Anda di halaman 1dari 2

PELUKAN IBU

Syamsa Maulida

gelapnya malam mulai menyelimuti bumi ini


tapi cahaya lampu lampu jalan ini amat menghias kegelapan yg pekat

tanpa kehadiran rembulan nan cantik

bu kota ini memang indah dan luas dari kota kita,

Tapi tetap bu, kenanganku masih banyak tertinggal di sana


Bu disini ramai lebih ramai dari kota kita
tidak cocok denganku yang bersahabat dengan sunyi,

berdiam diri menjelajah mimpi dan menelusuri isi jendela dunia

Maaf bu, karna keegoisanku yang memilih melanjutkan merajut cita di kota orang
Maaf bu, jikalau selama ini hati ibu tergores luka karena perkataan dan sikapku

Maaf bu, jika saat menelefonmu pembahasannya selalu berisi curahan kelelahanku menjalani hari
disini

Pemikiran dalam kepalaku yang masih kekanak kanakan,

berpikir dangkal dengan menganggap aku bisa leluasa tanpa jangkauan ibu

Tapi tidak bu, aku justru lebih rindu mengobrol dengan ibu tiap hari, menemani ibu menonton film
india kesukaan ibu, menemani ibu memasak atau ibu yang memarahiku karena aku yang tidak
penurut
Aku rindu melihat ibu setiap hari

Kini aku hanya sebatas mendengar suaramu tanpa melihat raut wajahmu
Kini aku hanya menanti waktu kapan dapat bertemu ibu

Aku sangat ingat ketika terakhir ibu mengantarku menimba ilmu, matamu memerah tanda berusah
menahan agar tak ada tetes kesedihan jatuh tepat di depan mataku

Aku merasa semakin berat meninggalkanmu

Ibu aku nyaman tinggal di sini

Tapi aku lebih nyaman pulang ke tempat apa yang disebut rumah

Anda mungkin juga menyukai