Anda di halaman 1dari 7

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

kami kenikmatan dalam menimba ilmu, sehingga penyusunan makalah Tamadun dan
Tunjuk Ajar Melayu dapat berjalan dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa kita
curahkan kepada guru besar dan suritauladan kami, Baginda Rasulullah SAW beserta
keluarga dan sahabat yang selalu menjadi pedoman dan motivasi bagi kami untuk
senantiasa menuntut ilmu dimanapun kami berada. Makalah Tamadun dan Tunjuk Ajar
Melayu ini dibuat untuk ditujukan kepada mahasiswa Pendidikan Biologi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji, supaya bisa belajar
ataupun mengikuti perkara-perkara yang baik dalam kehidupannya. Makalah ini
membahas tentang materi Pola Menghormati dan Saling Memberi Dalam Masyarakat
Orang Melayu. Penulis berharap semoga makalah ini menambah pengetahuan pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna,sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun dan terciptanya makalah yang lebih baik lagi.

Menanam Budi
Bagi orang melayu, budi amatlah penting. Bertanam atau menanam budi merupakkan
perbuatan mulia dan terpuji. Orang tua mengatakan Bila sudah termakan budi, disanalah
tempat melayu mati. Artinya bila hidup sudah berbudi maka akan dibawa sampai mati.
Menanam budi dapatdisebutkan juga membuat budi atau menabur budi. Orang yang
menanam itu disebut penanam budi. Sipenanam budi memberikan sesuatu yang
dipandangnya layak disertai pula dengan niat yang iklas untuk memberikan sesuatu
kepada seseorang yang dinilai patut (layak) untuk menabur budi. Jenis-jenis budi yang bisa
diberikan antara lain mencangkup sebagai berikut: Benda-benda, tenaga, sopan santun,
tutur bahasa dan tegur sapa, kunjung mengunjung, pinjam meminjam, tanda mata,
menjemput makan, suruh seraya, mintak pialang, mintak bagi, dan mintak.

Keutamaan budi di dalam kehidupan orang Melayu dapat disimak melalui ungkapan
berikut:

Mati semut karena manisan


Mati melayu karena budi
Apa tanda Melayu jati
Bertanam budi sebelum mati
Termakan budi ianya mati
Apa tanda Melayu
Elok perangai mulia pekerti
Sakit senang menanam budi
Apa tanda Melayu terpilih
Termakan budi ia elakan
Bertanam budi ia galakkan
Apa tanda Melayu beradat
Bertanam budi sepanjang hayat

Orang tua mengingatkan agar anggota masyarakat berupaya sekuat tenaga untuk
berbuat kebaikan, menolong sesame makhluk, bertanam budi dimana saja dengan ikhlas,
dan tidak mengharapkan imbalan apapun itu supaya hidupnya mendapat berkah dari
Allah.

Orang melayu juga gemar memberi benda atau sesuatu sebagai penanam budi.
Pemberian harus memperhatikan kualitas, kelangkaan, perasaan kebersamaan, dan tanda
ingat. Factor kualitas perlu diperhatikan agar bentuk, rasa, dan rupa benda yang diberikan
dalam keadaan baik. Pepatah melayu mengatakan, Jika ingin berbudi kepada orang,
berikanlah barang yang terbaik. Janganlah memberi barang yang sudah tidak terpakai.

Orang Melayu memiliki budaya untuk memberikan tenaga dalam berbuat budi.
Tenaga juga digunakan sebagai alat menanam budi dapat dilakukan, terutama oleh orang-
orang yang tidak memiliki benda. Dengan tenaga, seseorang memberikan bantuan atau
pertolongan kepada orang yang mengharapkan bantuannya. Bantuan diberikan berupa:
ketika seseorang sakit, bantuan berganjal (sejenis gotong royong), mengambil ramuan
kayu rumah atau kayu bakar kehutan, bantuan kpda seseorang yang mengadakan pesta,
bantuan kepada keluarga yan tertimpa kemalangan.

Orang melayu dikenal sebagai bangsa yang memiliki budaya yang sopan-santun
yang tinggi. Sopan-santun adalah sikap dan tingkah laku yang halus dan tertib yang
tampak ketika seseorang berinteraksi.

Tingkah laku yang dinilai tertib, penuh sopan-santun, dan penuh penghormatan antara
lain:

1. Tidak berbicara keras kepada bapak ibu, berbicara dengan menyebut diri saya atau
nama diri dengan panggilan kesayangan orang tua seperti are, dayang, dan
sebagainya. Jika lelaki berbicara memakai songkok (peci), dan duduk bersila, dan
jika perempuan bersimpuh.
2. Jika lewat dihadapan orang tua yang sedang bercakap, maka lewat harus
menundukan badan sambil tangan kanannya diarahkan kedepan agak kebawah,
sedangkan tangan kiri diletakan dibawah pergelangan tangan kanan, sambil
berkata Tabik saya numpang lalu.

3. Jika ingin mempersilahkan oarng masuk kedalam rumah, tuan rumah hendak
menyambut tamu dengan cepat mendahului datang menyongsong sambil
merendahkan badan, berjabat tangan dengan posisi tangan kanan ditelentangkan,
tangan kiri dibawah pergelangan tangan kanan.

4. Jika bersalaman, badan dibungkukkan, tangan kanan memegang telapak tangan


orang yang diajak bersalaman, tangan kiri menempel dipergelangan tangan kanan.
Kemudian tangan kanan ditarik dengan lembut, ujung jari kanan disentuhkan
kedahi, lalu ujung tangan berpindah menyentuh dada.

5. Jiak menunjukan sesuatu kepada yang lebih tua atau tamu terhormat, seseorang
hendaknya menggunakan ibu jari kana dan tangan kiri menempel di bawah
pergelangan tangan kanan. Jari telunjuk hanya digunakan ketika seseorang yang
marah menuding seseorang yang dimarahi.

6. Jika berpapasan dengan orang yang lebih tua, orang yang muda hendaknya
menyapa terlebih dahulu. Hendak kemana Pak Ngah? . ketika menyapa ia berhenti
dipinggir jalan hingga orang yang dihormati melewatinya.

7. Jika bertemu orang tua yang membawa beban yang berat, orang muda diwajibkan
mengantarkan beban orang tua itu sampai kerumah.

8. Ketika makan, masing-masing orang yang ikut makan bersama duduk bersila. Yang
muda mengambilkan nasi yang lebih tua. Dan ketika yang muda telah selesai
makan, ia harus menunggu oran yang lebih tua selesai, barulah iya boleh mencuci
tangan.
Budaya orang melayu dalam kehidupan bermayarakat adalah gemar kunjung
mengunjung. Berkunjung kerumah tetangga, sahabat merupakan tanda keramahan
hati.Pepatah melayu mengatakan Pintu setiap saat terbuka untuk menerima orang, baik
siang maupun malam. Semakin banyak tamu yang datang kerumah seseorang
menandakan tuan rumah disukai dan dihormati, karena selalu berlapang dada. Berlapang
dada berarti suka menerima kunjungan degan hati yang jernih dan ikhlas. Rumah yang
jarang dikunjungi orang, karena tuan rumahnya kurang berlapang dada sering disebut
Tangga rumahnya berlumut karena jarang diinjak orang.

Orang melayu memiliki budaya empati dan toleransi yang tinggi dalam pinjam
meminjam. Pinjam meminjam merupakan suatu interaksi sosial yang selalu tampak dalam
kehidupan orang Melayu yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan. Meminjam hanya
dalam keadaan sesak. Orang yang mau meminjamkan sesuatu kepada orang yang
dalamkeadaan sesak, disebut orang yang melepas sesak.

Tanda Mata. Tanda mata merupakan pemberian kepada seserang yang dikasihi.
Tanda mata dapat berupa perhiasan, pakaian ataupun senjata. Tanda mata adalah
lambang kasih sayang atau kenang-kenangan agar si pemakai selalu ingat kepada si
pemberi.

Budaya orang melayu lainnya senantiasa selalu dilakukannya adalah aktivitas


Menjemput Makan. Menjemput makan atau mengundang makan sudah menjadi
kebiasaan orang melayu. Orang yang diundang biasanya kerabat dekat yang baru datang
dari jauh, sahabat atau teman akrab yang baru saja bertemu setelah sekian lama berpisah.

Suruh-Seraya juga dapat ditemui didalam kehidupan Orang Melayu. Seruh-seraya


adalah memohon bantuan kepada seseorang secara halus. Suruh-seraya bias any
berbentuk tenaga, dalam interaksi suruh-seraya terjadi saling memberi dan menerima
budi.

Budaya lainnya adalah Mintak Pialang. Mintak Pialang merupakan istilah yang
dipakai untuk meminta tolong membelikan benda atau barang menggunakan uang orang
yang dimintai tolong. Uang itu akan diganti setelah barang atau benda yang dipesan
sampai.
Ada juga budaya Mintak Bagi. Minta bagi berarti minta izin membeli barang-barang
atau benda yang dimiliki seseorang. Biasanya barang tersebut tidak ada ditempat lain.
Mintak bagi sangat tergantung kepada seseorang yang mempunyai barang. Iya dapat
menjualnya ataupun memberikan saja tanpa harus membayar. Iya dapat menyatakan
TIDAK terhadap orang yang tidak disenanginya.

Juga dapat diteemui budaya Mintak. Mintak berarti minta. Minta dilakukan apabila
orang meminta sesuatu, baik benda, buah-buahan, hasil bumi dan sebagainya. Minta
hanya dilakukan kepada orang yang amat dikena. Minta juga dapat dilakukan kepada
sembarang orang. Apabia dilakukan kepada orang yang tak dikenal, maka perbuatan
mintak itu akan menjatuhkan harga diri.

Dari uraian diatas terlihat bahwa orang Melayu sangat menghargai dan
mengutamakan Budi. Budi lebih penting daripada materi. Materi benda adalah alat untuk
menanam atau membuat budi. Kuatnya nilai menanam budi atau menabur budi sebagai
salah satu watak orang melayu dapat dipelajari dari pantun-pantun atau nyanyian sebagai
berikut:

Pulau Pandan jauh ketengah


Gunung Daik bercabang dua
Hancur badan dikandung tanah
Budi baik terkenang juga
Pisang emas bawa berlayar
Masak sebiji di atas peti
Hutang emas dapat dibayar
Hutang budi dibawa mati
Dari penyengat ke TanjungPinang
Sarat dengan ubi keladi
Adik teringat abang terkenang
Karena ingat bahasa dan budi
Musalmah memakai sanggul
Turun kesawah menanam padi
Emas sekoyan dapat dipikul
Aku tak sanggup menanggung budi
Puas sudah menanam ubi
Nenas juga disukai orang
Puas sudah menanam budi
Emas juga dikenang orang
Dari pantun-pantun diatas terlihat bahwa budi menjadi ukuran kebaikan
seseorang. Kadang-kadang budi tidak dihargai oleh si penerima budi. Dalam keadaan
seperti itu, si pemberi budi meratap dan merajuk karena si penerima budi lebih
menghargai uang daripada budi. Pemberian budi tidak selalu mulus, kadang-kadang budi
yang diberikan itu mendatangkan rasa sedih, kesal dan tersinggung, Karena tidak diterima
sebagaimana yang diharapkan.

Menerima Budi
Budi diberikan kepada orang lain seperti misalnya saudara sekerabat, tetangga,
dan sahabat karib. Orang yang menerima budi disebut penerima budi. Semakin banyak ia
menerima budi maka akan semakin banyak ia berhutang budi. Menrut adat melayu, budi
yang diberikan harus diterima dan dihargai sebagai tanda penghargaan dengan
menyampaikan ucapan terima kasih. Kadang-kadang ucapan terima ksaih diberikan dalam
bentuk ungkapan Terima kasih daun keladi, kalau lebih minta lagi. Orang yang tidak mau
menerima budi berarti tidak mau menjalin persahabatan, tidak mau dibantu, ditolong,
atau dikenang. Berarti ia mampu berdiri sendiri ditengah masyarakat. Orang hang tidak
menerima budi dinilai tinggi hati, angkuh, dan harga dirinya amat tinggi. Penolakan suatu
pernyataan tidak bersahabat. Orang yang sudah termakan budi orang lain biasanya
merasa amat berhutang budi. Hutang budi menurut pantun Melayu tidak dapat dihargai
dengan apapun. Budi tidak dapat dibayar dengan uang, Karena budi mengandung
kebaikan yang susah dilunasi.

Oleh karena itu,sekecil apapun budi itu harus diterima agar si pemberi merasa
senang, puas, dan tidak malu atau kehilangan muka. Budi tidak akan dibalas sampai mati.
Budi akan ke kubur bersama penerimanya. Sebaliknya, kebaikan budi itu akan terkenang
(diingat) selalu, sekalipun jasadnya hancur dikandung tanah. Karena budi tidak dapat
dilunasi, maka budi mengikkat batin si penerima dan si pemberi. Kadang-kadang si
penerima budi mendapat kesulitan,karena di waktu-waktu sesudahnya si pemberi budi
mengharapkan sesuatu dari penerima budi, namun permintaan tersebut sulit dipenuhi.
Oleh karena telah termakan budi, maka si penerima terpaksa dengan segala keberatan
hati meluluskan permintaan itu. Disini letak kesulitan yang dihadapi seseorang yang telah
banyak menerima budi atau termakan budi. Oleh Karena itu,kadang-kadang terjadi
penanaman budi hanya sebagai alat untuk mendapatkan imbalan (balasan) dari si
penerima budi. Penanaman budi yang demikian telah menyimpang dari tujuan
penanaman budi yang sesungguhnya.
Dalam hal serupa, si penerima budi harus berhati-hati, jika ada tanda-tanda yang
menunjukan kearah itu, ia harus waspada dan berusaha menolak agar si pembuat budi
tidak kehilangan muka. Dalam pantun dikatakan:

Turun ke sawah menanam padi


Hendak dijual ke Pekan Lama
Jangan suka menanggung budi
Kerap kali jadi binasa

Walaupun orang tahu ada penanaman budi yang menimbulkan kesulitan, namun si
penerima dapat membedakan budi yang sesungguhnya dan budi yang palsu.

Anda mungkin juga menyukai