Pengawas sekolah memiliki tugas pokok untuk melakukan pengawasan akademik dan manajerial
pada satuan pendidikan. Pengawas sekolah mempunyai kewajiban untuk:
(3) menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, nilai agama, dan etika; serta
Pengawas Sekolah bertanggung jawab melaksanakan tugas pokok dan kewajiban sesuai dengan
yang dibebankan kepadanya. Berdasarkan tanggung jawabnya, Pengawas Sekolah memiliki
kedudukan strategis dalam penjaminan mutu pendidikan. Dalam menjalankan tugas pokok yang
menjadi tanggung jawab dan wewenangnya, Pengawas Sekolah perlu melakukan tahapan-
tahapan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan program pengawasan,
evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, serta pembimbingan dan pelatihan profesional
guru dan/atau kepala sekolah.
Penyusunan program pengawasan adalah kegiatan pengawas sekolah dalam menyusun program
pengawasan akademik dan manajerial, program pembinaan guru dan/atau kepala sekolah,
program pemantauan pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan dan program penilaian kinerja
guru dan/atau kepala sekolah, serta program pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dan/atau kepala sekolah.
Program pengawasan harus “SMARTER” sehingga program pengawasan itu berisi program
yang spesifik, dapat diukur ketercapaiannya, sesuai dengan kondisi sekolah binaan, tidak
mengada-ada, jelas waktu pelaksanaannya, dapat dinilai secara objektif, dan dapat ditinjau ulang
sesuai dengan kebutuhan berbagai kondisi di sekolah, atau dalam panduan kerja ini disebut
SMARTER.
SMARTER:
1. Specific and motivated, artinya pokok masalah yang dijadikan program dalam
penyusunan program kerja bersifat spesifik, jelas dan terfokus pada pencapaian tujuan.
Program kerja yang disusun mampu memotivasi pihak yang terlibat untuk
melaksanakannya.
2. Measureable, artinya program dan kegiatan yang dipilih dapat diukur pencapaiannya.
Indikator pencapaian atau keberhasilan sebaiknya bersifat kuantitatif dan/atau dapat
diamati.
3. Achieveable, artinya program dan kegiatan dapat dicapai sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi di sekolah.
4. Realistics, artinya program dan kegiatan yang dipilih sesuai dengan realistis, tidak
mengada-ada, dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sekolah dalam pencapaian
hasilnya.
5. Time bound, artinya target waktu pencapaian jelas dalam setiap langkah.
6. Evaluated, artinya program dan kegiatan yang dipilih dapat dinilai secara objektif.
7. Reviewed, artinya program dan kegiatan yang dipilih dapat ditinjau ulang dan disesuaikan
dengan kebutuhan berbagai kondisi di sekolah.
Selanjutnya, yang dilakukan dalam penyusunan program pengawasan kegiatan adalah menyusun
dan memiliki program pengawasan tahunan sekolah binaan yang terdiri atas enam aspek, yaitu:
identitas, pendahuluan, evaluasi hasil pelaksanaan program kegiatan pengawasan tahun
sebelumnya, program tahunan pengawasan sekolah, program semester pengawasan sekolah,
rencana pengawasan akademik (RPA) dan rencana pengawasan manajerial (RPM), penutup, dan
lampiran. Adapun sistematika dan petunjuk teknis penyusunan program pengawasan adalah
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Landasan Hukum
3. Visi, Misi, dan Tujuan Pengawasan
4. Sasaran dan Strategi Pengawasan
5. Alur Kegiatan Pengawasan
6. Ruang Lingkup Pengawasan
7. Tujuan dan Manfaat Program Pengawasan
BAB VI PENUTUP
LAMPIRAN
PROGRAM TAHUNAN PENGAWAS
10:14 PM URAY ISKANDAR 2 Comments
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengawas Sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab
dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pengawasan
Ditinjau dari ilmu manajemen, tugas pengawas sekolah adalah melaksanakan pengawasan
terhadap penyelenggaraan sekolah negeri maupun swasta. Sedangkan “pengawas” adalah dari
pengawasan, penilaian. Setiap kegiatan yang akan dilakukan, terutama kegiatan yang memiliki
cakupan yang cukup besar, harus dimulai dengan kegiatan awal yang berupa penyusunan
program, demikian juga kegiatan yang akan dilaksnaakan oleh pengawas sekolah, wajib disusun
program yang jelas, rinci, dan mampu dilaksanakan baik secara kelompok maupun perorangan.
Tugas pokok Pengawas Sekolah adalah melaksanakan tugas pengawasan akademik dan
manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan
B. LANDASAN HUKUM
Nasional
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional
Pendidikan
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 tahun
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional
Pendidikan
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 35 Tahun 2010 tentang Juknis PKPS
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 12 Tahun 2007, tentang Standar Pengawas
Sekolah
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 27 Tahun 2010, tentang Program Induksi Guru
Pemula
9. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2009 Tentang Tupoksi Pengawas Sekolah / Madrasah
10. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 16 tentang Jabatan
11. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala Badan Administrasi
Kepegawaian Negara Nomor: 0322/0/1996, Nomor: 38 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Jabatan
1. Tujuan Program
Program kerja pengawas sekolah Dinas Pendidikan Kabupaten Sambas .tahun pelajaran
a. Sebagai acuan kerja bagi pengawas sekolah untuk melaksanakan penilaian, pembinaan, dan
d. Bahan pertimbangan atau dasar untuk menganalisis program yang dinyatakan berhasil dan yang
belum berhasil;
e. Sebagai pedoman dalam membantu kepala sekolah, guru, staf dan tata usaha sekolah, komponen
f. Sebagai pedoman dalam mengumpulkan data, mengolah data, melaksanakan analisis sederhana
menyusun laporan hasil pengawasan sekolah persekolah maupun seluruh sekolah binaan.
2. Sasaran Pengawasan
Sasaran pengawasan dari program kerja ini adalah peningkatan kompetensi dan
b. Peningkatan kinerja kepala sekolah, guru, dan staf serta sumber daya sekolah;
e. Penjaminan mutu pendidikan di setiap lembaga pendidikan sesuai wilayah binaan pengawas.
mampu mendorong penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan yang efektif dan efisien”
6. Melakukan koordinasi fungsi kepengawasan yang dilakukan lintas dan atau multi instansi
Studi dokumen, evaluasi kinerja, diskusi, dan pengembangan kerja kelompok, presentasi, dan
transaksi tindaklanjut.
Pemantauan perkembangan keyakinan pada perencanaan dan pelaksanaan kegiatan serta
penjaminan mutu.
Yang menjadi sasaran dalam kepengawasan sekolah ini adalah Kepala Sekolah, Guru dan Tata
usaha serta karyawan pada sekolah binaan sesuai dengan Surat Tugas dari Kepala Dinas
maupun akademik
tindak lanjut kegiatan yang nyata dari pengawas. Kegiatan tersebut dirancang melalui ruang
lingkup pengawasan yang mencakup pembinaan, pemantauan, dan penilaian hasil pengawasan.
embinaan.
Sasaran pembinaan pengawas adalah pemberian arahan, bimbingan, contoh, dan saran
adanya kualitas sekolah, kinerja kepala sekolah, kinerja guru, dan kinerja seluruh staf sekolah.
b. Pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran Musayawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) di
setaipa Kecamatan/Kabupaten
c. Melaksanakan supervisi manajerial kepada kepala sekolah dan supervisi akademik kepada
kepala sekolah dan guru serta supervisi umum kepada tenaga kependidikan dan sumber daya
sekolah lainnya;
d. Melaksanakan supervisi pendampingan pembelajaran kepada kepala sekolah dan para guru;
e. Melaksanakan pembinaan khusus kepada kepala sekolah, guru, dan staf sekolah secara berkala;
f. Melaksanakan pembinaan secara umum tentang upaya peningkatan kualitas sekolah kepada
semua komponen sekolah, meliputi kepala sekolah, guru, staf, komite sekolah, wali murid, tokoh
emantauan.
Untuk meningkatkan kualitas hasil dan implikasi dari kegiatan pembinaan yang telah
a. Pengisian instrumen monev oleh kepala sekolah dan guru yang telah disiapkan oleh pengawas;
c. Observasi secara khusus terhadap kegiatan kepala sekolah dan guru beserta semua staf;
f. Menyusun program tindak lanjut hasil analisis hasil monitoring dan evaluasi.
enilaian.
Kegiatan penilaian, yaitu penentuan derajat kualitas berdasarkan kriteria yang ditetapkan
terhadap proses dan hasil program pengembangan sekolah secara kolaboratif dengan stakeholder
sekolah yang dilakukan oleh pengawas sekolah secara berkala dan berkelanjutan. Hal ini
diharapkan semua program mampu dlaksanakan secara kolaboratif dan sistematik oleh sekolah.
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS HASIL PENGAWASAN
Pergantian sekolah binaan sebagai dampak dari mutasi tugas berdasarkan wilayah tugas
pengawas dalam satu Kabupaten menjadi tantangan yang cukup menarik dalam mengidentifikasi hasil
pengawasan tahun sebelumnya. Oleh karena itu kesimpulan yangdibuat tidak digunakan sebagai model
analisis hasil tes diagnostik terhadap satu sekolah, namun pengalaman itu dapat diterapkan di sekolah
lain.
pemenuhan kebutuhan seluruh pendidik dan tenaga kependidikan satuan pendidikan yang
menjadi binaan.
Landasan kerangka berpikir untuk menganalisis hasil evaluasi pelaksanaan program adalah
menggunakan pendekatan sistem. Alur pikir pendekatan sistem meliputi komponen input, proses
dan output. Untuk mendapatkan data tentang setiap komponen pengawas mengumpulkan,
menganalisis dan mempergunakan data untuk menggambarkan selisih antara input dan
output.
siklus enam langkah kegiatan seperti yang terlihat dalam urutan sebagai berikut:
1) Analisis profil sebagai landasan aplikasi standar nasional pendidikan melalui analisis kondisi
2) Menentukan indikator mutu yang meliputi indikator operasioal, kriteria mut, pengukuran yang
5) Menentukan tingkat efektivitas pada peningkatan mutu pengelolaan, pembelajaran, dan mutu
lulusan.
hasil pengawasan pada tahun sebelumnya. Dengan berpedoman pada program kerja yang
disusun, dilaksanakan kegiatan inti pengawasan meliputi penilaian, pembinaan, dan pemantauan
pada setiap komponen sistem pendidikan di sekolah binaannya. Pada tahap berikutnya dilakukan
pengolahan dan analisis data hasil penilaian, pembinaan, dan pemantauan dilanjutkan dengan
evaluasi hasil pengawasan dari setiap sekolah dan dari semua sekolah binaan. Berdasarkan hasil
analisis data, disusun laporan hasil pengawasan yang menggambarkan sejauh mana keberhasilan
Dibawah ini akan diidentifikasi hasil pengawasan tahun sebelumnya, analisis dan Evaluasi Hasil
Pengawasan tahun sebelumnya dan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Sebagai Acuan dalam
Penyusunan Program
Kegiatan pengawasan sekolah pasti harus diawali dengan penyusunan program kerja.
Dengan adanya program kerja maka kegiatan pengawasan dapat terarah dan memiliki sasaran
serta target yang jelas. Segala aktivitas pengawasan termasuk ruang lingkup, output yang
diharapkan serta jadwal pengawasan dituangkan dalam program yang disusun. Hal ini sekaligus
menjadi dasar acuan dan pertanggung jawaban pengawas dalam bekerja. Salah satu kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang pengawas sekolah adalah Kompetensi Supervisi Manajerial.
Pengawas sekolah adalah tenaga kependidikan profesional yang berfungsi sebagai unsur
pelaksana supervisi pendidikan yang mencakup supervisi akademik dan supervisi manajerial.
Supervisi akademik terkait dengan tugas pembinaan guru dalam meningkatkan kualitas proses
pembelajaran. Supervisi manajerial terkait dengan tugas pembinaan kepala sekolah dan tenaga
kemajuan dan kemandirian sekolah, yang berdampak langsung bagi kepala sekolah dalam upaya
peningkatan manajemen sekolah sehingga fungsi dan tugas kepala sekolah, baik sebagai educator
(pendidik), manajer, administrator, supervisor, leader (pemimpin), pencipta iklim kerja maupun
Setiap pengawas satuan pendidikan baik secara berkelompok maupun secara perorangan
wajib menyusun rencana program pengawasan. Program pengawasan terdiri atas (1) program
pengawasan tahunan, (2) program pengawasan semester, (3) rencana kepengawasan manajerial
dilakukan oleh setiap pengawas sekolah pada setiap sekolah binaannya. Program tersebut
Kegiatan penyusunan program semester oleh setiap pengawas satuan pendidikan ini diperkirakan
(RKA) merupakan penjabaran dari program semester yang lebih rinci dan sistematis sesuai
dengan aspek/masalah prioritas yang harus segera dilakukan kegiatan supervisi. Penyusunan
RKM dan RKA ini diperkirakan berlangsung 1 (satu) minggu. Kegiatan supervisi akademik dan
Standar Nasional Pendidikan merupakan kegiatan dimana terjadi interaksi langsung antara
pengawas satuan pendidikan dengan kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya.
Kegiatan ini adalah kegiatan tatap muka yang sebenarnya di sekolah binaan, tetapi kegiatan
mengolah hasil pemantauan setiap standar dari 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan
kegiatan, sumberdaya yang diperlukan, penilaian dan insrumen pengawasan. Kegiatan menyusun