Anda di halaman 1dari 23

Rumah Atsiri Indonesia : Wisata Edukasi Pabrik Citronella

Setelah mengalami perjalanan historis yang panjang, sekarang kawasan pabrik citronella berada di
bawah kepemilikan Rumah Atsiri Indonesia. Bangunan-bangunan yang tersisa dilestarikan,
dìmanfaatkan dan dikembangkan untuk mengangkat kembali kejayaan dan potensi kelokalan
Indonesia dalam bidang atsiri dengan konsep experience essense diangkat menjadi salah satu tujuan
pengembangan kompleks pabrik citronella ini menjadi destinasi wisata yang memberikan
pengalaman yang lengkap mengenai minyak atsiri.

Rumah Atsiri Indonesia : Kawasan Terpadu Wisata Edukasi Pabrik


Citronella

Revitalisasi pabrik citronella ini berlangsung secara bertahap sob. Saat ini ( 6 Oktober 2018 ) yang
sudah jadi dan dibuka untuk umum area Cafe & Resto , MariGold Plaza berupa taman penuh
keindahan bunga marigold yang bermekaran, dan area Citronella Science Lab.

Rumah Atsiri Indonesia, menurut saya merupakan Kawasan Terpadu Wisata Edukasi Pabrik
Citronella yang komplit dan sangat menarik. Terlihat dari siteplan kawasan Rumah Atsiri Indonesia
yang menunjukan banyak area dan ruangan wajib untuk di jelajahi.

Berdasarkan siteplan kawasan Rumah Atsiri Indonesia terdiri dari Green House, Kebun Koleksi
Atsiri, SPA dan Refleksi, Ruang produksi skala Lab, Laboratorium, Science Lab, Workshop, Cafe
and Resto, Museum Gallery, Marigold Plaza, Amphitheater, Lobby di Lantai 2, Souvernir Shop di
Lantai 2, Perfumery Class and Essense Shop di Lantai 2, dan Hotel and MICE. Rumah Atsiri
Indonesia diatas lahan dengan luas 23.660 meter persegi. Komplit banget kan sob ?

Desain Rumah Atsiri : Tampil Gaya Industrial Yang Lembut dan Kekinian
Instagramable

Menurut saya revitalisasi pabrik citronella menjadi Rumah Atsiri ini mempertahankan dan
melestarikan bangunan asli masa lalu dengan apik. Perpaduan bangunan masa lalu dengan
penambahan bangunan baru terlihat pas dan menarik. Menerapkan gaya industrial menyesuaikan
kondisi eksisting bangunan sebagai bekas pabrik citronella yang merupakan proyek mercusuar di
masa pemerintahan Presiden Soekarno.

Gaya industrial yang diterapkan berhasil tampil lembut dan kekinian nan instagramable.
Instagramable dengan nuansa nyaman yang begitu kuat sangat disukai banyak orang saat ini
khususnya sobat kawula muda.
Untungnya gaya industrial eksisting bangunan masa lalu tampil simple dengan menerapkan banyak
bukaan berupa roster yang masih kokoh ini friendy zaman sekarang. Sederhananya bukan yang
megah dan besar sekali, jadi lebih mudah disesuaikan dengan gaya industrial masa kini.

Menurut saya Gaya Industrial Yang Lembut dan Kekinian Instagramable terlihat dari penerapan
warna abu abu pada bangunan dengan finishing yang halus. Bermain warna cerah dengan tone
lembut di beberapa perabot yang ada baik itu di restonya dan lain – lain. Penggunaan material alam
yakni kayu dengan tone warna yang lembut. Oh iya disini juga bermain warna cerah yang semangat
membuat suasana lebih indah dan hidup muncul di penerapan tanaman bunga Marigold yang ditanam
di area plaza.

Penggunaan material kaca dengan tone warna yang lembut berupa kaca jendela nako yang
diburamkan. Selain berfungsi untuk mereduksi sinar dan panas matahari. Penerapan kaca jendela
nako cocok dengan gaya industrial yang dihadirkan dan berpadu apik dengan banyaknya roster yang
juga cukup mendominasi.

Banyaknya roster dengan pengulangan bentuk yang sama di bangunan utama eksisting , terlihat
dijadikan sebagai identitas Rumah Atsiri. Jadi kalau kita melihat bentuk tersebut akan mengingat
Rumah Atsiri. Identitas ini dijadikan untuk logo Rumah Atsiri, pola taman pada area plaza dan
ornamen di pertemuan antar baja kolom dan balok.

Penerapan lantai material semen ekspos dihadirkan niat yaitu terlihat proses finishing lantai yang
dibuat kinclong mengkilat. Membuatnya menjadi kesan wah dan lebih bersih dengan motif apa
adanya yang muncul dari semen ekspos. Gaya industrial menjadi lebih apik.

Menurut saya desain revitalisasi yang ada dan beberapa diterapkan dalam kondisi saat ini, terlihat
bakal membentuk pola atau alur story telling tour yang menyenangkan nantinya. Penataan yang apik
dan konektivitas yang oke. Setiap bangunan, area maupun tempat dihubungkan dengan jalan akses
maupun jembatan / skybridge yang apik. Terdapat beberapa objek berupa replika infrastruktur pabrik
penyulingan mirip seperti kerangka sangkar burung guna memperkuat citra bekas kejayaan pabrik
citronella atau kejayaan industri atsiri.

Menyelami Edukasi Rumah Atsiri


Posted by H A L IM S A N TO S O onN O V EM B ER 2 5 , 2 0 1 8

“Tanpa kita sadari, sesungguhnya ada tanam-tanaman yang mengandung


minyak atsiri di sekitar kita,” ujar Nobi, staff ahli botani Rumah Atsiri Indonesia,
sembari menunjuk daun serai di sampingnya. Tidak lama kemudian, dia
memotong kecil selembar daun serai wangi lalu menyodorkannya ke peserta
Tour Taman. “Ini yang minyak atsirinya kita kenal dengan citronella oil,”
tambahnya. “Berbeda dengan serai dapur yang sering disebut lemongrass.”
Jika tidak diamati dengan teliti, bentuk serai wangi dan serai dapur hampir mirip.
Padahal daun serai wangi lebih tinggi dan merunduk dibandingkan dengan daun
serai dapur. Wanginya pun lebih kuat serai wangi. Tidak salah jika ditilik dari
sejarahnya, bangunan lama Rumah Atsiri Indonesia yang berlokasi di Desa
Plumbon, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pernah
berfungsi sebagai pabrik penyulingan minyak atsiri yang sebagian besar
bahannya adalah serai wangi.
Kali kedua kunjungan saya ke Rumah Atsiri Indonesia pada November 2018,
tampak ada beberapa pembenahan tata ruang dibandingkan sebulan
sebelumnya. Seperti penempatan ruang pameran barang koleksi milik pabrik
lama yang sudah ditata rapi di area lobby dan souvenir outlet yang sudah
menempati ruang baru lebih luas. Hingga tulisan ini diterbitkan, belum semua
ruang di Rumah Atsiri Indonesia difungsikan. Namun, keindahan arsitektur pabrik
peninggalan Bulgaria dan wujud baru hasil rekonstruksinya selalu membuat saya
terkagum-kagum dan betah.
Sejarah Rumah Atsiri Indonesia berawal dari kisah panjang kerja sama ekonomi
antara pemerintah Indonesia dan Bulgaria yang mulai dilakukan pada tahun
1961. Dalam perkembangannya semasa Republik Indonesia di bawah
kepemimpinan Presiden Sukarno, pemerintah Bulgaria memberikan dukungan di
bidang teknik dan ilmu pengetahuan untuk mempererat hubungan bilateral
mereka.
Pada tanggal 1 Agustus 1963, mereka mewujudkannya dengan mendirikan
sebuah pabrik minyak atsiri di Desa Plumbon, Tawangmangu yang diberi
nama Pabrik Citronella. Sebagai negara penghasil minyak wangi, Bulgaria
memerlukan biang minyak atsiri untuk produksinya. Indonesia sendiri
diuntungkan karena bisa memanfaatkan hasil panen serai wangi yang tumbuh
subur di tanah Jawa.

Rumah Atsiri Indonesia


Sayang gerakan revolusi yang melanda Indonesia pasca Gestapu 1965 memberi
dampak cukup besar bagi kelangsungan Pabrik Citronella. Bulgaria termasuk
salah satu negara di Eropa Timur yang menganut paham komunis Soviet kala
itu. Empat tahun kemudian, seluruh tenaga ahli asal Bulgaria terpaksa pulang ke
negaranya dan pengelolaan pabrik dioper sepenuhnya ke Perusahaan Negara
(sekarang BUMN) naungan Departemen Perindustrian Rakyat.
Akibat tidak diimbangi dengan ekonomi yang stabil, Pabrik Citronella sempat
dilikuidasi dan diambil alih oleh PT Intan pada tahun 1986. Pabrik minyak atsiri
yang dikelola PT Intan hanya beroperasi sampai tahun 2011 saja. Selanjutnya
pabrik dibiarkan tanpa aktivitas, mangkrak, bahkan peralatan pabrik berbahan
tembaga warisan Bulgaria telah hilang satu-persatu.
September 2015, pabrik kosong tersebut berpindah kepemilikan lagi. Kali ini
diambil alih oleh PT Rumah Atsiri Indonesia yang mengubah fungsi awal Pabrik
Citronella menjadi sebuah museum tentang minyak atsiri sekaligus taman
edukasi untuk segala usia. Bangunan kosong pabrik digunakan sebagai
restoran, ruang pameran, dan ruang kelas. Lalu halaman yang mengelilinginya
telah ditanami pepohonan dan bunga-bunga beratsiri.
Siang itu Nobi tidak memandu seorang diri, dia didampingi oleh Nice selama
membawa peserta Tour Taman berkeliling ke Atsiri Garden dan Atsiri Plantation.
Selama dua tahun terakhir, Rumah Atsiri Indonesia mengembangkan dan
membudidayakan berbagai tanaman atsiri. Kebun mereka kini memiliki sekitar
40-an tanaman atsiri yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia sampai
benua seberang.
“Siapa tahu apa itu atsiri?” tanya Nobi. Ada yang menjawab essential oil, ada
pula yang spontan menjawab minyak terbang. “Tidak ada kata lain untuk atsiri.
Atsiri ya atsiri. Padanan Bahasa Indonesia atsiri adalah asiri yang berarti mudah
menguap pada temperatur relatif rendah. Hasil penyulingan dari tanaman
beratsiri itulah yang dinamakan minyak atsiri atau minyak eteris atau minyak
terbang.”
Selama tur, kami diajak mengenali jenis tanaman yang bisa disuling minyak
atsirinya dan kegunaannya. Bau-bauan yang dikeluarkan oleh tanaman atsiri
pada dasarnya berguna sebagai alat pertahanan agar tidak diserang oleh hama.
Kandungan minyak atsiri bisa bersumber dari daun, biji, bunga, kulit, dan akar
tanaman tersebut. Meskipun demikian, tidak semua tanaman yang daun atau
bunganya mengeluarkan wewangian dan bau menyengat bisa digolongkan
sebagai tanaman yang mengandung minyak atsiri.
Beberapa tanaman atsiri yang ditanam di sana sering saya dengar bahkan
jumpai di sekitar rumah, sebut saja Kamboja, Melati, Kenanga (Cananga
odorata), Sedap Malam, Kemuning (Murraya paniculata), Lada, Kemangi,
Cengkih, Jahe, Laos, dan daun Pandan. Mereka juga menanam Nilam yang
terbagi beberapa jenis lagi, Nilam Jawa, Nilam Sabun, dan Nilam Aceh. Di petak
yang lain terdapat tanaman Adas, Jeringau (Acorus calamus), Rosemari,
Chamomile (Matricaria chamomilla), Sage, Lavender, daun Mint, Eukaliptus
(Eucalyptus sp.), pohon Kayu Putih (Melaleuca leucadendron), pohon Cendana,
pohon Gaharu, dan lain-lain.
Jenis tanaman Atsiri di Indonesia bisa dibaca di sini.
Tanaman favorit saya selama berkeliling taman adalah Mawar Bulgaria (Rosa
damascena) yang memiliki bunga warna merah muda. Sering disebut Mawar
Damaskus, meskipun mawar ini banyak dijumpai di negara asalnya, Turki dan
Bulgaria. Bibitnya didatangkan langsung dari Bulgaria. Samar-samar baunya
mirip dengan bunga Mawar ndeso yang dulu tumbuh liar dan sumbur di
Tawangmangu.
Tak kalah menarik adalah Palmarosa (Cymbopogon martini), jenis rumput asal
negara India. Dari kejauhan Palmarosa mirip ilalang liar dengan bunga kecil
warna kuning kecoklatan. Ketika diraba daunnya, aroma tipis bunga mawar akan
keluar dan menempel di telapak tangan. Tak heran minyak atsiri dari daun
Palmarosa sering dijadikan sebagai campuran sabun, minyak wangi, bahkan
campuran air mawar palsu.
Cara pemandu Tour Taman di Rumah Atsiri Indonesia boleh saya bilang sangat
mengedukasi bagi orang awam yang belum terlalu mengenal tanaman atsiri.
Kami tidak hanya diajak mencium, meraba, dan meremas daun atau bunga
supaya aroma atsirinya keluar, tetapi juga diajarkan membedakan bau dan
kegunaan dari dua jenis tanaman yang terlihat mirip. Seperti beda aroma antara
serai wangi dan serai dapur yang dijelaskan oleh Nobi di awal.
Sesekali saya juga diperbolehkan mengunyah daun yang telah dipetik khusus
oleh pemandu sebagai percontohan tanaman atsiri. Daun Mint salah satunya.
Mint dapur berdaun hijau muda yang sering dipakai sebagai campuran minuman
ternyata berbeda dengan Mint coklat berdaun kecil meruncing kecoklatan. Mint
coklat punya rasa lebih segar dan pedas setelah dikunyah dan dikecap.
Dilarang memetik daun atau bunga tanpa pengawasan dan seizin pemandu
Rumah Atsiri!
Dari ilmu botani kilat yang disampaikan oleh kedua pemandu Tour Taman, saya
jadi belajar membedakan Ylang-Ylang atau Kenanga Filipina yang ternyata tidak
seharum Kenanga tanaman hias rumah meskipun genus mereka sama. Begitu
juga dengan Lavenderan (Salvia leucantha) yang selama ini sering disangka
sebagai Lavender karena memiliki bunga warna keunguan. Ternyata oh ternyata
Lavenderan sejatinya adalah Sage Meksiko, termasuk dalam golongan tanaman
herbal Sage yang daunnya beratsiri.
Setelah Tour Taman selesai, saya beranjak ke ruang peraga distilasi yang bisa
dilihat secara langsung oleh pengunjung Rumah Atsiri Indonesia setiap hari
Sabtu dan Minggu mulai pukul 12.00 WIB. Bukan proses penyulingan minyak
atsiri dalam jumlah besar yang dilakukan oleh Baim, salah satu staf R&D Rumah
Atsiri, melainkan proses sederhana dari bahan mentah tanaman atsiri yang
dikukus dengan nyala api sedang selama berjam-jam sehingga menghasilkan
minyak nabati berwujud cairan kental.
Baim menggunakan alat masak berbahan stainless steel seperti dandang yang
wadahnya memiliki penyekat berlubang yang memisahkan air di dasar dengan
bahan mentah di atasnya. Daun serai wangi yang dipanennya pagi hari telah
dipotong-potong agar dalam satu wadah bisa muat banyak. “Lima kilogram serai
wangi yang dipanasi dengan suhu rendah selama kurang lebih 3 sampai 4 jam
akan menghasilkan minyak sekitar 30 mililiter saja,” jelasnya.
Seperti saya sebutkan sebelumnya bahwa kandungan minyak atsiri bersumber
pada setiap bagian tanaman, yakni daun, biji, bunga, kulit, dan akar. Proses
distilasi sederhana yang dilakukan oleh Baim hanya digunakan untuk menyuling
minyak dari daun beratsiri. Singkatnya uap hasil rebusan serai wangi akan keluar
dari ketel dan dialirkan naik ke tabung.
Tabung tersebut terdiri dari dua lapis. Tabung dalam untuk menampung hasil
penguapan, sedangkan tabung bagian luar untuk mengalirkan air dalam proses
pendinginan agar semua uap dapat terkondensasi. Hasil akhir penyulingan akan
mengalir ke pipa separator yang memisahkan air dan minyak.
Proses distilasi daun berbeda dengan penyulingan bunga seperti mawar dan
melati yang memiliki kelopak bunga mudah layu saat dikukus. Mereka
memerlukan perhatian khusus dengan cara membalut satu-persatu kelopaknya
memakai minyak nabati yang tidak berbau (biasanya lemak babi) agar
kandungan atsirinya terserap. Setelah melalui proses pelapisan berulang-ulang,
minyak nabati itu yang akan disuling menjadi minyak atsiri, bukan menyuling dari
bunganya langsung.

palmarosa Rumah Atsiri Indonesia


Usai mengelilingi Rumah Atsiri sekali lagi dan mengikuti tur singkat, saya jadi
semakin paham apa itu atsiri dan macam-macam tanaman beratsiri. Rata-rata
bibit minyak atsiri memberi efek menenangkan, antiseptik, dan regenerasi sel.
Selain digunakan sebagai aromaterapi, minyak atsiri juga tidak lepas dari
kehidupan sehari-hari. Minyak kayu putih adalah salah satu manfaat dari minyak
atsiri yang disuling dari Kayu Putih. Komposisi bahan untuk membuat krim
wajah, sabun mandi, hingga parfum pun tidak bisa jauh dari minyak atsiri.
Rumah Atsiri Indonesia bukanlah sebuah wahana yang hanya memanjakan
wisatawan untuk berswafoto dengan latar belakang taman bunga saja. Kekayaan
tanaman atsiri yang dipamerkan di kebunnya menyadarkan saya betapa kaya
hasil alam Indonesia. Sepulang dari sana malah jadi ingin menanam tanaman
atsiri sendiri di rumah. Menelusuri pabrik-pabrik penyulingan atsiri yang masih
tersisa di Indonesia sepertinya menarik juga

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Tamasiswa melaksanakan


Kuliah Kunjungan Perusahaan (KKP) untuk mahasiswa angkatan 2017. KKP tahun ini dilaksanakan
pada tanggal 28 Agustus 2019 di PT. Rumah Atsiri Indonesia yang berlokasi di Karanganyar. Kegiatan
ini diikuti oleh 249 mahasiswa dan 11 dosen pendamping.
KKP merupakan kegiatan kuliah yang diselenggarakan di perusahaan yang dilaksanakan secara rutin
setiap tahunnya. KKP bertujuan untuk mendukung kompetensi mahasiswa dan mendekatkan ke dunia
kerja. Dengan KKP diharapkan mahasiswa dapat mengenal dunia industry atau perusahaan secara
langsung. Mahasiswa diperkenalkan secara langsung mengenai praktik dan teori sehingga
diharapkan dapat memahami praktik di dunia kerja dan dapat membandingkan dengan teori yang
telah dipelajari di kampus.
Alasan Program Studi Akuntansi memilih PT. Rumah Atsiri Indonesia sebagai tempat tujuan KKP
adalah karena PT. Rumah Atsiri Indonesia merupakan perusahaan yang memiliki proyek mercusuar
rintisan Presiden Soekarno yang memproduksi minyak atsiri “citronella” yang bekerjasama dengan
pemerintah Bulgaria dimaksudkan menjadi pabrik minyak atsiri TERBESAR di ASIA.
Setelah selesai belajar mengenai dunia industri PT. Rumah Atsiri Indonesia, mahasiswa dapat
menikmati pemandangan yang disajikan oleh alam di sekitar pabrik. Acara ini diakhiri dengan
penutupan dengan acara ramah tamah antara mahasiswa, dosen, dan karyawan. Kegiatan ini
diharapkan dapat mempererat keakraban mahasiswa dalam satu angkatan serta mahasiswa dengan
dosen serta karyawan. Keakraban mahasiswa dengan dosen dapat meningkatkan atmosfer akademik
yang sesuai dengan ajaran Ki Hadjar Dewantara, yaitu sistem among, dalam hal ini pamong (dosen)
mengajar anak didik (mahasiswa) dengan kasih sayang bagaikan orang tua kepada anak kandungnya
(Penulisan_Program Studi Akuntansi).
Rumah Atsiri Indonesia :
Informasi dan Keunikannya

Rumah Atsiri Indonesia merupakan kompleks edu -rekreasi yang mengusung fasilitas MICE
pertama di Indonesia. Lokasinya berada di daerah Plumbon, Tawangmangu. Dulunya
bekas pabrik Citronela Indonesia-Bulgaria yang kemudian sengaja direstorasi jadi objek
wisarta.
Banyak spot menarik yang cocok dijadikan sebagai sarana rekreasi bersama keluarga.
Misalnya di tour Aromatic Garden pengunjung dapat melihat puluhan koleksi tanaman atsiri.
Tersedia pula restoran cita rasa atsiri, museum essential oil, dan workshop yang kental
dengan nuansa scientist
Keunikan Wisata Rumah
Atsiri Indonesia

1.Lokasi
Secara geografis Rumah Atsiri Indonesia terletak di Kabupaten Karanganyar, Provinsi
Jawa. Lebih tepatnya berada disekitaran lereng Gunung Lawu. Pemandangan alam yang
menakjubkan menuju objek wisata ini, setibanya di sana pengunjung dapat mencoba
berbagai jenis wisata.

Sepanjang perjalanan anda akan menemukan pemandangan hijau yang luar biasa. Selain
itu, udara sejuk dan aman dijangkau dengan berbagai kendaraan. Tidak hanya Rumah
Atsiri saja, dalam perjalanan anda akan menikmati pemandangan air terjun Grojogan Sewu.

Ada juga Taman Balekambang Tawangmangu tampak asri dan benar-benar menetralisir
pikiran. Banyak wisatawan domestik hingga mancanegara berkunjung dalam rangka wisata
edukasi dan alam.

2.Wisata Dalam Rumah Atsiri


Objek wisata paling dinanti di Rumah Atsiri yakni wilayah pabrik citronella yang masih
dalam kepemilikan rumah tersebut. Anda dapat menemukan sejumlah bangunan sisa telah
dilestarikan. Pemiliknya sengaja mengembangkan dan menjaga pabrik citronella supaya
menimbulkan efek kejayaannya.

Pabrik ini dinilai sangat potensial dan kental dengan nuansa Indonesia. Terutama Rumah
Atsiri telah terkonsep sebagai experience essense. Sehingga pengembangan jajaran
kompleks pabrik citronella tersebut menjadi salah satu destinasi wisata.

Jika anda ingin mendapatkan pengalaman lengkap terkait minyak atsiri maka kunjungilah
pabrik citronella. Pemugaran kembali pabrik ini awalnya dilakukan pada 6 Oktober 2018
dan dilakukan secara bertahap.

Saat ini para pengunjung dapat bersantai di Pabrik Citronella karena disediakan area Cafe
& Resto untuk umum . Jika anda ingin menikmati keindahan dari bunga marigold, jangan
ragu mengunjungi MariGold Plaza. Disana pengunjung akan dimanjakan dengan ratusan
bunga marigold yang tengah mekar dan masih berada dalam wilayah Citronella Science
Lab.

Banyak spot wisata wajib yang sayang untuk dilewatkan saat anda berkunjung ke Rumah
Atsiri diantaranya Green House. Anda dapat menemukan berbagai tanaman khas Atsiri.
Ada pula Kebun Koleksi Atsiri yang konsepnya sama dengan Green House.Dijamin waktu
liburan anda serta keluarga lebih berarti karena sekaligus memberikan wisata edukasi
kepada anak.

Apabila ingin menikmati sensasi spa hijau dengan bahan alami, dapat mengunjungi SPA
dan Refleksi. Untuk pembayarannya lumayan terjangkau, sangat ‘worth it’ karena didukung
fasilitas dan suasana yang menyatu dengan alam.
Disamping itu, Rumah Atsiri juga ada ruang produksi skala laboratorium, science
lab, workshop yang membuat jiwa scientific pengunjung bergejolak. Sementara, lobby, toko
souvenir, dan toko parfum khas dari Rumah Atsiri dapat ditemukan di lantai dua. Jangan
ragu mengunjungi wisata Rumah Atsiri yang berdiri diatas lahan seluas 23.660 meter
persegi.

3.Desain Rumah Atsiri


Mengapa Rumah Atsiri tidak pernah sepi pengunjung, salah satu alasannya karena masih
mempertahankan nuansa masa lalu dengan apik. Sehingga perpaduan bangunan dan
sedikit sentuhan perbaikan membuat objek wisata ini lebih menarik.

Terlebih lagi mengusung gaya industrial yang sesuai dengankondisi eksisting bangunan
bekas pabrik. Dulunya merupakan proyek mercusuar pada masa Presiden Soekarno
menjabat. Penyajian gaya industrialnya tampak lembut dan kekinian.

Tidak heran foto yang dihasilkan berlatar belakang Rumah Atsiri sangat instagramable.
Banyak ditemukan kaum milineal mengambil foto di spot-spot terbaik Rumah Atsiri.
Desainnya cukup simple dan berupa roster kokoh sangat aman dikunjungi saat ini.

Intinya, desain Rumah Atsiri mampu menarik perhatian wisatawan dengan gaya industrial
yang modern. Bangunan tempat tersebut dicat warna abu-abu dan sengaja menerapkan
finishing halus. Sementara, pada spot restoran menggunakan warna cerah dan tone
lembut.

Didukung juga dengan seperangkat perabotan terbuat dari material alam. Adapula material
kaca yang digunakan pada jendela nako buram yang berwarna lembut. Fungsinya sebagai
reduksi sinar matahari serta meningkatkan gaya industrial agar lebih mendominasi.

Identitas logo Rumah Atsiri selalu dipasangkan pada pola taman area plaza, ditambahi
dengan ornamen baja kolom dengan balok. Sementara, desain laintainya terbuat dari
material semen ekspos terlihat lebih mengkilat.

Anda mungkin juga menyukai