BAB I
PENDAHULUAN
Suku-suku di Sumatera Selatan memiliki seni dan budaya sendiri yang saling
berbeda atau hampir bersamaan. Walaupun tiap kelompok etnik memiliki corak khas
dalam kebudayaan dan struktur bahasa sendiri, namun tetap merupakan kesatuan
yang sulit dipisahkan satu sama lain dengan lingkungan adat di daerah khususnya di
Kabupaten Ogan Komering Ulu, dan saling mempengaruhi sehingga unsur
kebudayaan yang satu terdapat juga pada kebudayaan suku lainnya. Ini disebabkan
karena adanya proses penyebaran, pencampuran, dan pembauran. Kesatuan dan
keseragaman kebudayaan dalam suku bangsa disadari sendiri oleh warganya.
Kebudayaan secara garis besar dapat didefinisikan sebagai hasil cipta, rasa
dan karsa manusia yang dilakukan secara sadar dalam kehidupan masyarakat. Cipta
adalah kemampuan akal pikiran yang menghasilkan ilmu pengetahuan. Rasa adalah
kemampuan indra yang mendorong manusia untuk mengembangkan rasa keindahan
yang melahirkan karya-karya seni yang agung. Karsa adalah kehendak manusia
terhadap adanya kesempurnaan hidup, kemuliaan dan kebahagiaan.
Berdasarkan dari pemaparan seni tari di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa tari
adalah ekspresi atau bahasa tubuh manusia yang dituangkan melalui gerak yang
indah, halus dan mempunyai aturan-aturan dengan diiringi musik tari sehingga
menambah kesan yang lebih baik untuk dipertunjukan.
Tari berdasarkan pola garap ada dua jenis yaitu tari tradisional dan tari kreasi.
Tari tradisional sering diartikan sebagai sebuah kebiasaan, yang telah secara turun
temurun, berulang-ulang dari satu generasi ke generasi berikutnya, dalam rentang
waktu yang cukup panjang. Jadi, tari tradisi adalah tarian yang tumbuh dan
berkembang dalam suatu wilayah atau suatu komunitas, sehingga kemudian
menciptakan suatu identitas budaya dari masyarakat bersangkutan. Sedangkan, seni
tari kreasi merupakan media yang membuka kebebasan untuk para seniman tari saat
ini di dalam mencari kemungkinan baru. Jenis tari kreasi adalah jenis tari yang diolah
dan dikembangkan dari pengamatan atau pengalaman. Dari hasil daya cipta seseorang
yang tentu saja menarik atau tidaknya tarian tergantung dari keterampilan dalam
Seni tari di daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu, merupakan unsur budaya
yang memiliki andil cukup besar dalam hal pariwisata. Baik di dalam maupun di luar
kabupaten. Seni tari juga merupakan bagian penting dalam suatu kebiasaan adat di
kabupaten Ogan Komering Ulu. Salah satu tarian yang menjadi ciri khas di salah satu
dusun di kabupaten Ogan Komering Ulu adalah tari Nanggok.
Tari Nanggok merupakan tari kreasi daerah yang ditarikan oleh sekelompok
remaja putri yang menggambarkan kegiatan sehari-hari masyarakat di sungai.
Pertunjukan Tari Nanggok biasanya menjadi pertunjukan untuk menghibur tamu yang
hadir pada acara perlombaan tari atau festival tari daerah. Tari Nanggok juga dapat
ditampilkan sebagai tari hiburan dalam pertunjukan untuk kepentingan masyarakat
umum seperti sarana upacara keagamaan dan sarana upacara adat. Tari Nanggok
sering ditampilkan oleh sanggar Sebimbing Sekundang di bawah asuhan Pemerintah
Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Tari Nanggok diciptakan pada tahun 2009 oleh seorang seniman Kabupaten
Ogan Komering Ulu, yang karya-karya tarinya sudah banyak digunakan dan sudah
dikenal oleh masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ulu yaitu Erma Yanti. Tari
Nanggok merupakan suatu gambaran kehidupan sehari-hari masyarakat Ogan yang
mempunyai kebiasaan mencari ikan pada saat musim ikan tiba. Dengan membawa
peralatan tanggok. Hati yang diliputi keceriaan mereka beramai-ramai pergi ke sungai
dan berbaris di sepanjang sungai, bahkan ada yang berperahu menyeberangi sungai.
Peristiwa nanggok ini lah yang digambarkan dalam bentuk tarian yang tercermin
dalam setiap langkah dan kelincahan geraknya (Hasil wawancara langsung dengan
koreografer Erma Yanti, 2 Januari 2014).
Dalam pertunjukannya Tari Nanggok di tarikan oleh tujuh penari. Meskipun
usia tari Nanggok masih terbilang muda tapi dalam perkembangannya Tari Nanggok
Seni tari terdiri dari lapisan yang melibatkan banyak unsur yaitu penari, gerak,
busana, rias, iringan, lantai pentas, bahkan juga penonton. Jika diteliti secara utuh dan
menyeluruh, semua lapisan atau aspek dalam seni pertunjukan tari perlu dibahas dan
dicermati secara mendalam (Narawati dalam Noviasari, 2012: 6). Maka dari itu
peneliti ingin mengungkap struktur koreografi, busana, rias, alat musik pengiring
yang dipergunakan pada penyajian tari Nanggok.
B. Identifikasi Masalah
C. Perumusan Masalah
Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
2. Tujuan Khusus :
a. Mendeskripsikan struktur koreografi tari Nanggok di Kabupaten Ogan
Komering Ulu, Sumatera Selatan.
b. Mendeskripsikan busana tari Nanggok di Kabupaten Ogan Komering Ulu,
Sumatera Selatan.
c. Mendeskripsikan rias tari Nanggok di Kabupaten Ogan Komering Ulu,
Sumatera Selatan.
d. Mendeskripsikan alat musik pengiring tari Nanggok di Kabupaten Ogan
Komering Ulu, Sumatera Selatan.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi dunia seni dan
pendidikan, diantaranya sebagai berikut.
1. Peneliti
Menambah ilmu, wawasan, pengalaman dan pemahaman peneliti mengenai
tari Nanggok di Kabupten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan
2. Pencipta
Memberikan gambaran mengenai hasil dari tari Nanggok, sehingga dapat
menjadi tolak ukur dalam penciptaan karya-karya seni sejenis selanjutnya.
3. Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ogan
Komering Ulu
Mendapatkan tambahan dokumentasi tentang tari Nanggok dan diharapkan
dapat mengupayakan pembinaan, pelestarian serta pengembangan tari
Nanggok sebagai tari kreasi kebanggaan masyarakat Ogan Komering Ulu.
4. Peneliti Lain
Penelitian ini untuk menambah acuan dalam wawasan di bidang seni budaya
Nusantara, khususnya tentang tari Nanggok yang berada di Kabupaten Ogan
Komering Ulu, Sumatera Selatan dan dapat dijadikan bahan pertimbanagn
untuk mengembangkan penelitian selanjutnya.
5. Jurusan Pendidikan Seni Tari UPI
Menambah khasanah pustaka (literature) pada Jurusan Pendidikan Seni Tari
UPI mengenai Tari kreasi di bidang seni Nusantara.