Gambaran Umum Kabupaten Lamongan PDF
Gambaran Umum Kabupaten Lamongan PDF
Kabupaten Lamongan memiliki luas wilayah kurang lebih 1.812,80 Km² setara
181.280 Ha atau + 3.78 % dari luas wilayah Propinsi Jawa Timur dengan panjang
garis pantai sepanjang 47 Km. Batas wilayah administratif Kabupaten Lamongan
adalah :
Kabupaten Lamongan secara geografis terletak pada 6º 51’ 54” sampai dengan 7º
23’ 6” Lintang Selatan dan diantara garis bujur timur 112° 4’ 41” sampai 112° 33’
12” bujur timur.
Wilayah Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara
garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik yaitu :
Pemerintah Kabupaten Lamongan
Bagian Tengah Selatan merupakan dataran rendah yang relatif subur yang
membentang dari Kecamatan Kedungpring, Babat, Sukodadi, Pucuk,
Lamongan, Deket, Tikung, Sugio, Sarirejo dan Kembangbahu
1. Kondisi Topografi
2. Kondisi Geologi
sedimentasi laut yang kaya unsur karbonatan. Proses ini berlangsung hingga
kurang lebih 19 juta Tahun (hingga Kala Polisen). Pada kurang lebih 1,8 juta
Tahun yang lalu terjadi aktifitas tektonik (Orogenesa Plio-Pleistosen) yang
menyebabkan terangkatnya Kabupaten Lamongan muncul ke permukaan
laut.
3. Kondisi Hidrologi
4. Kondisi Klimatologi
Aspek klimatologi ditinjau dari kondisi suhu dan curah hujan. Keadaan iklim
di Kabupaten Lamongan merupakan iklim tropis yang dapat dibedakan atas 2
(dua) musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Curah hujan
tertinggi terjadi pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret,
sedangkan pada bulan-bulan lain curah hujan relatif rendah. Rata-rata curah
hujan pada Tahun 2010 dari hasil pemantauan 25 stasiun pengamatan hujan
tercatat sebanyak 2.631 mm dan hari hujan tercatat 72 hari.
5. Penggunaan Lahan
Ditinjau dari pemanfaatannya, kondisi tata guna tanah Kab. Lamongan Tahun
2011 adalah sebagai berikut :
Wilayah Kabupaten Lamongan yang mempunyai batas fisik langsung dengan garis
pantai merupakan lokasi yang berpotensi dapat diandalkan dalam perekonomian
wilayah dalam hal pengembangan
budidaya ikan dan pendapatan
dalam sektor perikanan laut,
dimana saat ini juga didukung oleh
keberadaan Pelabuhan Perikanan
Nusantara Brondong yang
mempunyai skala pelayanan
regional. Selain potensi perairan
laut terdapat beberapa wilayah Kabupaten Lamongan yang mempunyai potensi
perairan tambak, dengan potensi andalannya berupa produksi bandeng dan
udang. Sektor perikanan tangkap yang ada di Kabupaten Lamongan memiliki
Pemerintah Kabupaten Lamongan
potensi sumber daya manusia yang bekerja sebagai nelayan sebanyak 15.099
jiwa, dengan didukung jumlah armada tangkap ± 5.487 unit perahu. Pembagian
luasan lahan area budidaya perikanan menurut jenis budidayanya.
Selain itu juga terdapat Pusat Promosi dan Penjualan Produk Unggulan Kabupaten
Lamongan, Produk Industri Kerajinan dan Makanan Khas.
Laju inflasi PDRB Kabupaten Lamongan tahun 2011 yaitu 3,48% dan naik di tahun
2012 menjadi 6,31%. Hal ini disebabkan oleh kondisi perekonomian baik nasional,
regional maupun domestik yang relatif kurang stabil. Selain itu juga didukung
dengan ketersediaan bahan pokok di Kabupaten Lamongan distribusinya kurang
merata. Hal ini kurang menguntungkan bagi perkembangan perekonomian
Kabupaten Lamongan yang ditandai dengan nilai investasi dan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang kenaikannya kurang signifikan.
PDRB per kapita merupakan salah satu indikator untuk mengetahui tingkat
kesejahteraan masyarakat. Dari hasil perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku
tahun 2011 telah diketahui bahwa PDRB per kapita Kabupaten Lamongan tahun
Pemerintah Kabupaten Lamongan
2011 sebesar Rp. 10.771.552,- atau tumbuh 15,62% dari tahun 2010 dan pada
tahun 2012 menjadi Rp. 12.184.430- atau tumbuh 13,11% dari tahun 2011.
2.3.1 Pertanian
2.3.2 Perkebunan
Jenis komoditi yang paling dominan adalah tebu dengan jumlah produksi 20.919
ton pada tahun 2011 dan Kecamatan Mantup adalah penghasil komoditi tebu
terbesar. Potensi di sektor perkebunan
sangat ditunjang dan tergantung pada
kesesuaian dan kemampuan tanah
terhadap jenis tanaman yang ada.
Potensi perkebunan jenis komoditi tebu
sangat diminati oleh masyarakat petani
karena untuk pengolahan komoditi ini,
cukup mudah dan relatif
menguntungkan bagi petani.
Pemerintah Kabupaten Lamongan
2.3.3 Perikanan
2.3.4 Peternakan
Kondisi
Sektor Th 2010 Th 2011 Th 2012
Meter % Meter % Meter %
Jalan Baik & Sedang 162.173 46,77 197.742 57,03 280.548 80,91
Jalan Rusak 184,559 53,23 148.990 42,97 66,184 19,09
Jembatan Baik 149 Bh 63,14 151 Bh 64,00 156 66,10
Jembatan Sedang 71 Bh 30,09 70 Bh 26,99 66 27,97
Jembatan Rusak 16 Bh 6,78 15 Bh 6,38 14 5,93
Sumber : Dinas PU Bina Marga Kab. Lamongan
Pemerintah Kabupaten Lamongan
Manajemen pengelolaan
sumberdaya air dalam kaitannya
dengan penyediaan air bagi
kegiatan pertanian dan perikanan
di Kabupaten Lamongan terbagi
dalam 7 wilayah Unit Pelayanan
Teknis (UPT), yaitu UPT
Lamongan, Kedungpring, Babat,
Karanggeneng, Sukodadi, Kuro dan Laren yang meliputi 55 Daerah Irigasi (DI)
dengan luasan area sawah 45.841 Ha, meliputi 14.730 Ha merupakan jaringan
irigasi teknis, 10.551 Ha jaringan irigasi semi teknis dan 20.560 Ha jaringan irigasi
sederhana. (suis koro/bego)
Begitu pula untuk pemenuhan kebutuhan air bersih untuk masyarakat hingga saat
ini diambilkan dari Sungai Bengawan Solo. Sampai dengan tahun 2011 pelayanan
PDAM Kabupaten Lamongan baru melayani 14.847 SR dari 75.207 SR atau
28,76% di 10 kecamatan dari 27
kecamatan di Kabupaten Lamongan
melalui 12 area pelayanan yaitu di
Kecamatan Lamongan, Sukodadi,
Deket, Brondong, Kembangbahu,
Sugio, Sekaran, Babat, Kedungpring
dan Ngimbang.
tahun 2010 jumlah KK desa yang belum terlayani energi listrik sebanyak 50 KK,
dengan adanya pembangunan jaringan listrik di pedesaan pada tahun 2011
jumlah KK yang belum terlayani energi listrik turun menjadi 30 KK.
Menurut Susenas Jatim Tahun 2010, pengeluaran konsumsi rumah tangga per
kapita di Kabupaten Lamongan pada tahun 2010 adalah sebesar Rp. 345.500,-.
Konsumsi rumah tangga per kapita dibagi menjadi 2 (dua) yakni konsumsi pangan
dan non pangan. Untuk pengeluaran konsumsi pangan per kapita Rp. 203.884,-
sedangkan pengeluaran konsumsi non pangan per kapita adalah sebesar Rp.
141.616,-.