Anda di halaman 1dari 30

Siapa Aku?

Hai, aku Neysa Talitha Jehian. Orang tuaku bukan hanya asal kasih nama saja tetapi
dibuatnya namaku ini memiliki arti. Nama Neysa berasal dari Bahasa Yunani yang artinya
murni, suci. Jika dijelajahi, Neysa ini menjelaskan seseorang yang memiliki bakat menulis atau
seni. Secara ilmiah, ia seperti tak pernah lelah sekaligus gigih dibandingkan orang-orang lain.
Orang ini menuntut kesempurnaan dalam segala hal dan sangat kritis pada pasangan. Dan
menurut numerologi nama Neysa mempunyai jumlah angka 64. Sehingga menurutstudi
numerologi nama ‘’Neysa’’ mempunyai kepribadian pemrakarsa, pelopor, pemimpin, bebas,
pekerja keras, induvidualis.

Nama Talitha berasal dari Arab artinya gadis. Ia adalah orang yang senang bersibuk-
sibuk, bahkan kadang terlalu sibuk sehingga tak mampu menjaga hubungan. Ia lebih suka fokus
pada karier dan bisa kecewa kalau ada hal-hal yang tidak beres. Ia bermental kuat dan mencari
kemajuan dalam hidup. Nama Talitha mempunyai jumlah angka 71. Menurut studi numerologi,
nama "Talitha" mempunyai kepribadian Berusaha secara praktis, berorientasi terhadap status,
pencari kekuasaan, bertujuan pada materi.

Sedangkan nama Jehian berasal dari gabungan nama kakek dan atokku. Namun jika
dicari tahu, nama ini memiliki arti yang bagus. Nama Jehian melambangkan ambisi yang
membaja. Jika nama seseorang Jehian, ia adalah orang yang tak henti-hentinya berupaya meraih
apa yang diinginkan dalam hidup. Orang ini mencari pasangan yang sepadan secara intelektual
atau yang lebih pintar lagi. Dan jumlah angka dari nama Talitha adalah 47. Menurut studi
numerologi, nama "Jehian" mempunyai kepribadian Tingkat spiritual tinggi, intuitif, tercerahkan,
idealis, pemimpi. Nama yang cukup bagus dan aku rasa aku cocok dengan arti nama ini.

Sekarang aku kelas 12 dimana lagi sibuk sibuknya. Yah.. aku berharap tahun depan aku
bisa masuk kuliah. Dimasa kelas 12 ini adalah masa sibuk sibukku. Ada banyak sekali tugas,
dimulai dari tugas mandiri, tugas kelompok dan tugas praktik yang memusingkan. Tapi dengan
terpaksa aku harus menjalaninya dengan ikhlas. Hari-hari disekolah kujalani meski terkadang
membosankan sampai-sampai rasanya malas untuk sekolah. Tapi demi mencapai cita-cita yang
aku pun tidak tahu apa keinginan ku, aku harus berusaha sekeras mungkin. Karena aku anak
paling besar, aku harus menjadi contoh untuk adik-adikku.

Aku adalah anak yang introvert atau bisa dibilang anak yang malu. Aku tidak banyak
berinteraksi dengan teman-teman ku. Aku selalu kehabisan energi jika berada di luar rumah.
Entahlah kenapa itu bisa terjadi. Padahal jika berada di luar aku sangat bahagia walaupun
rasanya melelahkan. Dalam psikologi, kondisi ini dinamakan Hangover. Kata ‘hangover’dalam
istilah introvert hangover adalah suatu kondisi lelah, baik fisik maupun mental, sebagai akibat
dari banyaknya stimulasi sosial yang diterima.

Dalam psikolog klinis Michael Alcee, Ph.D. dalam Elite Daily, merupakan kepribadian
yang membutuhkan keseimbangan jumlah interaksi sosial, serta pasokan dan koneksi rutin ke
energi dalam diri (inner energy). Kondisi inilah yang kerap dialami seorang introvert ketika
terlalu banyak berinteraksi dengan orang, yang kemudian disebut dengan istilah ‘introvert
hangover’. Ini bukanlah suatu penyakit, bukan pula kondisi serius. Gejala ‘hangover’ yang
dialami biasanya akan membaik ketika mereka berhasil menenangkan diri, dengan cara menarik
diri dari situasi ramai ke tempat yang tenang dan nyaman. Itulah yang dikatakan psikologi. Aku
adalah seorang anak yang pendiam. Namun jika berada di rumah aku menjadi cerewet. Ini aneh
tapi itulah yang sebenarnya. Rasanya jika diluar, aku tidak bisa berperilaku bebas. Aku rasa ini
karena rasa ketakutanku terhadap dunia luar. Jadi butuh waktu lama agar aku bisa dekat dengan
orang lain.

Aku anak pertama dari 3 bersaudara. Adik pertama ku laki laki yang bernama Keegan
Gibran Jehian dana adik kedua adalah seorang perempuan dengan nama Qianihan Aleysia
Jehian. Nama akhir kami sama namun itu bukanlah marga, melainkan gabungan nama kakek dan
atokku. Adik laki-lakiku berumur 15 tahun pada tahun ini sedangkan adik perempuanku mau
jalan 2 tahun. Yah dia masih bayi. Aku juga gak nyangka bisa punya adik bayi di umur 15 tahun.
Beda kami sangat jauh. Disini aku akan menceritakan kisahku.

***
Rencana Mendadak

Pada bulan Desember akhir aku dan keluargaku pulang kampung. Ini merupakan hal
yang sudah biasa karena kami memang sering ke kampung. Sejujurnya di kampung ada rumahku
jadi terkadang kami pulang ke rumah yang di kampung dan kadang di tempat nenek. Sebelum
pulang kampung, papa dan mama ada sedikit bercerita kalau ingin mengajak kami ke Sabang,
namun itu masih angan angan saja. Saat pulang kampung pun kami tidak membawa baju yang
banyak. Namun sesaat kami sudah di kampung, tiba tiba papa mengajak kami untuk pergi ke
Sabang. Aku terkejut dan juga senang. Tapi kami tidak mempersiapkan banyak barang, namun
kami tetap pergi pada sore hari itu. Yah aku pikir kami benar benar nekat.

Disepanjang jalan kami menghidupkan musik dan melihat pemandangan kampungku.


Mama juga mempersiapkan beberapa cemilan, kopi dan lainnya untuk kami makan di mobil. Jika
di tanya dari mana kami mendapatkan cemilan dan minuman itu, maka jawabannya berbelanja
sedikit setelah aksi nekat itu. Saat di perjalanan aku benar-benar menanti saat saat sudah di
Sabang. Aku membayangkan bagaimana indahnya tempat itu.

Karena perjalanan yang panjang, kami singgah di langsa dan kebetulan keponakan mama
ada yang tinggal di langsa, jadi kami berhenti di kafe dan bertemu dengan keponakan mama
sebentar. Di kafe ini kami juga memakan cemilan serta maminum minuman hangat. Tidak lama
dari itu, tiba-tiba mama meminta tolong untuk menemaninya untuk buang air kencing. Jadi kami
bertanya kepada pemilik kafe dimana letak kamar mandinya. Dan ternyata kamar mandinya ada
diluar kafe. Jadi kami pergi ke belakang kafe untuk mencari dimana kamar mandinya. Setelah
menjumpai kamar mandinya, aku dan mamaku sedikit terkejut karena tempat kamar mandinya
begitu gelap dan tidak begitu terurus. Tapi karena ini keadaan darurat kami harus
memakluminya. Berakhirlah aku harus meneranginya dengan senter HP. Tidak begitu lama kami
kembali ke kafe. Setelah bercakap cakap dan menghabiskan makanan serta minuman, kami
melanjutkan perjalanan kami.
Perjalanan di Aceh

Perjalanan kami mulai memasuki area Aceh, dimana pemandangannya sangat indah. Aku
pikir aku akan gila jika membayangkannya rasa kebahagiaanku saat itu. Dari mulai perjalanan
hingga saat itu aku tidak pernah sekalipun tidur. Aku duduk di depan menemani papa. Jujur saja
jika mencari teman untuk melakukan perjalanan panjang, papa akan memilihku. Aku bisa tahan
1 harian untuk tidak tidur, buktinya sekarang. Saat sampai di Aceh, aku belum sekalipun tidur,
aku mau saja tidur dan akupun sudah berusaha untuk tidur tapi tetap tidak bisa. Aku pikir ini
karena aku tidak mau ketinggalan untuk melihat pemandangan indah ini.

Kami sampai di Aceh pada pagi hari. Karena kami lapar jadi kami mencari makanan
dahulu sebelum melakukan penyebrangan kapal. Kami mencari tempat makan sekalian tempat
untuk kami beristirahat sejenak. Akhirnya kami menemukan rumah makan yang sekiranya akan
membuat kami nyaman. Kami makan dengan tenang hingga saatnya kami mulai berangkat
kembali untuk ke pelabuhan. Setelah makan kamipun melanjutkan perjalanan lagi hingga kami
tiba di pelabuhan Aceh.

Sesampainya di pelabuhan, papa pun langsung beli tiket dan yang mengejutkan ternyata
tiketnya sudah habis dan akan tersedia lagi saat siang nanti. Mau tidak mau kami harus
menunggu dengan cuaca yang sangat panas. Saat menunggu, kami bermain dan juga melihat
lihat laut. Aku rasa baru kali ini melihat laut yang begitu jernih. Karna lama jadi saya cukup
bosan disebabkan juga oleh cuaca panas ini.

Waktu terus berlalu, dan akhirnya kami sudah bisa menyebrang ke sabang. Yang
kurasakan adalah aku sangat senang sekali, lautnya benar-benar jernih dengan warna birunya,
walaupun panas aku tetap senang. Sesekali terdapat gelombang, sehingga kapal yang kami naiki
sedikit goyang, walaupun saya agak ngeri tapi kata papa itu bukan masalah besar jadi saya
tenang.

Karna terlalu panas aku dengan mama ku masuk kedalam kapal untuk mencari tempat
duduk, tapi tempat duduknya sudah penuh dan ada petugas kapal yang sangat baik menawarkan
masuk ke dalam ruangan VIP. Tentu saja mama saya mau, didalam ada AC nya jadi saya sudah
tidak kepanasan lagi. Kami menyebrang lautan selama 3 jam. Dan selama waktu tersebut, karena
mengantuk aku tertidur sebentar dan ketika aku bangun kapal sudah mau sampai ke pelabuhan.
Perjalanan panjang ini membuahkan hasil dimana akhirnya aku dan keluarga ku bisa sampai ke
pulau sabang. Kami sudah sampai dari penyebrangan anatar pulau ini. Akhrinya kami mulai
perjalanan menuju hotel kami.

Perjalanan kami menuju hotel cukup menyenangkan dan juga membingungkan karena
kami tidak tahu pasti dimana letak hotel tersebut. Kami memiliki keraguan saat menuju hotel
karena kami takut tersesat. Walaupun begitu kami mencoba untuk tetap yakin dengan arah kami
dengan dibantu oleh google maps. Selama perjalanan menuju hotel aku sangat senang karena
pemandangan indah yang aku lihat. Ada juga perdesaan kecil pada saat kami melewatinya.
Setelah perjalanan yang cukup membingungkan ini, akhirnya kami sampai ke hotel. Awalnya
aku tidak berekspektasi tinggi dengan hotel ini karena dari luar hotelnya terlihat biasa saja dan
sederhana. Namun pada saat masuk ke hotel, aku terkejut. "Apa ini? Kok bagus" batin ku.
Tempat ini benar-benar indah, didepan mata aku ada laut dengan warna birunya. "Kalau begini
akan menyenangkan jika bangun tidur disuguhi lautan yang indah" duga aku.

Sebelum kami masuk kamar kami melakukan pengecekan dengan staff hotel. Sambil
menunggu, aku bermain bersama adikku. Tidak lama kemudian kami dipersilahkan masuk ke
kamar hotel. Sejujurnya hotel ini terlihat cukup sederhana namun jadi mewah karena hotel ini
berhadapan langsung dengan laut. Papa saya memesan 1 kamar yang didalamnya terdapat 2
kasur tingkat. Jadi aku tidur di atas dan dibawah aku ada papa ku dan si samping saya ada kasur
yang di tempati adik dengan dia menempati yang di atas dan mamaku di bawahnya. Ada juga
kamar mandi yang dibagi menjadi beberapa bagian. Kamar mandi ini terletak di luar kamar.
Hotel ini sangat di rekomendasikan karena dengan harga yang murah, fasilitas yang memadai
ditambah adanya pemandangan laut di depan mata. Saat sudah masuk kamar hotel, kami mulai
beberes.

***
Tugu Nol Kilometer

Pada sore hari, papa mengajak untuk ke Tugu Nol Kilometer. Jadi kami memulai
perjalanan lagi. Selama perjalanan aku tidak bosan bosannya melihat pemandangan indah.
Sesampainya di Tugu Nol Kilometer kami melakukan swafoto namun sepertinya mood mamaku
sedang tidak bagus karena saat di ajak untuk foto, mama tidak mau jadi kami merayu mama dan
akhirnya mama mau juga. Kami berfoto foto untuk kenangan. Kami tidak lama di sini karena
gelap menyelimuti kami dan kami pun segera kembali. Namun karena adanya rencana papa ingin
berkunjung ke rumah saudara papa, maka kami bergerak menuju rumah saudara papa yang ada
di perkotaan. Sebelum itu, kami makan malam di rumah makan.

Makanan yang tersedia seperti rumah makan pada umumnya, masing-masing dari kami
memesan makanan. Aku dan adikku memesan ayam goreng sedangkan papa dan mama
memesan ikan. Kami menikmatinya. Namun menurut ku, makanan kurang aku suka. Tetapi
adikku sepertinya menyukainya. Dia sangat menikmatinya hingga piring yang penuh nasi
sekarang sudah tidak ada sisanya.

Karena papa tidak tau rumah saudaranya jadi papa menelponnya untuk memberi tau
dimana rumahnya. Dan saudara papa datang ke rumah makan dimana kami berada. Dia akan
mengantarkan kami ke rumahnya. Jadi kami mulai bergerak ke rumah o'om tersebut. Kami tidak
begitu lama di perjalanan karena rumah o'om ini dekat dari rumah makan kami singgahi tadi.
Rumah sederhana pada umumnya, itulah gambaran ku tentang rumah o'om itu. Kami sampai
langsung bersalaman. Kami juga di sediakan minuman. Karena kelelahan, aku jadi tidak banyak
bicara. Rasanya tubuhku sudah mulai lemas. Mataku sudah mulai ngantuk. Dan nyamuk yang
mulai menyerang tubuh kami. Begitu juga adikku. Sedangkan papa dan mama bercakap-cakap
dengan o'om itu. Sementara aku dan adikku memainkan HP kami.

Dengan obrolan para orang tua yang sangat panjang dan tidak kumengerti, aku dan
adikku sudah mulai bosan dan merengek untuk minta pulang. Namun balasan mereka hanya
"sebentar ya". Sebentar mereka itu berjam-jam. Adikku sudah mulai kesal. Dan karena mama
yang mulai kasian kepada kami kerena kelelahan, akhirnya kami pulang dan berpamitan dengan
saudara papa. Dan kami pun kembali ke hotel dan istirahat.

***
Laut

Di pagi hari aku terbangun. Begitu aku bangun, aku tidak melihat adik dan mamaku. Aku
pikir mereka di luar dan ternyata benar. Mereka bahkan memesan makanan sambil menyaksikan
ombak yang sedang menari dengan suara indahnya. Karena aku datang sedikit terlambat jadi
rasanya malas sekali untuk pesan makanan dan kebetulan kami juga bawa pop mie dan jadinya
saya makan itu. Setelah papa bangun, kami bersiap siap untuk pergi lagi ke tempat yang sudah di
siapkan papa.

Hari begitu menyegarkan walaupun panas. Tempat ini masih cukup alami karena
banyaknya pohon. Mobil kami berjalan menuju salah satu wisata laut yang akan kami kunjungi.
Perjalanannya cukup mirip dengan jalan menuju Berastagi yaitu memutari suatu bukit yang
memiliki kecuraman yang tajam namun tidak setajam dengan jalanan menuju Berastagi. Di
tangah jalan, kami sempat berhenti sebentar untuk membuat kenangan yaitu dengan cara berfoto.
Sebenarnya ini adalah ide papaku dan kupikir papakulah yang paling excited. Di tempat
pemberhentian kami ini, terdapat menara. Jadi papa mengajak kami untuk naik ke menara dan
berfoto. Karena hari yang cukup terik, kami tidak mau berlama lama di menara ini karena sangat
panas.

***

Snorkeling

Kami melanjutkan perjalanan kami menuju tempat wisata. Perjalanannya tidak begitu
jauh, namun karena letak hotel kami di pelosokkan jadi terasa jauh. Tidak lama kemudian kami
sampai. Aku kira tidak akan seramai ini, namun ternyata tempat ini cukup ramai. Setelah papa
selesai memarkirkan ngin, kami segera menuju ke tempat untuk memakai perlengkapan untuk
naik perahu. Tempat wisata kali ini kami harus menyebrangi laut agar bisa sampai ke pulau
kecil. Saat sedang memilih pelempung, aku benar benar-benar tidak sabar agar cepat-cepat
menaiki perahu. Setelah selesai memilih pelampung dan memakainya, kami segera menaiki
perahu. Jantungku benar-benar berdebar. Kami memulai melewati laut biru ini.

Perahu berjalan dengan kencang. Aku sempat berfikir bagaimana jika aku terjatuh
sedangkan aku tidak bisa berenang. Itu akan menjadi pengalaman yang menakutkan. Namun
pemikiran ini aku buang jauh-jauh. Air lautnya begitu indah dan pasti banyak ikan di bawahnya.
Aku sangat menikmati percikan air laut yang disebabkan oleh cepatnya perahu melaju. Tidak
lama kemudian kami sampai. Kami turun dari perahu dan berjalan ke area dalam. Disini kami
akan mencoba melakukan snorkeling (selam permukaan). Snorkeling (selam permukaan) atau
selam dangkal (skin diving) adalah kegiatan berenang atau menyelam dengan mengenakan
peralatan berupa masker selam dan snorkel. Selain itu, penyelam sering mengenakan alat bantu
gerak berupa kaki katak (sirip selam) untuk menambah daya dorong pada kaki.

Sebenarnya aku cukup takut, karena aku tidak bisa berenang dan hal ini membuatku
berpikir ngina. Namun kata papa kami akan dipakai kan baju pelampung juga. Jadi rencananya
kami hanya akan menyelam di bagian atas atas saja dan itu menggunakan baju pelampung.
Diantara keluarga ku hanya papa saja yang bisa berenang jadi aku tidak percaya diri akan hal ini.
Tapi mari kita singkirkan pikiran itu. Kami menyewa baju selamat. Lalu kami mulai memakai
pakaian selamat dengan di bantu petugasnya. Kamu saat giliran memakai sisip selamat atau
disebut dengan kaki katak, aku menjadi kesulitan berjalan. Aku harus menahan ketidaknyamanan
ku ini agak rencana hari ini tetap berjalan lancar.

Kami mulai berjalan menuju air laut, dengan aku dan adikku yang akan menyelam
duluan. Rasanya hatiku berdebar dengan cepat. Semua bagian tubuhku mulai dipenuhi air laut.
Namun sepertinya aku mendapatkan masalah karena air juga mulai memasuki masker selamku.
Aku mulai panik. Sepertinya aku sangat menyusahkan petugas yang membantuku melakukan
snorkeling. Rasanya aku ingin kembali ke permukaan. Namun hal ini tidak mungkin. Aku mulai
terbawa ke bawah hingga akhirnya aku melihat ikan-ikan yang cantik. Namun sebelum petugas
memberikan makanan ikan agar ikan-ikan akan mendekati ku. Jadi aku dan keluarga ku akan di
foto saat ikan berada di sekitar kami. Jadi aku harus memberikan makanan kepada ikan dan
benar saja ikan mendekatiku. Dan aku melakukan swafoto dengan ikan yang ada di sekitar ku.
Mama, papa dan adikku juga melakukan hal yang sama seperti ku. Sambil menunggu yang lain,
sementara anh terapung di permukaan atas. Aku gelisah dan ingin cepat-cepat kembali ke darat.

Akhirnya aku segera di bawa ke darat bersama yang lain juga. Rasanya lega bisa bebas
bergerak. Sepertinya ini akan menjadi yang terakhir kali aku melakukan snorkeling. Aku trauma.
Entahlah. Aku terus gelisah di bawah laut itu, hal itu dikarenakan masker selamat kh terus
terusan kemasukan air. Aku sudah beberapa kali meminum air laut. Snorkeling ini tidak bagus
untuk orang seperti ku. Peralatannya sangat kurang maksimal. Masuknya air ke dalam masker
selam itu karena kendor nya masker.
Kami istirahat sejenak. Mama menyuruh Kami untuk makan agar tidak masuk ngina. Jadi
kami pergi ke kedai yang ada di tempat wisata itu untuk makan. Kami memesan ayam penyet,
pisang goreng dan the manis hangat. Sambil menunggu makanan datang, aku memainkan HP
sebentar, mengecek apa yang ada di HP ku. Tidak lama makanan kami datang. Kami mulai
makan ayam penyet dulu. Aku tidak menyangka kalau makanannya akan enak. Pada ayam
penyet ini ada nasi, sambel belacan yang merupakan sambel kesukaan ku, lalu ada lalapan nya.
Rating ku untuk makanan ini adalah 8/10. Lalu untuk the manis hangat nya seperti pada
umumnya, hangat. Karena habis snorkeling, aku kedinginan padahal cuacanya panas. Minum the
hangat ini membuat badanku menjadi hangat dan enak diperut.

Kami menikmati makanan yang kami makan sambil bercakap cakap ria. Papa dan mama
bercakap dengan orang asing yang merupakan pengunjung dari wisata ini. Selesai makan ayam
penyet, kami melanjutkan makan kami dengan pisang, pulangnya baru saja datang dan ini masih
hangat.

Aku terkejut melihat penampilan pisangnya dan berkata kepada mama, “Ma kok
pisangnya besar kali “ dan mama hanya tertawa kecil. Aku pikir ini karena mama juga terkejut.
Walaupun besar pisangnya juga enak dan kriuk. Namun karena ukuran nya yang besar aku jadi
cepat kemenangan ditambah habis makan nasi dengan ayam penyet.

Mama dan papa berencana untuk melakukan snorkeling lagi. Sepertinya mereka
ketagihan. Adikku juga langsung menyetujuinya. Namun tidak denganku. Snorkeling memang
tidak cocok denganku. Bahkan mama mencoba membujuk ku.

“Kak ayo, kapan lagi kita kayak gini, kan sekali kali”, ucap mamaku.

“Ga deh ma”, balasku.

“Kenapa ga mau?”, tanya mama yang tetap berusaha membujuk ku.

“Soalnya ga nyaman, airnya masuk masuk hidung kakak, ga enak jadinya”, ucapku yang
tetap berusaha menolak.

“Yaudah nih ya, jangan nyesel nanti!”, peringatan mamaku.


Selagi mereka snorkeling, aku menunggu mereka di pinggir pantai. Dan aku sendiri. Aku
bener-bener hanya duduk di batuan. Ini memalukan. Padahal mama sudah menyuruh ku untuk
tetap di warung tadi. Tapi aku keburu malu kalau duduk disitu. Aku hanya memandangi laut
dengan tubuhku yang masih kedinginan. Melamunkan hal yang tidak jelas.

Aku semakin bosan karena tidak ada yang bisa aku mainkan. Entah kenapa kok mereka
lama sekali snorkeling nya. Sepertinya mereka sangat bersenang-senang. Setelah waktu yang
membosankan yang aku jalani selagi menunggu mama dan papa ku, akhirnya mereka kembali
menjadi tepi pantai dengan wajah yang cerah. Mereka benar-benar menikmati snorkeling ituitu
seperti dugaanku.

Hari mulai gelap. Kamupun mulai bergegas untuk kembali. Seperti di awal, kami harus
menaiki perahu agar dapat kembali. Sejujurnya hari ini cukup ngina, cukup memuaskan walupun
aku sedikit kurang menikmatinya tapi tidak masalah, anggap saja ini merupakan pengalaman
yang akan terus ku ingat hingga sekarang. Rasanya tak rela jika harus meninggalkan tempat
wisata ini.

Kami pulang dengan hati yang bahagia. Di mobil kami banyak bercanda dan bercerita
tentang hari ini. Sampai hotel kami membersihkan diri. Lalu bersantai sejenak. Lalu kami
memasak pop mie yang kami bawa sendiri dan memakannya. Aku dan adikku memakan di ruang
tamu hotel. Kami makan sambil melihat laut di malam hari. Suara airnya benar-benar ingin enak
didengar. Setelah makan, aku dan adikku memainkan permainan olahraga yanga ada disana.
Disana ada tenis meja yang dapat dimainkan siapa saja.

Aku mulai bosan karena tidak bisa memainkan dengan benar. Lalu turun menuju tepi
pantai karena di sana ada mama dan papa. Di hotel ini menyediakan pondok-pondok untuk
duduk. Bahkan saat malam area hotel diberi lampu penerangan yang unik. Duduk di pondok kita
akan terkena ngina laut. Ini dingin tapi aku menyukainya. Hari sudah sangat malam dan mataku
sudah mulai mengantuk. Sepertinya ini karena kipasan ngina laut. Karena aku sudah sangat
mengantuk, jadi aku kembali menjadi kamar hotel dan tidur.

***
Pasar Malam

Keesokkan harinya aku bangun seperti biasa. Makan, menikmati pemandangan laut yang
disertai airnya. Entah kenapa rasanya seperti mimpi. Aku tidak menyangka kalau kamu bisa
sampai sabang seperti ini. Benar-benar mimpi indah. Sesekali aku air di laut bersama adikku
dengan papa yang sesekali memotret kami saat sedang bermain. Kami bersantai hingga jam 1
karena kami harus keluar dari hotel hari ini. Sebenarnya papa ingin memperpanjang waktu hotel
menjadi 1 hari lagi namun kamar hotel sudah penuh semua, jadi kami terpaksa harus
meninggalkan hotel nanti. Rasanya tidak tega meninggalkan tempat sebagus ini. Sembari
menunggu waktu, di pagi hari ini kami akan menghabiskan waktu yang tersisa sebaik mungkin.
Kami juga banyak mengambil foto sebagai kenangan nanti.

Waktu terus berjalan hingga pukul 1, kami berkemas dan bergegas keluar dari hotel. Pada
hari ini, kami akan menjumpai ibuku yang baru sampai juga di Sabang. Ia kesini bertujuan
mengunjungi suaminya yang bekerja di pasar malam yang ada di pulau Sabang ini. Kami juga
berencana mendatangi pasar malamnya nanti. Sebelum itu, kami berjalan menuju tempat di mana
ibu kami berada. Ia tidak memesan hotel, namun ia tinggal di rumah salah satu kenalannya.

Akhirnya kami sampai di depan pasar malam. Namun pasar malamnya masih belum buka
dan masih bersiap siap untuk buka. Tentu saja pasar ini akan beroperasi pada malam hari. Karena
hari sudah mulai gelap, kami harus makan malam dahulu sebelum sampai ke rumah kenalan
ibuku. Kami makan dirumah makan. Kali ini aku memesan lele goreng dengan sambel belacan
yang merupakan kesukaan ku. Kami makan dengan tenang. Selesai makan, papa membayar
pesanan makanan kami tadi dan kami berangkat menuju rumah kenalan ibuku yang dekat dari
sini.

Sesampainya, kami masuk dan bersalaman. Rumah ibu ini merupakan rumah pada
umumnya. Rumah sederhana dan nyaman. Rencana nya kami akan tidur disini semalaman.
Sesampai dirumah ini, kami disuruh membersihkan diri dengan mandi. Setelah aku mandi aku
ingin ke pasar malam. Dan pada akhrinya kami ke pasar malam. Kami berjalan kaki karena
rumah ibu ini termasuk masuk ke dalam gang dan tepat di depan gangnya sudah terlihat pasar
malam.

Suasana pasar malamnya sangat ramai dan sedikit macet karena banyaknya kereta yang
ingin parkir. Kami mulai memasuki pasar malam. Ramai sekali. Di sini banyak orang yang
berjualan dan juga banyak permainan nya. Salah satunya kora-kora. Itu adalah permainan yang
paling aku sukai. Aku dan adikku akan naik kora-kora. Karena o’om ku bekerja di sana dan
ookmi yang mengatur urusan pasar ookmini, jadi kami digratiskan saat naik.
Kami naik kora-kora dengan hati yang gembira. Aku memilih tempat duduk yang sedikit
di ujung agar rasanya lebih menegangkan. Saat dimulai kami mulai mengeluarkan suara
“AAAAAAAAAAAA….... AAAAAAA”, yaa kami berteriak. Saat kora-kora nya turun, ada
bagian badanku sedikit geli dan adikku juga merasakannya. Entah apa itu aku tak tau. Kami
memainkan nya 2 kali karena ini sangat seru.

Selesai dari naik kora-kora, kami berjalan melihat lihat yanga ada disana. Saat sedang
memandangi ook ook, aku melihat ook yang menjual hoodie. Aku tertarik dan ingin membeli
nya. Namun hatiku masih bimbang. Dengan ditemani ibuku, kami melihat apakah kainnya bagus
dan benar saja kainnya bagus. Namun karena kebimbangan ku yang sangat besar ini, aku tidak
jadi membeli. Karena sudah sangat malam kami kembali ke rumah kenalan ibuku. Sesampainya
di rumah, kami segera tidur.

***

Kembali ke Aceh

Matahari mulai terbit dengan menghilangnya rembulan. Akupun terbangun. Hari ini
kami akan kembali ke Aceh. Tentu saja akan ada tempat yang kami kunjungi di sana. Kami
sangat berterima kasih kepada pemilik rumah yang kami tinggali karena sudah bersedia memberi
kami tumpangan untuk tidur. Kami bergegas pergi ke pelabuhan. Namun sebelum itu kami
makan mie yang di masak para ibu ibu.

Kami memulai perjalanan kamu lagi dan lagi menuju pelabuhan. Kami akan melakukan
penyebrangan. Pada kali ini kami juga harus menunggu lama untuk bisa menyebrang. Selama
menunggu aku membaca novel melalui HP. Hal ini kulakukan untuk mengatasi rasa bosan ku.
Setelah 1-2 jam kami jalani dengan membosankan, akhrinya kami bisa menyebrang dan
segeralah kami pergi ke mobil dan menaikinya. Akhirnya kami sudah bisa masuk kapal.
Aku dan keluarga ku keluar dari mobil dan naik ke bagian atas kapal, karena kami tidak
diizinkan untuk berada di mobil. Kami duduk sambil memandangi air laut. Namun tiba tiba ada
goyangan pada kapal ini. Aku jadi takut akan kah kapal ini tenggelam dan bertanya-tanya kenapa
goyangannya kuat sekali namun ternyata ini karena ombak yang kuat. Kami diberi tau, kalau
pernah ada kapal tenggelam akibat dari ombak yang kuat. Hal ini membuat ku semakin takut.
Dan ternyata kami baik baik saja hingga sampai di pelabuhan Aceh. Kami bergegas kebawah dan
menaiki mobil dan keluar dari kapal.

Kali ini kami akan menginap di ruko. Ini adalah rekomendasi dari o'om kami tadi. Saat
sampai dirukonya kami terkejut terheran heran. Tak mengharapkan akan mendapatkan hotel
yang bagus, namun yang benar saja ruko nya benar-benar diluar ekspetasi kami. Buruk. Itulah
definisi untuk tempat ini. Ruko ini seperti tempat istirahat para laki laki pekerja. Mau gimana
lagi nasi sudah menjadi bubur. Kami harus memaksakan diri di kamar ini walaupun kamarnya
bau. Maaf saja tapi aku akan jujur jujur saja.
Dikarena hari masih siang menjelang sore, kami akan berjalan jalan di sekitar area Aceh
ini. Namun saat berkeliling kami melihat pantai dan berencana singgah. Padahal kami tidak bawa
baju sama sekali. Tapi tak masalah kata papa. Kami datang dan duduk di gubuk. Di area ini
banyak penjual yang menyediakan gubuk untuk tempat makannya. Kali ini kami pesan imah
bakar dan lele bakar. Sembari menunggu pesanan, kami bermain main dulu. Didekat gubuk
tersebut ada ayunan, aku dan adikku menaikinya dengan riang. Lalu kami memainkan air laut.
Dan tidak lama kemudian makanan kami datang. Kami makan dengan suara ombak sebagai
penghibur kami.

Setelah selesai makan kami main lagi hingga hari mulai gelap. Karena badan kami
yangyang habis main air laut yang asin, badan jadi tidak nyaman. Jadi kami mandi dan
menggunakan baju yang ada. Ternyata mama menemukan harta karun di mobil. Ya rasanya
seperti harta karun karena ada sisa baju yang akhirnya bisa kami pakai. Setelah mandi di situ
kami pulang ke ruko yang akan kami tinggalkan malam ini.

***
Museum Tsunami Aceh

Pagi berjalan dengan cepat, pada hari ini kami akan ke museum bersejarah yaitu Museum
Tsunami. Museum Tsunami Aceh, yang terletak di Banda Aceh, Aceh, Indonesia, adalah
museum yang dirancang sebagai pengingat simbolis bencana gempa dan tsunami Samudra
Hindia 2004, serta pusat pendidikan dan tempat penampungan bencana darurat jika daerah
tersebut terkena tsunami lagi. Kami mulai memasuki nya. Museum Tsunami Aceh dibangun
untuk mengingatkan kepada generasi yang akan mendatang mengenai kejadian bencana gempa
dan tsunami di Samudera Hindia pada tahun 2004 silam yang merenggut 227 ribu korban. Saat
masuk kita tak perlu beli tiket atau bayaran apapun.

Kami hanya bayar parkiran saja. Saat pertama kali masuk, aku dibuat terkejut karena
tempatnya indah sekali. Diluar museum kami mendapatkan helikopter yang sudah rusak di
museum kan. Sepertinya helikopter ini rusak saat tsunami. Kami sedikit berfoto. Lalu kami
masuk ke dalam ruangan museumnya. Disini kami diperlihatkan adanya rekayasa bangunan
bangunan yang rusak akibat dari tsunami. Ada juga Al-Quran yang rusak di museum kan.
Kami berkeliling museum hingga mendapatkan ruang yang sangat gelap dan kami
melewati nya. Jalan ini menuju lantai 2. Saat menuju lantai 2 kami akan melewati Space of Fear
(Lorong Tsunami), yaitu lorong gelap dan menikung atau yang menjadi pintu masuk museum
dengan sensasi air yang memercik keluar dari dinding, seakan-akan pengunjung dibawa kembali
ke masa-masa terjadinya tsunami tahun 2004 silam. Selama melewati lorong gelap tersebut, kami
akan disambut suara gemuruh ombak seakan mengambarkan suasana mencekam saat tsunami
menerjang.

Setelah Space of Fear, pengunjung akan memasuki ruang berkaca yang disebut Memorial
Hill yang dilengkapi dengan monitor yang dapat digunakan untuk mengakses informasi
mengenai peristiwa tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 silam. Terdapat 20
monitor yang dibentuk seperti tugu dalam ruangan tersebut. Kami juga diperlihatkan tiba di
sebuah ruangan besar yang disebut Space of Memory (Ruang Kenangan). Ruangan tersebut
dipenuhi oleh foto-foto selama dan sesudah tragedi tsunami dan menjelaskan kondisi Banda
Aceh saat diluluhlantakkan oleh gelombang laut setinggi lebih dari 30 meter.

Beranjak dari Space of Memory ini, kami akan melihat Space of Sorrow atau Sumur Doa,
yaitu bangunan berbentuk bulat sempurna nyaris berbentuk silinder raksasa menyerupai sumur
yang diseluruh dindingnya terdapat nama-nama korban tsunami. Ketika memasuki bangunan
yang juga disebut The Light of God ini, kami bisa merasakan duka lewat ratusan ribu nama-
nama yang tertempel di dinding ruangan tersebut karena pada puncak ruangan terlihat kaligrafi
arab bertuliskan ALLAH.

Setelah itu kami akan memutari sisi luar sumur raksasa tersebut dan tiba di Space of
Hope/Hope Bridge (Jembatan Harapan). Di atas Space of Hope melihat langit-langit yang
berbentuk gelombang laut dan digantungi tulisan 'Damai' atau 'Peace' dalam berbagai bahasa
serta bendera 52 negara, seakan menggambarkan uluran tangan dunia bagi korban tsunami Aceh.
Sungguh luar biasa yang membuat ini semua. Bahkan tidak habis dari sini

Puas menikmati pemandangan atap serta kolam di sekeliling jembatan, kami juga dapat
menikmati ruang audio dan ruang 4 dimensi di Tsunami Exhibition Room, dimana terdapat foto
raksasa dan artefak tsunami.
Dalam ruangan ini juga terdapat miniatur-miniatur yang menggambarkan Aceh sebelum
tsunami dan Aceh sesudah tsunami. Ada pula miniatur tentang Masjid Raya Baiturrahman yang
diterjang gelombang, miniatur yang menggambarkan orang-orang yang sedang menangkap ikan
di laut dan berlarian menyelamatkan diri saat gelombang yang lebih tinggi dari pohon kelapa
menerjang mereka serta miniatur atau bangunan rumah yang porak-poranda oleh gempa sebelum
datang air bah menyapu.

Lalu disini kamu dapat menikmati pemutaran film tsunami selama 15 menit dari waktu
gempa terjadi, saat tsunami datang hingga saat pertolongan datang di Tsunami Theater. Film
dokumenter ini adalah hasil dari rekaman para korban dan saksi mata saat tragedi berlangsung.
Film dokumenter ini membuat mu merinding. Semenyeramkan itu pada masa tsunami tersebut.
Aku jadi sangat bersyukur tidak terkena dampak tersebut dan pada masa itu aku juga belum lahir.
Aku sangat prihatin.

Yang lebih menakjubkan, lantai teratas Museum Tsunami Aceh difungsikan sebagai
tempat penyelamatan darurat atau Escape Building apabila kembali terjadi tsunami di masa yang
akan datang. Tingkat atap ini tidak dibuka untuk umum karena mengingat konsep keselamatan
dan keamanan pengunjung, dan hanya akan dibuka saat darurat atau saat dibutuhkan saja.

***
Masjid Baiturrahman

Setelah menjelajahi isi museum ini kami akan berpindah tempat. Kami akan ke Masjid
Baiturrahman. Masjid Raya yang asli dibangun pada tahun 1612 di masa pemerintahan Sultan
Iskandar Muda. Ada juga yang mengatakan bahwa Masjid Raya Baiturrahman yang asli
dibangun lebih awal pada tahun 1292 oleh Sultan Alaidin Mahmudsyah. Masjid Kerajaan yang
asli menampilkan atap jerami berlapis-lapis yang merupakan fitur khas arsitektur Aceh.

Ketika Kolonial Hindia Belanda menyerang Kesultanan Aceh pada 10 April 1873,
masyarakat Aceh menggunakan Masjid Raya yang asli sebagai benteng pertempuran, dan
menyerang pasukan Royal Belanda dari dalam masjid. Pasukan Royal Belanda pun membalas
dengan menembakkan suar ke atap jerami masjid, yang menyebabkan masjid terbakar. Jendral
Van Swieten pun menjanjikan pemimpin lokal bahwa dia akan membangun kembali Masjid
Raya dan menciptakan tempat yang hangat untuk permintaan maaf.
Pada 9 Oktober 1879, Belanda membangun kembali Masjid Baiturrahman sebagai
pemberian dan untuk mengurangi kemarahan rakyat Aceh. Konstruksi dimulai pada tahun 1879,
ketika batu pertama diletakkan oleh Tengku Qadhi Malikul Adil, yang kemudian menjadi imam
pertama di Masjid Raya baru ini, dan diselesaikan pada 27 Desember 1881 ketika masa
pemerintahan Sultan terakhir Aceh, Muhammad Daud Syah. Banyak orang Aceh yang awalnya
menolak untuk beribadah di Masjid Raya Baiturrahman yang baru ini karena dibangun oleh
orang Belanda, yang awalnya merupakan musuh mereka. Namun sekarang Masjid ini telah
menjadi kebanggaan Masyarakat Aceh.

Pada awalnya, Masjid Raya Baiturrahman hanya memiliki satu kubah dan satu menara.
Kubah-kubah dan Menara-menara ekstra baru ditambahkan pada tahun 1935, 1958, dan 1982.
Hari ini Masjid Raya Baiturrahman memiliki 7 kubah dan 8 menara, termasuk yang tertinggi di
Banda Aceh.

Masjid Raya Baiturrahman selamat dari peristiwa Gempa dan Tsunami pada tanggal 26
Desember 2004 yang hanya mendapatkan sedikit kerusakan seperti beberapa dinding yang retak.
Salah satu menara 35 meter juga mengalami sedikit keretakan dan menjadi sedikit miring akibat
gempa tersebut. Disaat kejadian bencana alam tersebut, Masjid ini digunakan sebagai tempat
penampungan sementara untuk orang-orang yang terlantar dan baru dibuka kembali untuk ibadah
setelah 2 minggu.

Karena hari ini adalah hari jumat jadi papa dan adikku juga bisa sholat jum'at. Namun
karena belum waktunya jadi kami sedkiti beristirahat. Kami juga banyak berfoto disini.
Masjidnya sangat indah. Aku sering sekali menatap langit-langit. Dibeberapa bagian masjid ada
12 payung payung elektrik. Dengan adanya payung elektrik dapat menambah daya tampung
masjid yang semula 9.000 jamaah di dalam menjadi 24.400 jamaah di dalam dan luar masjid.

Payung ini secara desain mengikuti payung-payung yang ada di Masjid Nabawi,
Madinah, Arab Saudi dengan tujuan selain menambah keindahan masjid juga memberi
kenyamanan jamaah beribadah.

Selain itu juga dibangun basement area parkir dengan luas 8.600 meter2 yang mampu
menampung 254 mobil dan 347 sepeda motor, 288 titik tempat wudhu dan toilet di lantai
basement dengan luas 740 m2, pemasangan lantai marmer impor dari Italia pada area plaza di
bawah payung elektrik dan koridor basement dengan dinding bermotif pintu Aceh, empat unit
escalator dan dua jalur khusus bagi penyandang disabilitas.

Di pelataran masjid dipasang marmer yang dibuat batas suci bagi jamaah. Di halaman
masjid juga ditanam 32 pohon kurma sebagai bentuk penyediaan ruang terbuka hijau seluas
13.000 m2 yang menyerupai Masjid Rasul di Madinah, Arab Saudi.

Waktu sudah memasuki untuk sholat jum'at. Papa dan adikku sholat sedangkan kami
berada di ruangan tempat istirahat. Kami duduk dan aku gebetan karena mengantuk. Aku
ketiduran dan hanya tidur sebentar. Lalu tidak lama kemudian papa dan adikku sudah selesai
sholat. Karena itu kami bergegas pulang.

***

Pulang

Kami akan pulang pada hari jum'at ini. Ini adalah hari ke 6 kami pergi dari rumah. Puas
rasanya. Namun masih tak rela untuk pulang. Akankah aku akan kembali ketempat ini, apakah
dilain waktu aku bisa berpergian ke tempat jauh seperti ini. Ada banyak pertanyaan yang ada di
kepalaku. Tempat ini menjadi kenangan yang indah. Walaupun kami mendapatkan sedikit
kesulitan, kami bisa menyelesaikan nya dengan baik. Bangga. Bangga rasanya bisa sampai ke
tempat indah seperti ini. Laut. Laut adalah alasan paling kuat ku untuk akan merindukan tempat
ini.

Sedih. Itu yang aku rasakan. Aku berharap akan ada kesempatan lain kali untuk datang ke
tempat ini. Berharap kami akan datang dengan lengkap. Selama perjalanan, kami banyak
bercerita dengan apa yang kami alami dan temui. Perjalanan ini akan panjang. Kemungkinan
kami akan sampai di Medan besok pagi.

***

Kehidupan Baru

Sepulangnya aku dan keluargaku dari Aceh, aku menjalankan hidup saya seperti biasa,
tidak ada yang begitu menarik hanya saja aku sempat menceritakan pengalamanku berlibur
dengan temanku. Dua bulan berlalu dengan cepat, sampai kami dikejutkan dengan mama yang
ternyata hamil. Awalnya masih tidak percaya tapi ternyata memang benar mama telah hamil dan
berarti seorang Neysa akan mempunyai adik. Aku tidak sabar. Sebenarnya papa sudah lama
ingin punya anak dan saya juga mau mau saja jika punya adik. "Pasti akan ada bayi yang imut"
batinku .

Hari demi hari berjalan dengan mama yang sering merasa mual. Perut mama sudah mulai
besar dan adik bayi mulai menendang perut mama aku. Aku masih tidak menyangka bagaimana
bisa seorang bayi ada di dalam perut mama, bagaimana bisa tubuhnya muatmuat di dalam perut
mama. Setiap bulan mama melakukan pemeriksaan di klinik khusus ibu hamil. Aku sangat ingin
menemani mama untuk melakukan pemeriksaan namun namun mama melakukan pemeriksaan
hanya dengan papa. Tetapi aku sempat 2 kali menemani mama melakukan pemeriksaan. Kupikir
aku akan diperbolehkan masuk ke ruangan pemeriksaan mama, namun ternyata tidak boleh.
Jadinya hanya papa yang ikut masuk ruangannya. Disekelilingku ada beberapa ibu-ibu yang
hamil juga. Ada yang perutnya masih kecil hingga ada yang seperti akan melahirkan dalam
waktu dekat. Tidak lama dari itu, mama keluar dari ruangan dengan papa. Saat di mobil, ternyata
papa ngevidioin usg mama. Didalamnya memperlihatkan adikku yang ada di dalam perut mama.
Dia terlihat lucu meskipun belum jelas gambarannya. Hal ini membuat ku semakin tidak sabar
melihatnya adikku secara langsung.
Dari jauh hari kami sudah memikirkan siapa namanya nanti. Sejujurnya aku sangat
merekomendasikan namanya ada kata 'Sia'. Hal ini terpikir olehku karena nama ini merupakan
tokoh salah satu drama yang aku sukai, namanya Hong Sia. Tokoh ini perparas cantik dengan
begitu aku akan merasa kalau adikku akan cantik dan lucu. Sedangkan mamaku sangat ingin ada
nama 'Nihan' nya. Alasannya sama seperti ku. Mama mendapatkan nama itu dari serial turki
favoritnya. Tak habis pikir kenapa kami bisa seiingin itu untuk memberikan nama adikku seperti
itu. Papa juga mencari cari di internet nama yang bagus untuk bayi perempuan. Kami tidak
hanya mencari dalam satu hari namun berbulan bulan. Itu karena kami cukup bimbang. Namun
pada akhirnya kami memutuskan untuk memberi adik bayiku nama Qianihan Aleysia Jehian.
Namanya cukup cantik begitu juga makna dari namanya. Orang-orang dengan nama Qia adalah
penulis dan pembicara yang baik. Banyak di antara mereka menjadi pelakon, musisi, dan aktor.

Ia memiliki pendapat yang kuat dan kepribadian yang unik. Bukannya mengikuti tren, ia
adalah pembuat tren. Jumlah angka untuk nama "Qia" adalah 27. Menurut studi numerologi,
nama "Qia" mempunyai kepribadian Peduli sesama, dermawan, tidak mementingkan diri sendiri,
patuh terhadap kewajiban, ekspresi kreatif.

Nihan ini menjelaskan seseorang yang memiliki bakat menulis atau seni. Secara alamiah,
ia seperti tak pernah lelah sekaligus gigih dibandingkan dengan orang-orang lain.

Orang ini menuntut kesempurnaan dalam segala hal dan sangat kritis pada pasangan.
Jumlah angka untuk nama "Nihan" adalah 46. Menurut studi numerologi, nama "Nihan"
mempunyai kepribadian Pemrakarsa, pelopor, pemimpin, bebas, pekerja keras, individualis.

Sebenarnya nama Qianihan merupakan gabungan 2 nama yang berbeda. Aleysia dalam bahasa
Inggris artinya hadiah dari tuhan. Orang dengan nama Aleysia tergolong percaya diri. Ia
cenderung memimpin dengan berwibawa dan selalu mencari petualangan. Ia sangat tertarik
dengan kehidupan dan memiliki sifat mandiri. Jumlah angka untuk nama "Aleysia" adalah 72.

Menurut studi numerologi, nama "Aleysia" mempunyai kepribadian Peduli sesama, dermawan,
tidak mementingkan diri sendiri, patuh terhadap kewajiban, ekspresi kreatif. Itulah arti dan
karakternya berdasarkan namanya.
Pada suatu hari mama mengajak kami untuk beli baju bayi untuk adikku nanti. Ajakan
mama ini membuatku sangat senang dan aku sangat menantikannya. Kami bersiap pergi ke toko
yang disarankan oleh teman mama. Setibanya di toko bayi tersebut kami masuk dengan wajah
bersinar. Begitu masuk ada aroma yang menyegarkan. Ada begitu banyak perlengkapan bayi
yang lucu, seketika jiwaku ingini membeli semuanya. Kami melihat lihat apa saja yang akan di
beri, mama juga memilih baju untuk adik. Sebelumnya mama juga bertanya padaku dan adik
laki-laki ku untuk pilih mana yang kami sukai. Karena banyak warna dan motifnya juga lucu
lucu. Aku suka dengan warna yang terang dengan kombinasi gambar animasi. Membayangkan
jika adik bayi nanti memakainya pasti akan sangan lucu sekali.

***

Lahir Adikku

Hari berjalan begitu cepat hingga H-1 sebelum mama melahirkan. Banyak persiapan yang
kami lakukan. Sebelumnya dirumah ku sekarang ada ibu yang merupakan adik dari mama yang
akan membantu mama saat dirumah sakit nanti. Sebelumnya aku ingin ikut menemani mama saat
lahiran namun aku harus sekolah dan mama juga menyuruh ku untuk tetap sekolah.

Dipagi hari mama dibawa ke rumah sakit. Dan dimalam harinya mama melahirkan.
Selama satu harian ini aku terus gelisah. Aku takut akan terjadi sesuatu dengan mama. Aku terus
berdoa agar mama baik baik saja dan melahirkan dengan mudah dan tidak kesakitan. Aku juga
sudah memesan kalau adikku sudah lahir tolong melakukan vidio call atau telpon aku.

Yang benar saja, tiba tiba-tiba nada sering di HP ku berbunyi. Aku langsung melihat
siapa yang menelpon. Dan itu ibukku.

" Assalamu'alaikum ", salam ibuku.


" Waalaikumsalam kak ", balasku dengan jantung berdebar.

" Adek udah lahir kak ", balas ibuku.

" Ih serius? Jadinya cewe apa cowo? ", tanya ku untuk memastikan.

" Iya, cewe kak, sehat juga ", jawab ibuku.

" Wahhh alhamdulillah haha ", balasku dengan ekspresi yang kesenangan.

Mendengar kabar bahwa adikku sudah lahir rasanya aku ingin segera ke rumah sakit tapi
hari sudah malam.

Keesokannya aku pergi ke rumah sakit dengan di antar papa. Rasanya menegangkan.
Sebenernya setelah adikku lahir, ibuku melakukan vidio call denganku. Jadi aku sudah sempat
melihat nya. Saat dirumah sakit aku ke ruangan mama dulu untuk melihat keadaan mama.
Untunglah mama baik baik saja. Ruangan mama juga terlihat nyaman, ada AC dan ruangan nya
juga sendiri. Aku bertanya kepada ibuku apakah adikku sudah bisa dilihat atau tidak. Karena dia
ditempatkan terpisah dengan mama. Adikku yang baru lahir di tempat kan bersama bayi-bayi
lainnya di suatu ruangan khusus bayi. Jadi ada jadwal untuk melihat para bayi. Kebetulan saat
aku datang ternyata belum bisa dilihat. Jadi aku menunggu di ruangan mama. Setelah dipastikan
akhirnya aku bisa melihat adikku. Aku ditemani oleh papa.

Sekarang kami sudah di depan ruangan bayi, ada beberapa orang tua yang sedang melihat
anaknya. Jadi aku harus mengantri. Sembari menunggu aku terus mengatakan " Ih imut nyaaa ",
dan bertanya ke papa, " Pa, adek yang mana ". Kami juga mendapatkan momen yang lucu sekali.

" Yang mana ya adek? ", tanyaku pada papa.

" Tunggu dulu kak ", kata papa.

" Nah ini adek ", kata papaku lagi.

" Ih serius? Imut kali ih tapi badannya kayak lebih kecil dari di foto ya ", ucapku.

" Iyalah klo udah agak lama lahir dia bakal nyusul ", jawab papaku.
" Oh gitu yaa ", kata ku.

Namun tiba tiba ada bapak-bapan bilang nama anak itu. Seketika kami malu karena salah
bayi.

" Kan pa salah, masa adek agak kecil gitu ", bisikku dan kami hanya tertawa kecil. Bisa-
bisanya papaku salah anak. Untung saja saat itu suara kami tidaklah keras.

" Silahkan pak, Qianihan Aleysia Jehian benar? ", tanya suster untuk memastikan.

" Benar ", jawab papaku.

Akhrinya aku dapat berjumpa dengannya walaupun terhadang oleh kaca. Lucu sekali
adikku, pipinya sangat tembam. Sayang sekali dia malah tertidur pulas. Dan lihatlah hidungnya
di kembang kempiskan. Itu membuatku dan papaku geli. Bisa-bisa nya dia mengembang
kempiskan hidung nya. Itu lucu sekali. Aku terus memanggilnya, "ciaaa, bangun dongg, kakak
mau liat adekk, tengok itu hidung adek, kok di kembang kempiskan, hahaha lucu nya adek... ".
Aku memanggilnya sia/cia saat masih bayi, karena itu lucu sekali.

" Permisi pak, maaf waktu mengunjungi bayi sudah habis ", kata susternya secara tiba-
tiba. Yah baiklah. Besok kita akan melihatnya lagi. Lalu aku kembali ke kamar mama,
menceritakan seperti apa tingkah adikku tadi dan membuat seisi ruangan tertawa geli.

Pada pagi hari, aku pergi ke rumah sakit lagi. Karena pada waktu itu aku belajar secara
daring makan aku membawa buku untuk mengerjakan tugas. Jadi jika ada tugas dari guru aku
bisa langsung mengerjakannya di rumah sakit. Pada hari ini para bayi yang sudah mencapai batas
harinya diperbolehkan untuk dibawa ke ruangan sangat ibu. Mendengar berita ini aku sangat
senang dan tidak sabar untuk bertemu secara langsung.

Pada siang hari, adikku diantar ke kamar. Kata susternya nanti sore bakal di ambil untuk
dibersihkan badannya. Akhirnya aku bisa melihat nya secara langsung. Imut sekali wajahnya.
Tangannya yang sangat kecil. Bibirnya yang merah dengan pipinya chubby. " Lucu nyaa ",
kataku. Aku sering sekali memegang tangannya karena tangannya yang imut nan kecil itu.
Adikku banyak tertidur. Ia juga masih belajar diberikan asi.
Hari berjalan dengan baik dan dimana saatnya adikku pulang ke rumah. Adikku pulang
ke rumah pada malam hari. Selama perjalanan aku tidak sabar sampai rumah. Saatnya sampai
rumah mama menyuruhku untuk membuka pintu depan. Padahal biasanya kami masuk dari pintu
belakang. Aku pikir itu seperti tradisi.

Setelah lahirnya adikku, hidupku berubah. Tiba-tiba aku harus menjadi orang yang lebih
dewasa. Walaupun aku sudah punya adik laki laki, namun kami tumbuh bersama dikarenakan
umur kami yang tidak jauh berbeda. Namun, aku dengan cia berbeda 15 tahun. Sekarang aku
harus banyak membantu mamaku. Aku tidak bisa manja seperti dahulu. Rasanya aku memiliki
dunia baru.

***

Anda mungkin juga menyukai