Anda di halaman 1dari 2

Langkah-langkah Membuat Cerpen

Cerpen adalah cerita pendek yang biasanya terdiri dari sekitar 3-8 halaman atau sekitar ratusan hingga
beberapa ribu kata. Langkah menulis cerpen sebenarnya hampir sama ketika kita menulis novel. Hanya
saja perbedaannya jika menulis novel, cerita dibuat panjang dan masing-masing plot cerita biasanya
dibagi menjadi beberapa bab. Sedangkan ketika menulis cerpen cerita dibuat pendek, tidak terlalu
banyak plot-plot cerita. Hanya menyuguhkan alur cerita dari mulai awal, konflik, hingga ending atau
akhir cerita.
Berikut ini langkah-langkah membuat cerpen:
1. Tentukan tema cerpen
Hal pertama yang kita tentukan saat ingin membuat cerpen adalah menentukan tema cerpen. Apakah
cerpen yang ingin kita buat menginspirasi pembaca, atau berupa cerpen roman yang menyuguhkan
kisah asmara, cerpen yang ceritanya misteri, atau jenis-jenis lainnya.

2. Buat Alur cerita


Setelah tema cerpen kita tentukan, kita tentukan alur ceritanya. Alur cerita ada 3 jenis: Alur maju, alur
mundur, dan alur maju mundur.
Alur maju berarti cerita yang kita tuliskan dari segi waktunya maju dari awal cerita hingga akhir cerita.
Sementara alur mundur biasanya si tokoh mengingat kembali kejadian di masa lalu. Dan alur maju
mundur adalah gabungan dari itu. Yaitu jalan ceritanya maju namun ada bagian tokoh mengingat
kejadian di masa lampau.
Setelah kita tentukan jenis alurnya, kita buat alur ceritanya. Misalnya di awal tadi kita sudah tentukan
tema cerpennya menggunakan tema apa. Lalu kita buat alur ceritanya dari mulai awal, konflik, hingga
akhir cerita. Misalnya kita ingin buat cerita tentang cerita perjuangan sepasang kekasih Romi dan
Juleha. Kita bisa buat alurnya seperti ini:
awal : - Perkenalan Romi dan Juleha
- Romi dan Juleha saling jatuh cinta
konflik: - Orang tua mereka tidak menyetujui.
- Perselisihan Romi dan Juleha
- Hadirnya orang ketiga
- Romi dan Juleha berkomitmen untuk berjuang bersama
Ending: - Orang tua mereka akhirnya menyetujui
- Romi dan Juleha hidup bersama.
Lalu kita bisa kembangkan alur cerita tersebut menjadi paragraf hingga terbentuk cerpen.

3. Penokohan
Jangan lupa juga kita harus bisa mendeskripsikan tokoh yang ada di cerita. Itu berlaku untuk gambaran
fisik seperti tampan, cantik, rambutnya hitam, diikat, dan lain sebagainya.
Juga berlaku untuk karakter masing-masing tokoh. Apakah masing-masing tokohnya baik hati,
penyabar, pantang menyerah, pemarah, dan lain sebagainya.
Terutama untuk tokoh utama dan tokoh-tokoh penting yang ada di dalam cerita. Untuk tokoh figuran
tidak perlu terlalu detail mendeskripsikannya.
Dalam mendeskripsikan tokoh, kita bisa masukkan ke dalam cerita. Misalnya pada kalimat seperti ini
yang menggambarkan tokoh Juleha:
Wanita cantik dan sederhana dengan rambut hitam dikucir tambang itu hanya melamun. Ia tak tahu
apakah cintanya bersama Romi bisa menyatu atau tidak. Tapi ia adalah orang yang amat sabar
menghadapi cobaan yang diterimanya.
4. Setting tempat dan waktu
Untuk memberikan gambaran lebih nyata pada pembaca, kita juga harus memasukkan setting tempat
pada cerita tersebut. Misalnya di sebuah pedesaan dengan suasana sejuk, atau di perkotaan yang ramai.
Pagi hari, sore hari, atau malam hari.
Kita harus bisa mendeskripsikan tempat dan waktu ke dalam cerita. Caranya bisa dibaca di Cara
memasukkan setting tempat dan waktu dalam menulis fiksi
Baca juga cara menggambarkan objek ke sebuah tulisan
5. Perindah gaya bahasa
Agar enak dibaca, sebuah karya sastra harus menggunakan gaya bahasa yang menarik. Kita bisa
menggunakan majas-majas. Silakan baca Macam-macam majas
Kita bisa juga mendeskripsikan cerita dengan gaya bahasa yang indah. Jika cerpen sudah selesai, terus
perindah cerita tersebut sambai bisa dinikmati pembaca.

Anda mungkin juga menyukai