Anda di halaman 1dari 7

NAMA : SABRINA

KELAS : XI IPS 2

7 Unsur Kebudayaan Suku Minangkabau

1. Peralatan dan Perlengkapan Hidup


a. Perlengkapan untuk Bertani
- Sabit : Digunakan untuk memotong padi
- Niru : Alat untuk mengeringkan padi
- Rangkiang : Tempat untuk menyimpan beras biasanya disebut "lumbung
padi"
- Sibayau-bayau -> Bangunan berkaki 6 bergunan untuk menyimpan beras
yang akan digunakan untuk memenuhi kehidupan keluarga.
- Sitinjau Lauik -> Bangunan berkaki 4 berguna sebagai tempat penyimpana
beras yang akan digunakan untuk pesta, kegiatan sosial.
- Turong : Topi untuk bertani
b. Perlengkapan untuk berburu ikan
- Jaring
- Panah
- Tombak
- Pisau Berburu
c. Perlengkapan untuk Memasak
- Cetakan Kue Sapik
- Cetakan Kue Bolu
- Cetakan Kue Kambolayang
- Panutcut (Alat Penumbuk Makanan)
- Pengumpal Genang (Alat untuk menghaluskan bumbu)
d. Benda benda pusaka
- Karih (sejenis KERIS)
- Pending Emas
- Sunting
- Lemari Bunian (Tempat Menyimpan Benda Pusaka)
- Ruduih (Sejenis GOLOK)
e. Pakaian Adat
- Perempuan -> Baju KURUNG dengan tutup kepala yang berbeda beda sesuai
dengan acaranya.
- Laki-lai -> Baju model Teluk Belangga yang berlengan pendek dan melebar
pada ujungnya, celana panjang, kain songket yang dikenakan dari pinggang
sampai lutut, dan selembar kain yang menyelempang pada bahu.
- Talapak -> Tempat menyimpan pakaian adat.
f. Rumah Adat
- Rumah Gadang -> Rumah gadang yang dibangun sesuai keinginannya masing-
masing, setiap rumah memiliki ukiran di dindingnya berupa tanaman-tanaman.
Di depan halaman rumah mereka terdapat rangkiang untuk menyimpan padi.

2. Mata Pencaharian
Zaman dahulu masyarakat minangkabau melakukan "barter", seperti kelapa, sayur-
sayuran, dan buah-buahan. Mereka menggunakan perahu/kuda untuk mengantar barang pada
saat melakukan transaksi. Kegiatan barter ini dilakukan hanya sebatas antar daerah saja.
Sedangkan pada zaman sekarang ini statistik masyarakat minang, sebagai Berikut ::
a. 33 % berdagang
b. 30 % bertani dan nelayan
c. 37 % bekerja sebagai pegawai
d. Hasil tambangnya berupa granit dan marmer
e. Hasil pertaniannya berupa beras, buah-buahan, dan sayur-sayuran
f. Kebanyakan penduduknya mengadu nasib/merantau ke Jakarta, Bandung, dan kota-
kota besar lainnya untuk mendapatkan pekerjaan yang layak pada zaman era modern
ini

3. Sistem Kemasyarakatan
Minangkabau mempunyai banyak arti yang pertama kabar yang diinang-inangkan artinya
adalah kabar yang diidam-idamkan, ada juga pendapat lain yang mengatakan pertemuan dua
buah hulu sungai, bahkan ada yang bilang menang kerbau.
Sistem kemasyarakatan masyarakat Minangkabau adalah matrilineal (garis keturunan
dari ibu). Terdapat aturan yang mengharuskan anak berumur 10 tahun tidak boleh tidur di
rumah, mereka harus tidur di gurau/mushollah.
Merantau bagi masyarakat Minang adalah sikap hidup yang sudah membudaya. Terdapat
dua latar belakang mengapa masyarakat Minang merantau adalah keinginannya untuk
mendapatkan kekayaan dan perselisihan yang mengakibatkan individu yang kalah akan
meninggalkan kampung halaman. Walaupun masyarakat Minang merantau sangat jauh,
mereka akan tetap mempertahankan kebudayaan kampung halamannya.
Dalam kehidupan masyarakat Minang dikenal dengan tiga suku utama, yaitu Suku Bodi
Caniago, Koto, dan Piliang. Ketiga suku ini dibagi lagi menjadi 96 suku, sehingga disebut
sebagai penduduk Sumatera Barat dan merasakan seketurunan nenek moyang. Hal inilah
yang membuat masyarakat Minang yang homogen. Di dalam masyarakat Minang terdapat
seorang pemimpin yang disebut “datuk”, diangkat/dipilih berdasarkan gari keturunan anak
kemenakan dan jabatannya seumur hidup.
Terdapat beberapa golongan dalam masyarakat Minang, berupa pelapisan sosial secara
vertikal dan horizontal. Dalam pelapisan sosial secara vertikal terdiri atas golongan raja-raja
bangsawan (dengan gelar Bagindo, Sidi, Sutan Dan Marah), serta rakyat biasa. Secara
horizontal masyarakat Minang dibedakan atas golongan Ninik Mamak yang mengatur urusan
adat-istiadat, golongan cerdik pandai (candiak candokio) tempat bertanya mengenai masalah
umum dan golongan Ulama yang mengatur masalah agama.
Pada masyarakat minang juga diajarkan bagaimana cara bersikap, yaitu ::
a. Kato Mandaki : Bersikap ke Orang Tua
b. Kato Mandata : Bersikap ke Orang yang Sebaya
c. Kato Malereng : Bersikap ke Orang yang belum dikenal
d. Kato Manurun : Bersikap ke orang yang lebih muda
Sistem perkawianan (Baralek Gadang) merupakan hal yang selalu dipermasalahkan
dalam hukum adat orang Minang. Hal ini berhubungan dengan pelanggaran terhadap
pembatasan yang ada, yaitu ::
a. Apabila seorang laki-laki menikahi wanita dari kelompok yang sama, maka
pernikahan keduanya tidak mungkin dilakukan di desanya sendiri
b. Apabila seorang wantia menikah dengan laki-laki dari luar, wanita tersebut akan
diusir dan pihak laki-laki hanya dimusuhi oleh keluarganya saja
c. Harta pusaka diberikan kepada wantia, sedangkan laki-laki hanya diberi gelar
pusaka
d. Pernikahan harus dilakukan di rumah mempelai wanita
4. Bahasa
Orang Minangkabau menggunakan satu bahasa daerah yang sama, yaitu disebut bahasa
Minang, sebuah bahasa yang erat kaitaannya dengan Bahasa Melayu. Secara umum dialek
bahasa minang yang dikenal dengan dibagi menjadi empat, yaitu :
a. Dialek Tanah datar
b. Dialek agam
c. Dialek pesisir
d. Dialek 50 kato

Berikut ini beberapa kosakata minangkabau yang saya dapatkan ::


a. Ete : Tante
b. Ma'adang : Saudara yang paling besar
c. Ma'ete : Saudara yang paling kecil
d. Konco-konco : Kawan kawan
e. Tarimo Kasih : Terima Kasih
f. Bundo : Nenek
g. Salame pagi : Selamat Pagi
h. Salame siang : Selamat Siang

5. Kesenian
a. Seni Tari
Tarian tarian yang sering digunakan dalam upacara resmi adalah ::
1) Tari Indang
Menggambarkan tradisi syariat pada memacu kegotong-royongan yang
melandasi kehidupan masyarakat Minang. Indang sendiri berarti alat penampi
beras. Sebagian dari gerak tari ini berasal dari gerakan silat
2) Gelombang Persembahan
Tari yang ditujukan untuk menyambut tamu kehormatan dan yang dihormati
serta upcara adat. Pakaian yang dipakai penari laki-laki dominan berwarna
hitam dan penari perempuan berwarna cerah
3) Tari Payung
Tarian yang melukiskan hubungan percintaan sepasang muda-mudi yang
diiringi dengan lagu Babendi-bendi
4) Alang Guntinag Penghulu
Tari ini merupakan tari tradisi yang biasa ditampilkan khusus pada upacara adat,
contoh : upacara pengangkatan penghulu

Selain tarian diatas ada juga tarian pergaulan lainnya seperti ::


- Tari Rantak
- Tari Piring
- Tari Alang Babega
- Tari Panen
- Tari Layang-layang
- Galuak
- Sauik Randai

Seni Musik dan Lagu


1) Alat Tiup
- Saluang
- Sarumai
- Salempong
- Bansi
2) Alat Perkusi
- Perkusi Logam : Talempong, Canang, Momonang
- Perkusi Bambu : Alu Baganto, Katuak-katuak
- Perkusi Kulit : Tambua, Rabano, Tassa, Rapi, Gendang
- Perkusi Kayu : Tong-tong, Talempong Kayu
3) Alat Petik
- Kecapi
- Genggong
4) Alat Gesek
- Rebab Darek
- Rebab Pariaman
- Rebab Badoi

2. Seni Drama
a. Randai
- Suatu Opera Bernyanyi sambil bercerita dan melakukan beladiri
- Pemainnya berjumlah 20 orang
- Salah pameran laki-laki memakai baju perempuan sebagai lakon wainta
sesuai dengan permintaan cerita
b. Seni Sastra
Pantun. Biasa digunakan dalam upacara perkawinan
c. Syair
Biasa digunakan dalam upacara upacara adat
d. Seni Beladiri
Kumango. Seni Beladiri yang memfokuskan pada gerakan
e. Dabus
Pencak Silat masyarakat minang
f. Seni Lukis
- Menghias Tiang
- Motif Tumbuhan lebih dominan
- Melukis pada peralatan Rumah Tangga
- Motif Tumbuhan lebih dominan
g. Upacara Adat
- Tulak Bala : Usaha manusia untuk menangkal segala bencana
- Marihimin : Permohonan agar diberi keselamatan
- Tatau : Membuka lahan pertanian atau ladang, mengusir roh
halus
- Mangido ubat nieme : Memohon kesuburan tanaman padi

6. Sistem Pengetahuan
Budaya Minangkabau mendorong masyarakatnya untuk mencintai pendidikan dan ilmu
pengetahuan. Sehingga sejak kecil, para pemuda Minangkabau telah dituntut untuk mencari
ilmu. Pandangan Minangkabau yang mengatakan bahwa "alam terkembang menjadi guru",
merupakan suatu kemauan yang mengajak masyarakat Minangkabau untuk selalu menuntut
ilmu. Pada masa kedatangan Islam, pemuda-pemuda Minangkabau selain dituntut untuk
mempelajari adat istiadat juga ditekankan untuk mempelajari ilmu agama. Hal ini mendorong
setiap kaum keluarga, untuk mendirikan surau sebagai lembaga pendidikan para pemuda
kampung.
Setelah kedatangan imperium Belanda, masyarakat Minangkabau mulai dikenalkan
dengan sekolah-sekolah umum yang mengajarkan ilmu sosial dan ilmu alam. Pada masa
Hindia-Belanda, kaum Minangkabau merupakan salah satu kelompok masyarakat yang
paling bersemangat dalam mengikuti pendidikan Barat. Oleh karenanya, di Sumatera Barat
banyak didirikan sekolah-sekolah baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta.
Semangat pendidikan masyarakat Minangkabau tidak terbatas di kampung halaman saja.
Untuk mengejar pendidikan tinggi, banyak diantara mereka yang pergi merantau. Selain ke
negeri Belanda, Jawa juga merupakan tujuan mereka untuk bersekolah. Sekolah kedokteran
STOVIA di Jakarta, merupakan salah satu tempat yang banyak melahirkan dokter-dokter
Minang. Data yang sangat nyata menyebutkan, pada periode 1900 – 1914, ada sekitar 18%
lulusan STOVIA merupakan orang-orang Minang.
a. Guna mengetahui cuaca masyarakat suku Minang menggunakan rasi bintang
b. Guna mengatuhui kapan terjadi panen menggunakan lintang bumi
c. Penggunaan angka dalam pertimbangan

7. AGAMA
Masyarakat Minang merupakan penduduk yang 100% beragama Islam, mereka
mempunyai dasar hidpu rukun beragama. Orang Minang boleh dikatakan tidak mengenal
unsur kepercayaan lain selain apa yang diajarkan oleh Islam. Walaupun demikian, terkadang
muncul kepercayaan yang tidak diajarkan oleh Islam, misalnya percaya pada hantu yang
dapat mendatangkan bencana, pergi ke dukun untuk mengusirnya. Banyak juga yang percaya
tentang keberdaan orang dengan kekuatan gaib tertentu, contoh kepercayaan tentang
perempuan yang suka menghisap darah bayi

Anda mungkin juga menyukai