Anda di halaman 1dari 17

LOKOP DENGAN SEJUTA PESONA

Disusun oleh : Alfany Nurrizky

Untuk pertama kalinya saya menjajakan kaki di pedalaman Aceh timur yang

bernama terujak, terujak adalah Salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Serba Jadi

Lokop merupakan Desa terpencil yang tidak jauh dari ibu kota Kecamatan di pedalaman

kabupaten Aceh Timur yang menyimpan Objek wisata yang terpendam, terbayangkan

diangan dan fikiranku sebelumnya bahwa desa ini merupakan desa terpencil yang sangat

pelosok, yang memiliki kebudayaan yang masih asli, masih alami masih kental, dan belum

terjamah dengan campur tangan globalisasi yang terdiri dari modernisasi dan westernisasi,

dengan sejuta pesona alamnya yang menawan memanjakan mata dan jiwa , hal itulah yang

membuat hati tergerak untuk tetap mengikuti observasi kali ini meskipun menurut

beberapa narasumber medan yang harus dilalui cukup menantang dan akan membuat

tubuh terasa 5 L ( Lemah Lelah Letih Lesu Lunglai ), namun kapan lagi kalau bukan sekarang,

semua orang bisa membayangkan dan berexpetasi tapi sekaranglah waktunya kita buktikan

dan melihat realitanya bukan hanya sekedar expetasi dan imajinasi semata.

Bukan hal mudah untuk melalukan perjalanan yang termasuk luar biasa dan ajaib

ini, banyak sekali pertimbangan yang harus dilakukan sebelum semua ini dimulai, karena jika

tidak maka ini akan berakibat fatal dan merugikan banyak hal, kami harus mengetahui

gambaran rute perjalanan yang akan ditempuh, berapa lama jarak tempuh yang harus

dilalui, dan bagaimana kehidupan masyarakat daerah yang akan kami tuju, itu semua harus

difikirkan secara matang dan saksama sebagaimana mestinya, untungnya kami memiliki
sosok guru yang sangat luar biasa, yang mampu mengatasi dan memikirkan ini semua, ya

dialah guru sosiologi kami yaitu panca nanda febrian harahap, mendengar namanya saja

sudah terbayangkan bagaimana sosok nya bukan.

Observasi kali ini diikuti oleh 37 orang yang terdiri dari 3 guru pendamping yaitu Pak

Panca nanda febrian harahap, Buk mestika wulandari, dan Pak Zulkifli, ketiga guru yang

sangat luar biasa inilah yang akan siap mendampingi membimbing serta mengarahkan kami

selama melakukan kegiatan ini, dan KAMI berjumlah 34 orang ( 19 perempuan dan 15 laki-

laki) yang merupakan siswa-siswi (aneh, abnormal, ajaib, hyperaktif, dan yang pasti

memiliki bakat potensial yang terpendam di diri masing-masing personil) kelas XII sosial

SMA Negeri Unggul Aceh Timur yang tergabung dengan nama TGS ( The Great Social).

Sebenarnya kami berjumlah 35 orang namun ada satu personil TGS yang tidak dapat

mengikuti kegiatan ini karna satu dan lain hal yang menghalangi keberangkatannya yaitu

dwi putri mawaddah yang sekaligus merupakan anak kamar saya diasrama cut nyak dhien

SMA Negeri Unggul Aceh Timur, dalam mengikuti kegiatan ini kami harus memiliki persiapan

yang lebih, diantara harus memiliki dana akomodasi yang cukup ( lebih kurang Rp 123.000

yang awalnya adalah 95.000 kemudian karena satu dan lain hal ditambah lagi 18.000

kemudian dikembalikan Rp 3000 dan pada akhirnya uang itu semua saya tak peduli lagi)

serta izin resmi dari orang tua/wali, yang dimana para orang tua/wali harus

menandatangani surat persetujuan bahwasanya kami di izinkan untuk mengikuti kegiatan ini

, namun banyak diantara kami yang hanya meminta izin tak tertulis kepada orang tua dan

izin tertulis nya kami serahkan kepada pamong asrama masing-masing , ya beginilah nasib

anak asrama, sebelumnya banyak sekali yang mengatakan bahwasanya perjalanan kami ini

merupakan perjalanan yang tak akan sesuai dengan expetasi imajinasi kami, dikarenakan
rute atau medan yang harus ditempuh serta memakan waktu yang tidak singkat, tapi kami

bantah itu semua dan kami akan membuktikannya, bahwa kami akan melakukan perjalanan

yang akan sangat LUAR BIASAA.

Akhirnya setelah melakukan persiapan yang matang kami siap untuk memulai

petualangan ini. Petualangan ini dimulai pada hari minggu , 7 november 2015 tepatnya

pukul 06.45 Waktu Indonesia Bagian Barat tepatnya bagian Birem Bayeun seusai sarapan

pagi di dapur bersama SMA N Unggul Aceh Timur tercinta, angkutan yang telah disiapkan

yaitu berjenis sudek yang berjumlah 4 unit dilengkapi dengan supir-supir yang handal.

Masing-masing sudek diisi oleh 9-11 orang, hal ini bertujuan untuk memberikan

kenyamanan yang lebih saat kami melakukan perjalanan menuju desa yang belum pernah

kami datangi sebelumnya, kami juga telah menyiapkan minuman serta berbagai macam

makanan, masker, dan yang terpenting kami menyediakan karpet yang sangat bermanfaat

dan meningkatkan kenyamanan kami selama diperjalanan, hahaha rasanya sungguh ajaib

petualangan kami ini, tak pernah terbayangkan sebelumnya jika kami akan melakukan

perjalanan menyusuri beberapa desa menembus hutan melewati sungai dan sampai ke titik

lokasi tujuan yaitu kecamatan serbajadi desa lokop kabupaten Aceh timur. Dengan hati

riang gembira dan semangat membara kami siap tempur menghadapi medan yang menurut

orang-orang sungguh sangat menantang, menguji mental, semangat, dan memacu

adrenalin. Dan tiba saatnya sudek pertama berjalan, dan disusul oleh sudek-sudek

berikutnya , ada kisah unik dibalik sudek ini karena pada awalnya terjadi insiden diantara

kami, jadi seperti ini ceritanya, TGS terdiri dari 20 siswi perempuan, dan dibagi menjadi 2

sudek, awalnya saya berfikir untuk naik sudek itu terserah dan random mau memilih sudek

yang mana, lalu saya masuk ke sudek A yang sudah diisi oleh beberapa teman saya yang
lainnya namun tak disangka saat saya ingin melangkahkan kaki naik masuk kedalam sudek

salah satu dari teman saya berkata “kami disudek ini orangnya udah pada kumpul uang

untuk beli makanan, takutnya kalo fany nambah disini nanti makanannya gak cukup” oke

mendengar pernyataan seperti itu saya langsung menjawab “oh yaudah iya fany pindah ke

sudek sana (A) aja ya, makasih sebelumnya” lalu saya bergegas pergi meninggalkan sudek

tersebut dengan hati kesal dan malu menuju sudek yang satunya lagi atau sudek (B), dan

ternyata di sudek yang saya masuki ini berisikan orang-orang yang memiliki nasib yang sama

dan mengalami hal yang sama dengan saya, hahah jadinya sudek ini perkumpulan orang-

orang yang sedang kesal dan dipenuhi rasa amarah dan membawa perkataan mereka

kedalam perasaan hati dan fikiran hingga semuanya berkecamuk didalam jiwa masing-

masing personal, sebenarnya ini adalah masalah sepele dan hanya karna kesalah pahaman

namun dibesar-besarkan, dan terbentuklah dua kubu yang berbeda pendapat, namun

demikian itu tak mengubah suasana perjalanan kami menjadi suram kelabu tak bewarna,

kami tetap ceria bahagia riang gembira seperti sebelumnya.

Didalam sudek yang terisi teman-teman yang mengalami nasib sama seperti saya

senasib sepenanggung sejiwa dan seperjuangan, tapi tak masalah karena kami adalah

gabungan dari para refleks camera yang narsis dan mempunyai banyak expresi saat melihat

kamera, pengupload foto ke instagram (Alfany Nurrizky, Sheryn Aufa, Nisa Hasan, rydha

nurhaliza), pengupload foto ke facebook (Hanna Raqidah Bakhdati, Nanda meutia Budiman,

Fitri Aryan) dan sebenarnya pengupload ke twitter (Annisa Zara Ichwana, Miftahul Jannah)

namun karena laptop yang sudah tak bisa digunakan dan dimanfaatkan lagi jadi foto itu tak

sampai ke twitter . kami semua berexpetasi dan berimajinasi tentang daerah yang akan

kami kunjungi dan membayangkan kami akan berkembang dan berkarya dengan expresi
yang kami miliki, tak sabar ingin cepat sampai didaerah tujuan yang menurut informasi

disana terdapat surga dunia dengan sejuta pesona yang tersembunyi yang tak banyak

orang mengetahui keberadaannya dan belum banyak yang dapat berkunjung langsung

menyaksikan pesona pedalaman aceh timur ini yang lebih tepatnya adalah kecamatan

serbajadi desa lokop kabupaten Aceh Timur, pesona yang ditawarkan terdiri dari kolam

mata air panas, air terjun yang besar dan kecil, aliran-aliran sungai yang deras dan

bersumber langsung dari mata air dengan kesejukan dan kesegaran yang menyertainya,

serta hutan-hutan yang memukau dan masih banyak lagi. Perjalanan kami memakan waktu

sekitar 5 jam, mengapa lama? Sebab kami banyak melakukan persinggahan sejenak yang

diantaranya adalah berhenti di peureulak, disana kami membeli minuman dan ice cream

tiruan magnum yang rasanya tak kalah nikmat dan cukup menyegarkan, setelah semuanya

selesai kami melanjutkan perjalanan lagi sambil bercanda dan memakan cemilan yang

dibawaa berupa berbagai macam keripik-keripik hasil produksi karang anyer atau yang biasa

dikenal dengan merk mestika. Selang beberapa waktu kemudian kami berhenti kembali di

Rantau Peureulak, disana kami mengambil bekal makan siang yang telah disiapkan oleh ibu

dari salah satu personil TGS yaitu Hanna Raqidah Bakhdati, sudah terbayangkan betapa

nikmatnya makan siang di tanah lokop sambil menikmati pesona alam yang sungguh

menawan dan mempesona. Tidak sampai disitu, kami terus melanjutkan perjalanan, dan

telah sampai waktunya kami memang harus merasakan rute yang sedikit meyiksa, jalanan

berdebu, berlubang, dan tak rata akibat rute ini belum diaspal yang mengharuskan tubuh

kami berguncang,terpelanting kesana kemari dan merasakan lemah letih lesu lunglai dan

lelah, ditambah lagi dengan abu jalanan yang sangat menyiksa, untung saja kami telah

mempersiapkan masker sebelumnya,tragedi ini kami rasakan didesa bernama peunaron,

memang akses jalan menuju desa ini masih kurang dan didaerah ini juga tidak memiliki
jaringan atau sinyal ponsel yang mengakibatkan kami tidak dapat berkomunikasi dengan

menggunakan media handphone, kami sempat galau gelisah gundah gulana dikarenakan

sinyal handphone yang tak sampai ke daerah ini, sungguh tragis memang. Tetapi tenang

saja LOKOP sedang dalam masa pembangunan dan perbaikan kok, meskipun sepertinya

bukan waktu yang singkat untuk mengubah desa yang sulit diakses ini selangkah bergerak

sedikit lebih maju dari sebelumnya, dan setidaknya rasa sakit yang kami rasakan sedikit

terobati dikarenakan penyuguhan pemandangan sepanjang perjalanan yang memanjakan

mata hati dan fikiran. Bagaimana tidak, disepanjang perjalanan saat kami telah memasuki

areal desa Lokop, kami seperti rombongan my trip my adventure yang menyusuri hutan

pegunungan dengan dilalui aliran sungai yang besar maupun yang kecil dan memiliki air

jernih dan deras, air terjun mini yang imut dan menawan, lantunan nyanyian burung-

burung dan hewa-hewan penghuni hutan lainnya juga ikut menghiasi perjalanan kami,

sungguh tak terbayangkan sebelumnya jika kami akan di manjakan dan diobati seperti ini,

kami sangat senang melakukan perjalanan ini walaupun sangat melelahkan, dan satu hal

yang masih menjadi misteri, karena sampai saat ini kami tidak mengetahui yang mana yang

dikatakan sebagai bukit mancang yang konon katanya bukit ini sangat memacu adrenalin

karena memiliki rute yang sangat hebat, mendaki, menanjak, menurun, dan berliku-liku,

semua rute yang kami lewati rasanya semuanya sama saja yaitu sama-sama menantang, jadi

semua jalan yang kami lewatu kami namakan bukit mancang, walaupun itu hanya gundukan

kecil, lubang kecil, dan turunan kecil. Selang beberapa waktu kami tiba ditempat tujuan

sebelum sampai di tempat tujuan, ada bapak-bapak daerah setempat yang berfungsi

sebagai petunjuk arah dan jalan yang naik ke sudek kami, beliau bercerita tentang tanah

lokop ini, dan menyakan kepada kami dari mana kami berasal, dan dimana saja kami

berdomisili, dan ada satu hal yang paling membuat kami semua terperanjat shock karena
beliau mengatakan “kalau saya punya anak laki-laki saya mau ambil kalian satu-satu, tapi

sayangnya saya tidak mempunyai anak laki-laki” haha suatu pernyataan yang luar biasa,

entah apa yang membuat beliau sampai mengatakan hal itu kepada kami, dan kami tak

sanggup membayangkan jika harus tinggal diaderah terpencil tanpa sinyal dan jaringan

internet maupun telepon, akses yang masih sulit dan fasilitas yang masih kurang, meskipun

di tanah ini memiliki sejuta pesonanya, ah sudahlah itu hanya fikiran-fikiran yang tak

penting. Tak terasa kami akhirnya sampai dilokasi tujuan pertama yang diberi nama desa

terujak, didesa ini terdapat mata air panas yang mengalir terus menerus yang telah dibuat

seperti parit-parit air panas dan diujung sana juga terdapat air dinginnya, di tempat ini kami

serasa berada di sauna ataupun di kawah pegunungan dengan beraroma belerang yang

sangat menyengat. Di kolam mata air panas ini kita dapat merebus telur, jagung, mie instan

dll, pesona diantara pebukitan yang masih sangat asri dengan hamparan hutan yang hijau

yang masih alami,dengan lokasi yang sangat sederhana kami dapat duduk sejenak di atas

Balai tua ditengah lokasi sumber air panas untuk melepaskan lelah,saat itu kami semua

merasakan hawa panas dengan tiupan angin pegunungan yang sejuk seakan-akan membawa

kita berada di dua iklim yang berbeda,disitulah saya bersyukur dan merasakan keajaiban

betapa indah nya alam ini berkat anugerah ciptaan tuhan yang maha kuasa,disekeliling

lokasi kami juga melihat bangunan tua sekitar 2,5x2,5 M lebar nya sebagai tempat ibadah

(mushala) dengan kondisi sangat memprihatinkan yang di bangun oleh masyarakat untuk

pengunjung taman wisata sumber air panasn namun kami tak masuk dan shalat di tempat

yang disediakan itu. lalu tiba-tiba saat kami sedang menikmati pemandangan tersebut ada

salah seorang dari personil TGS yang jatuh namanya Ridha Nurhaliza, sangat mengejutkan,

pasalnya ia jatuh diantara parit air panas yang sengaja dibuat seperti saluran irigasi, untung

saja ia tak masuk kedalam aliran air tersebut, jika tidak ntah apa yang akan ia alami mungkin
kulitnya bakal terkelupas dan luka-luka serta melepuh, spontan saja ia langsung terkejut dan

lemas membayangkan kejadian yang baru ia alami. Setelah kami menolong dia, kami (fany

fajar rida) dipanggil oleh pak panca dan kami ditugaskan untuk menjelaskan mengapa

fenomena air panas ini ada, apa penyebabnya dan bagaimana ini bisa terjadi, lalu kami

menjelaskan secara terperinci dan sesuai dengan teori yang kami ketahui, bukan geograf

namanya jika itu saja kami tidak tahu asal muasal penyebabnya dan sumber air panas juga

telah di kaji secara ilmiah terdapat Zat Belerang dan juga Zat Kapur dan beberapa Zat lain

nya yang sangat baik untuk menyembuhan penyakit tulang dan penyakit kulit sebagai terapi

kesehatan secara alami hal ini terbukti karena di sepanjang aliran air panas terdapat batuan

putih atau gumpalan putih dan itulah yang disebut zat belerang dan zat kapur, meskipun zat

ini mengeluarkan aroma yang tak sedap menusuk hidung namun memilki manfaat yang

sangat besar. Lalu beliau melakukan tes pada air yang memiliki suhu terendah diantara yang

lain dan waw luar biasa ternyata hasil yang didapatkan sungguh memukau yaitu tingkat

pencemarannya 0,0 yang artinya air dingin didekat aliran ini dapat dikonsumsi, sedangkan

air mineral yang biasa kami konsumsi saja memiliki tingkat pencemaran diatas 0,0.

Selanjutnya kami melakukan shalat berjamaah disekitar kolam mata air ini karena disekitar

sini terdapat balai yang dapat digunakan untuk kami melakukan ibadah shalat berjamaah.

Kami mengambil wudhu di aliran mata air tersebut, namun yang tidak terlalu panas,

sungguh menyejukkan rasanya karna kami berwudhu di mata air lokop ini MasyaAllah

sangat segar rasanya. Setelah kami shalat, kami siap menyantap makanan yang telah

disiapkan sebelumnya, menu kami adalah ikan sambal, sayur gori dan satu lagi menu yang

sangat spesial yaitu rendang jengkol yang dibawa oleh salah satu guru pembimbing kami

buk mestika wulandari, kami menyantap makanan ini dengan lahapnya. akhirnya perut ini

terisi juga. Terlihat raut wajah-wajah lapar diantara kami berubah menjadi raut bahagia
yang terlukis dan keceriaan yang tersirat dikarenakan kami dapat melihat pesona yang luar

biasa dari daerah terpencil kabupaten kami yaitu Aceh Timur kami lahap menyantap

makanan yang sungguh nikmat itu. Setelah beristirahat sejenak kami brkeliling untuk

menikmati pesona yang ditawarkan desa ini sambil berfoto ria ala-ala para refleks camera

dan kami sangat bangga dan bahagia bisa berfoto disini, ditempat ini, ditanah gayo, di

daerah pedalaman Aceh Timur ini. kami telah menyediakan alat-alat foto sebelumnya,

seperti super wide, tongsis bluetooth atau bahasa ilmiahnya adalah monopod, handycam

dan SLR. Ntah berapa banyak expresi dan kebahagiaan yang kami abadikan, semuanya

mengeluarkan gayanya masing-masing. Berikut diantaranya beberapa foto yang

mengabadikan keceriaan -keceriaan kami .

Ini adalah foto saya dan teman-teman yang sedang

asik menikmati pemandangan disekita desa terujak

tempat pemandian air panas.

saya yang sedang memegang monopod hanphone


dan superwide, dan ditengah yaitu sheryn aufa
dan disebelahnya ada Hanna Raqidah Bakhdai
Setelah kami puas melihat pemandangan di sekitaran mata air panas ini kami

melakukan perjalan pulang,saat kami akan pulang saya melihat ada sebuat pamplet yang

menunjukkan bahwa didaerah tersebut terdapat makam munyang tualang,tetapi kami

hanya melewati saja dan mungkin hanya beberapa diantara kami yang sadar bahwa

didaerah tersebut terdapa makam yang dijadikan objek wisata. Selanjutnya sebelum kami

pulang kami singgah di objek wisata lainnya yaitu jembatan gantung yang dibawahnya

terdapat sungai yang lebar dan airnya sangat jernih serta mengalir dengan derasnya, wuihh

rasanya sudah tidak sabar ingin menyentuh air tersebut. Dan saat air itu terpercik kekulit

sungguh rasanya sangat menyegarkan, sebagian dari kami memutuskan untuk langsung

masuk dan berenang ke dalam sungai tersebut, dan terlihat lagi raut keceriaan dari kami

yang rasanya tidak rela untuk meninggalkan surga dunia yang tersembunyi ini, tetapi saya

hanya cuci muka dan sikat gigi karena saya tidak bisa berenang dan tak membawa baju

ganti, tapi saya tetap dapat merasakan kenikmatan yang disuguhkan oleh tanah lokop ini,

meskipun tidak sepenuhnya karena saya tidak ikut berenang ke sungai tersebut. Ternyata

sungai tersebut juga digunakan oleh masyarakat sekitar untuk mandi, mencuci pakaian, dan

buang air besar maupun kecil, tapi kami tak peduli yang terpenting adalah kami dpat

merasakan kesegaran dan kenikmatan deras dan jernihnya sungai lokop ini. memang

disetiap moment itu harus diabadikan karna sejarah tak akan mungkin terulang kembali oleh

karna itu kami tak akan lupa untuk mengabadikan kecerian kami dengan berfoto ria

bersama, kami berfoto diatas jembatan gantung dan dipinggiran sungai lokop itu, ya tetap

saja kami menggunakan perlengkapan narsis yang telah disiapkan sebelumnya, inilah

beberapa foto kami diantaranya sebagai berikut.


Saya dan teman-teman saya sedang asik berfoto dengan

Hanphone, tongsis, dan superwidediatas jembatan gantung.

Teman-teman saya yang sedang

Asyik menimati air di sungai lokop.

Teman-teman saya asyik berfototo

Diatas jembatan gantung sungai lokop.

Teman-teman saya berfototo ria

Diatas jembatan gantung sungai lokop.


Setelah puas bermain air dan berganti pakaian, kami segera melanjutkan perjalanan

pulang, disini sudah mulai terlihat wajah 5L dari kami semua karna kami harus menerima

kenyataan bahwasanya kami akan meninggalkan salah satu surga dunia yang tersembunyi

ini, namun saya merasakan kegelisahan yang sangat luar biasa yaitu perasaan ingin buang

air kecil namun disini tak ada tempat yang memungkinkan untuk biasa melakukan hal itu.

Yang akhirnya mengharuskan saya untuk menahan rasa itu, entah berapa lama rasa ini

tertahan, mungkin saat rasa itu hilang dengan sendirinya. Selang beberapa waktu berjalan

setelah kami menyusuri rute yang menantang yang sebelumnya sudah kami arungi saat

melakukan perjalanan pergi ,dan pada akhirnya kami tiba di penaron disana kami berhenti

disalah satu masjid desa peunaron, saya berlari menuju toilet untuk melepaskan rasa yang

sudah lama saya pendam, namun saya tak sanggup, karena aroma yang sangat menusuk

hidung dan menyengat menghampiri, aroma itu berasal dari toiletnya yang juga kotor dan

gelap. Karna tak sanggup saya menelepon anak kamar saya yang kebetulan rumahnya ada di

desa ini, dan ia menuruh saya beserta rombongan untuk mampir sejenak dirumahnya, lalu

saya mengatakan hal itu kepada pembimbing kami yaitu pak panca dan ia mengizinkan. Lalu

kami menuju rumahnya yang pada saat itu saya ditunjuk sebagai petunjuk jalan yang

padahal saya tak pernah sekalipun berkunjung kerumahnya walaupun itu adalah rumah

anak satu kamar saya, sepanjang jalan saya menghubunginya dan mengatakan sudah

sampai dimana posisi kami karna saya takut kelewatan , alhamdulillah ia dan ayahnya

menunggu rombongan kami dipinggir jalan, dan saat sudek kami berhenti saya langsung

turun keluar sudek, salam kepada kedua orang tuanya dan permisi menuju tempat yang

sudah lama saya nantikan yaitu toilet, selanjutnya aya dan yang lainnya shalat di rumah

salah satu teman kami itu yang merupakan siswi SMA Negeri unggul Aceh Timur yaitu

Akhlakul Kharimah yang bersedia dan rela menjadikan rumahnya sebagai tempat
persinggahan sementara kami, akhirnya saya mengungkapkan siapa sebenarnya anak kamar

saya itu. Setelah kami melakukan shalat maghrib, mandi, ganti pakaian dan menyantap

makanan yang telah disediakan , kami kembali melanjutkan perjalanan pulang, namun sperti

kebiasaan sebelumnya tak lengkap rasanya jika tak mengabadikan moment, kami berfoto

bersama diruang tamu rumah akhlakul kharimah tersebut, dan perjalanan kami dilanjutkan

seusai shalat maghrib, jalan yang harus kami lewati gelap gulita yang tak memilki

penerangan disekitarnya, sungguh menyeramkan, dan kami mengiringi perjalanan kami itu

dengan cerita yang menyeramkan, dan saat kami sudah mengalami puncak ketakutan, kami

menghentikan cerita tersebut, anehnya dijalan yang gelap gulita tersebut ada penduduk

yang berani nekat mengendarai sepeda motor yang tak memiliki lampu ataupun penerapan

apapun, sungguh sangat-sangat menantang, tapi mungkin hal yang lazim baginya untuk

mengendarai kendaraan dalam keadaan demikian, kami melupakan orang tersebut dan

kami tetap santai dan beristirahat sepanjang perjalanan, kami juga melakukan

perberhentian di rantau peureulak karna salah satu dari rekan kami berdomisili di desa

tersebut yaitu Hanna Raqidah Bakhdati dan kemudian kami juga berhenti di peureulak

untuk melakukan hal yang sama, yaitu menurunkan teman kami yang bertempat tinggal

didaerah tersebut yaitu Fhariz alfaizar dan Candra Maulizar. Selanjutnya kami terus

melanjutkan perjalanan pulang dan kami tiba di SMA Negeri Unggul Aceh timur yang

merupakan sekolah kami tercinta untuk mengambil barang-barang yang akan kami bawa

pulang kerumah masing-masing, setelah beres kami melanjutkan perjalanan dan tiba

saatnya kami di kota Langsa sekitar pukul 21.00 wib, disana kami diturunkan didepan

rumah teman kami yaitu sheryn aufa winona dengan gembelnya dan wajah lelah teman

saya bernama ridha nurhaliza juga ikut menginap dirumah saya karna keesokan harinya

kami akan membuat video english yang ditugaskan oleh mister muhasir. Sebelumnya
ternyata ayah saya tercinta sudah menanti di cafe green coffe mamak yang bersebalahan

dengan rumah sheryn aufa, karna saya dan rida sangat lapar kami memutuskan untuk

makan malam di cafe tersebut, menu yang kami pilih adalah ayam bakar nasi putih dan

minumannya adalah lemon tea hangat , hal ini disaran kan oleh ayah saya karna melihat

kondisi kami yang sudah masuk angin berwajah lelah dan berpakaian gembel. Sambil makan

saya menceritakan pengalaman saya di lokop dengan ayah saya, dan ayah saya tampaknya

sangat antusias mendengar short story yang saya paparkan. Kemudian kami bergegas untuk

pulang kerumah, sesampainya dirumah saya dan rida langsung mandi dan shalat isya,

ternyata perjalanan kami ini sangat melelahkan, saya sempat menceritakan perjalanan kami

kepada ibu saya yang telah menanti dirumah, dan kami disuruh untuk terus istirahat, namun

kami tak langsung istirahat karena saya dan rida mencoba baju belabda yang sebenarnya

adalah pakaian selayor saat pernikahan yang dimana baju itu kami modifikasi menjadi

pakaian ala none belanda dan juga mengenakan sepatu highheels kaca milik ibu saya yang

senada dengan warna bajunya yaitu putih. Bahh layaknya seorang pengantin pada malam

itu, tak sabar ingin menunjukkan penampilan dan persembahan dari kelas kami ini yang

diwakilkan oleh teman saya ridha nurhaliza pada acara pentas seni yang diselenggarakan

oleh pihak kelas XII MIA 1 dan ini merupakan pentas seni terakhir yang diselenggarakan oleh

masing-masing kelas XII sebelum tiba saatnya kami akan meninggalkan SMA N Unggul Aceh

Timur tercinta ini. setelah puas kami mencoba lalu kami berskan lagi dan kami bergegas

tidur, karena keesokan harinya kami harus cepat-cepat kembali ke langsa untuk membuat

video di hutan lindung perumnas, ya sepertinya 2 hari berturut-turut kami akan menjadi

anak hunting, photografer, dan anak yang tergabung dalam komunitas my trip my

adventure (MTMA), atau kami menjadi anak hutan yang selalu menyusuri hutan.
Teringat kejadian yang menimpa kami sebelumnya yaitu pemisahan dua kubu pihak

wanita, itu semua hanya sementara keegoisan mekarahan kekesalan dan kekecewaan yang

kami rasakan hanya sekejab, namun sekarang itu semua telah kami lupakan dan

menganggap hal itu tak pernah terjadi, kami tetap menjadi anak The Great Social (TGS) yang

kompak sejalan dan berprestasi seperti namanya.

sungguh perjalanan kami ini sangat LUAR BIASA AJAIB KEREN dan tak ada kata-

kata yang mampu mengambarkan seutuhnya, dan yang tak terlupakan dan PETUALANGAN

yang sangat mempesona, perjalanan bersama kami yang ke- empat kalinya ini dan merupakan

perjalanan terakhir kami bersama selama di SMA Negeri Unggul Aceh Timur merupakan

perjalanan petualangan yang sangat berkesan tak akan terlupakan dan tak lekang oleh waktu

meskipun banyak tugas menanti, seperti yang sedang kami lakukan ini.
Ini merupakan salah satu pemandangan desa lokop . ini merupakan koramil kecamatan serbajadi desa
lokop yang mengharukan setiap siapa saja yang lewat
untuk melapor.

Dan inilah kami walaupun tidak lengkap dan tak

semunya terkema kamera namun ini dapat menun jukkan

keceriaan kami semua keasikan kami kebahagiaan dan

kesenangan yang kami alami dan rasakan, canda tawa yang

kami utarakan dapat men deskripsikan itu semua yang dapat

menghilangkan segala penat dan bosan yang kami rasakan

selama belajar di sekolah dan terkekang diasrama yang

bagaikan penjara tak berjeruji, disinilah kami melepaskan

semua yang kami rasakan itu.

Kami semua berharap kepada Pemerintah Daerah Aceh Timur maupun pemerintah

daerah provinsi Aceh agar objek wisata alam yang ada di lokop ini dapat di promosikan ke

mata masyarakat indonesia dan kepada mata dunia dan juga kami berharap ini dapat

menjadi objek wisata dan mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar dan harus

memenuhi persyaratan untuk menunjang ke pariwisataan seperti akomodasi atau akses yang

baik, fasilitas penunjang yang baik dan sarana prasarana lainnya, serta harus memenuhi 7
aspek kepariwisataan dan manajemen pariwisata atau sapta pesona yaitu kenyamanan

keamanan kesejukan keindahan kebersihan keramah – tamahan dan kenangan jadi fungsi dari

pariwisata itu dapat kita manfaatkan dan kita rasakan semaksimal mungkin (hahaha geografi

sekali), dan juga kepada duta pariwisata aceh untuk lebih mengexpose lagi keberadaan

objek-objek wisata terpencil yang dapat dijadikan sebagai potensi daerah yan sangat

potensial, dan juga kepada beberapa duta Aceh timur yang sebenarnya terpilih dari siswa-

siswi Sma Negeri unggul Aceh Timur yaitu Andra Alfarisz, Utari Febrina, kak Fara revina

mahardina, kak ezi emira, kak tiara intan ultari, dan bang teuku agam ighfaryang masih

bertugas maupun tidak untuk dapat mempromosikan sejuta pesona dan keindahan yang kita

miliki ini . Ya sejuta pesona lokop yang belum banyak terungkap.

Anda mungkin juga menyukai