Sekarang ini, Kesadaran masyarakat akan konsep syariah mulai berkembang. Hal ini terlihat dari
kegiatan maupun komunitas yang mereka ikuti, mulai majelis taklim, acara televisi, hijab,
sekolah Islami, dan lain-lain. Alhamdulillah, ini menunjukkan dakwah terhadap syariah Islam
yang dilakukan berbagai kelompok dakwah Islam telah menunjukkan hasil.
Tak luput pula sektor ekonomi dan bisnis pun mulai tersentuh dakwah ini. Sistem ribawi di
perbankan yang dulu menjadi satu-satunya pilihan permodalan, kini telah banyak dikritisi dan
telah banyak opsi lain yang syar’i. Salah satu yang mulai ngetrend sejak tahun 2015 adalah
property syariah. Ingat ya… bukan property yang dibiayai melalui perbankan atau lembaga
keuangan syariah lainnya. Property Syariah atau KPR Syariah yang dimaksud yaitu skema
kepemilikan rumah dengan akad-akad yg sesuai syariah. KPR Syariah bukan bicara tentang
konsep hunian semisal di perumahan dibangun masjidnya, ada sekolah tahfidznya, ada pengajian
warganya dan lain lain. Jadi ini terkait dengan skema kepemilikan. Banyak perbedaan antara
property syariah dengan property yang berjalan saat ini (kita sebut ‘property konvensional’). Hal
utama yang membedakan adalah dari aspek akad dan skema bisnis. Dalam property syariah,
konsumen langsung membeli rumah kepada pihak developer, tanpa adanya pihak ketiga yang
terlibat, sebagaimana dalam skema konvensional, ada pihak bank sebagai pihak ketiga. Jadi
murni transaksi yang terjadi antara konsumen dan developer adalah transaksi bisnis jual beli,
baik secara cash maupun kredit. Instrumen yang digunakan developer property syariah dalam
istilah fiqih dikenal dengan istilah isthisna’. Ringkas bisa dijelaskan, bahwa istishna itu adalah
skema pesan bangun. Skema ini salah satu skema bisnis yang diperbolehkan dalam syariat, di
samping skema-skema bisnis yang lain, semisal murabahah, salaam, dan lain-lain. Dalilnya
adalah Rasul pernah memesan secara istishna kepada sahabat agar dibuatkan cincin dan mimbar.
Sehingga ketika konsumen hendak membeli rumah, rumah tersebut bersifat indent. Tentu bisa
menjadi fasilitas bagi konsumen untuk melakukan customize design rumah yang dipesannya. Hal
ini juga bukan berarti bahwa semua developer property syariah menerapkan skema isthisna ini.
Ada juga yang langsung menerapkan skema jual beli. Artinya rumah yang diinginkan konsumen
telah tersedia, ready stock. Konsumen tinggal memilih mau membeli secara cash atau kredit
(KPR). Ketika berakad, maka disepakati 1 harga yang dipilih, apakah itu cash, KPR selama 5
tahun, 10 tahun ataukah selama 15 tahun. Harga yang disepakati di depan ini, saat akad,
nilainya tetap dan tidak berubah-ubah. Tidak ada hubungannya dengan suku bunga dan
kondisi ekonomi. Sehingga cicilannya pun bersifat flat. Developer property syariah pun
menerapkan skema tanpa sita dan tanpa denda. Artinya jika konsumen dikarenakan satu dan lain
hal tidak mampu membayar cicilan pada bulan berjalan, maka konsumen diwajibkan
memberitahu pihak Developer, agar developer bisa memberikan kebijakan tertentu yg terbaik
bagi kedua belah pihak tanpa ada denda atau pinalty apapun. Adapun skema tanpa sita
maksudnya jika konsumen di tengah perjalanan tahun cicilan berjalan tidak sanggup lagi
melanjutkan cicilan pelunasan pembelian rumah, maka pihak developer tidak akan melakukan
penyitaan terhadap rumah yang sudah dibeli, karena hal itu termasuk akad bathil (akad sewa dan
jual atau 2 akad dalam 1 transaksi, menjaminkan barang yg diperjual belikan, jual beli bersyarat).
Solusinya, pihak developer dan konsumen wajib untuk duduk bersama mencari solusi terkait
masalah ini. Misal developer meminta pembeli untuk membatu penjualan rumah lain milik
developer sehingga marketing fee bisa dingunakan untuk membayar cicilan, atau solusi terakhir
atas kemauan sendiri, konsumen meminta kepada pihak developer atau pihak konsumen sendiri
yang menjual rumah yang sudah dibeli. Hasil penjualan rumah tersebut digunakan terlebih
dahulu untuk melunasi hutang konsumen kepada developer, adapun kelebihannya dimiliki
sepenuhnya oleh pihak konsumen. Sehingga, property syariah ini terkenal dengan property tanpa
bank, tanpa riba, tanpa denda dan tanpa sita.
Pengertian properti syariah atau yang biasa disebut juga sebagai KPR Syariah adalah skema
kepemilikan rumah menggunakan akad-akad yang sesuai dengan syariah. Jadi, KPR Syariah
bukanlah konsep hunian di perumahan yang ada masjidnya, sekolah tahfidznya, pengajian warga
dan lain-lain.
Properti syariah lebih kepada skema kepemilikan. Yang membedakan properti syariah dengan
properti konvensional di antaranya adalah aspek akad serta skema bisnis. Dalam properti syariah,
konsumen bisa langsung membeli rumah pada pihak developer, tanpa ada pihak ketiga seperti
skema konvensional yang terdapat pihak ketiga. Sehingga transaksi yang terlibat adalah murni
transaksi bisnis jual beli, secara kredit ataupun cash.
Instrumen dalam developer properti syariah dikenal dengan sebutan isthisna’, yaitu skema pesan
bangun. Skema bisnis ini diperbolehkan dalam syariat, di samping murabahah, salaam dan lain-
lain. Dalilnya adalah Rasulullah yang pernah memesan pada sahabat agar dibuatkan mimbar
serta cincin secara isthisna’.
Dalam pengertian properti syariah, saat konsumen hendak membeli sebuah rumah, maka rumah
akan bersifat indent. Ini akan jadi fasilitas tersendiri bagi konsumen dalam melakukan customize
desain rumah yang akan dipesan.
Namun tidak semua developer properti syariah menerapkan isthisna’.Beberapa ada juga yang
menyediakan properti ready stock. Konsumen juga bisa memilih apakah hendak membeli dengan
cara kredit ataupun cash. Saat melakukan akad, sepakati satu harga yang dipilih dan nilainya
tidak akan berubah-ubah.
Dilaknat Rasul
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melaknati pemakan riba (rentenir), orang yang
memberikan / membayar riba (nasabah), penulisnya (sekretarisnya), dan juga dua orang
saksinya. Dan beliau juga bersabda, ‘Mereka itu sama dalam hal dosanya’.” (HR. Muslim).
Pilihan saat ini hanya dua, yaitu menabung dan menahan diri dari KPR Ribawi. Kemudian
membeli rumah setelah memiliki ratusan juta rupiah. Mungkin butuh puluhan tahun untuk
merealisasikan rumah idaman Anda
Sudah banyak yang tahu bahwa KPR Ribawi sangat menyeramkandan merugikan. Silahkan cari
testimoni yang begitu banyak mengenai seramnya KPR Ribawi/Bank.