MAKALAH SKRIPSI
UNIVERSITAS JAYABAYA
Oleh
JAKARTA
NOVEMBER 2019
i
PRA RANCANGAN PABRIK POLYURETHANE
DARI METHYLENE DIPHENIL DIISOCYANATE (MDI) DAN POLY
TETERAMETHYLENE ETER GLYCOL (POLYOL)
DENGAN PROSES ONE SHOT
KAPASITAS 60.000 TON/TAHUN
MAKALAH SKRIPSI
UNIVERSITAS JAYABAYA
OLEH:
JAKARTA
NOVEMBER 2019
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang
dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Tanggal : ……………………….
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui di : Jakarta
Tanggal : 2 November 2019
Pembimbing I Pembimbing II
iv
PRAKATA
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala anugerah,
rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan proposal tugas akhir ini. Proposal tugas akhir ini
berjudul “Pra Rancangan Pabrik Polyurethane dari Methylene Diphenyl
Diisocyanate (MDI) dan Poly Tetramethylene Eter Glycol (Polyol) dengan
Proses One Shot Kapasitas 60.000 Ton/ Tahun”.
Penulisan proposal tugas akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah
satu syarat dalam pengajuan pembuatan tugas akhir, Penulis menyadari dalam
penyusunan proposal skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai
pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Ir. Neneng Ratnawati, M.Si selaku Pembimbing I dan Ibu Rinette Visca,
S.T., M.Si selaku Pembimbing II.
2. Seluruh Dosen dan Staff Tata Usaha Program Studi Teknik Kimia
Universitas Jayabaya.
3. Seluruh keluarga atas doa dan dukungan yang telah diberikan kepada
penulis.
4. Teman-teman seperjuangan “Teknik Kimia 2018” yang telah berjuang
bersama dalam menggapai mimpi dan cita-cita.
5. Semua pihak yang telah membantu kelancaran proses penyusunan proposal
ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis berharap agar tulisan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
v
ABSTRAK
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................iv
PRAKATA.......................................................................................................... v
ABSTRAK.......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................... x
BAB I.................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
BAB II................................................................................................................. 9
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 9
2.1.4 Surfaktan............................................................................................. 12
BAB III............................................................................................................... 17
RANCANGAN PABRIK................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 34
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Pendirian Pabrik
Kebutuhan akan bahan kimia dari tahun ke tahun semakin meningkat sejalan
dengan berkembangnya industri di Indonesia, demikian pula dengan kebutuhan
polyurethane. Adapun tujuan pra rancangan pabrik polyurethane dari Methylene
Diphenyl Diisocyanate (MDI) dan Poly tetramethylene Eter Glycol (Polyol) adalah
sebagai berikut :
1) Bahan–bahan yang terbuat dari plastik semakin banyak digunakan sebagai
pengganti bahan konvensional sehingga kebutuhan akan rigid polyurethane
sebagai bahan baku pun meningkat.
2) Keberadaan industri rigid polyurethane akan mengurangi kebutuhan impor yang
setiap tahun cenderung meningkat sehingga dapat menghemat devisa negara dan
mengurangi ketergantungan terhadap negara lain.
3) Keberadaan industri rigid polyurethane membuka peluang bagi pengembangan
industri–industri dengan bahan baku rigid polyurethane sehingga tercipta
diversifikasi produk yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.
4) Pendirian pabrik rigid polyurethane akan menciptakan lapangan kerja dalam
rangka turut mengurangi jumlah pengangguran.
5) Pendirian pabrik rigid polyurethane akan menarik minat investor yang
menanamkan modalnya pada industri polimer yang memang menjanjikan
keuntungan yang cukup besar.
3
Selain pertimbangan di atas, perencanaan kapasitas produksi juga dilihat
berdasarkan perhitungan proyeksi kebutuhan polyurethae di tahun pembangunan
pabrik. Berdasarkan data kebutuhan polyurethane pada Tabel 2 kita dapat
menentukan jumlah kebutuhan polyurethane di indonesia pada tahun 2024 dengan
metoda Least Square Analysis:
y = a + b𝑥 (Henseler, J., dkk, 2010)
Metode Least Square Time (Σx = 0) :
Σy
a= …….……………….(1) (Henseler, J., dkk, 2010)
n
𝛴𝑥𝑦
b= ……………………. (2) (Henseler, J., dkk, 2010)
Σ𝑥 2
a = 38468468,6 b = 3099334,5
Dari persamaan y = a + b (𝑥 – 𝑥
̅ ) maka dapat diketahui proyeksi kebutuhan
polyurethane di Indonesia tahun 2019 sebagai berikut :
Y = 38468468,6 + 3099334,5 x
Pada tahun 2019 nilai x (periode waktu) adalah 3
Y = 38468468,6 + (3099334,5 x 3) = 47766472,1 kg
Dengan menggunakan cara yang sama, maka data proyeksi kebutuhan
polyurethane pada tahun 2020-2029 bisa dilihat pada Tabel 1.4 berikut :
4
Tabel 4. Proyeksi Kebutuhan Polyurethane Dalam Negeri dari
Tahun 2019 – 2030
Tahun Number Data kebutuhan (Kg) Data kebutuhan (Ton)
2019 3 47766472,1 47766,4721
2020 4 50865806,6 50865,8066
2021 5 53965141,1 53965,1411
2022 6 57064475,6 57064,4756
2023 7 60163810,1 60163,8101
2024 8 63263144,6 63263,1446
2025 9 66362479,1 66362,4791
2026 10 69461813,6 69461,8136
2027 11 72561148,1 72561,1481
2028 12 75660482,6 75660,4826
2029 13 78759817,1 78759,8171
2030 14 81859151,6 81859,1516
5
1.4 Pemilihan Lokasi Pabrik
Pemilihan lokasi merupakan hal yang penting dalam perancangan suatu
pabrik, karena berhubungan langsung dengan nilai ekonomis dari pabrik yang akan
didirikan. Kriteria yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi pabrik
agar pabrik yang dirancang bisa mendatangkan keuntungan yang besar antara lain,
penyediaan bahan baku, pemasaran produk, fasilitas transportasi, dan tenaga kerja.
Alasan pemilihan lokasi untuk lokasi pendirian pabrik polyurethane yang sesuai
dengan studi kelayakan antara lain:
2. Pemasaran Produk
Daerah kawasan industri Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT. KIEC), propinsi
Banten berdekatan dengan kawasan Jakarta yang merupakan area industri yang
potensial sebagai daerah pemasaran. Kawasan Ibu Kota Jakarta memiliki
beberapa industri seperti industri furniture, industri otomotif dan industri
elektronik yang menggunakan poliuretan. PT Astra Honda Motor, Tbk
menggunakan poliuretan sebagai bahan baku pembuatan body-body
motor,dash board dll. PT. Sanyo menggunakan poliuretan untuk bahan baku
cashing electronik dan industri-industri lain yang memakai bahan poliuretan
dalam produknya.
3. Transportasi
Daerah kawasan industri Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT. KIEC), propinsi
Banten dekat dengan pelabuhan untuk keperluan tranportasi impor serta jalan
raya dan jalan tol yang memadai sehingga memudahkan pengangkutan bahan
baku dan produk.
6
4. Tenaga Kerja
Menurut data Statistik Provinsi Banten dan Jawa Barat termasuk ke dalam
provinsi dengan kepadatan penduduk yang tinggi di Indonesia. Berdasarkan
data Badan Statistik 2017, jumlah penduduk Provinsi Banten sebanyak 10,08
juta jiwa dan Provinsi Jawa Barat sebanyak 46.5 juta jiwa. Prarancangan pabrik
polyurethane ini akan merekrut orang-orang sekitar maupun orang luar
provinsi atau luar pulau sebagai tenaga kerja.
5. Ketersediaan Utilitas
Kebutuhan air untuk pabrik ini dapat dipenuhi dari sungai, bendungan, ataupun
air laut yang terletak di sekitar pabrik. Sedangkan untuk kebutuhan listrik
dipasok dari PT. Indonesia Power Cilegon.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Sifat fisis
- Rumus molekul : C15H10N2O2
- Bentuk : Cairan ( pada suhu ruangan ).
(www.chemicalland21.com)
a. Sifat Kimia
- Reaksi dengan alkohol membentuk urethane.
R-N=C=O + R’OH → R- NH-CO-O-R’
9
- Reaksi dengan amine membentuk urea.
R-N=C=O + R’NH2 → R- NH-CO-NH-R’
- Reaksi dengan asam karboksilat menjadi amida.
R-N=C=O + R’COOH → R-NH-CO-O-CO-R’ → R-NH-CO-R’ + CO2
- Reaksi dengan air membentuk asam karbamat
R-N=C=O + H2O → R-NH-COH → R- NH –CO-NH-R
- Bereaksi dengan polyol membentuk urethane
R-N=C=O + R”OH → R- NH-CO-O-R”
(Sen, 2001)
a. Sifat Fisis
- Rumus molekul : H[OCH2CH2CH2CH2]n OH
- Wujud : Cairan (pada suhu ruangan)
- Berat Molekul (gr/mol) : 1244, 82
b. Sifat Kimia
- Anhidrasi
Polyol bisa kehilangan satu atau dua molekul air dengan adanya panas
terutama dengan adanya katalis.
10
- Oksidasi
Polyol bisa teroksidasi oleh beberapa oksidator seperti permanganate,
kromat, dan asam nitrat yang menyebabkan degradasi polyol menjadi
karbon dioksida.
- Reduksi
Polyol asiklis bisa direduksi oleh asam hidrat pekat dengan tekanan
hidrogenasi yang besar dan adanya katalis (hydrogen). Produk utama yang
dihasilkan adalah alkyl iodide dan alkene tanpa penambahan rantai
karbon.
- Pembentukan asetal
Seperti alkohol pada umumnya, polyol bereaksi dengan aldehid dan keton
menghasilkan asetal dan ketal.
- Esterifikasi
Ester dengan asam organik bisa dibuat dengan mereaksikan asam anhidrat
atau asam klorida.
- Esterifikasi
Eter dari polyol dibuat dari reaksi metal atau etil sulfat dengan alkyl atau
aralkil klorida.
( www.chemicalland21.com )
(www.chemicalland21.com)
2.1.5 Produk Rigid Polyurethane Foam ( PU Foam )
a. Sifat Fisis
- Wujud : Padatan
- Warna : Kuning Jernih
- Ukuran butiran : 10 mm
13
98% berat kemudian sisa cairan yang masih ada dalam produk dihilangkan kembali
dengan rotary dryer hingga didapat produk Polyurethane 99,9% berat.
14
Gambar 3. Diagram Alir Proses Secara Double Mixer Process
15
Alat utama Premix tank, Reaktor, Premix tank, Reaktor,
Sentrifugasi, Rotary dryer, Peletizer, Pneumatic
Menara Destilasi, Melter, Conveying Dryer,Rotary Drum
Peletizer, Pneumatic Conveyor, Vacuum filter, Cylone, Cylone
Silo. Cool, Silo
Jumlah alat 9 9
utama
Pada tabel 5 terlihat jelas perbandingan antara kedua proses, maka dipilih
proses One shot dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Aspek teknis, dimana menggunakan suhu dan tekanan operasi rendah 55°C dan
1 atm. Menghasilkan konversi yang tinggi sekitar 80% dan memiliki kemurnian
produk yang tinggi sekitar 97-99.9%.
2. Aspek lingkungan, limbah (produk samping) yang dihasilkan hanya H2O (air),
sehingga aman untuk dan lingkungan.
3. Aspek ekonomi, alat yang digunakan lebih sedikit sehingga lebih menghemat
biaya energi.
16
BAB III
RANCANGAN PABRIK
Proses pembuatan poliuretan dari bahan baku polyol dan MDI dengan proses
One Shot secara garis besar dibagi menjadi 5 tahap, yaitu :
17
dialirkan menuju premix tank (PT-01) dengan menggunakan pompa centrifugal (P-
04) dan pompa centrifugal (P-05).
Reaksi tersebut merupakan reaksi orde 1 yang berlangsung pada fase cair-
cair dan bersifat eksotermis, sehingga perlu pendinginan. Pendingin yang
digunakan yaitu jaket pendingin dengan media pendingin air yang masuk pada suhu
320C dan keluar pada suhu 420C.
18
3.1.4 Tahap Pemisahan Produk
Tahap pemisahan produk dimaksudkan untuk memisahkan produk keluar
reaktor, sisa reaktan, katalis, surfaktan dengan menggunakan centrifuge. Produk
dari reaktor merupakan campuran poliuretan, sisa reaktan dan katalis dipompa
dengan pompa slurry (P-08) menuju centrifuge (CF-01) yang beroperasi pada T =
55OC dan P = 1 atm. Produk keluar centrifuge (CF-01) terdiri dari poliuretan yang
berupa slurry dan cairan sisa reaktan, katalis, surfaktan.
Cairan sisa reaktan yaitu MDI, Polyol, katalis, dan surfaktant dipisahkan
dengan MDI dalam menara destilasi (D-01) sehingga diperoleh MDI dengan
kemurnian 97.8% berat, sedangkan produk poliuretan, cairan sisa reaktan, katalis,
surfaktant dialirkan menggunakan pompa slurry (P-08) menuju rotary dryer (RD-
01) untuk mendapatkan kemurnian poliuretan min. sebesar 99.9 %. Hasil produk
dari rotary dryer ( RD-01) diumpankan menuju melter (MT-01) yang berfungsi
untuk melelehkan plastik poliuretan, kemudian hasil dari melter (MT-01)
diumpankan menuju extruder pelletizer ( EX-01). Screw pada extruder akan
membuat lelehan polimer menjadi halus dalam waktu singkat, kemudian polimer
yang telah dilelehkan tadi diinjeksikan dalam lubang-lubang cetakan (pelletizer)
setelah itu polimer yang sudah diinjeksikan kedalam lubang-lubang cetakan
dilakukan proses pemotongan. Proses pemotongan poliuretan dilakukan di dalam
air, hal ini berfungsi agar hasil potongan poliuretan (pellet) tidak menyatu / lengket
kembali. Air dalam proses pemotongan juga berfungsi sebagai pendingin pellet
poliuretan untuk mencapai suhu konstan sehingga cukup keras dan dapat
mempertahankan bentuknya setelah dikeluarkan dari pelletizer. Hasil keluaran dari
pelletizer berupa padatan pellet.
19
3.1.4 Tahap Penyimpanan Produk
20
3.2 Blok Diagram dan Flowsheet
Dimetilsikloheksamin
Dimetilsiloxan
MDI
H2O
21
3.3 Neraca Massa dan Neraca Panas
: 7575,7576 kg/jam
R2NHCO2H 0 - 7568,1816
22
3.3.2 Neraca Massa Alat
OUTPUT
INPUT (kg/jam)
(kg/jam)
Komponen
F1 F2 F3 F4
23
Tabel A4. Neraca massa Reaktor (R-01)
R2NHCO2H 0 - 7568,1816
24
Tabel A6. Neraca massa Rotary Dryer (RD-01)
H2 O 0,1086 0,1086 0
25
Tabel A8. Neraca massa Melter (MT-01)
26
Tabel A10. Neraca massa Screen Shaker ( SC-01)
27
3.3.3 Neraca Panas
OUTPUT
INPUT (kJ/jam)
Komponen (kJ/jam)
F1 F2 F3 F4
H[OCH2CH2CH2CH2]nOH 4237,9332 - - 4237,9332
C6H11N(CH3)2 - 1495,0344 - 1495,0344
[(CH3)2SiO]4 - - 3792,1932 3792,1932
H2 O 92,5716 3,7026 5,5542 101,8284
Sub total 4330,5042 1498,737 3797,7474 9626,9892
Total 9626,9892 9626,9892
ΔHin 64135,3650 -
Δhout - 278073,8424
ΔH Steam 213938,4774 -
ΔHin 9626,9892 -
ΔHout - 42200,5824
ΔH Steam 32573,5932 -
28
Tabel B4. Neraca panas Reaktor (R-01)
29
Tabel B6. Neraca Panas Rotary Dryer (RD-01)
ΔH loss 32382,7674
30
Tabel B8. Neraca panas Melter (MT-01)
OUTPUT
INPUT (kJ/jam)
Komponen (kJ/jam)
F14 F15 F16
C15H10N2O2 1584,7752 - 398,0382
H[OCH2CH2HC2CH2]nOH 0,0678 - 0,0162
C6H11N(CH3)2 46,743 - 11,4882
H2O 0,585586 - 0,9132
R2NHCO2H 1540019,5 - 240120,2562
[(CH3)2SiO]4 134,8626 - 30,1596
ΔH Panas pembekuan 20,8818 - -
ΔH Air Pendingin - 285921,2226 1587170,694
Subtotal 1541810,343 285921,2226 1827731,566
Total 1827731,566 1827731,566
31
Tabel B10. Neraca panas Screen Shaker (SC-01)
INPUT
OUTPUT (kJ/jam)
Komponen (kJ/jam)
F16 F17 F18
C15H10N2O2 398,0382 - 398,0382
H[OCH2CH2HC2CH2]nOH 0,0162 - 0,0162
C6H11N(CH3)2 11,4882 - 11,4882
H2O 0,9132 - 0,9132
R2NHCO2H 240120,2562 - 240120,2562
[(CH3)2SiO]4 30,1596 - 30,1596
ΔH Air Pendingin 1587170,694 1587170,694 0
Subtotal 1827731,566 1587170,694 240560,8716
Total 1827731,566 1827731,566
32
Tabel B13. Neraca panas HE (HE-04)
33
DAFTAR PUSTAKA
Ashida, K., 1989, Polyurethane and Related Foam, CRC Press, Boca Ranton
Badan Pusat Statistik. Statistik Kebutuhan Polyurethane (Plastik) tahun 2016. 15
Maret 2019. https://www.bps.go.id
Brownell, L. E. (1959). Process Equipment design. United State: John Wiley &
Sons, Inc.
Clemitson I.R., 2008, Castable Polyurethane Elastomers, CRC Press., Boca Ranton
Geankoplis, C.J., 2003, Transport Processes and Unit Operations, 4nd ed., Prentice-
Hall International, Tokyo
34
LAMPIRAN
22