Ciri-ciri uniseluler, tidak memiliki membarna inti, tidak memiliki membran organel, tahap
transkripsi-translasi sederhana.
2
ARCHAEA
Tidak memiliki peptidoglikan, dapat
berfotosintesis, tidak memiliki klorofil
(memiliki pigmen). Dapat dijumpai di
lingkungan ekstrem:
1. Ekstrem Halofil – Kadar Garam
Tinggi
Archaea Fosintetik seperti
Halobacterium halobium memiliki
pigmen penangkap energi
matahari yang bernama
bakteriorhodopsin sehingga
mampu memberikan warna ungu
pada daerah yang menjadi habitat
bakteri ini.
Warna ungu archaea fotosintetik dalam tambak
3
ARCHAEA
2. Suhu Tinggi (Ekstremofil, Hipertermofil), pH Asam (Asidofil), pH Basa
(Alkalofil)
Halofil termoasidofil, contohnya Sulfolobus menghasilkan warna hijau pada
sumber air panas, hidup pada suhu 80 C dan pada pH 2, energi yang
diperoleh dengan cara mengoksidasi belerang.
4
Habitat Archaea (Campbell et al. 2008)
ARCHAEA
3. Lingkungan Anaerob
5
Salah satu habitat organisme penghasil gas (Biggs et al. 1998)
BACTERIA
Bakteri memiliki peptidoglikan dan beberapa beberapa jenis bakteri dapat melakukan
fotosintesis
6
PROKARIOT
8
PROKARIOT
Struktur prokariot membantu bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan
9
Filamen pada Anabaena Endospora pada Clostridium botulinum
10
PERAN MIKROBA
PERANAN MIKROBA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
1. Lingkungan : Sebagai dekomposer dalam membersihkan lingkungan
tercemar (bioremediasi).
12
Enzim alpha amylase dari kelompok Bakteri Bacillus
PROKARIOT
3. Pertanian, Contoh: Simbiosis antara bakteri penambat nitrogen
(Rhizobium) dengan legum (kedelai) berfungsi untuk meningkatkan
kesuburan tanah.
16
PROKARIOT
Senjata Biologi (BioWeapons)
Protozoa:
20
Amoeba proteus
PROTISTA
2. Flagellata: memiliki falgel>1, sebagian besar nonparasit, kecuali
Trypanosoma hidup dalam aliran darah. T. gambiense dan T. rhodesiense
penyebab penyakit tidur di Afrika.
Paramecium
22
Plasmodium
PROTISTA
Kapang Lendir = Protista Mirip Jamur
Kapang Lendir Plasmodial.
Bentuk plasmodium: bukan multiseluler, tetapi banyak nukleus dalam 1
sitoplasma, makan secara fagositosis. Memiliki pigmen, hidup pada kayu
mati.
Ketika kondisi kekurangan air atau makanan, maka plasmodium membentuk
struktur reproduktif menghasilkan spora.
23
PROTISTA
Kapang Lendir Seluler
Menghancurkan kayu dan bahan organik.
Tiga tahap siklus kehidupan Dictyostelium:
1. Sel Amuboid, Soliter
2. Jika kurang makanan sel amuboid bergabung (Slug-like aggregate).
3. Struktur reproduktif aseksual (mengering)
26
Cendawan
27
Cendawan
2. Struktur Somatik (soma=tubuh) umumnya haploid dan dapat
berbentuk:
a. Sel tunggal (uniseluler) dimiliki oleh khamir, cth: Saccharomyces
b. Multiseluler biasa disebut hifa dimiliki oleh kapang dan jamur
28
Cendawan
3. Tidak memiliki klorofil, heterotrofik
4. Absorbsi nutrisi melalui dinding sel hifa
29
30
Cendawan
31
Cendawan
Cara Hidup Cendawan
1. Simbiosis
Mutualis – Membentuk Mikoriza
32
Cendawan
Pilobolus tumbuh
pada kotoran hewan
Jamur tumbuh pada
kayu mati
34
PROTISTA
35