Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi yang terletak di bagian


selatan pulau Sumatera, dengan ibukotanya adalah Palembang. Provinsi Sumatera
Selatan sejak berabad yang lalu dikenal juga dengan sebutan Bumi Sriwijaya. Kondisi
alamnya terdiri dari sungai, hutan tropis, pegunungan dan sebagian besar wilayahnya
adalah rawa. Sumatera Selatan sering disebut salah satu provinsi di Sumatera sebagai
daerah Batanghari Sembilan, karena daerah ini terdapat sembilan sungai besar dengan
berpuluh-puluh anak sungai. Sungai-sungai tersebut adalah sungai Musi, Ogan,
Lematang Komering, Rawas, Kelingi, Lakitan, Batanghari dan Rupit. Secara
geografis provinsi Sumatera Selatan di Utara berbatasan dengan provinsi Jambi, di
Timur berbatasan dengan provinsi Bangka Belitung, di Selatan berbatasan dengan
provinsi Lampung dan di Barat berbatasan dengan provinsi Bengkulu.
Secara administratif provinsi Sumatera Selatan terdiri dari sebelas Pemerintah
Kabupaten dan empat Pemerintah Kota. Kabupaten tersebut salah satunya adalah
Kabupaten Ogan Komering Ulu memiliki enam macam suku yang mendiaminya,
yaitu suku Palembang, suku Daye, Ogan, Komering, Ranau dan Semende. Penduduk
asli terdiri dari beberapa suku yang masing-masing mempunyai bahasa dan dialek
sendiri. Namun dalam komunikasi sehari-hari mempergunakan bahasa Indonesia atau
bahasa lokal. Semua suku ini hidup berdampingan dan saling membaur dengan suku-
suku pendatang termasuk dengan orang asing. Hubungan sosial keagamaan terutama
didasarkan kepada semangat kebangsaan, walaupun dalam kehidupan sehari-hari
sangat dipengaruhi oleh adat istiadat, seperti dalam bercakap-cakap atau berbicara
yang sopan.

Candri MP Ramadhani, 2014


TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2

Suku-suku di Sumatera Selatan memiliki seni dan budaya sendiri yang saling
berbeda atau hampir bersamaan. Walaupun tiap kelompok etnik memiliki corak khas
dalam kebudayaan dan struktur bahasa sendiri, namun tetap merupakan kesatuan
yang sulit dipisahkan satu sama lain dengan lingkungan adat di daerah khususnya di
Kabupaten Ogan Komering Ulu, dan saling mempengaruhi sehingga unsur
kebudayaan yang satu terdapat juga pada kebudayaan suku lainnya. Ini disebabkan
karena adanya proses penyebaran, pencampuran, dan pembauran. Kesatuan dan
keseragaman kebudayaan dalam suku bangsa disadari sendiri oleh warganya.

Gambaran umum daerah Sumatera Selatan dan beragam pula masyarakatnya.


Kemajemukan ini menciptakan karya budaya yang tinggi. Manusia dan kebudayaan
merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, oleh karena itu untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya manusia mengembangkannya melalui kebudayaan.

Kebudayaan secara garis besar dapat didefinisikan sebagai hasil cipta, rasa
dan karsa manusia yang dilakukan secara sadar dalam kehidupan masyarakat. Cipta
adalah kemampuan akal pikiran yang menghasilkan ilmu pengetahuan. Rasa adalah
kemampuan indra yang mendorong manusia untuk mengembangkan rasa keindahan
yang melahirkan karya-karya seni yang agung. Karsa adalah kehendak manusia
terhadap adanya kesempurnaan hidup, kemuliaan dan kebahagiaan.

Menurut ilmu antropologi, “kebudayaan” adalah keseluruhan sistem gagasan,


tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang terbentuk dari
upaya belajar manusia. Berdasarkan pemaparan kebudayaan di atas, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa kebudayaan adalah niat atau kehendak manusia yang kreatif
untuk menghasilkan karya-karya seni yang baru dan dapat merasakan baik buruk
karya sehingga dapat mendorong rasa keindahan yang agung.

Manusia dan kebudayaan merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan,


makhluk manusia merupakan pendukung kebudayaan. Sekalipun makhluk manusia

Candri MP Ramadhani, 2014


TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3

merupakan pendukung kebudayaan. Sekalipun makhluk manusia akan mati, tetapi


kebudayaan yang dimilikinya akan diwariskan untuk keturunannya, demikian
seterusnya. Menurut Sudartati (2012: 19) menyatakan bahwa:

Kebudayaanlah yang telah membentuk makhluk manusia, dan bukan alam


sekitarnya. Keberhasilan mereka menundukan alam sekitarnya adalah bukti
keberhasilan mereka mencapai suatu tingkat kebudayaan yang tinggi.
Makhluk manusia selalu menyesuaikan dirinya dengan berbagai perubahan
yang terjadi di sekitarnya sehingga melahirkan suatu pola-pola tingkah laku
yang baru.

Kebudayaan berkembang secara akumulatif, dan semakin lama bertambah


banyak serta kompleks. Agar suatu kebudayaan dapat merespon berbagai masalah
kelangsungan hidup makhluk manusia dan tetap dipelajari oleh generasi berikutnya,
serta tetap lestari, maka suatu kebudayaan harus mampu mengembangkan berbagai
sarana yang dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan pokok para individu.

Kebudayaan merupakan suatu hal yang sangat kompleks, di dalamnya


terdapat unsur yang mengandung ilmu pengetahuan, kesenian, kesusilaan, undang-
undang, kepercayaan, dan kebiasaan yang diperoleh oleh manusia sebagai anggota
masyarakat. Seperti yang dikemukaan oleh Koentjaraningrat, ada tujuh Unsur
Kebudayaan yaitu, unsur agama, unsur ilmu pegetahuan, unsur sistem
kemasyarakatan, unsur bahasa, unsur mata pencaharian, unsur peralatan hidup dan
unsur kesenian.

Kebudayaan yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu terwujud dalam


berbagai unsur yaitu unsur mata pencaharian. Mata pencaharian masyarakat
Kabupaten Ogan Komering Ulu antara lain berkebun, nelayan, bertani, berladang,
berternak, karena merupakan masyarakat yang agraris. Masyarakat Kabupaten Ogan
Komering Ulu dalam melakukan kegiatan sangat erat kaitannya dengan sungai yaitu
sungai Ogan. Masyarakat masih bergantung pada sungai tersebut, karena merupakan
sumber mata pencaharian pokok untuk kehidupan sehari-hari masyarakat Ogan

Candri MP Ramadhani, 2014


TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4

Komering Ulu. Sungai digunakan masyarakat untuk kehidupan sehari-hari seperti


mandi, mencuci, air minum, mengairi sawah, dan lain-lain.
Salah satu unsur kebudayaan adalah kesenian, kesenian sebagai salah satu
kebudayaan berkembang sesuai dengan perkembangan kebudayaan itu sendiri. Jika
kita akan menggali bagaimana perkembangan kesenian suatu ras atau etnis ataupun
suku bangsa, maka kita dapat mempelajarinya dari perkembangan kebudayaannya.

Kesenian yang terdapat di Indonesia sangat beraneka ragam, karena Indonesia


memiliki berbagai macam suku dan budaya. Hampir di setiap daerah di Indonesia
mempunyai kebudayaan sendiri yang berbeda satu sama lain. Namun dari
keanekaragaman yang ada, jika diamati akan ditemukan ciri-ciri khusus yang
didasarkan pada lingkungan dan alam sekitar. Kesenian adalah produk manusia.
Adanya perbedaan lingkungan alam sosial dan budaya, muncullah kesenian daerah
yang mempunyai ciri tersendiri. Kesenian daerah merupakan bentuk seni yang
berakar dan bersumber, serta dirasakan sebagai milik sendiri oleh masyarakat
pendukungnya.
Dengan demikian berbagai jenis kesenian sebagai media komunikasi
mengandung nilai budaya atau kesenian menjadi salah satu bentuk kebudayaan yang
berfungsi sebagai media komunikasi yang didukung oleh nilai-nilai keindahan.
Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan memiliki arti penting dalam upaya
menumbuh kembangkan budaya bangsa. Oleh sebab itu kesenian perlu juga dicermati
dan dilestarikan serta disosialisasikan. Demikian di Sumatera Selatan khususnya di
Kabupaten Ogan Komering Ulu sangat kaya akan kesenian, sebagai aset budaya
bangsa.
Perkembangan kesenian di Sumatera Selatan atau di Kabupaten Ogan
Komering Ulu tidak lepas juga dari perkembangan kesenian di Indonesia pada
umumnya. Bagaimanapun, hal ini tetap memberikan kesinambungan pada gaya dan
bentuk yang tetap ada sampai saat ini, di samping itu pada saat belakangan ini adanya

Candri MP Ramadhani, 2014


TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5

beberapa karya individual, yang dalam kenyataannya telah mempengaruhi bentuk


kesenian. Kesenian secara kongkret menampilkan karakter atas kepribadian
masyarakat suatu daerah sebagai perwujudan dari pendukung kesenian tersebut.
Kesenian yang berasal dari ekspresi hasrat manusia yang dinikmati dengan
mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang menghasilkan corak kesenian mulai dari
yang sedehana sehingga perwujudan kesenian yang kompleks. Salah satu cabang dari
kesenian itu adalah seni tari. Seni tari sebagai hasil seni budaya suatu daerah sangat
erat hubungannya dengan lingkungan masyarakat pendukungnya. Hal ini menunjukan
bahwa seni tari tidak berdiri sendiri. Menurut Haukins dalam http://afand.abatasa.
com/post/detail/ 5341/pengertian-tari-seni-tari, bahwa :
Seni tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi
bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan
sebagai ungkapan si pencipta.

Berdasarkan dari pemaparan seni tari di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa tari
adalah ekspresi atau bahasa tubuh manusia yang dituangkan melalui gerak yang
indah, halus dan mempunyai aturan-aturan dengan diiringi musik tari sehingga
menambah kesan yang lebih baik untuk dipertunjukan.

Tari berdasarkan pola garap ada dua jenis yaitu tari tradisional dan tari kreasi.
Tari tradisional sering diartikan sebagai sebuah kebiasaan, yang telah secara turun
temurun, berulang-ulang dari satu generasi ke generasi berikutnya, dalam rentang
waktu yang cukup panjang. Jadi, tari tradisi adalah tarian yang tumbuh dan
berkembang dalam suatu wilayah atau suatu komunitas, sehingga kemudian
menciptakan suatu identitas budaya dari masyarakat bersangkutan. Sedangkan, seni
tari kreasi merupakan media yang membuka kebebasan untuk para seniman tari saat
ini di dalam mencari kemungkinan baru. Jenis tari kreasi adalah jenis tari yang diolah
dan dikembangkan dari pengamatan atau pengalaman. Dari hasil daya cipta seseorang
yang tentu saja menarik atau tidaknya tarian tergantung dari keterampilan dalam

Candri MP Ramadhani, 2014


TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6

menyusun gerak-geraknya dari seorang koreografer. Dalam penelitian ini, peneliti


akan mengkaji seni tari yang tergolong seni tari kreasi.

Seni tari di daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu, merupakan unsur budaya
yang memiliki andil cukup besar dalam hal pariwisata. Baik di dalam maupun di luar
kabupaten. Seni tari juga merupakan bagian penting dalam suatu kebiasaan adat di
kabupaten Ogan Komering Ulu. Salah satu tarian yang menjadi ciri khas di salah satu
dusun di kabupaten Ogan Komering Ulu adalah tari Nanggok.

Tari Nanggok merupakan tari kreasi daerah yang ditarikan oleh sekelompok
remaja putri yang menggambarkan kegiatan sehari-hari masyarakat di sungai.
Pertunjukan Tari Nanggok biasanya menjadi pertunjukan untuk menghibur tamu yang
hadir pada acara perlombaan tari atau festival tari daerah. Tari Nanggok juga dapat
ditampilkan sebagai tari hiburan dalam pertunjukan untuk kepentingan masyarakat
umum seperti sarana upacara keagamaan dan sarana upacara adat. Tari Nanggok
sering ditampilkan oleh sanggar Sebimbing Sekundang di bawah asuhan Pemerintah
Kabupaten Ogan Komering Ulu.

Tari Nanggok diciptakan pada tahun 2009 oleh seorang seniman Kabupaten
Ogan Komering Ulu, yang karya-karya tarinya sudah banyak digunakan dan sudah
dikenal oleh masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ulu yaitu Erma Yanti. Tari
Nanggok merupakan suatu gambaran kehidupan sehari-hari masyarakat Ogan yang
mempunyai kebiasaan mencari ikan pada saat musim ikan tiba. Dengan membawa
peralatan tanggok. Hati yang diliputi keceriaan mereka beramai-ramai pergi ke sungai
dan berbaris di sepanjang sungai, bahkan ada yang berperahu menyeberangi sungai.
Peristiwa nanggok ini lah yang digambarkan dalam bentuk tarian yang tercermin
dalam setiap langkah dan kelincahan geraknya (Hasil wawancara langsung dengan
koreografer Erma Yanti, 2 Januari 2014).
Dalam pertunjukannya Tari Nanggok di tarikan oleh tujuh penari. Meskipun
usia tari Nanggok masih terbilang muda tapi dalam perkembangannya Tari Nanggok

Candri MP Ramadhani, 2014


TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7

sudah dipentaskan di beberapa tempat di antaranya di Palembang, Jakarta, Surabaya,


Bali dan setiap event-event tertentu di Kabupaten Ogan Komering Ulu.

Seni tari terdiri dari lapisan yang melibatkan banyak unsur yaitu penari, gerak,
busana, rias, iringan, lantai pentas, bahkan juga penonton. Jika diteliti secara utuh dan
menyeluruh, semua lapisan atau aspek dalam seni pertunjukan tari perlu dibahas dan
dicermati secara mendalam (Narawati dalam Noviasari, 2012: 6). Maka dari itu
peneliti ingin mengungkap struktur koreografi, busana, rias, alat musik pengiring
yang dipergunakan pada penyajian tari Nanggok.

Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji lebih dalam mengenai kemunculan


tari Nanggok sehingga dapat dikenal oleh masyarakat. Peneliti tertarik dan akan
mengangkat permasalahan tari Nanggok tersebut ke dalam penelitian yang berjudul
“Tari Kreasi Nanggok di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan”.
Dengan adanya penelitian tari Nanggok akan tetap terjaga kelestariannya,
keasliannya, lebih berkembang secara proporsional dan dipromosikan ke berbagai
daerah, serta memiliki ciri khas atau keunikan tersendiri dan tetap menarik sebagai
aspek seni budaya penunjang pariwisata daerah.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan suatu tahapan permulaan dari penguasaan


masalah dimana suatu objek dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu
masalah. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi beberapa
masalah yang berhubungan dengan tari kreasi nanggok di Kabupaten Ogan Komering
Ulu, Sumatera Selatan.

C. Perumusan Masalah
Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Candri MP Ramadhani, 2014


TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8

1. Bagaimana struktur koreografi tari kreasi Nanggok di Kabupaten Ogan


Komering Ulu, Sumatera Selatan?
2. Bagaimana busana tari kreasi Nanggok di Kabupaten Ogan Komering Ulu,
Sumatera Selatan?
3. Bagaimana rias tari kreasi Nanggok di Kabupaten Ogan Komering Ulu,
Sumatera Selatan?
4. Bagaimana alat musik pengiring tari kreasi Nanggok di Kabupaten Ogan
Komering Ulu, Sumatera Selatan ?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Tujuan Umum :

Tujuan umum penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan


yang ada di lapangan, dan mencari jawaban dari berbagai sumber yang diterima
berupa deskripsi dari permasalahan di rumusan masalah. Selain itu tujuan umum
penelitian ini bertujuan sebagai upaya penggalian dan pelestarian budaya khususnya
budaya di daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu, serta sebagai bahan apresiasi bagi
pelaku seni, mahasiswa, dan masyarakat umumnya.

2. Tujuan Khusus :
a. Mendeskripsikan struktur koreografi tari Nanggok di Kabupaten Ogan
Komering Ulu, Sumatera Selatan.
b. Mendeskripsikan busana tari Nanggok di Kabupaten Ogan Komering Ulu,
Sumatera Selatan.
c. Mendeskripsikan rias tari Nanggok di Kabupaten Ogan Komering Ulu,
Sumatera Selatan.
d. Mendeskripsikan alat musik pengiring tari Nanggok di Kabupaten Ogan
Komering Ulu, Sumatera Selatan.

Candri MP Ramadhani, 2014


TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9

E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi dunia seni dan
pendidikan, diantaranya sebagai berikut.
1. Peneliti
Menambah ilmu, wawasan, pengalaman dan pemahaman peneliti mengenai
tari Nanggok di Kabupten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan
2. Pencipta
Memberikan gambaran mengenai hasil dari tari Nanggok, sehingga dapat
menjadi tolak ukur dalam penciptaan karya-karya seni sejenis selanjutnya.
3. Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ogan
Komering Ulu
Mendapatkan tambahan dokumentasi tentang tari Nanggok dan diharapkan
dapat mengupayakan pembinaan, pelestarian serta pengembangan tari
Nanggok sebagai tari kreasi kebanggaan masyarakat Ogan Komering Ulu.
4. Peneliti Lain
Penelitian ini untuk menambah acuan dalam wawasan di bidang seni budaya
Nusantara, khususnya tentang tari Nanggok yang berada di Kabupaten Ogan
Komering Ulu, Sumatera Selatan dan dapat dijadikan bahan pertimbanagn
untuk mengembangkan penelitian selanjutnya.
5. Jurusan Pendidikan Seni Tari UPI
Menambah khasanah pustaka (literature) pada Jurusan Pendidikan Seni Tari
UPI mengenai Tari kreasi di bidang seni Nusantara.

Candri MP Ramadhani, 2014


TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anda mungkin juga menyukai