Anda di halaman 1dari 2

Industri rumah tangga di Kampung Sanan awalnya hanya mempunyai satu jenis usaha

yaitu pembuatan tempe dimana hampir seluruh penduduk Kampung Sanan melakukan
pekerjaan ini sehingga produk ini menjadi ciri khas bagi kampung ini. Kampung Sanan sudah
dikenal sebagai penghasil tempe sejak tahun 1900-an (tanggal dan tahun pastinya tidak jelas
sama dengan awal berdirinya kampung ini karena tidak ada lagi narasumber yang bisa
menginformasikannya). Sebelum tahun 2000-an warga Kampung Sanan hanya memproduksi
tempe saja, yang dipasarkan ke semua pasar di Kota Malang dan Kabupaten Malang. Dalam
perkembangannya hingga sekarang, penduduk Kampung Sanan melakukan variasi usaha
dengan memproduksi keripik tempe. Ide pembuatan keripik tempe berawal dari banyaknya
tempe yang dijual tidak laku dan terbuang. Untuk mengatasi kerugian akibat tempe yang
tidak laku dan terbuang, masyarakat berinisiatif untuk mengolah tempe-tempe sisa tersebut
untuk dibuat keripik tempe yang ternyata laku dijual di pasaran. Pada perkembangannya,
produk ini kemudian menjadi salah satu produk unggulan Kota Malang, menjadi pilihan
wisatawan untuk dijadikan oleh-oleh.

Dalam pengembangan usahanya masyarakat kampung tempe Sanan melakukan


pemilikan atas tempat usaha dengan tiga cara, yaitu membeli tanah dan membangun,
menyewa rumah, dan memperluas rumah. Kecenderungan yang terjadi dalam memperluas
tempat usaha adalah mereka membeli tanah, karena kecil kemungkinan penduduk yang
umumnya pengusaha tempe menjual rumah mereka. Hal ini dikarenakan kampung Sanan
Tempe telah menciptakan image atas produk tempe yang berkualitas. Sedangkan bagi
penerus usaha industri tempe yang ikut melestarikan usaha ini, bagi yang belum mampu
masih menyewa, dan bagi yang sudah mampu mereka membangun tempat usaha di sekitar
orang tua mereka. Dengan berkembangnya industri tempe dan keripik tempe, maka
dibutuhkan banyak lahan untuk mengembangkan usaha degan membangun ruko.

Industri rumah tangga yang telah berkembang dapat merekrut karyawan yang berasal
dari masyarakat setempat sehingga dapat meminimalisir angka pengangguran. Setiap harinya
masyarakat selalu meningkatkan industrinya. Bahkan, mereka melakukan perubahan fungsi
hunian menjadi lebih banyak dipenuhi untuk kegiatan industri pada tempat tinggalnya untuk
mengembangkan industrinya. Pengembangan dilakukan dengan penambahan kapasitas
produksi, perubahan atau penambahan jenis usaha tempe ke keripik tempe dan membuka
toko atau kios. Khusus keripik tempe, setiap pengusaha dapat memperoduksi 30-50 kg
keripik tempe setiap harinya. Kedelai atau tempe yang digunakan untuk diolah menjadi
keripik tempe mencapai ± 30 ton setiap harinya.
Sebelum terbentuk sentra industri tempe dan keripik tempe Sanan, penduduk kampung
Sanan mayoritas bekerja sebagai peternak sapi, petani, dan pembuat tempe yang memiliki
keadaan ekonomi kurang sejahtera. Pada tahun 2002, masyarakat mulai berinisiatif
mengembangkan insdustri tempe menjadi industri keripik tempe yang menjadi ikon oleh-oleh
khas Kota Malang hingga saat ini. Dengan adanya sentra industri tempe dan keripik tempe
Sanan, masyarakat mulai beralih profesi menjadi pedagang keripik tempe dan mendirikan
ruko pada masing-masing rumah. Dengan terkenalnya kampung wisata tempe Sanan, terdapat
perubahan orientasi sosial budaya yaitu masyarakat yang mengadakan festival tempe untuk
mempromosikan sentra industri tempe di Kampung Sanan dengan memperkenalkan berbagai
olahan makanan yang berasal dari tempe. Festival tempe di Kampung Sanan yang baru
diadakan pada tahun 2019, rencananya akan menjadi event tahunan yang diadakan di
Kampung Sanan.

Anda mungkin juga menyukai