Ftir Identification Pet
Ftir Identification Pet
PENDAHULUAN
1.1 FTIR (Fourier Transform Infrared Spectroscopy)
Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (disingkat FTIR) adalah sama
dengan Spektrofotometer Infra Red dispersi, yang membedakannya adalah pengembangan
pada sistem optiknya sebelum berkas sinar infra merah melewati contoh. Dasar pemikiran
dari Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red adalah dari persamaan gelombang yang
dirumuskan oleh Jean Baptiste Joseph Fourier (1768-1830) seorang ahli matematika dari
Perancis. Dari deret Fourier tersebut intensitas gelombang dapat digambarkan sebagai daerah
waktu atau daerah frekuensi. Perubahan gambaran intensitas gelombang radiasi
elektromagnetik dari daerah waktu ke daerah frekuensi atau sebaliknya disebut Transformasi
Fourier (Fourier Transform).
Sistem optik Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red dilengkapi dengan
cermin yang bergerak tegak lurus dan cermin yang diam. Dengan demikian radiasi infra
merah akan menimbulkan perbedaan jarak yang ditempuh menuju cermin yang bergerak ( M
) dan jarak cermin yang diam ( F ). Perbedaan jarak tempuh radiasi tersebut adalah 2 yang
selanjutnya disebut sebagai retardasi (δ). Hubungan antara intensitas radiasi IR yang diterima
detektor terhadap retardasi disebut sebagai interferogram. Sedangkan sistem optik dari
Spektrofotometer Infra Red yang didasarkan atas bekerjanya interferometer disebut sebagai
sistem optik Fourier Transform Infra Red. Pada sistem optik Fourier Transform Infra Red
digunakan radiasi LASER (Light Amplification by Stimulated Emmission of Radiation) yang
berfungsi sebagai radiasi yang diinterferensikan dengan radiasi infra merah agar sinyal
radiasi infra merah yang diterima oleh detektor secara utuh dan lebih baik. Detektor yang
digunakan dalam Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red adalah Tetra Glycerine
Sulphate (disingkat TGS) atau Mercury Cadmium Telluride (disingkat MCT). Detektor MCT
lebih banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan detektor TGS,
yaitu memberikan respon yang lebih baik pada frekuensi modulasi tinggi, lebih sensitif, lebih
cepat, tidak dipengaruhi oleh temperatur, sangat selektif terhadap energi vibrasi yang
diterima dari radiasi infra merah.
Pada metode penggunaan karakterisasi material menggunakan FTIR spektroskopi ini
menggunakana spektrum sinar merah (infrared). Ini dikarenakan bahwa sinar inframerah
memiliki panjang gelombang yang paling panjang dari spektrum sinar warna lainnya. Sinar
memiliki frekuensi dan panjang gelombang tertentu berdasarkan apa yang telah diteliti
Gambar 1 : Spektrum cahaya dan pembagian cahaya infrared dengan panjang gelombangnya
Dari pemeriksaan karakterisasi menggunakan FTIR maka akan dihasilkan grafik dari
material yang dilakukan scanning. Dari grafik yang dimunculkan maka harus dilakukan
identifikasi dari setiap puncak (peak) grafik yang muncul. Dari setiap puncak yang muncul
akan menunjukkan angka – angka tertentu. Dari angka – angka puncak dapat
diidentifikasikan berupa ikatan kimia yang terjadi. Dan ikatan – ikatan tersebut dapat
menunjukkan merupakan material original.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Interaksi Sinar Infra Merah Dengan Molekul
Bila ikatan bergetar, maka energi vibrasi secara terus menerus dan secara periodik
berubah dari energi kinetik ke energi potensial dan sebaiknya. Jumlah energi total adalah
sebanding dengan frekwensi vibrasi dan tetapan gaya ( k ) dari pegas dan massa ( m1 dan m2
) dari dua atom yang terikat. Energi yang dimiliki oleh sinar infra merah hanya cukup kuat
untuk mengadakan perubahan vibrasi.
Panjang gelombang atau bilangan gelombang dan kecepatan cahaya dihubungkan
dengan frekwensi melalui bersamaan berikut : Energi yang timbul juga berbanding lurus
dengan frekwesi dan digambarkan dengan persamaan Max Plank.
Dalam spektroskopi infra merah panjang gelombang dan bilangan gelombang adalah
nilai yang digunakan untuk menunjukkan posisi dalam spektrum serapan. Panjang gelombang
1. Scissoring
2. Rocking
4. Twisting
1. Regangan Simetri, unit struktur bergerak bersamaan dan searah dalam satu bidang
datar.
2. Regangan Asimetri, unit struktur bergerak bersamaan dan tidak searah tetapi masih
dalam satu bidang datar.
goyangan (rocking), yaitu yang berada di daerah bilangan gelombang 2000 ・ 400 cm-1.
Karena di daerah antara 4000 ・2000 cm-1 merupakan daerah yang khusus yang berguna untuk
identifkasi gugus fungsional. Daerah ini menunjukkan absorbsi yang disebabkan oleh vibrasi
regangan. Sedangkan daerah antara 2000 ・400 cm-1 seringkali sangat rumit, karena vibrasi
Dalam daerah 2000 ・400 cm-1 tiap senyawa organik mempunyai absorbsi yang unik,
sehingga daerah tersebut sering juga disebut sebagai daerah sidik jari (fingerprint region).
Meskipun pada daerah 4000 ・2000 cm-1 menunjukkan absorbsi yang sama, pada daerah 2000
・400 cm-1 juga harus menunjukkan pola yang sama sehingga dapat disimpulkan bahwa dua
1. Suatu sumber energy cahaya yang berkesinambungan yang meliputi daerah spectrum
dimana instrument itu dirancang untuk beroperasi.
2. Suatu monokromator, yakni suatu piranti untuk mengecilkan pita sempit panjang-
panjang gelombang dari spectrum lebar yang dipancarkan oleh sumber cahaya.
3. Suatu wadah sampel (kuvet)
4. Suatu detector, yang berupa transduser yang mengubah energy cahaya menjadi suatu
isyarat listrik.
5. Suatu pengganda (amplifier), dan rangkaian yang berkaitan membuat isyarat listrik itu
memadai untuk di baca.
Gambar 4 : Gelas air mineral sebagai benda uji (kanan) dan seperangkat alat uji FTIR Spektroskopi
terintegrasi dengan komputer
1. Menyiapkan sampel
2. Memasang detektor
3. Memanaskan alat FTIR selama 30 menit
4. Menyalaka komputer dan mengaktifkan program OMNIC
5. Memasang tip pada detektor
6. Merekam spektrum gelombang tempat spesimen (background) dan menggunakannya
sebagai acuan
7. Meletakkan sampel di tempat sampel lalu ditekan dengan tip
8. Merekam spektrum gelombang sampel lalu menyimpannya
9. Menganalisa jumlah dan panjang gelombang puncak-puncak di grafik
10. Mencetak grafik
10 | K a r a k t e r i s a s i Material Lanjut - PET
11. Menganalisa jenis ikatan yang terdapat pada material polimer
12. Menentukan jenis material tersebut
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Gambar 5 : Grafik hasil karakterisasi material gelas air mineral dengan menggunakan FTIR
Spektroskopi
Dari grafik yang dihasilkan terdapat beberapa peak yang muncul dengan berbagai
transmisi, dari mulai low, medium dan high. Dari peak – peak yang muncul, dijelaskan pada
Tabel 3 dibawah ini :
No. Wavenumber Position % Transmittance
1. 820 91,5
Setelah dilakukan analisis terhadap peak-peak yang terbentuk pada grafik hasil uji
FTIR pada sampel jurigen air maka dapat diidentifikasi gugus fungsi yang menyusun sampel
seperti pada Tabel 4 :
4.2 Pembahasan
Sehingga dengan peak – peak yang terbentuk, maka sesuai dengan gugus fungsi
pembentuk polyethylene ini dengan bahan uji berupa gelas air mineral sesuai dengan peak –
peak yang dicocokkan dengan buku panduan gugus fungsi.
Untuk pengaplikasian dari polymer Polyethylene Terephthalate (PET) yaitu
digunakan untuk botol air mineral sekali pakai dan plastik – plastik aplikasi cairan lainnya.