faults of the school; __(4)__, it is still a painful reality. These students can lead to the destruction of a stable learning environment. Home
schooling keeps children focussed on learning and not on avoiding social pressure.
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 6/9
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
Home schooling is also advantageous because it keeps children away from other students that may be corruptive forces. This is not
any faults of the school; __(4)__, it is still a painful reality. These students can lead to the destruction of a stable learning environment. Home
schooling keeps children focussed on learning and not on avoiding social pressure.
All hope is not lost, however. A recent experiment in Tanzania has shown that a small health budget can go a long way, provided that
the money is spent with care. With the help of a Canadian charity, the Tanzanian health ministry set up a health project in two rural districts, with a
combined population of about 700,000. Five years ago, annual health spending in Tanzania was about 8 a head. This figure included an estimate
for the annual cost of trained staff. The charity added 2 a head to the pot, on condition that it was spent rationally. By this, the donors meant that
the amount of money spent of fighting a particular disease should reflect the burden that disease imposed on the local population.’
This may sound obvious; however, in this region, no one had a clue which diseases caused the most trouble, so the first task was to
find out. Researchers were sent out to carry out a door-to-door survey, asking representative households whether anyone had been ill or died
recently, and if so with what symptoms. These raw numbers were then crunched to produce a ‘burden of disease’ profile for the two districts. In
other words, researchers sought to measure how many years of life were being lost to each disease, including the damage done to families when
breadwinners die.
They then compared their results with the amount spent by the local health authorities on each disease and found that it bore no
relation what so ever to the harm which the disease infected on local people. Some diseases were horribly neglected, such as malaria, which
accounted for 30% of the years of life lost but only 5% of the health budget. Other conditions, meanwhile, attracted more than their fair share of
cash. Tuberculosis, which accounted for less than 4% of years of life lost, received 22% of the budget.
This tiny infusion of cash from the Canadians, in the form of an extra 2 a head, was enough to allow the districts health authorities to
make their spending reflect the disease burden. The results of all this were stunning. Infant mortality fell by 28% between 1999 and 2000 and the
proportion of children dying before their fifth birthday dropped by 14%.
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 7/9
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
All hope is not lost, however. A recent experiment in Tanzania has shown that a small health budget can go a long way, provided that
the money is spent with care. With the help of a Canadian charity, the Tanzanian health ministry set up a health project in two rural districts, with a
combined population of about 700,000. Five years ago, annual health spending in Tanzania was about 8 a head. This figure included an estimate
for the annual cost of trained staff. The charity added 2 a head to the pot, on condition that it was spent rationally. By this, the donors meant that
the amount of money spent of fighting a particular disease should reflect the burden that disease imposed on the local population.’
This may sound obvious; however, in this region, no one had a clue which diseases caused the most trouble, so the first task was to
find out. Researchers were sent out to carry out a door-to-door survey, asking representative households whether anyone had been ill or died
recently, and if so with what symptoms. These raw numbers were then crunched to produce a ‘burden of disease’ profile for the two districts. In
other words, researchers sought to measure how many years of life were being lost to each disease, including the damage done to families when
breadwinners die.
They then compared their results with the amount spent by the local health authorities on each disease and found that it bore no
relation what so ever to the harm which the disease infected on local people. Some diseases were horribly neglected, such as malaria, which
accounted for 30% of the years of life lost but only 5% of the health budget. Other conditions, meanwhile, attracted more than their fair share of
cash. Tuberculosis, which accounted for less than 4% of years of life lost, received 22% of the budget.
This tiny infusion of cash from the Canadians, in the form of an extra 2 a head, was enough to allow the districts health authorities to
make their spending reflect the disease burden. The results of all this were stunning. Infant mortality fell by 28% between 1999 and 2000 and the
proportion of children dying before their fifth birthday dropped by 14%.
All hope is not lost, however. A recent experiment in Tanzania has shown that a small health budget can go a long way, provided that
the money is spent with care. With the help of a Canadian charity, the Tanzanian health ministry set up a health project in two rural districts, with a
combined population of about 700,000. Five years ago, annual health spending in Tanzania was about 8 a head. This figure included an estimate
for the annual cost of trained staff. The charity added 2 a head to the pot, on condition that it was spent rationally. By this, the donors meant that
the amount of money spent of fighting a particular disease should reflect the burden that disease imposed on the local population.’
This may sound obvious; however, in this region, no one had a clue which diseases caused the most trouble, so the first task was to
find out. Researchers were sent out to carry out a door-to-door survey, asking representative households whether anyone had been ill or died
recently, and if so with what symptoms. These raw numbers were then crunched to produce a ‘burden of disease’ profile for the two districts. In
other words, researchers sought to measure how many years of life were being lost to each disease, including the damage done to families when
breadwinners die.
They then compared their results with the amount spent by the local health authorities on each disease and found that it bore no
relation what so ever to the harm which the disease infected on local people. Some diseases were horribly neglected, such as malaria, which
accounted for 30% of the years of life lost but only 5% of the health budget. Other conditions, meanwhile, attracted more than their fair share of
cash. Tuberculosis, which accounted for less than 4% of years of life lost, received 22% of the budget.
This tiny infusion of cash from the Canadians, in the form of an extra 2 a head, was enough to allow the districts health authorities to
make their spending reflect the disease burden. The results of all this were stunning. Infant mortality fell by 28% between 1999 and 2000 and the
proportion of children dying before their fifth birthday dropped by 14%.
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 8/9
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
All hope is not lost, however. A recent experiment in Tanzania has shown that a small health budget can go a long way, provided that
the money is spent with care. With the help of a Canadian charity, the Tanzanian health ministry set up a health project in two rural districts, with a
combined population of about 700,000. Five years ago, annual health spending in Tanzania was about 8 a head. This figure included an estimate
for the annual cost of trained staff. The charity added 2 a head to the pot, on condition that it was spent rationally. By this, the donors meant that
the amount of money spent of fighting a particular disease should reflect the burden that disease imposed on the local population.’
This may sound obvious; however, in this region, no one had a clue which diseases caused the most trouble, so the first task was to
find out. Researchers were sent out to carry out a door-to-door survey, asking representative households whether anyone had been ill or died
recently, and if so with what symptoms. These raw numbers were then crunched to produce a ‘burden of disease’ profile for the two districts. In
other words, researchers sought to measure how many years of life were being lost to each disease, including the damage done to families when
breadwinners die.
They then compared their results with the amount spent by the local health authorities on each disease and found that it bore no
relation what so ever to the harm which the disease infected on local people. Some diseases were horribly neglected, such as malaria, which
accounted for 30% of the years of life lost but only 5% of the health budget. Other conditions, meanwhile, attracted more than their fair share of
cash. Tuberculosis, which accounted for less than 4% of years of life lost, received 22% of the budget.
This tiny infusion of cash from the Canadians, in the form of an extra 2 a head, was enough to allow the districts health authorities to
make their spending reflect the disease burden. The results of all this were stunning. Infant mortality fell by 28% between 1999 and 2000 and the
proportion of children dying before their fifth birthday dropped by 14%.
All hope is not lost, however. A recent experiment in Tanzania has shown that a small health budget can go a long way, provided that
the money is spent with care. With the help of a Canadian charity, the Tanzanian health ministry set up a health project in two rural districts, with a
combined population of about 700,000. Five years ago, annual health spending in Tanzania was about 8 a head. This figure included an estimate
for the annual cost of trained staff. The charity added 2 a head to the pot, on condition that it was spent rationally. By this, the donors meant that
the amount of money spent of fighting a particular disease should reflect the burden that disease imposed on the local population.’
This may sound obvious; however, in this region, no one had a clue which diseases caused the most trouble, so the first task was to
find out. Researchers were sent out to carry out a door-to-door survey, asking representative households whether anyone had been ill or died
recently, and if so with what symptoms. These raw numbers were then crunched to produce a ‘burden of disease’ profile for the two districts. In
other words, researchers sought to measure how many years of life were being lost to each disease, including the damage done to families when
breadwinners die.
They then compared their results with the amount spent by the local health authorities on each disease and found that it bore no
relation what so ever to the harm which the disease infected on local people. Some diseases were horribly neglected, such as malaria, which
accounted for 30% of the years of life lost but only 5% of the health budget. Other conditions, meanwhile, attracted more than their fair share of
cash. Tuberculosis, which accounted for less than 4% of years of life lost, received 22% of the budget.
This tiny infusion of cash from the Canadians, in the form of an extra 2 a head, was enough to allow the districts health authorities to
make their spending reflect the disease burden. The results of all this were stunning. Infant mortality fell by 28% between 1999 and 2000 and the
proportion of children dying before their fifth birthday dropped by 14%.
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 9/9
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 1/4
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 2/4
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
Nilai ab adalah . . .
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 3/4
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 4/4
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 1/4
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 2/4
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 3/4
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 4/4
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
TKA - SEJARAH
TKA - SEJARAH
TKA - SEJARAH
Yang menjadi peninggalan pada kerajaan hindu-buddha tertua di pulau jawa ditunjukkan nomor
TKA - SEJARAH
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 1/4
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
TKA - SEJARAH
TKA - SEJARAH
TKA - SEJARAH
TKA - SEJARAH
SEBAB
Bergabungnya Malaysia menjadi anggota tidak tetap Dewan keamanan PBB dianggap Ir. Soekarno sebagai tindakan tidak tegas dari PBB
terhadap permasalahan berdirinya Malaysia
TKA - SEJARAH
TKA - SEJARAH
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 2/4
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
TKA - SEJARAH
SEBAB
TKA - SEJARAH
TKA - SEJARAH
SEBAB
Para wali menggunakan kesenian local sebagai media penyebaran islam di tanah Jawa
TKA - SEJARAH
1. Cuo Sangi In
3. Jawa Hokokai
4. Fujinkai
TKA - SEJARAH
1. Hafidin Royan
2. Hendriawan Sie
4. Heri Herianto
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 3/4
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
TKA - SEJARAH
TKA - SEJARAH
TKA - SEJARAH
TKA - SEJARAH
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 4/4
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
TKA - GEOGRAFI
TKA - GEOGRAFI
TKA - GEOGRAFI
TKA - GEOGRAFI
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 1/4
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
TKA - GEOGRAFI
SEBAB
Prisip korologi menjelaskan hubungan timbal balik yang terjadi di permukaan bumi.
TKA - GEOGRAFI
TKA - GEOGRAFI
TKA - GEOGRAFI
TKA - GEOGRAFI
SEBAB
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 2/4
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
TKA - GEOGRAFI
TKA - GEOGRAFI
TKA - GEOGRAFI
TKA - GEOGRAFI
TKA - GEOGRAFI
TKA - GEOGRAFI
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 3/4
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
TKA - GEOGRAFI
TKA - GEOGRAFI
TKA - GEOGRAFI
TKA - GEOGRAFI
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 4/4
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
TKA - SOSIOLOGI
TKA - SOSIOLOGI
TKA - SOSIOLOGI
TKA - SOSIOLOGI
TKA - SOSIOLOGI
TKA - SOSIOLOGI
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 1/3
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
TKA - SOSIOLOGI
TKA - SOSIOLOGI
TKA - SOSIOLOGI
TKA - SOSIOLOGI
TKA - SOSIOLOGI
TKA - SOSIOLOGI
TKA - SOSIOLOGI
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 2/3
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
TKA - SOSIOLOGI
TKA - SOSIOLOGI
TKA - SOSIOLOGI
TKA - SOSIOLOGI
TKA - SOSIOLOGI
TKA - SOSIOLOGI
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 3/3
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
TKA - EKONOMI
Asuransi dibayar Beban asuransi Asuransi dibayar di Beban Asuransi Asuransi dibayar di
dimuka Rp 45.000,00 Rp 45.000,00 muka Rp 135.000,00 R135.000,00 muka Rp 30.000,00
TKA - EKONOMI
TKA - EKONOMI
TKA - EKONOMI
Dari data diatas, besarnya biaya marginal saat barang yang diproduksi 2 unit adalah...
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 1/4
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
TKA - EKONOMI
utang bertambah Rp utang bertambah Rp modal bertambah Rp modal berkurang Rp modal berkurang Rp
750.000 750.000 750.000 750.000 750.000
TKA - EKONOMI
TKA - EKONOMI
TKA - EKONOMI
TKA - EKONOMI
TKA - EKONOMI
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 2/4
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
TKA - EKONOMI
TKA - EKONOMI
TKA - EKONOMI
TKA - EKONOMI
TKA - EKONOMI
TKA - EKONOMI
TKA - EKONOMI
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 3/4
10/20/2019 Cetak Soal TOBK
TKA - EKONOMI
TKA - EKONOMI
192.168.10.5/toonline/sup1r4j4/SoalTOBK.php 4/4