Anda di halaman 1dari 7

"Mendewasa di Sebuah Desa"

Amalia Ramadhanty

Ketakutanku akan Kuliah Kerja Nyata (KKN).


Nama saya Amalia Ramadhanty, saya adalah mahasiswi Perguruan Tinggi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN) jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
angkatan tahun 2016. Ditengah perjalanan perkuliahan saya yang hampir saja selesai dalam dua
semester kedepan, saya ditugaskan untuk melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama
satu bulan di salah satu Desa yang bertempat di Kabupaten Tanggerang Banten, tepatnya yaitu di
Desa Pagedangan Udik. Dalam kegiatan ini tentu saja saya harus membiasakan diri lagi untuk
memulai segala sesuatu hal yang baru baik dari lingkungannya yang baru dan juga ruang lingkup
orang-orang yang baru. Yang menjadi alasan saya mengikuti KKN (Kuliah Kerja Nyata) ialah
karena KKN atau Kuliah Kerja Nyata ini merupakan salah satu mata kuliah yang ada di semester
7 dan bersifat wajib, dan apabila saya tidak mengikuti kegiatan KKN tersebut maka saya tidak
dapat menyelesaikan perkuliahan saya dan juga tidak segera bisa mendapatkan gelar S1 sebagai
Sarjanan Pendidikan. Awalnya saya sempat merasa takut bahkan tidak mau mengikuti kegiatan
ini, karena saya sendiri tidak siap berada jauh dari keluarga dan orang tua saya, terlebih ini
adalah kali pertama saya jauh dari mereka. Satu bulan lamanya dengan teman yang baru dikenal
membuat saya takut tidak bisa berbaur dengan mereka, dan juga takut kalau saya tidak bisa
diterima dengan baik oleh mereka. Sebelum kegiatan Kuliah Kerja Nyata itu tiba saya terus-
terusan memikirkan bagaimana saya nanti ketika Kuliah Kerja Nyata berada di Desa orang jauh
dari keluarga dan saya takut hal-hal yang buruk menimpa saya, mengingat banyak sekali cerita-
cerita yang terlintas dari pendengaran saya mengenai kegiatan Kuliah Kerja Nyata. Namun
setelah saya meyakinkan diri bahwa saya bisa menghadapinya, akhirnya sayapun memutuskan
untuk mengikuti Kegiatan KKN reguler, motivasi saya mengikuti KKN selain karena kewajiban
adalah karena setelah saya pikir-pikir saya juga ingin mencoba hidup mandiri dan mencoba
tinggal jauh dari keluarga juga ingin memiliki pengalaman baru dalam hidup saya. Tujuan saya
mengikuti KKN ini adalah saya ingin memberikan ilmu atau potensi yang saya miliki ke warga
desa setempat serta belajar untuk menjadi calon guru yang baik sesuai dengan jurusan yang
sedang saya jalani, yaitu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Kompetensi yang saya miliki
untuk KKN ini adalah memberikan ilmu kepada anak-anak serta memberikan motivasi untuk
mereka agar mereka lebih rajin lagi untuk berangkat sekolah dan belajarnya. Yang akan saya
lakukan adalah saya akan mengajarkan materi pembelajaran ke anak-anak warga desa setiap
harinya khususnya kepada anak-anak Sekolah Dasar. Yang menjadi tujuan awal saya berangkat
ke Desa tempat saya menjalankan kegiatan Kuliah Kerja Nyata yaitu mengajarkan bisnis kepada
warga setempat untuk memperbaiki perekonomian mereka, namun ternyata itu tidak mudah.
Hari Senin, 22 Juli 2019 adalah awal keberangkatan saya menuju Desa Pagedangan Udik,
saya dan teman sekelompok yang beranggotakan 17 orang itu berangkat menuju Desa tersebut
pada pukul 20.00 titik kumpulnya yaitu di Kampus tercinta tentunya Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Keberangkatan saya dan teman-teman saya menuju Desa memakan
waktu sekitar (-+) 2/3 jam perjalanan, saya dan teman-teman berangkat dengan menggunakan
mobil TNI yang biasa disebut Barak. Semua perlengkapan kebutuhan mulai dari kebutuhan
pribadi dan kelompok diangkut menuju Desa menggunakan mobil, selain itu juga ada beberapa
teman kelompok saya yang mengendarai motor untuk menuju Desa Pagedangan Udik. Tujuan
kami membagi beberapa yang membawa motor itu adalah agar kendaraan yang ada dapat
memudahkan kelompok saya dalam mengakses perjalanan di Desa, karena yang saya tau tempat
yang saya dan teman-teman tumpangi selama satu bulan penuh itu jauh dari pusat kota. Di Desa
Pagedangan Udik, saya dan teman-teman saya tinggal di Kp. Bintarok tepatnya dirumah Ibu Hj.
Juni. Saya senang tinggal disini karena orang-orangnyapun begitu ramah, semua terasa mudah
karena adanya Ibu Hj Juni, dan kebetulan tempat yang saya tumpangi ini adalah salah satu
tempat yang ditumpangi juga oleh kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun lalu. Awalnya
saya sangat tidak betah berada di Desa yang saya tempati ini, dan saya mencoba menguatkan diri
mungkin ini baru awal wajar saja bila tidak betah, ditambah lagi cuaca disini sangat panas sekali
bahkan air nya pun payau, juga harus mencoba beradaptasi dengan teman-teman yang baru saya
kenal, saya sempat ingin menangis dan berpikir apakah saya bisa dan akan kuat untuk bertahan
selama satu bulan disini. Namun rasa takut itu ternyata bukan hanya saya yang merasakan,
melainkan teman-teman yang lain juga merasakan hal yang sama. Hingga akhirnya ketakutan itu
hilang dan saya tidak merasa sendiri lagi.

Keluarga Baruku.
Kelompok 122 yang kami beri nama MAHAR dan memiliki arti yang mulia yaitu
(Mahasiswa Hari Rakyat) adalah keluarga baru saya selama saya menjalankan kegiatan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) di Desa Pagedangan Udik Kecamatan Kronjo Kabupaten Tanggerang
Provinsi Banten. Disini saya banyak belajar dalam segala hal, mulai dari pentingnya berkerja
sama, berkata jujur, bahkan pentingnya saling mengingatkan dan menjaga satu sama lain.
Kelompok saya yang diberi nama Mahar beranggotakan 17 orang yang terdiri dari 7 laki-laki dan
10 perempuan. Kelompok ini diketuai oleh Muhammad Rafif Mu’tashim, ia adalah mahasiswa
dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Hubungan Internasional. Rafif adalah ketua
yang sangat bertanggung jawab selama kegiatan Kuliah Kerja Nyata berlangsung, baik itu hal
yang kecil maupun besar sekalipun. Selanjutnya ada Muhammad Farhan Fauzaan dari Fakultas
Syariah dan Hukum, Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (Muamalat), Nabilah dari Fakultas
Dakwah , Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, dan Muhamad Vicky dari Fakultas Sains
dan Teknologi Jurusan Teknik Informatika. mereka merupakan anggota kelompok 122 yang
memiliki tanggung jawab tentang segala dokumentasi kegiatan yang saya dan teman-teman saya
jalankan selama Kuliah Kerja Nyata berlangsung. Mereka menjalankan tugasnya dengan baik,
dan tidak pernah lepas matanya dari pandangan komputer yang menyala setiap harinya.
Selanjutnya ada Reza Nugraha, ia merupakan anggota kelompok KKN 122 yang memiliki
tanggung jawab dalam segala kebutuhan perlengkapan saya dan teman-teman saya selama
kegitan Kuliah Kerja Nyata berlangsung. Reza anaknya tegas, dan dia selalu menjadi penengah
apabila kami kebingungan dalam mencari jalan keluar, segala masukan yang ia berikan akan
menjadi akhir dari kebingungan yang saya dan teman-teman saya rasakan. Dan kebetulan juga ia
adalah ketua dari Himpunan Mahasiswa Jurusan yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Jurusan Perbankan Syariah. Dan cowok dua terakhir yaitu Hijru Falahani dari Fakultas Adab dan
Humaniora, Jurusan Tarjamah dan Fahrudin Azzahrowi dari Fakultas Dirasat Islamiyah Jurusan
Dirasat Islam, mereka adalah kordinasi lapangan selama kegiatan Kuliah Kerja Nyata
berlangsung, ia bertanggung jawab akan tugasnya, dan siap mengantar jemput saya dan teman-
teman ketika ada kegiatan di lingkungan masyarakat setempat karena mengingat akses yang
ditempuh sangat jauh, walaupun bisa diakses dengan menggunakan jalan kaki, namun itu dapat
membutuhkan waktu yang lama. Selanjutnya Sarah Nurmala yang merupakan mahasiswi kaka
tingkat saya dan teman-teman yang lainnya dari Fakuktas Adab dan Humaniora, Jurusan Sastra
Inggris angkatan 2015, Choirunnisa Salsabila dari Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan
Agribisnis, dan Maya Novalia Pulungan dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Mereka adalah anggota kelompok yang bertanggung jawab
dalam segala kegiatan acara yang saya dan teman-teman lakukan di Desa Pagedangan Udik
selama kegiatan Kuliah Kerja Nyata berlangsung, mereka menjalankan tugasnya dengan baik
walaupun mungkin mereka seringkali merasa pusing untuk mengatur segala sesuatu hal yang
memang tidak mudah untuk diselesaikan. Selanjutnya Ajeng Dwi Pramesti yang merupakan
mahasiswi Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan Hukum Tata Negara (Siyasah). Ajeng adalah
bendahara dikelompok saya, ia anak yang jujur dan dapat menjalankan amanah dengan baik.
Walau terkadang memang terlihat sedikit pelit dalam mengeluarkan uang kebutuhan, namun hal
itu ia lakukan agar saya dan teman-teman bisa membiasakan diri untuk hidup tidak boros. Dan
selalu mengingatkan bahwa kebutuhan kita masih banyak jadi jangan asal dalam mengeluarkan
uang. Selanjutnya Aqmarina Khairiah dari Fakultas Sains dan Teknologi, Jurusan Matematika. Ia
adalah humas dikelompok saya, ia bertanggung jawab dan mampu menjalankan tugasnya dengan
baik, walau terkadang ia sering merasa dirinya masih kurang baik dalam menjalankan tugasnya.
Selanjutnya ada Mega Safira dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan
Biologi, Ayu Aprilia Charera dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen, dan Vony
Nurathika dari Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Ilmu Perpustakaan. Mereka bertiga
bertanggung jawab untuk memberikan konsumsi kepada saya dan teman-teman selama satu
bulan kegiatan Kulia Kerja Nyata berlangsung. Mereka tegas dalam mejalankan tugasnya,
bahkan ketika salah satu teman saya ingin makan makanan persediaan harus izin terlebih dahulu,
ya walaupun mereka tidak pernah mempermasalahkan makanan yang ada, akan tetapi tetap izin
itu penting. Selanjutnya ada Maurin Puspitasari dari Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan Fisika
yang merupakan sekertaris utama dikelompok saya. Maurin adalah sekertaris pertama dan saya
sendiri adalah partnernya, bisa dibilang sebagai sekertaris kedua. Saya dan Maurin mampu
bekerjasama dengan baik, dan mencoba bersikap tegas dalam menjalankan tugas contohnya
seperti saat pengumpulan laporan mingguan kelompok tiba. Saya dan Maurin mampunyai
perjanjian untuk tidak memasukan laporan mingguan teman ke dalam file yang akan dikirim ke
PPM apabila mereka menyerahkan laporan tersebut ewat dari deadline yang saya dan Maurin
buat. Padahal tidak mungkin kami setega itu, itu hanya gertakan agar teman-teman saya mampu
bersikap disiplin.
Itulah gambaran atau persepsi saya pada anggota kelompok KKN 122, mereka sudah
saya anggap sebagai keluarga saya sendiri. Bahkan seusai kegiatan Kuliah Kernyata Nyata
selesai saya merasa sangat kehilangan mereka. Mereka dapat menerima saya dengan baik di
dalam kelompok, mereka begitu istimewa. Adapun keberagaman yang mereka miliki tentu
bermacam-macam dan berbeda-beda satu sama lain. Dan Kisah yang mungkin memang tidak
bisa saya lupakan yaitu ketika ada salah satu teman saya yang mengalami kesurupan hingga seisi
rumah panik, namun ada satu teman laki-laki anggota kelompok saya yang bisa membantu
menyelesaikan permasalahan tersebut. Peristiwa itu terjadi dua kali dalam satu bulan. Pertama
ketika mati lampu, dan kedua ketika saya dan teman-teman saya pulang dari sawah seusai foto
untuk membuat dokumentasi akhir. Mengingat Desa yang kami datangi dan diami selama satu
bulan adalah Desa yang menurut saya dan teman-teman adalah seram, dan menurut warga
setempat juga banyak terjadi hal-hal aneh yang terjadi diluar nalar. Namun semua bisa teratasi
karena adanya saling mengingatkan antar sesama.

Desa Pagedangan Udik tak berarti Kampungan.


Desa Pagedangan Udik, desa ini merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
Kronjo. Desa yang saya tinggali ini adalah desa yang sebagian besar warganya memiliki
penghasilan sebagai nelayan dan petan. Keadaan lingkungan didesa ini menurut saya sangat
mengkhawatirkan karena mengingat kebiasaan warganya yang membuang sampah sembarangan
juga masih menggunakan jamban sebagai tempat buang air besar mereka. Desa yang saya
tinggali ini berada tepat bersebrangan dengan muara sungai yang mengalir langsung ke laut. Bila
dilihat lebih mendalam dampak yang timbul apabila mereka membuang sampah dan membuang
air besar sembarangan dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Tidak jarang warga yang
mendirikan rumahnya dipinggir muara sungai yang mengalir langsung ke laut dan membangun
kamar mandi tepat diatas muara sungai tersebut. Namun bila dilihat dari sisi lain atau kondisi
sosial keagamaan di Desa ini cukup baik. Bahkan satu satu kampung yang ada di Desa ini ada
yang dijulukan sebagai kampung santri. Mengingat di Desa ini terdapat 7 pondok pesantren yang
berdiri. Banyak kisah yang saya dapat ketika saya tinggal di Desa ini, selain warganya ramah,
dan juga anak-anaknyapun rajin. Setiap malam Rabu saya mendapatkan tugas untuk mengajar
megaji disalah satu majlis yang berada dekat dengan tempat tinggal saya selama KKN
berlangsung, namun saya terkejut ketika saya mendengar bahwa ahasa yang mereka gunakan
dalam menyebut huruf-huruf hijaiyah itu berbeda dengan saya pada umumnya. Jangankan bahasa
yang digunakan ketika mengaji, bahkan bahasa sehari-harinyapun mereka menggunakan bahasa
yang biasa disebut “Jawa Ora”. Namun itu tidak menjadikan beban dan hambatan untuk saya
terus belajar agar saya mampu memahami apa yang mereka pelajari. Disini kami saling belajar
bersma, bahkan tak jarang dari mereka pandai dalam mengaji, malu rasanya saya pada mereka
karena anak seusia mereka sudah pandai dalam membaca al-qur’an sedangkan saya saat berada
diusia seperti mereka belum tentu bisa seperti mereka.

Maju Terus Desa Pagedangan Udikku.


Saya pribadi apabila saya menjadi bagian dari penduduk Desa Pagedangan Udik ini,
mungkin yang menjadi awal untuk mewujudkan sebuah Desa idaman bagi warga, tentu saya
akan memulai dari diri sendiri terlebih dahulu. Apakah saya sudah banyak berkontribusi di Desa
Pagedangan Udik atau bahkan belum. Saya bercerita demikian karena permasalahan yang ada di
Desa Pagedangan Udik adalah "Sampah". Sudah berapa kali diberikan penyuluhan mengenai
sampah namun warga yang ada di Desa ini masih kurang perduli dan tetap membuang sampah
sembarangan apabila terdapat tanah kosong. Dan apabila saya menjadi warga Desa Pagedangan
Udik saya akan merasa mlu melihat tempat tinggal saya banyak sampahnya, dan bila diingat-
ingat bagaimana masa depan cucu dan anak saya kalau sampah yang saya buang sembarangan itu
akan menjadi dampak bagi diri mereka kelak. Yang paling utama memang dari diri sendiri
terlebih dahulu, namun masyarakat yang ada di Desa Pagedangan Udik kesadaran akan
sampahnya masih sangat kurang dan belum banyak memahami akan bahayanya sampah bila
menumpuk berhari-hari bahkan dapat mencemari air muara sungai. Selanjutnya mengenai tempat
pembuangan sampah sementara di wilayah Desa Pagedangan Udik awalnya memang tidak ada,
sehingga lahan kosong dijadikan tempat pembuangan sampah. Terlebih lagi warga yang
mempunyai lahan tersebut mengizinkan warga lainnya untuk membuang sampah di tanahnya.
Namun kembali lagi jika hal ini terjadi kepada saya sebagai warga di Desa Pagedangan Udik,
maka saya akan menyadarkan diri sendiri terlebih dahulu, mulai dari hal kecil seperti tidak
membuang sampah sembarangan walaupun jarak tempat sampah dari sampah yang saya pegang
jauh namun lebih baik disimpan terlebih dahulu sampai bertemu tempat sampahnya. Kemudian
saya akan membersihkan sampah di lingkungan yang paling terdekat dari kediaman rumah saya
terlebih dahulu, setelah itu menyadarkan warga atau mengajak pihak RT ataupun RW
mengadakan kerja bakti setiap hari minggu agar terciptanya lingkungan yang indah dan sedap
dipandang. Setelah itu menyiapkan setiap rumah mempunyai minimal satu tong sampah besar di
depan rumahnya agar setiap orang yang lewat setidaknya mereka melihat tong sampah lalu
apabila mereka mempunyai sampah, mereka akan langsung membuangnya tanpa alasan lain.
Selain itu yang akan saya lakukan jika menjadi warga di Desa Pagedangan Udik adalah tetap
menjaga kegiatan gotong royong yang sangat baik serta tetap ramah kepada warga lain maupun
orang asing. Lalu jika saya menjadi warga di Desa Pagedangan udik maka saya juga akan dengan
senang hati membantu segala permasalahan yang dimiliki ioleh desa tersebut, terutama tentang
sampah dan sanitasi air bersih. Selain itu harapan saya kepada Desa Pagedangan Udik semoga
Desa ini etap maju dan berjaya sebagi desa berkembang. Dan dengan adanya Tempat
Pembuangan Sampah Akhir sebagai program kerja yang kelompok saya dirikan semoga dapat
bermanfaat untuk orang banyak, dan dapat digunakan dan beroprasi dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai