Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN

RANCANGAN PENGEMBANGAN ORGANISASI DUSUN KETAPANRAME

Penyusun:

Aldi Dwi M 141711133038


Ayu Puspitasari 151711913010
Elni Nainggolan 071711333103
Elvira Linda Sihotang 111711133103
Ihsan Fahmi Rofananda 011711133094
Jael Segah Mahamiano L. 021711133009
LuthfiaVionita 101711133053
Viviania Ramadeagi 061711133123
Ratna Dwiwati Ningtyas 051711133087
Sinto 031711133048
Yan Akbar Rizqi 121711233100

DUSUN KETAPANRAME,
DESA KETAPANRAME KECAMATAN TRAWAS
KABUPATEN MOJOKERTO
JAWA TIMUR
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….. 1

BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………... 2


1.2 Deskripsi Organisasi …………………………………………………………….. 2

BAB 2 : IDENTIFIKASI

2.1 Rumusan Masalah Organisasi …………………………………………………… 4


2.2 Faktor Internal …………………………………………………………………… 4
2.3 Faktor Eksternal …………………………………………………………………. 5
2.4 Faktor Pendukung ……………………………………………………………….. 5
2.5 Faktor Penghambat ……………………………………………………………… 6

BAB 3 : MAKSUD, TUJUAN, DAN MANFAAT

3.1 Maksud dan Tujuan …………………………….……………………………….. 7


3.2 Manfaat ………………………………………………………………………….. 7

BAB 4 : POLA PENGEMBANGAN ORGANISASI

4.1 Arah Pengembangan …………………………………………………………….. 8


4.2 Bidang yang Dikembangkan ……………….……………………………………. 8
4.3 Bentuk Pengembangan …………………………………………………………... 9
4.4 Teknik Pengembangan …………………………………………………………... 9

LAMPIRAN FOTO KEGIATAN ………………………………………………………. 10

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dusun Ketapanrame merupakan salah satu dusun yang terletak di Kecamatan
Trawas, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur. Topografi ketinggian desa ini
adalah berupa pegunungan, yaitu sekitar 700 – 1.200 meter di atas permukaan air laut.
Berdasarkan keadaan geografis desa, curah hujan rata-rata mencapai 3.000 mm dengan
suhu antara 18° – 25° C, yang menjadikan dusun Ketapanrame sebagai sasaran para
pemilik modal untuk membeli tanah-tanah milik masyarakat desa untuk dijadikan
perumahan, villa dan hotel.
Berdasarkan data administrasi pemerintahan Dusun Ketapanrame tahun 2010,
jumlah penduduknya adalah 4.946 orang dengan jumlah 1.548 kepala keluarga dengan
luas wilayah 346,460 hektar. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian dalam
perdagangan, baik kecil maupun sedang.
Jarak tempuh dusun Ketapanrame ke Kecamatan Trawas yaitu sekitar 4
kilometer, sedangkan jarak ke Kabupaten Mojokerto adalah sekitar 40 kilometer.
Secara adminstratif, dusun Ketapanrame dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga. Di
sebelah utara berbatasan dengan Desa Kesiman. Di sebelah barat berbatasan dengan
Desa Trawas. Di sisi selatan berbatasan dengan hutan, sedangkan di sisi timur
berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan. Di dusun tersebut terdapat 8 RW dan 21 RT.
Mayoritas mata pencaharian para penduduk Dusun Ketapanrame adalah peternak,
petani, dan aparatur sipil negara.

1.2 Deskripsi Organisasi


Di Dusun Ketapanrame, terdapat berbagai macam organisasi yang dibawahi
seperti paguyuban tani, paguyuban LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan), dan
paguyuban seni.
Paguyuban tani adalah sekumpulan tani yang mengolah sumber daya alam yang
berada di Dusun Ketapanrame dengan cara bercocok tanam dengan komoditas utama
kopi, porang, ashitaba dan sayur-sayuran. Merupakan paguyuban terbesar di dusun

2
Ketapanrame dengan sistem organisasi yang jelas dengan perangkat badan pengurus
harian.
Paguyuban LMDH merupakan paguyuban yang berfokus terhadap peningkatan
sumber daya yang berada di hutan ketapanrame, yang . Tugas utama dari LMDH adalah
melaksanakan upaya-upaya untuk meningkatkan potensi semua warga pada umumnya
dan anggota lembaga khususnya untuk berperan serta secara aktif dalam pembangunan
hutan yang berkelanjutan.
Paguyuban Seni adalah sekumpulan warga Dusun Ketanpanrame yang memiliki
kesukaan pada satu bidang yang sama yaitu seni. Salah satu seni yang diandalkan di
paguyuban dusun Ketapanrame adalah seni Bantengan. Seni Bantengan
yang telah lahir sejak jaman kerajaan jaman Mpu Sindok (situs candi Jago –
Tumpang) sangat erat kaitannya dengan Pencak Silat. Karena gerakan tari yang
dimainkan mengadopsi dari gerakan Kembangan Pencak Silat. Tidak aneh memang,
sebab pada awalnya Seni Bantengan adalah unsur hiburan bagi setiap pemain
Pencak Silat setiap kali selesai melakukan latihan rutin. Setiap grup Bantengan
minimal mempunyai 2 Bantengan seperti halnya satu pasangan yaitu Bantengan jantan
dan betina. Permainan kesenian bantengan dimainkan oleh 2 orang yang berperan
sebagai kaki depan sekaligus pemegang kepala bantengan dan pengontrol tari
bantengan serta kaki belakang yang juga berperan sebagai ekor bantengan.

3
BAB 2

IDENTIFIKASI

2.1 Rumusan Masalah Organisasi


Masalah yang ada di Dusun Ketapanrame adalah:

a. Bagaimana cara untuk memperbaiki struktur organisasi beserta tupoksinya?


b. Bagaimana cara mengoptimalkan sistem manajerial yang baik antara mitra
kerja dengan paguyuban?

2.2 Faktor Internal

2.2.1. Kekuatan (Strength)

Kekuatan yang dimiliki oleh Dusun Ketapenrame adalah:

1. Kepala desa memiliki kemauan dan rasa peduli dalam mengayomi


warga.
2. Terdapat beberapa warga dusun yang telah menempuh pendidikan tinggi
untuk membantu mengembangkan potensi di dusun.
3. Sudah ada paguyuban di tingkat RT / RW dengan manajemen
organissasi yang baik.
4. Alur mekanisme keuangan di paguyuban dikelola secara mandiri untuk
memenuhi kebutuhan anggota paguyuban itu sendiri.
5. Adanya relasi antar paguyuban
6. Pengirigasian sudah terfasilitasi

2.2.2. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan yang dimiliki oleh Dususn Ketapenrame adalah:


1. Kepala Dusun tidak memiliki visi dan misi yang jelas dan terdefinisi.
2. Kinerja beberapa paguyuban kurang optimal.
3. Minat warga terhadap kegiatan edukasi / penyuluhan pengembangan
dusun masih rendah.
4. Perangkat Dusun yang tidak jelas.
5. Tidak adanya pengelola keuangan tingkat dusun.

4
6. Warga tidak bisa memanfaatkan bantuan yang telah diberikan oleh
kemitraan
7. Tidak adanya pembagian tugas yang jelas
8. Alat produksi yang ada tidak digunakan secara maksimal

2.3. Faktor Eksternal

2.3.1. Peluang (Opportunity)


Adapun peluang yang masih dapat dikembangkan di Dusun Ketapanrame
adalah:
1. Adanya edukasi / penyuluhan tentang pengembangan dusun dari
eksternal.
2. Perusahaan yang ingin membantu paguyuban
3. Bantuan dari perusahaan dan pemerintah
4. Adanya edukasi pemanfaatan teknologi dari eksternal dusun

2.3.2. Ancaman (Threat)


Ancaman yang perlu diantisipasi di Dusun Ketapanrame adalah:
1. Inkonsistensi peraturan Pemerintah mengenai masa jabatan Kepala
Dusun.
2. Ketidakmampuan perusahaan lokal untuk bersaing dengan perusahaan
asing.
3. Inkonsistensi peraturan Pemerintah mengenai masa jabatan Kepala
Dusun.
4. Tidak tersedianya dana insidensial
5. Rawan monopoli perdagangan oleh perusahaan yang menjalin kemitraan
6. Terjadinya kerusakan alat jika tidak digunakan dalam jangka waktu
tertentu

2.4 Faktor Pendukung


Beberapa faktor pendukung yang dapat meningkatkan pengembangan
organisasi di Dusun Ketapenrame adalah:
1. Adanya perangkat dusun yang berkomitmen dan berkompeten dalam mengurus
organisasi

5
2. Adanya kerja sama yang baik antara masyarakat dusun dan perangkat dusun
3. Adanya perhatian dari Kepala Desa yang mampu mengoordinasikan antar dusun
4. Adanya transfer of knowledge melalui sosialisasi dan bentuk lain yang menghasilkan
masyarakat yang berdaya untuk mengelola SDA di lingkungannya
5. Adanya relasi yang baik dan saling menguntungkan antar paguyuban
6. Meningkatnya minat perusahaan luar untuk memberi bantuan alat produksi atau
dukungan lain pada perangkat Dusun Ketapanrame

2.5 Faktor Penghambat


1. Dusun Ketapanrame tidak memiliki struktur organisasi yang jelas dan juga visi misi
yang belum terkonsep serta terdefinisi dengan baik.
2. Kinerja yang ada pada beberapa sub bagian paguyuban masih kurang optimal
dikarenakan kurang baiknya proses pengelolaan usaha tersebut.
3. Minat warga terhadap kegiatan edukasi / penyuluhan pengembangan dusun masih
belum terlalu tinggi dikarenakan latar belakang masyarakat yang kurang up to date
terhadap infomasi perkembangannya.
4. Tidak adanya pengelola keuangan tingkat dusun sehingga perputaran keuangan hanya
dikelola oleh sub bagian paguyuban saja.
5. Warga tidak bisa memanfaatkan bantuan yang telah diberikan oleh kemitraan dengan
baik.
6. Alat produksi yang ada tidak digunakan secara maksimal. Hal ini dikarenakan
masyarakat kurang memahami mekanisme penggunaan dari alat produksinya.
7. Inkonsistensi peraturan Pemerintah mengenai masa jabatan Kepala Dusun. Hal
tersebut dapat menghambat adanya regenerasi di masa yang akan datang dan membuat
arah gerak dari organisasi tersebut monoton atau tidak adanya perubahan pola pikir
kepemimpinan.
8. Ketidakmampuan perusahaan lokal untuk bersaing dengan perusahaan asing
dikarenakan harga jual pemasaran yang kurang menguntungkan.
9. Tidak tersedianya dana insidensial. Hal ini dapat membahayakan apabila terjadi
permasalahan yang besar terkait kebutuhan uang pendanaan namun tidak teratasi
karena tidak adanya dana simpanan.
10. Rawan monopoli perdagangan oleh perusahaan yang menjalin kemitraan
11. Terjadinya kerusakan jika tidak digunakan dalam jangka waktu tertentu pada alat
produksi dan alat pengolahan hasil pertanian dan perkebunan.

6
BAB 3

MAKSUD, TUJUAN, DAN MANFAAT

3.1 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan Rancangan Pengembangan Organisasi (RPO) adalah:
a. Mampu menyelesaikan permasalahan struktural organisasi di lingkup dusun
Ketapanrame untuk meningkatkan kinerja organisasi dusun
b. Mampu mengoptimalkan sistem manajerial yang baik antara mitra kerja dengan
paguyuban
3.2 Manfaat
Manfaat Rancanga Pengembangan Organisasi (RPO) ini dapat dibedakan menjadi
2, yaitu:
a. Bagi Praktisi Akedemisi
 Mahasiswa menjadi tahu bagaimana menyusun tujuan organisasi menjadi jelas
dan terarah.
 Mahasiswa menjadi mengerti apabila nantinya mendirikan suatu organisasi
maka seluruh bagian yang ada di dalam organisasi akan bekerja ke arah tujuan
yang sama.
 Mahasiswa paham ketika dalam organisasi dapat menganalisis hambatan dan
peluang yang akan muncul.
 Mahasiswa bisa lebih efisien dan efektif dalam melakukan pekerjaan ketika di
dalam organisasi.
b. Bagi Perangkat Dusun
 Meningkatkan fungsi manajemen organisasi
 Mengoptimalkan produksi yang sudah ada

7
BAB 4

POLA PENGEMBANGAN ORGANISASI

4.1 Arah Pengembangan

Arah pengembangan organisasi merupakan penentuan cara pendekatan terhadap


perubahan dan perkembangan organisasi yang bersifat jangka panjang dan jangka pendek,
secara lebih luas ruang lingkupnya dengan tujuan untuk menggerakkan seluruh organisasi ke
arah tingkat fungsional yang lebih tinggi.

1. Jangka Pendek
1) Membuat Visi dan Misi untuk Dusun Ketapanrame dengan membuat suatu forum
yang dihadiri oleh Kepala Dusun, Perwakilan dari setiap paguyuban, dan warga.
2) Membentuk struktur Perangkat Dusun terutama kepengurusan inti yang jelas dan
tertulis di Dusun Ketapanrame.
3) Membentuk Koordinator Paguyuban yang tugasnya monitoring dan controlling
setiap paguyuban yang ada di Dusun Ketapanrame.
4) Memberikan edukasi dan pelatihan khususnya tentang pertanian untuk menunjang
hasil produksi hasil tani di Dusun Ketapanrame.

2. Jangka Panjang
1) Memberikan dan meningkatkan edukasi terkait digitalisasi untuk menunjang
pemasaran dan bersaing dengan perusahaan lokal dan asing.
2) Perawatan sarana dan prasarana untuk menunjang produksi di Dusun Ketapanrame
secara berkala.
3) Optimalisasi sarana dan prasarana yang turun atau diberikan dari anggaran dana
desa.

4.2 Bidang yang Dikembangkan


1. Sumber Daya Manusia
2. Ekonomi
3. Teknologi / Internet of Things
4. Sarana dan Prasarana

8
4.3 Bentuk Pengembangan
1. Sumber Daya Manusia
Membentuk tim penyuluhan dan edukasi.
2. Ekonomi
Membentuk kembali koperasi dusun untuk meningkatkan finansial warga dusun.
3. Teknologi / Internet of things
Pembentukan tim pemasaran digital untuk memperluas jaringan mitra kerja.
4. Sarana dan prasarana
Melakukan perawatan sarana prasaran secara berkala.

4.4 Teknik Pengembangan

1. Mengadakan simpan pinjam dana atau koperasi untuk warga dusun dalam
mengembangkan produksi dan mengatur dana keluar dan masuk.
2. Menjalin kerjasama dengan stakeholder terkait sesuai dengan bidangnya.
3. Melakukan pendidikan dan pelatihan dasar terkait ilmu-ilmu marketing di dunia maya.
4. Melakukan integrasi kegiatan terkait sosial media dengan stakeholder terkait.
5. Membuat SOP peminjaman dan pencatatan inventaris setiap satu bulan sekali.

9
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN

10

Anda mungkin juga menyukai