MODUL KUNING
KELOMPOK IV
FAKULTAS KEDOKTERAN
MAKASSAR
2019
DAFTAR ISI
I. SKENARIO
II. PEMBAHASAN
II. PEMBAHASAN
2.1. Kata Sulit dan Kata Kunci
2.1.1 Kata Sulit :
-
2.1.2 Kata Kunci :
1. Keluhan kulit dan mata berwarna kuning.
2. Pria usia 20 tahun.
3. Keluhan disertai demam, badan terasa lemah, nafsu makan menurun.,
dan urin berwarna teh tua.
4. Ekstremitas dan sclera tampak ikterus.
5. Suhu tubuh 38 C, denyut nadi 90x/I, frekuensi nafas 20x/I dan tekanan
darah 120/70 mmHg.
6. Dialami sejak 1 minggu yang lalu
2. 3. Learning Objectives
makrofag
Pelepasan
Pirogen endogen
prostaglandin
DEMAM
8. Jelaskan Fisiologi dari suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi napas, dan
tekanan darah!
a. Suhu Tubuh
Suhu adalah keadaan panas dan dingin yang diukur dengan
menggunakan termometer. Di dalam tubuh terdapat 2 macam suhu,
yaitu :
Suhu inti adalah suhu dari tubuh bagian dalam dan besarnya selalu
dipertahankan konstan, sekitar ± 1ºF (± 0,6º C) dari hari ke hari,
kecuali bila seseorang mengalami demam.
suhu kulit berbeda dengan suhu inti, dapat naik dan turun sesuai
dengan suhu lingkungan..
Bila dibentuk panas yang berlebihan di dalam tubuh, suhu kulit akan
meningkat. Sebaliknya, apabila tubuh mengalami kehilangan panas yang
besar maka suhu kulit akan menurun .
Suhu Tubuh Normal
Suhu tubuh yang normal adalah 36,5°C – 37,5°C. Pada pagi hari
suhu akan mendekati 35,5°C, sedangkan pada malam hari mendekati
37,7°C. Pengukuran suhu di rektum juga akan lebih tinggi 0,5°-l°C,
dibandingkan suhu mulut dan suhu mulut 0,5°C lebih tinggi
dibandingkan suhu aksila.
Bayi : 36,1-37,7 C
1 tahun : 37,7 C
6 tahun – dewasa : 37 C
Lansia : 36 C
b. Denyut Nadi
Kecepatan nadi
Frekuensi nadi
c. Frekuensi Napas
1. Usia
Balita memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan
orang dewasa. Semakin bertambah usia,maka intensitas
pernapasan akan semakin menurun
2. Jenis Kelamin
Laki-laki memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat daripada
perempuan.
3. Suhu Tubuh
Semakin tinggi suhu tubuh (demam) maka frekuensi pernapasan
akan semakin meningkat.
4. Posisi Tubuh
Frekuensi pernapasan akan meningkat saat berjalan atau berlari
dibandingkan dengan posisi diam. Frekuensi pernapasan pada
posisi berdiri akan lebih cepat dibandingkan pada posisi duduk.
5. Aktivitas
Semakin tinggi aktivitas, maka frekuensi pernapasan akan
semakin cepat.
d. Tekanan Darah
Definisi bilirubin
Bilirubin adalah pigmen berwarna kuning yang merupakan
produk utama dari hasil perombakan heme dari hemoglobin yang
terjadi akibat perombakan sel darah merah oleh sel retikuloendotel.
Selain sebagai hasil pemecahan eritrosit, juga di hasilkan dari
perombakan zat-zat lain.7
Metabolisme bilirubin
Proses metabolisme pemecahan heme sangatlah kompleks.
Setelah kurang lebih 120 hari, eritrosit diambil dan didegradasi oleh
sistem RES terutama di hati dan limpa. Sekitar 85% heme yang
didegradasi berasal dari eritrosit dan 15% berasal dari jaringan
ekstraeritroid. Bilirubin terbentuk akibat terbukannya cincin karbon-α
dari heme yang berasal dari eritrosit maupun ekstraeritroid.
Tahap awal proses degradasi heme dikatalisis oleh enzim
heme oksigenase mikrosom di dalam sel RE. Dengan adanya
NADPH dan O2, enzim ini akan menambahkan gugus hidroksil ke
jembatan metenil diantara dua cincin pirol, bersamaan dengan
oksidasi ion ferro (Fe+2) menjadi Fe+3(ferri). Oksidasi selanjutnya
oleh enzim yang menyebabkan pemecahan cincin porfirin. Ion ferri
dan dan CO di lepaskan, sehingga menyebabkan pembentukan
biliverdin yang berpigmen hijau. Biliverdin kemudian direduksi
sehingga membentuk bilirubin yang bewarna merah jingga. Bilirubin
dan turunannya bersama - sama disebut pigmen empedu.
Bilirubin hanya sedikit larut dalam plasma, sehingga diangkut
ke hati dengan berikatan dengan protein albumin secara nonkovalen.
Bilirubin teruarai dari molekul pembawa albumin dan masuk ke
dalam hepatosit, tempat bilirubin akan berikatan dengan protein
intrasel, terutama protein liganin. Di dalam hepatosit, kelarutan
bilirubin meningkat karena penambahan dua molekul asam
glukoronat. Reaksi ini dikatalisis oleh bilirubin glukoniltransferase
dengan menggunakan asam glukoronat UDP sebagai donor
glukoronat. Bilirubin diglukoronid ditransport secara aktif dengan
melawan gradien konsentrasi ke dalam kanalikuli biliaris dan
kemudian ke dalam empedu. Proses ini memerlukan energi,
merupakan tahapan yang membatasi laju dan rentan mengalami
gangguan pada penyakit hepar. Bilirubin yang tidak terkonjugasi
normalnya diekskresikan. Bilirubin diglukoronid dihidrolisis dan
direduksi oleh bakteri di usus untuk menghasilkan urobilinogen,
senyawa yang tidak bernyawa. Sebagian besar urobilinogen
dioksidasi oleh bakteri usus menjadi sterkobilin, memberi warna
coklat pada feses. Namun, beberapa urobilinogen direabsorbsi oleh
usus dan masuk ke dalam sirkulasi portal. Sebagian urobilinogen ini
berperan dalam siklus urobilinogen intrahepatik yang akan di uptake
oleh hepar kemudian diekskresikan kembali ke dalam empedu. Sisa
urobilinogen diangkut oleh darah ke dalam ginjal, tempat
urobilinigen diubah menjadi urobilin yang berwarna kuning dan
diekskresikan sehingga memberikan warna yang khas pada urin
1. Hiperbilirubinemia terkonjugasi
Terjadi bila lebih dari 50 % bilirubin dalam serum dalam
bentuk terkonjugasi. Menunjukkan kelainan distal dari system
konjugasi enzim hati, diasosiasikan dengan adanya bilirubin
dalam urine. Obstruksi saluran empedu yang menyebabkan
regurgitasi bilirubin yang berkonyugasi ke dalam sirkulasi
darah
2. Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi
Terjadi bila 80% atau lebih bilirubin dalam serum tak
terkonyugasi. Hal ini disebabkan oleh tiga mekanisme yaitu :
1. Produksi bilirubin yang berlebihan
kecepatan pemecahan sel darah merah sehingga
produksi bilirubin berlebihan
2. Penurunan pengambilan bilirubin oleh jaringan hati
Pengambilan bilirubin yang tak terkonyugasi yang
terikat albumin oleh sel-sel hati
3. Gangguan pada konyugasi bilirubin
Bilirubin dikonyugasi dalam Retikulum
Endoplasmatik Halus dari hepatosit melalui aktivitas
glukoronil transverase.
EGC.
7. Sherwood, Lauralee. 2014. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC.
Ed. 6. Hal. 716-717.
8. Guyton, A.C. Hall, J.E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed.9. Jakarta: EGC
9. Oktaviyanti, Nur Ade.”Metabolisme Bilirubin”.5 Mei 2015.
http://eprints.undip.ac.id/44111/3/Nur_Ade_Oktaviyanti_G2A009153_Bab2KTI
.pdf
10. Repository USU. “Ikterus”.5 Mei 2015.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41185/4/Chapter%20II.pdf
11. Harrisons principles of interna medicine 17th ed, 2008 pathopysiology the
biological basis for disease in adult and children 5th ed, 2006
12. Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Jakarta: EGC
13. Buku Ajar Patologi II Edisi 4. Robbins dan Kumar. ECG. Halaman 301-302