PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Preparasi kavitas yang dalam tanpa pendinginan yang memadai, dampak trauma, trauma
oklusal, kuretase periodontal yang dalam, dan gerakan ortodonsi merupakan iritan-iritan mekanik
yang berperan terhadap kerusakan jaringan pulpa (Walton & Torabinejad, 2008).
Terbentuknya kavitas secara iatrogenic sering dijumpai pada saat operator melakukan
preparasi kavitas dan pembuangan jaringan karies dentin yang dapat memungkinkan pulpa
terbuka (Lu et al., 2008).
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dari makalah ini antara lain:
a. Apa pengertian preparasi kavitas, glass ionomer & ART?
b. Apa tujuan dari preparasi kavitas?
c. Apa saja prinsip design kavitas?
d. Apa yang perlu dipersiapkan sebelum preparasi kavitas?
e. Bagaimana proses tahapan pekerjaan preparasi kavitas?
f. Apa sajakah jenis-jenis preparasi kavitas berdasarkan kelasnya?
g. Apa faktor yang mempengaruhi preparasi kavitas?
C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari makalah ini antara lain:
a. Untuk mengetahui pengertian dari preparasi kavitas, glass ionomer dan ART
b. Untuk mengetahui tujuan preparasi kavitas
c. Untuk mengetahui prinsip-prinsip design kavitas
d. Untuk mengetahui persiapan sebelum melakukan preparasi kavitas
e. Untuk mengetahui proses tahapan pekerjaan preparasi kavitas
f. Untuk mengetahui jenis-jenis preparasi kavitas berdasarkan kelasnya
g. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi preparasi kavitas
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Preparasi Kavitas
Preparasi kavitas adalah semua pekerjaan yang dilakukan untuk menghilangkan jaringan
gigi yang rusak disebabkan karena karies dengan maksud untuk dibuat suatu tumpatan supaya
didapatkan kembali bentuk anatominya, kekuatannya dan untuk mencegah terjadinya karies gigi.
Preparasi gigi adalah pembuangan karies dan jaringan yang telah lemah dari gigi
membentuk gigi yang masih sehat sedemikian rupa, sehingga dapat menerima restorasi
permanent. Perawatan yang dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi perjalanan penyakit
jaringan pulpa ke daerah apeks. Prinsip preparasi itu, menghilangkan dan mencegah reinfeksi.
Dikenallah treat dematic endodontic yang terdiri atas menghilangkan jaringan infeksi, preparasi,
lalu pengisian saluran akar. Perawatan saluran akar terdiri dari dua pekerjaan yaitu preparasi
saluran akar dan pengisian saluran akar. Sedangkan preparasi saluran akar terdiri dari
pembersihan dan pembentukan saluran akar. Pembersihan salu’ran akar disini meliputi
pengambilan jaringan organic dalam sistem saluran akar yang terdiri dari jaringan pulpa yang
terinfeksi, dan yang masih sehat, bakteri, dan endtoksinnya.
2. Glass Ionomer
Glass ionomer adalah salah satu bahan restorasi di kedokteran gigi yang mempunyai sifat
perlekatan yang baik. Glass Ionomer Cement ini diperkenalkan pertama kali oleh Wilsi dari
campurerdiron dan Kent (1972) di Inggris.
Cement Ionomer Kaca terdiri dari campuran bubuk dan liquid. Bubuk sement ionomer
kaca adalah kaca dan cairannya adalah larutan dari asam polokrilik.
Teknik ini merupakan teknik inovatif, karena cara kerjanya dalam merestorasi suatu
tumpatan dapat dilakukan dengan tanpa anastesi dan pengeboran. ART merupakan bagian dari
minimal interversi meliputi komponen restoratif dan preventif yang terdiri dari pembersihan
kavitas gigi secara manual dengan instrumen tangan dan merestorasinya dengan bahan adhesif
yang mampu melepaskan fluoride seperti semenionomer kaca. Teknik ART ini diaplikasikan
dengan bahan dan alat yang cocok dengan keadaan biologis gigi manusia. Semen yang
mengandung 28% fluoride, dan beraksi baik secara kimia dengan dentin dan enamel pada gigi.
Kandungan fluoride yang sesuai dengankebutuhan gigi akan menstimulasi proses remineralisasi.
4. Confienence form
Bentuk kavitas yang memudahkan pemasukan insersi atau pemasangan
bahan restorasi.
5. Menghilangkan jaringan karies
6. Finishing email wall and margin (elesaian Penydinding dan tepi email)
Menghaluskan dan membentuk sudut pada email. Tahap ini penting
memperoleh restorasi yang betul-betul baik. Jaringan email yang tidak di
dukung kuat oleh dentin harus di buat agar restorasi ditempat tersebut
tidak pecah atau rusak.
7. Toilet of cavity (melakukan pembersihan kavitas)
Tindakan yang perlu di lakukan pada tahap ini:
a. Membuang semua jaringan karies yang masih tertinggal .
b. Memeriksa dan menghaluskan kembali dinding-dinding kavitas
dengan alat steril.
c. Mengeringkan kavitas dengan kapas yang di pegang dengan
pinsset. Termasuk tahap akhir ini adalah tindakan sterilisasi dan
disinfeksi kavitas.
D. Persiapan Sebelum Preparasi Kavitas
Sejumlah prosedur pendahuluan dan pemeriksaan yang cermat harus dilakukan dahulu
sebelum preparasi restorasi rigid dilaksanakan.
Beberapa pemeriksaan pendahuluan dan tindakan yang harus dilakukan adalah :
Karies dan penyakit periodontium harus benar-benar telah terkendali. Jika masih ada
tanda-tanda karies, maka operator harus puas dahulu bahwa pengendalian diet dan higiene
oralnya telah berubah dan peningkatannya tetap dijaga oleh yang bersangkutan.
Gigi harus diperiksa secara klinik dan radio grafik untuk meyakinkan bahwa penyakit
yang tak terawat sudah tak ada lagi. Pada kasus penyakit periodontium yang parah, prognosis
gigi bisa menyebabkan rencana pembuatan mahkota menjadi suatu kontra indikasi.
Kevitalan pulpa juga harus betul-betul diketahui, dan andaikata pulpa harus dirawat
dahulu maka hal ini harus dikerjakan sebelum preparasi dilakukan. Jika keadaan pulpa
diragukan, rencana pembuatan restorasi rigid harus ditangguhkan sampai status pulpanya jelas.
Gigi dengan riwayat pulpitis harus di rawat saluran akar dahulu sebelum mahkota dibuat.
Metode studi hendaknya dibuat sehingga oklusi dapat di nilai dan sendok cetak khusus
dapat di siapkan lebih dahulu. Selain itu, model studi ini dapat pula menjadi petunjuk selama
pembuatan restorasinya.
E. Tahapan Pekerjaan
Tahap pertama preparasi adalah memperoleh akses ke dentin karies dengan menggunakan
bur figur tungsten carbide pendek – kuncup dengan kecepatan tinggi. Penggunaan bur kuncup
dan bukan bur fisur sejajar adalah untuk mencegah terentuknya undercut.
Jika akses telah di peroleh, kavitas bisa dilebarkan ke arah buko – palatal sampai dicapai
pertautan email – dentin yang sehat. Hal ini menentukan lebar boks arah buko – palatal.
Tahapan penumpatan kavitas, antara lain:
a) Periksa semua peralatan dan bahan sudah tersedia
b) Pastikan gigi kering selama fase penumpatan berlangsung
c) Campurkan bahan menurut aturan (20-30 detik)
d) Masukkan campuran bahan dalam jumlah sedikit demi sedikit ke dalam kavitas
menggunakan sonde (untuk kavitas kecil) dan plastis instrument (untuk kavitas cukup
besar)
e) Oleskan vaseline pada jari telunjuk yang bersarung tangan
f) Tempatkan jari telunjuk pada aktivitas yang sudah dikasih bahan tumpatan, tekanan dan
alihkan jari ke samping setelah beberapa detik.
g) Hilangkan ionomer yang berlebih dengan excavator
h) Tunggulah 1-2 sampai bahan terasa keras, gigi tetap dijaga kering dari saliva
i) Beri vanis diatas tumpatan
j) Periksa gigitan terhadap lawannya
k) Berikan vanish lagi
l) Instruksikan pada pasien agar tidak memakan 1 jam.
Prinsip Kerja ART
Dibawah ini ada beberapa urutan tahap menghilangkan karies :
a. Tempatkan cotton roll sepanjang sisi gigi yang akan di rawat (apabila kapitas kecil)
‘’’’
‘
2. Preparasi dasar pulpa sampai kedalaman 1.5 mm (0.2 mm ke dalam DEJ)
3. Bur digerakkan ke mesial mengikuti fissure untuk menghilangkan struktur gigi yang
rusak dan mengikuti kontur DEJ.
4. Perluasan ke marginal ridge menyisakan ketebalan struktur gigi sebesar 1.6 mm untuk
premolar dan 2 mm untuk molar, guna memberikan dukungan dentin bagi marginal
ridge enamel dan ujung kuspid.
5. Karena bur di gerakkan mengikuti fissure dan kontur DEJ, maka akan dihasilkan dasar
pulpa yang akar dengan kedalaman 1.5 mm
6. Perluasan kavitas ke permukaan facial atau lingual ke arah gingiva, dengan kedalaman
sampai 0.2 mm ke dalam DEJ.
7. Setelah perluasan bentuk outline sampai ke struktur gigi yang sehat, sisa karies atau
material restorasi pada dasar pulpa dapat dihilangkan dengan diamond atau bur round.
Preparasi Kelas I dengan Bevel
Preparasi jenis ini tujukan untuk kavitas kelas I resin composite dengan keterlibatan fissure
facial atau lingual
1. Tahap 1-7 preparasi kelas I konvensional
2. Tepi dari permukaan kavitas dibuat bevel menggunakan diamond bur, menghasilkan
bevel setebal 1.25-1.5 mm pada sudut 45º dari dinding preprasi.
4. Bila masih terdapat karies pada dasar pulpa, maka dasar pulpa dapat diperluas sampai
0.2 mm ke dalam DEJ.
5. Bur digerakkan sampai tebal email sisa adalah 0.5 mm dari gigi tetangga.
2. Bur digerakkan paralel dengan aksis gigi ke arah facial, lingual dan giginya untuk
menghilangkan semua efek, karies atau material restorasi lama. Gerakan facio lingual
mengikuti kontru DEJ. Bentuk preparasi konveks keluar.
3. Margin facial dan lingual diperluas seperlunya dengan menghasilkan sudut sekitar 90º.
4. Bila preparasi sudah konservatif, gunakan instrumen diamond yang lebih kecil dan tipis
untuk melengkapi preparasi dindingfacial dan lingual.
2. Kedalaman pulpa dan aksial tidak perlu seragam, tetapi hanya mengikuti luas lesi.
3. Margin cavosurface kira-kira 90º atau lebih besar.
3. Bur dipersiapkan untuk putaran high speed menggunakan air water spray.
4. Mulai preparasi dengan memasuki lesi pada dimensi incisio gingival sedekat mungkin
dengan gigi tetangga tanpa menyentuhnya. Posisi perpendikular terhadap permukaan
email.
5. Gerakkan bur sampai semua lesi karies atau material restorasi hilang dan bentuk
preparasi convenience.
6. Perluas area preparasi seminimal mungkin, jangan sampai meluas sampaiarea kontak
proksimal, permukaan facial, atau ke arah sublingual.
7. Kedalaman kavitas 0.75-1.25 mm (0.2 mm ke dalam DEJ) dengan bentuk konveks ke
arah luar mengikuti kontur gigi normal da kontur DEJ).
8. Preparasi dinding email perpendikular terhadap permukaan luar gigi, serta meratakan
dasar gingival dan dinding lingual.
9. Ambil seluruh dentin terinfeksi menggunakan round ur atau small spoon excavator,
atau keduanya.
10. Bila dibutuhkan retensi (grooves atau coves), buat di sepanjang gingivoaxial line angle
dan incisooaxial line angle menggunakan bur No. 1/4.
11. Bur cavosurface bevel atau flare dengan sudut 45ºdari permukaan luar gigi dan lebar
0.25-0.5 mm, menggunakan flame-shaped atau round diamond instrument.
Akses Facial
Sama seperti prosedur dari akses lingual, tetapi dengan beberapa pengecualian. Prosedur
lebih sederhana karena akses dengan penglihatan langsung dan lesi karies atau restorasi lama
biasanya lebih besar.
1. Dengan menggunakan No.2 carbide bur atau diamond stone yang diputar pula
kecepatan tinggi dengan air water spray, preparasi bentuk outline dengan perluasan
sampai kedalam kavitas 0.75-1.25 mm 0.2 mm kedalam DEJ) dengan bentuk konveks
ke arah luar mengikuti kontur gigi normal dan kontur DEJ.
2. Ambil seluruh dentin terinfeksi menggunakan round bur atau small spoon excavator,
atau keduanya.
3. Bila dibutuhkan retensi (grooves atau coves), buat di sepanjang gingivoaxial line angle
dan incisooaxial line angle menggunakan bur No. 1/4.
4. Buat cavosurface bevel atau flare dengan sudut 45ºdari permukaan luar gigi dan lebar
0.25-0.5 mm, menggunakan flame-shaped atau round diamond instrument.
Preparasi Kavitas Kelas IV
1. Anestesi mungkin dibutuhkan untuk kenyamanan pasien dan mengurangi aliran saliva
selama prosedur penumpatan.
2. Assesment hubungan oklusi untuk membantu menetapkan fungsi preparasi dan
menentukan desain preparasi.
3. Pemilihan shade dilakukan sebelum gigi dehidrasi dan memperoleh penyinaran.
4. Isolasi area kerja untuk memperoleh efektif bonding.
5. Bila desain preparasi luas, pemasangan wedge akan memperbaik kontak proksimal.
Preparasi jenis ini ditujukan untuk lesi karies pada permukaan facial atau lingual akar.
1. Gunakan tapered fissure carbide bur No. 700, 701 atau 271) pada kecepatan tinggi
dengan air water spray.
2. Preparasi sampai kavitas berbentuk seperti ginjal dengan kedalaman 0.75 mm dan
cavosurface margin 90º.
3. Dinding aksial harus mengikuti kontur asli permukaan gigi dan konveks ke arah luar.
4. Bila dibutuhkan retensi tambahan, buat grooves sepanjang gingivoaxial dan incisoaxial
line angle menggunakan No. 4 bur.
1. Gunakan tapered fissure carbide bur No. 700, 701 atau 271) pada kecepatan tinggi
dengan air water spray.
2. Preparasi sampai kavitas berbentuk seperti ginjal dengan kedalaman 0.75 mm dan
cavosurface margin 90º.
3. Dinding aksial harus mengikuti kontur asli permukaan gigi dan konveks ke arah luar.
4. Bila dibutuhkan retensi tambahan, buat grooves sepanjang gingivoaxial dan incisoaxial
line angle menggunakan No. 4 bur.
5. Buat bevel dengan sudut 45º terhadap permukaan luar gigi dan lebar 0.25-2 mm
menggunakan flame-shaped atau round diamond.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap mengerjakan suatu preparasi kavitas selalu harus mengikuti pedoman dasar yang
merupakan tahapan prinsip preparasi kavitas sehingga hasil preparasi akan baik dan
sempurna. Prinsip preparasi kavitas tesebut terdiri atas Toilet of cavity (melakukan
pembersihan kavitas)
Tindakan yang perlu dilakukan pada tahap ini :
a. Membuang semua jaringan karies yang masih tertinggal.
b. Mengeringkan kavitas dengan kapas yang dipegang dengan pinset. Termasuk tahap akhir
ini adalah tindakan sterilisasi dan disinfeksi kavitas.
B. Saran
Sebaiknya dalam melakukan preparasi kavitas harus dilakukan sesuai dengan prinsip
dan tahapan kerja. Agar preparasi yang dilakukan terjadi sesuai dengan apa yang
diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com
https://karyatulisilmiah.com
J.DEccles,PHD,FDSRCS.1994.konservasi-gigi.widya medika.
https://karyatulisilmiah.com/art-atraumatic-restorative-treatment/
Https://dokumentips-preparasikavitas.com
https://www.google.com/amps/dokumen.tips./amp/documents/prinsip-preparasi-kavitas-
55b349a2e6c3d.html?espv=1
http://akademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2017/08/BPSL-IKG-BLOK-5.PDF
https://staff.ui.ac.id./system/files/users/gatot.sutrisno/material/9-
minimalinterventionpreparasibahantambal
https://akademikpdgub.staff.ub.ac.id/files/2017/08/BPSL-IKG-BLOK-5.pdf
‘’’’
‘
9. Preparasi dasar pulpa sampai kedalaman 1.5 mm (0.2 mm ke dalam DEJ)
10. Bur digerakkan ke mesial mengikuti fissure untuk menghilangkan struktur gigi yang
rusak dan mengikuti kontur DEJ.
11. Perluasan ke marginal ridge menyisakan ketebalan struktur gigi sebesar 1.6 mm untuk
premolar dan 2 mm untuk molar, guna memberikan dukungan dentin bagi marginal
ridge enamel dan ujung kuspid.
12. Karena bur di gerakkan mengikuti fissure dan kontur DEJ, maka akan dihasilkan dasar
pulpa yang akar dengan kedalaman 1.5 mm
13. Perluasan kavitas ke permukaan facial atau lingual ke arah gingiva, dengan kedalaman
sampai 0.2 mm ke dalam DEJ.
14. Setelah perluasan bentuk outline sampai ke struktur gigi yang sehat, sisa karies atau
material restorasi pada dasar pulpa dapat dihilangkan dengan diamond atau bur round.
'
8. Preparasi dasar pulpa dengan kedalaman 1.5 mm
9. Bur digerakkan menuju sisi proksimal dengan lesi karies, sambil menghilangkan efek
pada permukaan oklusal. Dasar pulpa rata pada bidang facio lingual tetapi mengikuti
kontur DEJ pada bidang mesiodistal.
10. Bila masih terdapat karies pada dasar pulpa, maka dasar pulpa dapat diperluas sampai
0.2 mm ke dalam DEJ.
11. Bur digerakkan sampai tebal email sisa adalah 0.5 mm dari gigi tetangga.
12. Bentuk kavitas oklusal adalah konvergen ke arah oklusal.
Proksimal Box
8. Bur pada DEJ dengan ujung bur di posisikan untuk memotong langsung ke arah
gingiva.
9. Bur digerakkan paralel dengan aksis gigi ke arah facial, lingual dan giginya untuk
menghilangkan semua efek, karies atau material restorasi lama. Gerakan facio lingual
mengikuti kontru DEJ. Bentuk preparasi konveks keluar.
10. Margin facial dan lingual diperluas seperlunya dengan menghasilkan sudut sekitar 90º.
11. Bila preparasi sudah konservatif, gunakan instrumen diamond yang lebih kecil dan tipis
untuk melengkapi preparasi dindingfacial dan lingual.
12. Dasar gingival dibentuk datar dengan cavosurvace margin sekitar 90º.
13. Perluasan gingiva seminimal mungkin dengan menjaga margin enamel. Pada lesi karies
besar, ekskavasi pada dinding axial atau dasar pulpa mungkin dibutuhkan.
14.
15. Bila tidak dibutuhkan bevel, maka preparasi awal telah selesai.
5. Kedalaman pulpa dan aksial tidak perlu seragam, tetapi hanya mengikuti luas lesi.
6. Margin cavosurface kira-kira 90º atau lebih besar.
14. Bur dipersiapkan untuk putaran high speed menggunakan air water spray.
15. Mulai preparasi dengan memasuki lesi pada dimensi incisio gingival sedekat mungkin
dengan gigi tetangga tanpa menyentuhnya. Posisi perpendikular terhadap permukaan
email.
16. Gerakkan bur sampai semua lesi karies atau material restorasi hilang dan bentuk
preparasi convenience.
17. Perluas area preparasi seminimal mungkin, jangan sampai meluas sampaiarea kontak
proksimal, permukaan facial, atau ke arah sublingual.
18. Kedalaman kavitas 0.75-1.25 mm (0.2 mm ke dalam DEJ) dengan bentuk konveks ke
arah luar mengikuti kontur gigi normal da kontur DEJ).
19. Preparasi dinding email perpendikular terhadap permukaan luar gigi, serta meratakan
dasar gingival dan dinding lingual.
20. Ambil seluruh dentin terinfeksi menggunakan round ur atau small spoon excavator,
atau keduanya.
21. Bila dibutuhkan retensi (grooves atau coves), buat di sepanjang gingivoaxial line angle
dan incisooaxial line angle menggunakan bur No. 1/4.
22. Bur cavosurface bevel atau flare dengan sudut 45ºdari permukaan luar gigi dan lebar
0.25-0.5 mm, menggunakan flame-shaped atau round diamond instrument.
Akses Facial
Sama seperti prosedur dari akses lingual, tetapi dengan beberapa pengecualian. Prosedur
lebih sederhana karena akses dengan penglihatan langsung dan lesi karies atau restorasi lama
biasanya lebih besar.
5. Dengan menggunakan No.2 carbide bur atau diamond stone yang diputar pula
kecepatan tinggi dengan air water spray, preparasi bentuk outline dengan perluasan
sampai kedalam kavitas 0.75-1.25 mm 0.2 mm kedalam DEJ) dengan bentuk konveks
ke arah luar mengikuti kontur gigi normal dan kontur DEJ.
6. Ambil seluruh dentin terinfeksi menggunakan round bur atau small spoon excavator,
atau keduanya.
7. Bila dibutuhkan retensi (grooves atau coves), buat di sepanjang gingivoaxial line angle
dan incisooaxial line angle menggunakan bur No. 1/4.
8. Buat cavosurface bevel atau flare dengan sudut 45ºdari permukaan luar gigi dan lebar
0.25-0.5 mm, menggunakan flame-shaped atau round diamond instrument.
Preparasi Kavitas Kelas IV
6. Anestesi mungkin dibutuhkan untuk kenyamanan pasien dan mengurangi aliran saliva
selama prosedur penumpatan.
7. Assesment hubungan oklusi untuk membantu menetapkan fungsi preparasi dan
menentukan desain preparasi.
8. Pemilihan shade dilakukan sebelum gigi dehidrasi dan memperoleh penyinaran.
9. Isolasi area kerja untuk memperoleh efektif bonding.
10. Bila desain preparasi luas, pemasangan wedge akan memperbaik kontak proksimal.
5. Gunakan tapered fissure carbide bur No. 700, 701 atau 271) pada kecepatan tinggi
dengan air water spray.
6. Preparasi sampai kavitas berbentuk seperti ginjal dengan kedalaman 0.75 mm dan
cavosurface margin 90º.
7. Dinding aksial harus mengikuti kontur asli permukaan gigi dan konveks ke arah luar.
8. Bila dibutuhkan retensi tambahan, buat grooves sepanjang gingivoaxial dan incisoaxial
line angle menggunakan No. 4 bur.
6. Gunakan tapered fissure carbide bur No. 700, 701 atau 271) pada kecepatan tinggi
dengan air water spray.
7. Preparasi sampai kavitas berbentuk seperti ginjal dengan kedalaman 0.75 mm dan
cavosurface margin 90º.
8. Dinding aksial harus mengikuti kontur asli permukaan gigi dan konveks ke arah luar.
9. Bila dibutuhkan retensi tambahan, buat grooves sepanjang gingivoaxial dan incisoaxial
line angle menggunakan No. 4 bur.
10. Buat bevel dengan sudut 45º terhadap permukaan luar gigi dan lebar 0.25-2 mm
menggunakan flame-shaped atau round diamond.
2. Seorang pasien mengalami karies pada giginya.saat diperiksa oleh dokter ,terliht kavitas pada
1/3 dataran bukal atau labial dan kadang-adang pada lingual gigi anterior atau
posterior.Preparasi kavita tersebut terjadi pada kelas…
a. Kelas I
b. Kelas II
c. Kelas III
d. Kelas IV
e. Kelas V
3. Seorang Pasien datan ke klinik gigi dengan keluhan ingin melaakukan perawatan gigi dan
mulut.Kemudian Dokter ii melakukan Preparasi pada dinding Kavita pasie tersebut sesuai
dnegan prinisp kerja preparasi yang ada.Berikut ini adalah prinsip Kavita yang tepat adalah…
a. Membentuk jalan masuk dan menghilangkan jarian karies yang lemah
b. Membut bentuk gigi secara manual
c. Memeperluas daerah pegerjaan
d. Menghilangkan jaringan lemah
e. Membersihkan daerah pengerjaan
4. Adapun Bahan-bahan pada penambalan teknik ART yang sesuai dengan bahan penambalan
dalam keperawatan gigi adalah…
a. Powder Lite
b. Amalgam
c. Powder dan Liquid
d. Komposit
e. Flour
5. Seorang Pasien datang ke klinik gigi untuk menghilangkan jaringan gigi yang rusak akibat karies
dengan maksud untuk mengembalikan bentuk anatomi giginya.Tindakan yang dapat dilakukan
oleh dokter untuk mengatasinya adalah…
a. Out Line Form
b. Menggunakan teknik ART
c. Menggunakan Glass Ionomoer
d. Memberikan Vanish
e. Melakukan Preparasi
6. Seorang remaja datang ke klinik gigi dengan keluhan lesi karies gigi kecil.Teknik Preparasi yang
tepat adalah…
a. Preparasi Kelas I Konvensional
b. Preparasi Kelas II Modivikasi
c. Preparasi Kelas III Konvensional dengan Bevel
d. Preparasi Kelas IV Modivikasi
e. Preparasi Kelas V konvensional
7. Pada saat bur digerakkan menuju sisi proksimal dengan lesi karies, sambil menghilangkan efek
pada permukaan oklusal, merupakan teknik preparasi kelas …
a. Preparasi kelas II
b. Preparasi kelas I Modifikasi
c. Preparasi kelas III Konvensional
d. Preparasi kavita kelas IV
e. Preparasi kelas V Konvensional
8. Keuntungan dari penggunaan bahan SIK dalam bidang keperawatan gigi, adalah …
a. Biaya mahal
b. Susah ditemukan
c. Mudah direparasi jika terdapat kecacatan
d. Efek sampingnya tidak langsung
e. Warnanya kurang estetik
9. SIK yang digunakan untuk perawatan gigi restorasi mengandung fluoride sebanyak …
a. 25 %
b. 26 %
c. 27 %
d. 28 %
e. 29 %
10. Seorang pasien mengalami karies pada gigi M1 bagian pulpa wall, axial wall, dan gingival wall.
Tindakan preparasi kab=vita yang dilakukan oleh dokter gii adalah …
a. Kavita kelas I
b. Kavita kelas II
c. Kavita kelas III
d. Kavita kelas IV
e. Kavita kelas VS