Anda di halaman 1dari 29

STUDENT BOOK

STUDENT BOOK TUTORIAL


KEPERAWATAN KELUARGA

Tim Dosen:
Andi Mappanganro, S.Kep. Ns, M.Kep.
Akbar Asfar, S.Kep. Ns, M. Kes.

Nama :
Stambuk :
Kelas :
Klpk :

Untuk Kalangan Sendiri !

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2019

Tutorial Keperawatan Keluarga_By Tim Keperawatan Keluarga_2019 PSIK UMI | 1


SKENARIO 1

“PUSING….. HARUS BAGAIMANA?”

“Pusing… harus bagaimana?” adalah hanya salah satu kalimat yang terlontar
dalam hati pasangan Ny. S 21 Tahun dan Tn. B, umur 27 tahun, Guru SD di Mamuju,
Propinsi Sulawesi Barat. Ny. S sekarang ini belum bekerja, lulusan AKPER di Makassar.
Mereka ini adalah pasangan keluarga baru menikah sekitar 1 bulan yang lalu setelah
mereka saling kenal sejak 1 tahun lalu. Kala itu, awal perkenalan mereka ketika Ny. S
sudah semester 5 dan sementara praktek di rumah sakit dan kebetulan merawat orang
tua Tn. B di salah satu RS di Makassar. Singkatnya, Tn. B jatuh cinta dan mampu
merebut hati Ny. S kala itu dengan keseriusannya. Perkenalan yang singkat namun
berkesan itu, akhirnya berlanjut ke jenjang pernikahan setelah mereka mampu
meyakinkan kedua orang tua mereka untuk menikah meskipun keduanya belum ada
kesepakatan seperti apa menjalani hidup kedepannya, semua ini karena sudah terlanjur
cinta.
Sementara ini, pasangan yang baru menikah tersebut masih tinggal bersama
dengan keluarga Ny. S di Makassar. Pasangan ini belum merencanakan punya anak
lantaran stress dengan masalah akibat muncul konflik keluarga antara Tn. B dan
mertuanya (ibu dari Ny. S) setelah menikah. Hal tersebut bermula dari keinginan Tn. B
untuk membawa istrinya (Ny. S) untuk ikut bersamanya dan menempati rumah dinas
Guru di SD Mamuju, Sulbar. Tetapi hal tersebut ditentang oleh mertuanya, dengan
alasan mereka masih mau bersama dengan putri mereka. Apalagi Ny. S adalah anak
satu-satunya dalam keluarga mereka. Selain itu, menurut mereka dengan tetap tinggal
di Makassar, maka kesempatan Ny. S yang tamatan AKPER, untuk mendapatkan
pekerjaan masih terbuka.
Hal lain yang menjadi pertimbangan keluarga Ny. S adalah tempat tugas Tn. B
yang relatif terpencil, sehingga dikhawatirkan membuat putri mereka (Ny. S) tidak
terbiasa, tidak betah dan tersiksa karena jauh dari orang tuanya. Menurut mereka, Tn.
B yang seharusnya memikirkan untuk pindah ke Makassar sehingga putri mereka tetap
dekat dengan kedua orang tuanya dan memiliki masa depan yang lebih cerah. Apalagi
dengan kondisi rumah yang sangat luas untuk mereka tempati bersama, dibanding
harus tinggal di perumahan dinas yang sempit dan terpencil bahkan mungkin tidak
aman bagi putri mereka.

Menarik untuk didiskusikan tentang kasus di atas terkait : tahap perkembangan, tugas
perkembangan, pengkajian fokus, masalah, diagnose, intervensi, dll yg dianggap perlu
terkait kasus di atas.

Tutorial Keperawatan Keluarga_By Tim Keperawatan Keluarga_2019 PSIK UMI | 2


STEP 1

STEP 2

STEP 3

Tutorial Keperawatan Keluarga_By Tim Keperawatan Keluarga_2019 PSIK UMI | 3


STEP 4

Tutorial Keperawatan Keluarga_By Tim Keperawatan Keluarga_2019 PSIK UMI | 4


Lanjutan Step 4

Tutorial Keperawatan Keluarga_By Tim Keperawatan Keluarga_2019 PSIK UMI | 5


STEP 5

Tutorial Keperawatan Keluarga_By Tim Keperawatan Keluarga_2019 PSIK UMI | 6


STEP 6

STEP 7

Tutorial Keperawatan Keluarga_By Tim Keperawatan Keluarga_2019 PSIK UMI | 7


LANJUTAN STEP 7

Tutorial Keperawatan Keluarga_By Tim Keperawatan Keluarga_2019 PSIK UMI | 8


SKENARIO 2

AKU YANG BERSEDIH………

Terdapat keluarga yang terdiri dari Tn. G dan Ny.G serta 1 orang anak laki-laki yaitu an. P yang
berusia 7 tahun. Suatu saat sepulang dari sekolah an.P demam dan timbul bercak diseluruh
tubuhnya, ternyata an.P terserang campak. Dengan keadaan seperti itu Tn.G menyalahkan
istrinya atas apa yang terjadi pada an.P dan menganggap NY.G tidak bisa mengurus anak, Ny.G
tersinggung dan menyalahkan Tn.G yang tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarganya
sehingga an.P sakit, untuk berobat pun tidak ada biaya. Pertengkaran tersebut terjadi di depan
an.P, an.P semakin sedih. Dengan keadaannya tersebut an.P tidak bisa sekolah, untuk menghibur
diri An.P meminta untuk bermain di rumah dengan teman-temannya, tapi yang terjadi an.P
semakin sedih karena teman-temanya malah mencemooh keadaan kulitnya.

Menarik untuk didiskusikan tentang kasus di atas terkait : tahap perkembangan, tugas
perkembangan, pengkajian fokus, masalah, diagnose, intervensi, dll yg dianggap perlu
terkait kasus di atas.

STEP 1

Tutorial Keperawatan Keluarga_By Tim Keperawatan Keluarga_2019 PSIK UMI | 9


STEP 2

STEP 3

Tutorial Keperawatan Keluarga_By Tim Keperawatan Keluarga_2019 PSIK UMI | 10


STEP 4

Tutorial Keperawatan Keluarga_By Tim Keperawatan Keluarga_2019 PSIK UMI | 11


Lanjutan Step 4

Tutorial Keperawatan Keluarga_By Tim Keperawatan Keluarga_2019 PSIK UMI | 12


STEP 5

Tutorial Keperawatan Keluarga_By Tim Keperawatan Keluarga_2019 PSIK UMI | 13


STEP 6

STEP 7

Tutorial Keperawatan Keluarga_By Tim Keperawatan Keluarga_2019 PSIK UMI | 14


LANJUTAN STEP 7

Tutorial Keperawatan Keluarga_By Tim Keperawatan Keluarga_2019 PSIK UMI | 15


SKENARIO 3

SIAPA SEBENARNYA YANG SALAH?

Keluarga Tn.& Ny.H tinggal bersama 1 orang anaknya An.L, berusia 18 tahun.
Sebagai anak tunggal An.L sangat disayangi dan dimanja oleh orang tuanya (Ny. &
Tn. H), mereka sangat percaya dan bangga pada An. L. Tn & Ny. H sangat bahagia
dengan keharmonisan keluarganya. Suatu saat An. L banyak tugas dari kampus dan
An. L kewalahan mengerjakannya karena tidak terbiasa dengan kesibukan yang
padat sehingga membuat An. L stres dan kadang depresi karena melihat nilainya
yang anjlok. Dan tanpa sepengetahuan orang tuanya An.L melampiaskan
kekecewaannya dengan sering mondar mandir serta keluyuran setiap malam
sehingga terpengaruh oleh teman sebayanya dengan ikut-ikutan menkomsumsi
rokok dan narkoba. Akhirnya An.L terkena penyakit TBC, kemudian Tn.& Ny.H
membawanya berobat ke RS, dan An.L harus mengikuti terapi pengobatan selama 6
bulan berturut-turut. Karena An.L sangat manja, dia jarang meminum obat TBCnya
di rumah dengan alasan bosan, Tn.& Ny. H pun tidak tega memaksa anaknya untuk
minum obat, sehingga terapi pengobatan pun tidak sampai tuntas. Sampai akhirnya,
karena kesibukan pekerjaan kantor Tn.H, ia pun mulai merasa kecewa pada Ny. H
karena mengganggap Ny. H tidak becus dalam mengurus dan merawat anak. Selain
itu, menurut Tn. H semua itu bisa terjadi karena kelalaian Ny. H. tidak
memperhatikan prilaku An. L. Sebaliknya Ny. H justru memojokkan Tn. H karena
menurutnya Tn. H tidak dapat menjadi figur buat keluarga dan anaknya apalagi Tn.
H tidak mau pusing kendalikan An.L sejak Tn. H sibuk sehingga semua ini dapat
terjadi...... Ny.H menggumam dalam hati sambil berkata “percuma punya kepala
keluarga kalau tidak mampu mengontrol anak....”

Menarik untuk didiskusikan tentang kasus di atas terkait : tahap perkembangan,


tugas perkembangan, pengkajian fokus, masalah, diagnose, intervensi, dll yg
dianggap perlu terkait kasus di atas.

Tutorial Keperawatan Keluarga_By Tim Keperawatan Keluarga_2019 PSIK UMI | 16


STEP 1

STEP 2

STEP 3

Tutorial Keperawatan Keluarga_By Tim Keperawatan Keluarga_2019 PSIK UMI | 17


STEP 4

Tutorial Keperawatan Keluarga_By Tim Keperawatan Keluarga_2019 PSIK UMI | 18


Lanjutan Step 4

Tutorial Keperawatan Keluarga_By Tim Keperawatan Keluarga_2019 PSIK UMI | 19


STEP 5

Tutorial Keperawatan Keluarga_By Tim Keperawatan Keluarga_2019 PSIK UMI | 20


STEP 6

STEP 7

Tutorial Keperawatan Keluarga_By Tim Keperawatan Keluarga_2019 PSIK UMI | 21


LANJUTAN STEP 7

Tutorial Keperawatan Keluarga_By Tim Keperawatan Keluarga_2019 PSIK UMI | 22


SKENARIO 4
KASUS KELUARGA BINAANKU...
Mahasiswa PSIK UMI melakukan pengkajian keperawatan keluarga pada salah
satu kuluarga di Desa X. Berikut ini adalah salah satu bagian dari resume hasil
pengkajian yang didapatkan pada kasus binaan mahasiswa:
Tn. Yn dengan tipe keluarga keluarga duda (single family), usia 65 th ,istrinya 1
th yang lalu meninggal, Tn. Yn mempunyai 3 org anak, pertama sudah menikah dan
tidak tinggal serumah, begitupun juga pada anaknya yang kedua dan ketiga sudah
menikah dan ikut sama suaminya. Tn. Yn, hanya tinggal bersama dengan cucu laki-
lakinya dari anak pertamanya yaitu An N 10 th. Ketiga anak Tn. Yn jarang
mengunjunginya karena masing-masing sibuk dengan urusanya. Menurut Tn. Yn ketiga
anaknya biasanya bergantian setiap bulan mengunjunginya dan membawakan
kebutuhan untuk Tn Yn. Menurut Tn Yn anak pertamanya meminta dia untuk ikut
dengannya, akan tetapi Tn Yn menolak dengan alasan suka mengurusi kebun di
belakang rumahnya. Akhirnya anak pertama Tn. Yn mengalah dan memutuskan anak
pertamanya yaitu An. N tinggal bersama kakeknya sekaligus bersekolah di kampung
kakeknya.
Tn. Yn menempati rumah permanen dengan status kepemilikan milik pribadi.
Luas rumah kurang lebih 80m2. Lantai rumah menggunakan plester kecuali dapur yang
masih menggunakan tanah, saat dikaji lantai rumah dalam keadaan kotor dan lembab.
Rumah memiliki ventilasi tetapi jarang dibuka. Pada ruangan dalam rumah seperti
kamar, dapur, ruang tamu cukup gelap karena jendela-jendelanya tidak dibuka setiap
hari. Selain itu, penataan perabotan rumah yang tampak berantakan terutama untuk
bagian dalam rumah dan dapur. Pada langit – langit rumah tampak terlihat banyak
sarang laba-laba.
Pekarangan rumah cukup luas dan ditanami pohon mangga dan rambutan.
Rumah Tn. Yn memiliki kamar mandi dengan saluran pembuangan ke kebun di
belakang rumahnya dan hanya dialirkan begitu saja sehingga air menggenang begitu
saja. Jenis jamban leher angsa yang dipergunakan setiap hari dengan septik tank yang
letaknya di ujung rumah dengan jarak lebih dari 15 m dari sumur gali. Keadaan air
sumur jernih, tidak berbauh dan berasa hanya saja tempayan yang digunakan tampak
kotor menurut Tn. Jarang dikuras sejak istrinya tiada dan ia pun biasa reumatik. Dalam
pengelolaan sampah rumah tangga, Tn. Yn memiliki tempat penampungan sampah
berupa lubang yang terdapat di pekarangan samping rumah dan jika sudah penuh
biasanya dibakar.
Menurut Tn. Yn yang pensiunan ini dirinya merasa kesepian, kadang - kadang ia
merasa kesepian karena tidak ada teman berbicara apalagi kalau cucunya pergi
sekolah, Tn. Yn lebih suka mengurung diri di kamar sejak kematian istrinya, kadang-
kadang kalau rematiknya kumat ia merasa sedih karena tidak ada lagi istrinya yang
mengurusinya. Saat perawat datang, kaki kiri Tn. Yn sedang bengkak. Tanda-tanda
vital Tn. Yn, TD 160/95 mmhg, Nadi 100 x/m, pernapasan 20x/m, suhu 36 ˚C.
Berdasarkan pengkajian tersebut, mahasiswa PSIK UMI berpikir untuk melakukan
proses asuhan keperawatan keluarga pada Tn. Yn dengan memperhatikan hasil
pengkajian, tahap dan tugas perkembangan serta membuat pengkajian focusnya.

Tutorial Keperawatan Keluarga_By Tim Keperawatan Keluarga_2019 PSIK UMI | 23


Menarik untuk didiskusikan tentang kasus di atas terkait : tahap perkembangan, tugas
perkembangan, pengkajian fokus, masalah, diagnose, intervensi, dll yg dianggap perlu
terkait kasus di atas.

STEP 1

STEP 2

STEP 3

Tutorial Keperawatan Keluarga_By Tim Keperawatan Keluarga_2019 PSIK UMI | 24


STEP 4

Tutorial Keperawatan Keluarga_By Tim Keperawatan Keluarga_2019 PSIK UMI | 25


Lanjutan Step 4

Tutorial Keperawatan Keluarga_By Tim Keperawatan Keluarga_2019 PSIK UMI | 26


STEP 5

Tutorial Keperawatan Keluarga_By Tim Keperawatan Keluarga_2019 PSIK UMI | 27


STEP 6

STEP 7

Tutorial Keperawatan Keluarga_By Tim Keperawatan Keluarga_2019 PSIK UMI | 28


LANJUTAN STEP 7

Tutorial Keperawatan Keluarga_By Tim Keperawatan Keluarga_2019 PSIK UMI | 29

Anda mungkin juga menyukai