Anda di halaman 1dari 1

WOC ASMA

Pengertian
Asma adalah penyakit yang disebabkan oleh Komplikasi Nama: Ny. R
peningkatan respon dari trachea dan bronkus 1. Pneumothoraks Umur : 48 Tahun
Faktor Alergik : Faktor Intrinsik (Idiopatik) : terhadap bermacam-macam stimulasi yang 2. Pneumomediastinum Diagnosa medis : Asma
Muncul pada masa anak -anak: Muncul setelah usia 40 tahun, dengan penyebab :
ditandai dengan penyempitan bronkus atau 3. Atelektasis Keluhan utama : Klien mengeluh sesak nafas
bronkhiolus dan sekresi yang berlebih-lebihan 4. Status asmatikus Riwayat penyakit Sekarang:Klien masuk IGD pada
Riwayat keluarga yang mempunyai penyakit asma Tidak ditemukannya faktor pencetus dari kelenjar-kelenjar di mukosa bronchus
Riwayat penyakit atropik (demam, dermatitis) Faktor - faktor non-spesifik (latihan fisik, emosi
tanggal 07 Oktober 2019 dengan keluhan batuk
Protein dalam serbuk sari yang dihirup dan gaya hidup)
berdahak lebih kurang 1 minggu di sertai sesak
Bulu halus binatang Penatala nafas tiba-tiba
Alergi makanan ksanaan
Tanda dan Gejala 1. Farmakologis :
1. Batuk a. Pemberian Bronkodilator
2. Sesak napas b. Pemberian kortikosteroid injeksi
3. Dyspnea c. Pemberian kombinasi teoflin/aminofilin oral
Tubuh melepaskan histamin, SRA-A, ECT A (Easirophlic Chemotitrik Factor of Anaphylaksis) 4. Wheezing/ ronchi 2. Non-farmakologis
PENGKAJIAN
a. Edukasi
Terjadi reaksi antigen - antibody Pemeriksaan Penunjang b. Pemberian terapi O2
1. Airway : Tidak bebas disebabkan oleh
1. Rontgen thorax spasme bronkus
2. Breathing : RR : 32 x/menit,tidak teratur,
ASMA 2. CT-Scan
3. Pemeriksaan darah takipnea Wheezing (+), SPO2: 94 %,
3. Circulation : Tekanan darah klien : 160/90
NOC : mmHg, HR : 98 x/menit, S : 36,5 oC , Akral
Setelah diberikan tindakan dan asuhan keperawatan selama 1 x 6 jam dingin, CRT >3 detik,
Kontraksi otot - otot polos Peningkatan permeabilitas kapiler Peningkatan sekresi kelenjar mukosa diharapkan bersihan jalan nafas afektif dengan kriteria hasil :
4. Disability : Kesadaran klien composmentis
1. Bunyi napas terdengar bersih
dengan GCS E4V4M6, ukuran pupil isokor,
Bronkospasme Edema mukosa Peningkatan produksi mukus 2. Suara wheezing/ ronchi berkurang reflek cahaya positif.
3. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik,
Mempersempit saluran pernapasan Kesulitan bernapas 5. Eksposure
Bronkus menyempit irama napas, frekuensi pernapasan dalam rentang 20-24 x/menit)
Tidak terdapat jejas pada tubuh pasien
Sianotik MK : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Terdengar wheezing dan/ atau ronchi NIC :
Ventilasi tidak adekuat MK : Gangguan Pertukaran Gas 1. Buka jalan napas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2. Posisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi (posisi semi fowler)
Dipsnea 3. Identifikasi keperluan pemasangan alat jalan napas buatan
4. Auskultasi suara napas, catat adanya suara napas tambahan EVALUASI
NOC : 5. Monitoring pola pernapasan, frekuensi pernapasan, dan saturasi oksigen S:
MK : Pola nafas tidak efektif Setelah diberikana asuhan keperawatan selama 1 x 6 jam, 6. Berikan terapi O2 sesuai kebutuhan - Klien mengatakan tidak merasa sesak lagi.
diharapkan pertukaran gas membaik dengan kriteria hasil : 7. Kolaborasi pemberian bronkodilator dan/ atau ekspektoran - Klien mengatakan dahak bisa dikeluarkan
NOC : 1. Tidak terdapat tanda - tanda distress pernapasan 8. Lakukan suction pada mayo O:
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x6 jam 2. Tanda - tanda vital dalam rentang normal 9. Monitor status oksigen klien
diharapkan pola napas efektif dengan kriteria hasil : - Klien tidak tampak sesak nafas
1. Irama napas teratur NIC : - Tidak ada penggunaan otot pernafasan
2. Frekuensi nafas 20 - 24x/menit Airway Management : DS :- Klien meneluh sesak nafas - Irama pernafasan teratur
3. Suara napas tambahan seperti wheezing dan ronchi berkurang 1. Buka jalan napas menggunakan teknik chin lift atau jaw thrust - Suara wheezhing mulai berkurang
- Klien mengatakan batuk berdahak sejak 1 minggu yang - TD : 140/85 mmHg
4. TD : 120/80 mmHg 2. Posisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi (posisi semi fowler) lalu - Nadi : 82 x/menit
5. Nadi : 60 - 100 x/menit 3. Identifikasi perlunya pemasangan alat jalan napas buatan DO : - RR : 24x/menit
4. Pasang mayo (bila perlu) - Klien tampak sesak napas - Suhu : 36.6 C
NIC : 5. Auskultasi suara nafas tambahan - RR :32x/menit - SpO2 : 100%
Airway Management : 6. Lakukan suction pada mayo - SpO2: 94% - CRT kembali dalam 2 detik
1. Buka jalan napas menggunakan teknik chin lift atau jaw thrust 7. Kolaborasi pemberian bronkodilator (bila perlu)
- Sekret (+)
2. Posisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi (posisi semi fowler) 8. Atur intake cairan untuk mengoptimalkan keseimbangan
- Tampak batuk berdahak A : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas teratasi
3. Identifikasi perlunya pemasangan alat jalan napas buatan 9. Monitor respirasi dan status O2
4. Pasang mayo (bila perlu) Respiratory Monitoring
- klien tampak bernapas menggunakan cuping hidung dan otot
5. Auskultasi suara nafas tambahan 1. Monitor rata - rata kedalaman, irama, dan usaha respirasi P:
bantu pernapasan musculo sternokleidomastoideus
6. Lakukan suction pada mayo 2. Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, - Irama nafas: tidak teratur, cepat dan dangkal - Klien rawat jalan
7. Kolaborasi pemberian bronkodilator (bila perlu) retraksi otot supraclavicular dan intercostal - Jalan napas tampak tidak bebas karena spasme bronkus dan - Ajarkan Penkes batuk efektif
8. Atur intake cairan untuk mengoptimalkan keseimbangan 3. Monitor suara napas seperti dengkur - Anjurkan klien mengurangi makan
9. Monitor respirasi dan status O2 4. Monitor pola napas: bradipnea, takipnea, kussmaul, hiperventilasi, adanya sekret
- Auskultasi paru terdengar suara wheezing gorengan dan minuman dingin
Terapi Oksigen : cheyne stokes, biot
1. Bersihkan mulut, hidung dan sekret trakea 5. Catat adanya deviasi trakea
2. Pertahankan kepatenan jalan napas 6. Monitor kelelahan otot diafragma (gerakan paradoksis)
3. Berikan terapi oksigen 7. Auskultasi suara napas
4. Monitor aliran oksigen 8. Tentukan kebutuhan suction
5. Pertahankan posisi oksigen 9. Monitor saturasi O2
6. Observasi tanda - tanda hipo ventilasi Nama : Ria Surianti Syam
7. Monitor tanda - tanda vital (tekanan darah, frekuensi Nim : P1337420919018
napas, nadi dan saturasi oksigen) Stase : GADAR- KRITIS
8. Monitor suara paru Daftar Pustaka Ruang : IGD- ICU RSUD KRMT WONGSONEGORO
9. Monitor pola pernapasan abnormal
10. Monitor suhu, warna serta kelembaban kulit Boswick, John A. (2013). Perawatan Gawat Darurat. Jakarta: EGC
11. Monitor sianosis perifer Majid, Abdul. (2017). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
12. Monitor adanya crushing triad (tekanan nadi Gangguan Sistem Kardiovaskular. Yogyakarta : Pustaka Baru
melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
13. Identifikasi penyebab dari perubahan tanda vital
Manurung, Nixon. (2018). Aplikasi Asuhan Keperwatan Sistem
Kardiovaskuler.
NANDA. (2018). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikas. 2018-
2020, Edisi 11. Jakarta: ECG.

Anda mungkin juga menyukai