Anda di halaman 1dari 19

PERAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DALAM

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA OENAEM


KECAMATAN BIBOKI SELATAN KABUPATEN
TIMOR TENGAH UTARA

JURNAL ILMIAH

OLEH

JEFRIANUS NAINABU
NPM : 22190272

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TIMOR
KEFAMENANU
2023
PERAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DALAM PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DI DESA OENAEM KECAMATAN BIBOKI SELATAN
KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA

Jefrianus Nainabu1, Aplonia Pala2, Fidelis Atanus3

Universitas timor, kefamenanu, jefrianusnainabu1998@gmail.com


Universitas timor, kefamenanu, aploniamonteiro@gmail.com
Universitas timor, kefamenanu, Atanus@gmail.com

ABSTARAK

Masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Peran Badan Usaha Milik Desa
( BUMDes) dalam pemberdayaan masyarakat Desa Oenaem, Kecamatan Biboki Selatan,
Kabupaten Timor Tenggah Utara. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Peran Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes) didalam pemberdayaan masyarakat Desa Oenaem, Kecamatan
Biboki Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara. Penelitian ini menjadikan penegelola
BUMDes, masyarakat dan pemerintah desa sebagai informen. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, hasil penelitian menunjukan bahwa Peran
sebagai alat komonikasi, peran komonikasi BUMDes Oenaem tidak sesuai yang diharapkan
karena sosialisasi dari BUMDes oenaem tentang manfaat BUMDes hanya dilakukam satu
kali saja yaitu pada awal pembentukan BUMDes. Dan tidak ada komonikasi tingkat desa
mengenai suatu masalah untuk dipecahkan bersama anatara BUMDes Oenaem, Pemdes
dan masyarakat. Peran sebagai terapi, peran sebagai terapi dalam BUMDes Oenaem
terhadap masyarakat dikatakan baik. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan jawaban informen
yang mengatakan bahwa BUMDes Oenaem telah berhasil membangun kepercayaan
masyarakat dengan cara menjadikan masyarakat sebagi anggota BUMDes Oenaem
mengingat masyarakat adalah komponen utama dalam pencaipain BUMDes Oenaem. Peran
sebagai suatu kebijakan, peran BUMDes Oenaem sebagai kebijakan dalam memberdayakan
masyarakat sudah baik dapat dilihat dari kebijakan yang ada mampu menguranggi
pengangguran di desa Oenaem. Akan tetapi dalam meningkatkan evektivitas pengelolaan
BUMDes Oenaem perlu adanya suatu kebijakan utuk melakukan pelatihan khusus para
pengelola BUMDes Oenaem mengenai tugas dan fungsi BUMDes serta pelatihan
pengelolaan program progam yang ada. Peran sebagai penganut strategi, peran sebagai
penganut strategi BUMDes Oenaem sudah tepat namun kurangnya kesadaran dari
masyarakat dalam mendukung BUMDes Oenaem. Peran sebagai alat penyesaian sengketa,
peran sebagai alat penyelesaian sengketa dari BUMDes Oenaem kurang maksimal karena
kurangnya kerja sama antara pemdes dan masyarakat dalam menyelesaikan masalah.
Dimana BUMDes tidak memberi ruang kepada pemdes dan masyarat untuk memberikan
kritik dan saran

Kata Kunci: Peran, Badan, Usaha, Pemberdayaan.

1
ABSTRACT

The problem in this research is the role of Village-Owned Enterprises (BUMDes) in


empowering the community of Oenaem Village, Biboki Selatan District, North Timor Tenggah
Regency. The aim of the research is to determine the role of Village-Owned Enterprises
(BUMDes) in empowering the community of Oenaem Village, South Biboki District, North
Central Timor Regency. This research uses BUMDes managers, the community and village
government as informants. Data collection techniques use observation, interviews and
documentation. The research method used in this research is descriptive qualitative, the
results of the research show that the role as a communication tool, the communication role of
BUMDes Oenaem is not as expected because the socialization from BUMDes Oenaem about
the benefits of BUMDes was only carried out once, namely at the beginning of the formation
of BUMDes. And there is no communication at the village level regarding a problem to be
resolved jointly between BUMDes Oenaem, the Village Government and the community. The
role as therapy, the role as therapy in BUMDes Oenaem is said to be good for the
community. This can be proven by the informant's answer who said that BUMDes Oenaem
has succeeded in building public trust by making the community members of BUMDes
Oenaem considering that it is the main component in achieving BUMDes Oenaem. The role
as a policy, the role of BUMDes Oenaem as a policy in empowering the community can be
seen well from the policies that are able to reduce poverty in Oenaem village. However, in
order to increase the effectiveness of Oenaem BUMDes management, there needs to be a
policy to carry out special training for Oenaem BUMDes managers regarding the duties and
functions of BUMDes as well as training on existing program management programs. The
role as a strategy adherent, the role as an adherent to the Oenaem BUMDes strategy is
appropriate but there is a lack of public awareness in supporting Oenaem BUMDes. In its role
as a tool for resolving peace, the role as a tool for resolving Oenaem's BUMDes is less than
optimal due to the lack of cooperation between the village government and the community in
resolving problems. Where BUMDes does not provide space for the village government and
the community to provide criticism and suggestions

Keywords: Role, Agency, Business, Empowerment.


PENDAHULUAN pembangunan nasional. Bertitik tolak
Pembangunan nasional bertujuan pada pembangunan tersebut, maka
untuk mewujudkan masyarakat adil dan pemerintah dan rakyat Indonesia
makmur yang merata material dan mempunyai kewajiban untuk menggali,
spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD mengolah dan membina kekayaan alam
RI 1945 dalam wadah Negara Kesatuan tersebut guna mencapai masyarakat yang
Republik Indonesia yang merdeka, adil dan makmur sesuai dengan Undang
bersatu, berkedaulatan rakyat. Titik berat Undang Dasar 1945 Pasal 33.
pembangunan diletakkan pada bidang Hal ini merupakan sebuah
ekonomi yang merupakan penggerak konsekuensi logis bagi bangsa Indonesia
utama pembangunan seiring dengan yang memang sebagian besar
kualitas sumber daya manusia dan penduduknya hidup di daerah pedesaan
didorong secara saling memperkuat, yang mencapai 70% dari keseluruhan
saling terkait dan terpadu dengan penduduk di Indonesia.Sehingga titik
pembangunan bidang-bidang lainnya sentral pembangunan adalah daerah
yang dilaksanakan selaras, serasi dan pedesaan. Arti penting pembangunan
seimbang guna keberhasilan pedesaan adalah bahwa dengan
pembangunan di bidang ekonomi dalam menempatkan desa sebagai sasaran
rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan, usaha untuk mengurangi

2
berbagai kesenjangan pendapatan, dalam masyarakat. Dimana masyarakat
kesenjangan kaya dan miskin, desa ternyata lebih memilih bergabung
kesenjangan desa dan kota akan dapat dan aktif menjadi anggota lembaga
lebih diwujudkan. kemasyarakatan, dalam hal ini adalah
Dibentuk berbagai institusi lokal Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
atau lembaga kemasyarakatan oleh Pemerintah juga diharapkan
Pemerintah semisal LKMD, PKK, dapat menciptakan iklim usaha yang
Klompencapir, Kelompok Tani dan mendorong perkembangan Perekonomian
lembaga kemasyarakatan lainnya, secara sehat, baik dalam meningkatkan
sebagai akibat dari masuknya program kesejahteraan anggota dan masyarakat
pembangunan ke pedesaan demi disekitarnya, maupun turut serta dalam
percepatan pelaksanaan pembangunan membangun system perekonomian
pedesaan, serta di berlakukannya sistem nasional. sebagai organisasi ekonomi,
birokrasi modern secara nasional perkembangan Badan Usaha Milik Desa
(Suyanto:1996). Selama ini di desa telah (BUMDes) tidak mungkin dapat
ada seperangkat lembaga-lembaga yang dilepaskan dari kondisi persaingan yang
muncul dan timbul dari inisiatif masyarakat dihadapinya dengan pelaku-pelaku
setempat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi yang lain. Menurut data
hidup yang harus dipenuhinya. Umumnya Kementerian Negara Pembangunan
lembaga-lembaga lokal ini masih bersifat Daerah Tertinggal (KPDT; 2009), terdapat
sangat tradisional dengan berbagai 38.232 (54,14 persen) kategori desa maju,
kekurangan-kekurangan yang ada dari yang terdiri dari 36.793 (52,03 persen)
segi organisasi/kelembagaan modern. kategori maju dan 1.493 (2,11 persen)
Padahal disisi lain pemerintah sebagai kategori amat maju. Sementara itu, desa
Stakeholder dari program pembangunan tertinggal berjumlah 32.379 (45,86
sangat memerlukan lembaga yang sangat persen) yang terdiri dari 29.634 (41,97
mumpuni untuk menjadi wadah/saluran persen) kategori tertinggal dan 2.745
pembangunan bahkan sarana paling tepat (3,89 persen) kategori amat tertinggal.
untuk percepatan pembangunan Desa tertinggal adalah desa yang
pedesaan. belum dapat dilalui mobil, belum ada
Dengan berpijak pada realita sarana kesehatan, belum ada pasar
semacam inilah maka pemerintah pun permanen, dan belum ada listrik. Ratarata
mengeluarkan kebijakan mengenai keluarga miskin di desa tertinggal adalah
perlunya pembentukan lembaga 46,44 persen dan Indeks Pembangunan
kemasyarakatan modern dalam rangka Nasional (IPN) desa tertinggal sebesar
pelaksanaan pembangunan di pedesaan 66,46 persen. Data ini berbicara, hampir
dengan pertimbangan, bahwa lembaga separuh desa di Indonesia tertinggal.
kemasyarakatan modernnyang dibuat Tentu, peningkatan alokasi anggaran ke
pemerintah yang memang dirancang daerah dari tahun ke tahun seharusnya
secara khusus untuk kegiatan mampu mengurangi jumlah desa
pembangunan akan lebih memberikan tertinggal.Namun, stimulus desentralisasi
peluang besar guna keberhasilan fiscal kurang optimal berjalan untuk
pembangunan itu sendiri dari pada membangun basis perekonomian didesa
pemerintah menggunakan lembaga guna meningkatnya kesejahteraan
kemasyarakatan yang sudah ada yang masyarakat desa.
umumnya bercorak kultural, agamis dan Memang pengembangan basis
tradisional. Fenomena tentang ekonomi di pedesaan sudah semenjak
keberadaan Lembaga kemasyarakatan lama dijalankan oleh Pemerintah melalui
tradisional yang demikian ini adalah bukan berbagai program.Namun upaya itu belum
hanya merupakan sebuah kebetulan saja, membuahkan hasil yang memuaskan
akan tetapi sudah menjadi realita umum di sebagaimana diinginkan

3
bersama.Terdapat banyak faktor yang diperlukan langkah strategis dan taktis
menyebabkan kurang berhasilnya guna mengintegrasikan potensi,
program-program tersebut.Salah satu kebutuhan pasar, dan penyusunan desain
faktor yang paling dominan adalah lembaga tersebut ke dalam suatu
intervensi Pemerintah terlalu besar, perencanaan. Disamping itu, perlu
akibatnya justru menghambat daya memperhatikan potensi lokalistik serta
kreativitas dan inovasi masyarakat desa dukungan kebijakan (goodwill) dari di
dalam mengelola dan menjalankan mesin atasnya (supra desa) untuk mengeliminir
ekonomi di pedesaan.Sistem dan rendahnya surplus kegiatan ekonomi desa
mekanisme kelembagaan ekonomi di disebabkan kemungkinan tidak
pedesaan tidak berjalan efektif dan berkembangnya sektor ekonomi di
berimplikasi pada ketergantungan wilayah pedesaan. Sehingga integrasi
terhadap bantuan Pemerintah sehingga sistem dan struktur pertanian dalam arti
mematikan semangat kemandirian. luas, usaha perdagangan, dan jasa yang
Badan usaha ini sesungguhnya terpadu akan dapat dijadikan sebagai
telah diamanatkan di dalam UU No.32 pedoman dalam tata kelola lembaga.
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004
Daerah (bahkan oleh undang-undang tentang Pemerintahan Daerah pada Pasal
sebelumnya, UU 22/1999) dan Peraturan 213 ayat (1) disebutkan bahwa “Desa
Pemerintah (PP) no. 71 Tahun 2005 dapat mendirikan badan usaha milik desa
Tentang Desa. Pendirian badan usaha sesuai dengan kebutuhan dan potensi
tersebut harus disertai dengan upaya desa”. Substansi UU ini menegaskan
penguatan kapasitas dan didukung oleh tentang janji pemenuhan permintaan
kebijakan daerah (Kabupaten/Kota) yang (demand compliance scenario) dalam
memfasilitasi dan melindungi usaha ini konteks pembangunan tingkat
dari ancaman persaingan para pemodal desa.Logika pendirian BUMDes
besar. Mengingat badan usaha ini didasarkan pada kebutuhan dan potensi
merupakan lembaga ekonomi baru yang desa, sebagai upaya peningkatan
beroperasi di pedesaan dan masih kesejahteraan masyarakat.Berkenaan
membutuhkan landasan yang kuat untuk dengan perencanaan dan pendiriannya,
tumbuh dan berkembang. Pembangun BUMDes dibangun atas prakarsa (inisiasi)
landasan bagi pendirian BUMDes adalah masyarakat, serta mendasarkan pada
Pemerintah. prinsip-prinsip kooperatif, partisipatif,
BUMDes dalam (‘user- owned, user-benefited, and user-
operasionalisasinya ditopang oleh controlled’), transparansi, emansipatif,
lembaga moneter desa (unit pembiayaan) akuntable, dan sustainable dengan
sebagai unit yang melakukan transaksi mekanisme member-base dan self-
keuangan berupa kredit maupun help.Dari semua itu yang terpenting
simpanan.Jika kelembagaan ekonomi adalah bahwa pengelolaan BUMDes
kuat dan ditopang kebijakan yang harus dilakukan secara profesional dan
memadai, maka pertumbuhan ekonomi mandiri.
yang disertai dengan pemerataan Di Nusa Tenggara Timur upaya
distribusi aset kepada rakyat secara luas menjadikan desa sebagai basis
akanmampu menanggulangi berbagai penguatan ekonomi lokal dengan
permasalahan ekonomi di mengembangkan BUMDes sudah
pedesaan.Tujuan akhirnya, BUMDes berlangsung sejak disahkannya peraturan
sebagai instrumen merupakan modal tentang BUMDes itu sendiri.Hampir setiap
sosial (social capital) yang diharapkan kabupaten diwilayah Nusa Tenggara
menjadi prime over dalam menjembatani Timur.Pendirian BUMDes sendiri
upaya penguatan ekonomi di pedesaan. disesuaikan dengan karakteristik lokalitas
Untuk mencapai kondisi tersebut dan kapasitas ekonomi desa yang ada,

4
misalnya pengelolaan pasar desa, wisata gagasan baru tentang lembaga ekonomi
desa, kegiatan simpan-pinjam, yang memiliki dua fungsi yakni bersifat
pengembangan kerajinan masyarakat dan sosial dan komersial. Dengan tetap
sebagainya.Upaya mewujudkan konsep berpegang teguh pada karakteristik desa
pendirian BUMDes, dirintis dengan jalan dan nilai-nilai yang hidup dan dihormati.
mengoptimalkan kapasitas dan kegiatan Maka persiapan yang dipandang paling
ekonomi yang sudah berjalan dan dikelola tepat adalah berpusat pada sosialisasi,
desa. pendidikan, dan pelatihan kepada pihak-
BUMDes yang merupakan pilar pihak yang berkepentingan terhadap
kegiatan ekonomi di desa yang berfungsi peningkatan standar hidup masyarakat
sebagai lembaga sosial (social institution) desa (Pemerintah Desa, BPD, tokoh
dan komersial (commercial institution). masyarakat/ketua suku, ketua-ketua
BUMDes sebagai lembaga sosial berpihak kelembagaan di pedesaan).
kepada kepentingan masyarakat melalui Salah satu kabupaten di Nusa
kontribusinya dalam penyediaan Tenggara Timur yang telah mendirikan
pelayanan sosial. Sedangkan sebagai BUMDes adalah Kabupaten Timor
lembaga komersial bertujuan mencari Tengah Utara, yang di amanatkan dalam
keuntungan melalui penawaran Undang-Undan Nomor 23 tahun 20014,
sumberdaya lokal (barang dan jasa) ke Kabupaten Timor Tengah. Pembentukan
pasar. Dalam menjalankan usahanya dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa
prinsip efisiensi dan efektifitas harus (BUMDes). Keberadaan BUMDes yang
selalu ditekankan. BUMDes sebagai sudah ditetapkan dalam Perda Kabupaten
badan hukum, dibentuk berdasarkan tata Timor Tengah Utara tersebut diharapkan
perundang-undangan yang berlaku, dan Pemerintah Desa dapat memahami
sesuai dengan kesepakatan yang tentang pembentukan dan pengelolaan
terbangun di masyarakat desa. Dengan BUMDes, sehingga dapat dijadikan
demikian, bentuk BUMDes dapat beragam sebagai penggerak perekonomian
di setiap desa di Indonesia. Ragam masyarakat desa dan diharapkan dapat
bentuk ini sesuai dengan karakteristik meningkatkan kesejahteraan masyarakat
lokal, potensi, dan sumber daya yang desa, khususnya desa tertinggal atau
dimiliki masing-masing desa. Pengaturan desa yang tingkat perekonomiannya
lebih lanjut tentang BUMDes diatur rendah.
melalui Peraturan Daerah (Perda). Harapan Pemerintah Kabupaten
Selanjutnya tugas dan peran Timor Tengah Utara yaitu adanya
Pemerintah adalah melakukan sosialisasi pembentukan dan pengelolaan BUMDes
dan penyadaran kepada masyarakat desa disetiap desa yang ada di Kabupaten
melalui pemerintah provinsi dan/atau Timor Tengah Utara belum bisa sesuai
pemerintah kabupaten tentang arti penting dengan yang diharapkan, karena
BUMDes bagi peningkatan kesejahteraan kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh
masyarakat. Melalui pemerintah desa Pemerintah Kabupaten Timor Tengah
masyarakat dimotivasi, disadarkan dan Utara Kepada Pemerintah Desa tentang
dipersiapkan untuk membangun pembentukan dan pengelolaan BUMDes.
kehidupannya sendiri. Pemerintah Hanya terdapat beberapa desa yang
memfasilitasi dalam bentuk pendidikan membentuk dan mengelola BUMDes
dan pelatihan dan pemenuhan lainnya Kecamatan Biboki Selatan, Kabupaten
yang dapat memperlancar pendirian Timor Tengah Utara menjadikan BUMDes
BUMDes. Selanjutnya, mekanisme sebagai penggerak perekonomian
operasionalisasi diserahkan sepenuhnya masyarakat desa dan diharapkan dapat
kepada masyarakat desa. Untuk itu, meningkatkan kesejahteraan masyarakat
masyarakat desa perlu dipersiapkan desa. Peran Pemerintah Desa adalah
terlebih dahulu agar dapat menerima membangun relasi dengan masyarakat

5
untuk mewujudkan pemenuhan Standar kepada kepala unit usaha penampungan
Pelayanan Minimal (SPM), sebagai hasilpertanian/hutan BUMDes Oenaem
bagian dari upaya pengembangan dengan harga standar pasar atau
komunitas (development based hargayang baik. BUMDes Oenaem tdak
community) desa yang lebih berdaya. menarik untung besar karena tujuanya
Desa Oenaem, Kecamatan Biboki untuk menolong masyarakat. BUMDes
Selatan, Kabupatan Timor Tengah Utara Oenaem juga bekerja sama dengan agen
merupakan salah satu desa yang telah penampung sehingga hasil
membentuk Badan Usaha Milik Desa pertanian/hutan dapat dijual langusng ke
(BUMDes) sebagai salah satu upaya agen dengan harga standar pasar
pemberdayaan masayarakat. sehingga dapat meningkatkan
Badan Usaha Milik desa tersebut pendapatan asli daerah (PAD) bagi desa
maka Desa Oenaem secara resmi telah Oenaem.
membentuk Badan Usaha Milik Desa Kedua, usaha jasa loket resmi
(BUMDes) Oenaem pada tahun 2017 berupa penjualan pulsa handphone dan
dengan modal awal Rp 50.000.000.00 pulsa listrik yang lebih murah dari kios
(lima puluh juta rupiah) yang menjalankan kios yang ada di Desa Oenaem, dengan
usaha meliputi: adanya unit usaha usaha BUMDes
1. Usaha penampungan hasil pertanian/ sebagai program pemberdayaan
hutan masyarakat Desa Oenaem diharapkan
2. Usaha jasa loket resmi dapat memberikan perubahan dalam
Pertama, usaha penampungan memberdayakan dan mensejahterakan
hasil pertanian/hutan seperti asam, masyarakat.
jagung, kacang kacangan dan hasil Unit usaha yang di miliki BUMDes
pertanian/hutan masyarakat lainya yang Desa Oenaem pada tahun 2017 yang
kemudian akan ditimbang dan dijual telah berjalan sampai saat ini meliputi :
Tabel 1.
Nama Jenis Usaha BUMDes Desa Oenaem Tahun 2021
No Jenis Usaha
1 Usaha jasa loket resmi berupa :
Penjualan pulsa HP (handphone)
Penjualan pulsa listrik
2 Usaha penampungan hasil pertanian/hutan berupa : Asam, jagung, kacang
kacangan dan hasil pertanian/hutan masyarakat Oenaem
Lainya
Sumber : Profil BUMDes Desa Oenaem, 2021
Berdasarkan tabel 1 pasar atau harga yang baik. BUMDes
dideskripsikan bahwa BUMDes Oenaem Oenaem tdak menarik untung besar
memiliki dua jenis usaha. Yang pertama karena tujuanya untuk menolong
usaha loket resmi yang berupa penjualan masyarakat. Kedua unit usaha ini
pulsa HP (handphone) dan pulsa listrik dibangun dari awal pembentukan
yang lebih mur dari kios kios yang d di BUMDes Oenaem pada tahun 2017
desa Oenaem. Yang kedua usaha Pada awal pembentukan
penampungan hasil pertanian/hutan BUMDes Oenaem kedua unit usaha
seperti asam, jagung, kacang kacangan tersebut berjalan dengan baik akan tetapi
dan hasil pertanian/hutan masyarakat dalam perjalanan BUMDes desa
lainya yang kemudian akan ditimbang dan Oenaem tidak berjalan mulus. Karena
dijual kepada kepala unit usaha ada sala satu unit usaha yang tidak
penampungan hasil pertanian/hutan dijalankan lagi seperti penjualan pulsa
BUMDes Oenaem dengan harga standar karena perencanaan yang kurang matang

6
serta beberapa faktokr penghambat sebagai bagian dari suatu keutuhan.
BUMDes Oenaem antara lain Menurut Sugiyono (2009: 3)
kekurangmampuan dalam pengelolaan penelitian kualitatif ini sering disebut
unit usaha yang ada serta kurangnya metode penelitian naturalistik karena
program kegiatan pemberdayaan penelitiannya dilakukan pada kondisi yang
masyarakat dan salah satu faktor alamiah (natural setting). Metode
utamanya adalah partisipasi masyarakat penelitian kualitatif ini adalah metode
dimana masyarakat tidak ikut dilibatkan penelitian yang digunakan untuk meneliti
dalam kegiatan unit usaha yang ada di pada kondisi objek yang alamiah, dimana
BUMDes Oenaem sehingga masyarakat peneliti adalah sebagai instrumen kunci.
tidak menggunakan atau menyewa Metode kualitatif digunakan untuk
barang barang yang disediakan oleh mendapatkan data yang mendalam,
BUMDes Oenaem tersebut. suatu data yang mengandung makna.
Makna adalah data yang sebenarnya,
METODE PENELITIAN data yang pasti yang merupakan suatu
Jenis Penelitian nilai dibalik data yang tampak. Oleh
Dalam penelitian ini untuk karena itu, dalam penelitian kualitatif tidak
mengumpulkan data guna mencapai tujan menekankan pada generalisasi, tetapi
yang diharapkan perlu adanya suatu lebih menekankan pada makna.
metode penelitian yang sesuai dan tepat.
Metodologi penelitian merupakan suatu Fokus Penelitian
usaha pembuktian terhadap suatu objek Dalam suatu penelitian terdapat
penelitian untuk memperoleh kebenaran beberapa fokus penelitian yang harus
dari permasalahan dengan menggunakan ditetapkan dengan jelas sebelum memulai
pendekatan ilmiah untuk hasil yang dengan jelas sebelum memulai dengan
objektif dan dapat dipertanggung mengumpulkan data. Fokus dalam
jawabkan kebenarannya. Adapun metode penelitian adalah Peran BUMDes dalam
yang digunakan oleh peneliti mengenai Pemberdayaan Masyarakat di desa
Peran Badan Usaha Milik Desa dalam Oenaem Kecamatan Bibiki Selatan
Pemberdayaan Masyarakat adalah Kabupaten Timor Tengah Utara yang
metode penelitian deskriptif kualitatif. meliputi sebagai berikut:
Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk a. Peran sebagai terapi
melakukan analisis dengan cermat b. Peran sebagai suatu kebijakan
tentang peran BUMDes dalam
pemberdayaan masyarakat desa Oenaem
c. Peran sebagai penganut strategi
Kecamatan Biboki Selatan Kabupaten d. Peran sebagai alat penyelesaian
Timor Tengah Utara\ sengketa
Moleong (2005: 4) menerangkan
bahwa metode penelitian dengan Sumber Data
menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini, data yang
Istilah penelitian kualitatif tersebut dikumpulkan bersumber dari:
dikemukakan oleh Bogdan dan Taylor 1. Informan
bahwa metode kualitatif sebagai prosedur Penentuan informan yang terpenting
penelitian yang menghasilkan data dalam penelitian kualitatif adalah
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau bagaimana menentukan key informan
lisan dari orang-orang dan perilaku yang (informasi kunci atau situasi sosial
dapat diamati. Pendekatan ini mengarah tertentu yang syarat informasi sesuai
kepada latar dan individu tersebut secara dengan fokus penelitian). Penelitian
utuh. Jadi, tidak boleh mengisolasi key informan menurut Morse dalam
individu atau organisasi kedalam variabel Denzin (2009: 290) bahwa disebut
atau hipotesis, tetapi memandangnya pemilihan partisipan Pertama, yaitu

7
pemilihan secara langsung memberi
peluang bagi peneliti untuk Teknik Pengumpulan Data
menemukan sampel dari sekian Penelitian tentang Peran Bumdes
informen yang langsung ditemui. Dalam Pemberdayaan Masyarakat
sedangkan Bungin (2007: 53), menggunakan metode kualitatif. Dalam
menerangkan jika peneliti tidak dapat penelitian kualitatif ini yang menjadi
menentukan partisipan secara instrumen atau alat penelitiannya adalah
lansung, sebagai cara alternatif peneliti sendiri. Menurut Moleong
penelitan dapat melakukan pemilihan (2006:168) kedudukan peneliti dalam
informan kedua. penelitian kualitatif cukup rumit. Ia
Dalam penelitian Peran BUMDes sekaligus merupakan perencana,
dalam Pemberdayaan Masyarakat di pelaksana pengumpulan data, dan pada
Desa Oenaem Kecamatan Biboki akhirnya ia menjadi pelapor hasil
Selatan Kabupaten Timor Tengah penelitiannya.
Utara ini peneliti mencari dan Jenis data yang dikumpulkan
mengumpulkan informasi yang dalam penelitian kualitatif adalah data
dibutuhkan melalui informan yang sekunder dan primer. Menurut Lofland
telah ditentukan, namun peneliti tidak dan Loflang dalam Moleong (2006: 157)
menutup kemungkinan jika nantinya msumber data utama atau primer dalam
dalam proses pengerjaan hasil penelitian kualitatif adalah kata dan
penelitian dalam penelitian ini, tindakan selebihnya adalah data
penelitian menemukan/mendapatkan tambahan atau sekunder seperti
informan lain yang mampu dokumen, gambar dan lain- lain,
memberikan informasi sesuai dengan sedangkan alat bantu tambahan yang
apa yang dibutuhkan peneliti. dapat digunakan dalam hal pengumpulan
Adapun yang menjadi key data peneliti menggunakan alat perekam
informan dalam penelitian ini adalah (handphone), panduan wawancara, dan
pihak pihak yang berperan dalam buku catatan.
memberikan informasi tentang situasi Adapun dalam penelitian ini,
dan kondisi latar penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan
informan yang digunakan dalam peneliti adalah dengan memakai
penelitian ini adalah sebagai berikut: beberapa macam teknik, yakni sebagai
1. Pengelola BUMDes Oenaem beerikut:
2. Masyarakat 1. Observasi (pengamatan)
3. Pemerintah Desa Observasi merupakan hal dasar
2. Dokumen dalam semua ilmu penegetahuan.
Dokumen menurut Sugiyono (2015: Melalui observasi, peneliti dapat
329) seperti yang di kutip dari belajar tentang perilaku dan makna
https://eprints.uny.ac.id/53740/4/TAS dari objek yang akan diteliti tersebut.
%20BAB%20III%2013416241020.pd Menurut Alwasilah (2006: 154), teknik
f.yang di akses pada tanggal 26 observasi ini memungkinkan peneliti
januari 2021 adalah suatu cara yang menarik kesimpulan ihwal makna dan
digunakan untuk memperoleh data sudut pandang responden, kejadian,
dan informasi dalam bentuk buku, peristiwa, dan proses yang diamati.
arsip, dokumen, tulisan angka dan Lewat observasi, peneliti akan melihat
gambar yang berupa laporan serta sendiri pemahaman yang tidak (lacit
keterangan yang dapat mendukung understanding), bagaimana teori
penelitian. Dokumen digunakan untuk digunakan langsung, dan sudut
memperoleh data dan kemudian pandang responden yang mungkin
ditelaah. tidak tercungkil lewat wawancara dan
survei.

8
peneliti tidak menggunakan pedoman
Observasi diartikan sebagai wawancara yang telah disusun secara
pengamatan terhadap fenomena- sistematis dan lengkap untuk
fenomena sosial masyarakat yang pengumpulan datanya.
terjadi khususnya pada pengelolaan 3. Dokumentasi
peran BUMDes dalam pemberdayaan Dalam literatur paradigma kualitatif
masyarakat. Pengamatan yang terdapat teknik pengumpulan data
dilakukan adalah pengamatan dengan menggunakan dokumentasi.
langsung dengan tujuan agar lebih Menurut Guba dan Linclon (1981)
memudahkan peneliti dalam dalam Alwasilah (2006: 155)
memahami objek yang diteiti. mengartikan dokumen sebagai alat
2. Wawancara tertulis atau berfilmkan selain record
Berbeda dengan survei yang lebih yang tidak disiapkan khusus atau
meminta waktu dan kesungguhan dari permintaan peneliti. Yang termasuk
subjek, wawancara meminta waktu dokumen diantaranya surat, memoar,
dan kesungguhan dari sang peneliti. otobiografy, jurnal, buku editoria,
Wawancara digunakan untuk publikasi pemerintah, foto/gambar dan
mengumpulkan informasi yang tidak sebagainya.
mungkin dari observasi. Alwasilah
(2006: 154) menjelaskan bahwa Teknik Analisa Data
melalui waawancara, peneliti dapat Analisa data dalam penelitian
mendapatkan informasi yang kualitatif, dilakukan pada saat
mendalam karena peneliti dapat pengumpukan data berlangsung dan
menjelaskan atau memparafrasekan setelah selesai dilapangan. Teknik analisa
pertanyaan yang tidak dimengerti data yang digunakan dalam penelitian ini
responden, peneliti dapat mengajukan adalah dengan menggunakan analisa
pertanyaan susulan, responden data kualitatif mengikuti konsep yang
cenderung menjawab apabila diberi diberikan oleh Miles dan Huberman (2009:
pertanyaan, juga responden dapat 16-20). Menurut kedua tokoh tersebut,
menceritakan sesuatu yang bahwa aktifitas dalam analisa data
terjadidimasa silam dan mendatang. kualitatif dilakukan secara interaktif dan
Dalam penelitian kualitatif, berlangsung secara terus menerus pada
wawancara dilakukamn secara setiap tahapan peneltian sehingga sampai
mendalam. Untuk penelitian ini, tuntas dan datanya jenuh. Adapun
peneliti menggunakan teknik aktifitas dalam analisis data meliputi tiga
pengumpulan data dengan melakukan tahapan penting, yaitu: reduksi data,
wawancara terstruktur dan Dalam penyajian data, dan penarikan
penelitian kualitatif, waawancara kesimpulan/verifikasi.
dilakukan secara mendalam. Untuk Dilihat pada prosesnya, peneliti
penelitian wawancara tidak terstruktur akan melakukan kegiatan berulang-ulang
guna memperkaya data yang secara terus-menerus. Ketiga kegiatan
dibutuhkan peneliti. Wawancara tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
terstruktur adalah wawancara yang 1. Reduksi Data (Data Reduction)
dilakukan dengan menggunakan Reduksi data diartikan sebagai proses
instrumen penelitian berupa pemilihan, pemusatan, perhatian pada
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang penyederhanaan, pengabstrakan dan
alternatif jawabannya pun telah transformasi data “kasar” yang muncul
peneliti siapkan sebelumnya. dari catatan-catatan tertulis
Sedangkan wawancara tidak dilapangan. Sebagai mana kita
terstruktur adalah wawancara yang ketahui, reduksi data berlansung
dilakukan secara bebas dimana terus-menerus selama proyek yang

9
berorientasi kualitatif berlangsung. data, maka akan memudahkan
Data yang beroleh dari lapangan peneliti untuk memahami apa yang
jumlahnya cukup banyak, kompleks terjadi, merencanakan kerja
dan rumit. Untuk itu perlu dicatat selanjutnya berdasarkan apa yang
secara rinci dan teliti. Kemudian telah dipahami tersebut.
segera dilakukan analisis data melalui 3. Verifikasi Data (Penarikan
reduksi data. Reduksi data berarti Kesimpulan)
merangkum, memilih hal-hal pokok, Langkah keetiga dalam analisis data
memfokuskan pada hal-hal yang kualitatif adalah penarikan kesimpulan
penting, dicari tema dan polanya. atau verifikasi, yaitu menyimpulkan
Dengan demikian data yang telah dari temuan-temuan penelitian untuk
direduksi akan memberikan gambaran dijadikan suatu kesimpulan penelitian.
yang lebih jelas, dan mempermudah Kesimpulan awal yang dikemukakan
peneliti untuk melakukan masih bersifat sementara, dan akan
pengumpulan data selanjudnya, dan berubah bila tidak ditemukan bukti-
mencarinya kembali bila diperlukan. bukti yang kuat yang mendukung
Reduksi data ini membantu untuk pada tahap pengumpulan data
memberikan kode-kode pada aspek berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan
tertentu. yang dikemukan pada awal tahap,
2. Penyajian Data (Data Display) didukung oleh bukti-bukti yang valid
Langkah penting selanjudnya dalam dan konsisten saat peneliti kembali ke
kegiatan analisis data kualitataif lapangan meumpulkan data,
adalah penyajian data dalam kesimpulan yang dikemukakan
Huberman (2009: 17) secara merupakan kesimpulan yang kredibel.
sederhana penyajian data dapat Oleh karena itu, kesimpulan harus
diartikan sebagai sekumpulan diverifikasi selama penelitian
informasi tersusun yang memberi berlangsung.
kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan HASIL PENELITIAN DAN
tindakan. Dalam sebuah penelitian PEMBAHASAN
kualitatif penyajian data dapat 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
dilakukan dengan bentuk uraian Desa Oenaem merupakan
singkat¸ bagan, hubungan antar Desa Gaya baru Yang pada jaman
kategori, flowchart dan sejenisnya. dahulunya merupakan Eks wilayah
Namun penyajian data yang Temukung dimana pada masa itu
sering dilakukan pada data kualitatif semua suku-suku Yang berhimpun di
pada masa yang lalu adalah bentuk daerah sekitar Oenaem Yang di
teks naratif tetapi ada beberapa namakan “ Kuan Nikat Yang saat itu
bentuk penyajian data yang berstatus sebagai Temukung, Yang
menggunakan grafik, matriks, jaringan terdiri dari 3 Suku besar bersama
dan bagan. Begitu pula dengan Seorang Raja. Dan nama suku
penelitian ini, peneliti menyajikan data tersebut adalah : Suku Nailopo, Suku
dalam bentuk teks naratif. Hal ini Tuaneno, Suku Sesnae,(Amaf/Tuan
seperti yang dilakukan oleh Miles dan Tanah) dan Suku Uskono, Talue
Huberman “yang paling sering ( Usif/Raja) .
digunakan untuk penyajian data Pada tahun 1967 terbentuklah
kualitatif pada masa lalu adalah Desa Gaya Baru maka lahirlah Desa
bentuk teks naratif” (the most frequent Oenaem Yang beribukota di Nikat,
form display data for qualitative Sedangkan nama Oenaem di ambil
research data in the past has been dari sebuah nama tempat di wilayah
narative text). Dengan mendisplay Miomafo Barat.

10
Sejak berdiri Desa Oenaem dan pengelolaan Badan Usaha Milik
telah mengalami pergantian kepala Desa sebagai berikut :
Desa berkali kali yaitu dari tahun BAB I : Pasal 1 tentang Ketentuan
1967- 1972 di pimpin oleh Petrus Noni Umum
Yang memerintah selama Lima Dalaam peratutan Desa ini yang
tahun, Yang kemudian di gantikan dimaksutdkan dengan :
oleh Yosep Uskono yang a. Desa adalah Desa Oenaem
memerintah dari tahun 1972-1977 b. Pemerinta Desa adalah Kepala
selama Lima tahun,yang kemudian di Desa Oenaem
ganti oleh: Gaspar Kolo, yang c. Badan Permusyawaratan Desa
memerintah dari tahun, 1977-1981 atau yang disebut dengan nama
selama lima tahun, kemudian Gaspar lain adalah lembaga yang
Kolo dipilih kembali untuk memerintah melaksanakan fungsi
dari tahun 1981-1986, selama lima pemerintahan yang anggotanya
tahun, kemudian di ganti oleh: Frans merupakan wakil dari penduduk
Sales Tafin yang memerintah dari desa berdasarkan keterwakilan
tahun, 1986-2002, selama enam wilayah dan ditetapkan secara
tahun, kemudian diganti oleh; demokratis
Paulinus Meni yang memerintah dari d. Daerah adalah Kabupaten Timor
tahun 2002-2007,selama enam tahun, Tenggah Utara
kemudian di ganti oleh Penjabat e. Pemerintah daerah adalah
Kepala Desa: Fransiskus Talue, yang Pemerintah Kabupaten Timor
memerintah dari tahun, 2007- 2008, Tenggah Utara
selama satu tahun, kemudian di ganti f. Bupati adalah Bupati Timor
oleh Paulinus Meni yang memerintah Tenggah Utara
dari tahun, 2008-2015,kemudian g. Camat adalah perangkat Daerah
diganti oleh : Penjabat kepala Desa, yang mempunyai wilayah kerja di
Fransiskus Talue yang memerintah tingkat Kecamatan dalam
dari tahun 2015- 2015, selama lima kabupaten
bulan, kemudian diganti oleh, h. Kecamatan adalah wilayah kerja
Bernadus Nesi yang memerintah dari Camat sebagai Perangkat Daerah
tahun 2015-2021, selama enam Kabupaten Timor Tengah Utara
tahun, kemudian di ganti oleh i. Peraturan Desa adalah peraturan
Penjabat Kepala Desa, Fransiskus perundang undangan yang
Talue.Pada bulan Juli 2023 hingga ditetapkan oleh Kepala Desa
sekarang dipimpin oleh Vinsensius setelah dibahas dan disepakati
Kono, sebagai kepala desa Oenaem bersama Badan
2. Gambaran Umum BUMDes Oenaem Permusyawaratan Desa
Desa Oenaem, Kecamatan j. BUMDes adalah badan usaha
Biboki Selatan, Kabupatan Timor yang seluruh atau sebagaian
Tengah Utara merupakan salah satu besar modalnya dimiliki oleh Desa
desa yang telah membentuk Badan melalui penyertaan secara
Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai langsung yang berasal dari
salah satu upaya pemberdayaan kekayaan Desa yang dipisahkan
masayarakat. Dengan kesepakatan guna mengelola asset, jsa
bersama Badan permusyawaratan pelayanan, dan usaha lainya
desa Oenaem dan kepala Desa untuk sebesar besarnya
Oenaem memutuskun untuk kesejahteraaan masyarakat Desa
menetapkan peraturan desa tentang
pembentukan, pendirian, pengurusan

11
BAB II : Nama, Kedudukan, Tempat 2. Untuk memberikan pelayanan
dan Waktu terhadap kebutuhan masyarakat
Pasal 2 tentang nama di bidang penyedian kebutuhan
Desa Oenaem, Kecamatan Biboki masyrakat
Selatan, Kabupatan Timor Tengah 3. Untuk meningkatkan kesempatan
Utara merupakan salah satu desa berusaha Masyarakat
yang telah membentuk Badan Usaha 4. Untuk membuka lapangan kerja
Milik Desa (BUMDes) sebagai salah 5. Untuk meningkatkan usaha
satu upaya pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan
masayarakat. Organisasi ini bernama potensi ekonomi Desa
Badan Usaha MIlik Desa Oenaem BAB IV Permodalan
disingkat BUMDes Oenaem dengan Pasal 8 tentang permodalan
bentuk badan usaha yang merupakan Permodalan, keuangan dan harta
bagian dari Pemerintah Desa Oenaem benda BUMDes Oenaem terdiri dari:
Kecamatan Biboki Selatan Kabupaten 1. Penyertaan modal desa dan
Timor tengah Utara 2. Penyertaan modal Masyarakat
Pasal 3 tentang tempat dan 3. Hasil pengelolaan unit – unit
kedudukan usaha Desa
BUMDes Oenaem 4. Usaha lain yang tidak
berkedududkan diDesa Oenaem bertentangan dengan Anggaran
Kecamatan Biboki Selatan dan Dasar dan Anggaran Rumah
berkantor di kantor Desa Oenaem Tangga BUMDes Oenaem dan
BAB III Azas, ketentuan peraturan perundang –
Prinsip, Maksud dan Tujuan undangan yang berlaku
Pasal 4 tentang Azas BUMDes Dengan adanya
Oenaem dalam melakukan usahanya Peraturan desa tentang
berdasarkan : pembentukan, pendirian, pen
1. Pancasila dan Undang-Undang gurusan dan pengelolaan Badan
Dasar 1945. Usaha Milik desa tersebut maka
2. Kebersamaan dengan gotong Desa Oenaem secara resmi telah
royon membentuk Badan Usaha Milik
Pasal 5 tentang Prinsip Desa (BUMDes) Oenaem pada
BUMDes Oenaem berdasarkan tahun 2017 dengan modal awal
prinsip Rp 50.000.000.00 (lima puluh juta
1. Transparansi rupiah) yang menjalankan usaha
2. Akuntabilitas meliputi:
Usaha penampungan
3. Partisipasi dan hasil pertanian/ hutan
4. Berkelanjutan Usaha jasa loket resmi
Pasal 6 tentang Maksud Pendirian Pertama, usaha
BUMDes Oenaem penampungan hasil
dimaksudkan sebagai upaya pertanian/hutan seperti asam,
penampung seluruh kegiatan di jagung, kacang kacangan dan
bidang ekonomi dan / atau pelayan hasil pertanian/hutan masyarakat
umum yang dikelola oleh Desa lainya yang kemudian akan
Pasal 7 tentang Tujuan ditimbang dan dijual kepada
BUMDes Oenaem dibentuk kepala unit usaha penampungan
dengan tujuan : hasilpertanian/hutan BUMDes
1. Untuk meningkatkan pendapatan Oenaem dengan harga standar
ekonomi masyarakat Desa dan pasar atau hargayang baik.
Pendapatan Asli desa BUMDes Oenaem tdak menarik

12
untung besar karena tujuanya dari kios kios yang ada di Desa
untuk menolong masyarakat. Oenaem, dengan adanya unit
BUMDes Oenaem juga bekerja usaha usaha BUMDes sebagai
sama dengan agen penampung program pemberdayaan
sehingga hasil pertanian/hutan masyarakat Desa Oenaem
dapat dijual langusng ke agen diharapkan dapat memberikan
dengan harga standar pasar perubahan dalam
sehingga dapat meningkatkan memberdayakan dan
pendapatan asli daerah (PAD) mensejahterakan masyarakat.
bagi desa Oenaem. Unit usaha yang di miliki
Kedua, usaha jasa loket BUMDes Desa Oenaem pada
resmi berupa penjualan pulsa hp tahun 2017 yang telah berjalan
dan pulsa listrik yang lebih murah sampai saat ini meliputi :
Tabel 2 Nama Jenis Usaha BUMDes Desa Oenaem Tahun 2021
No Jenis Usaha
1 Usaha jasa loket resmi berupa :
Penjualan pulsa HP (handphone)
Penjualan pulsa listrik
2 Usaha penampungan hasil pertanian/hutan berupa : Asam, jagung, kacang
kacangan dan hasil pertanian/hutan masyarakat Oenaem Lainya
Sumber :Profil BUMDes Desa Oenaem, 2021
Berdasarkan table 2 dilakukan atas dasar mencari dan
dideskripsikan bahwa BUMDes mengali informasi serta memberikan
Oenaem memiliki dua jenis masukan dan saran yang berguna
usaha. Yang pertama usaha loket untuk mengetahui solusi dan
resmi yang berupa penjualan pemecahan masalah dari
pulsa HP (handphone) dan pulsa penyampaian yang telah dilakukan.
listrik yang lebih mur dari kios Dari hasil proses strategi yang baik
kios yang d di desa Oenaem. akan memudahkan dalam
Yang kedua usaha penyampaian komunikasi serta
penampungan hasil mampu berperan, terutama dalam
pertanian/hutan seperti asam, menampung dan menyalurkan
jagung, kacang kacangan dan aspirasi/keluhan masyarakat. Dalam
hasil pertanian/hutan masyarakat hal ini Badan Usaha Milik Desa
lainya yang kemudian akan BUMDes) Oenaem menampung
ditimbang dan dijual kepada aspirasi masyarakat memang cukup
kepala unit usaha penampungan tanggap dan selanjutnya BUMDes
hasil pertanian/hutan BUMDes Oenaem mengajak masyarakat untuk
Oenaem dengan harga standar berkomunikasi ke tingkat Desa dalam
pasar atau harga yang baik. penyampaian aspirasi mengenai
BUMDes Oenaem tidak menarik suatu masalah untuk dipecahkan
untung besar karena tujuanya bersama-sama. Terlihat bahwa peran
untuk menolong masyarakat. BUMDes dalam komunikasi ini kurang
Kedua unit usaha ini dibangun tepat
dari awal pembentukan BUMDes Hal ini sejalan dengan apa
Oenaem pada tahun 2017. yang dikemukakan oleh Horoepoetri,
DKK (2003) yaitu peran sebagai alat
Pembahasan komunikasi, persepsi ini dilandaskan
1. Peran sebagai alat komonikasi oleh suatu pemikiran bahwa
Peran sebagai alat pemerintahan dirancang untuk
komunikasi adalah tindakan yang melayani masyarakat, sehingga

13
pandangan dan preferensi dari jawaban informen yang mengatakan
masyarakat tersebut adalah masukan bahwa BUMDes Oenaem telah
yang bernilai guna mewujudkan berhasil membangun kepercayaan
keputusan yang responsif dan masyarakat dengan cara menjadikan
responsibel. masyarakat sebagi anggota BUMDes
Berdasarkan hasil wawancara Oenaem mengingat masyarakat
diatas maka dapat disimpulkan bahwa adalah komponen utama dalam
peran komonikasi BUMDes Oenaem pencaipain BUMDes Oenaem.
tidak sesuai yang diharapkan karena 3. Peran sebagai kebijakan
sosialisasi dari BUMDes oenaem Peran sebagai suatu
tentang manfaat BUMDes hanya kebijakan merupakan suatu
dilakukam satu kali saja yaitu pada kebijaksanaan yang baik dan tepat
awal pembentukan BUMDes. Dan untuk dilaksanakan dalam
tidak ada komonikasi tingkat desa menjalankan tugas dan fungsi
mengenai suatu masalah untuk seseorang pemegang kekuasaan atau
dipecahkan bersama anatara desa, yang menduduki status sebagai
BUMDes Oenaem dan masyarakat. seorang pemimpin terutama
2. Peran Sebagai Terapi berperanmenentukan arah terhadap
Peran sebagai terapi kebijakan yang dijalankan, dalam
merupakan peran yang dilakukan membuat kebijakan perlu adanya
langsung terjun ke masyarakat dalam kerjasama, khususnya peran dalam
mendorong dan menggerakkan menjalankan kebijakan. Kebijakan
masyarakat melakukan perubahan berfungsi sebagai wahana dalam
agar lebih memahami dan menghayati menerapkan suatu program apa yang
langsung perkembangan dan telah dilaksanakan, adanya kebijakan
kemajuan kinerja yang dilakukan oleh yang tepat dapat dilihat dari BUMDes
BUMDes Oenaem khusunya dalam itu sendiri yang benar-benar
demokrasi di Desa. Dengan adanya berkualitas untuk selanjutnya
peran sebagai terapi yang dilakukan dijalankan dan dapat diterapkan
secara terstuktur, guna mengetahui dalam tugas dan fungsi yang
titik dan gejala permasalahan yang dijalankan dalam pengelolaan
mesti diselesaikan bersama. Tetapi BUMDes Oenaem. Hal ini sejalan
pada kenyataannya peran sebagai dengan apa yang dikemukakan oleh
terapi ole BUMDes di desa Oenaem Horoepoetri, DKK (2003) yaitu peran
dilakukan dengan maksimal. Hal ini sebagai suatu kebijakan, yaitu
sejalan dengan apa yang penganut paham ini berpendapat
dikemukakan oleh Horoepoetri, DKK bahwa peran merupakan suatu
(2003) yaitu peran sebagai terapi, kebijaksanaan yang tepat dan baik
menurut persepsi ini, peran dilakukan unrtuk dilaksanakan
sebagai upaya masalah-masalah Berdasarkan hasil wawancara
psikologis masyarakat seperti halnya diatas dapat disimpulkan bahwa peran
perasaan ketidakberdayaan, tidak BUMDes Oenaem sebagai kebijakan
percaya diri dan perasaan bahwa diri dalam memberdayakan masyarakat
mereka bukan komponen penting sudah baik dapat dilihat dari kebijakan
dalam masyarakat. yang ada mampu menguranggi
Berdasarkan hasil wawancara pengangguran di desa Oenaem. Akan
dari informen diatas maka peneliti tetapi dalam meningkatkan evektivitas
menemukan peran sebagai terapi pengelolaan BUMDes Oenaem perlu
dalam BUMDes Oenaem terhadap adanya suatu kebijakan utuk
masyarakat dikatakan baik. Hal melakukan pelatihan khusus para
tersebut dapat dibuktikan dengan pengelola BUMDes Oenaem

14
mengenai tugas dan fungsi BUMDes dilakukan dengan upaya mencari
serta pelatihan pengelolaan program solusi permasalahan dengan cara
progam yang ada. meredam konflik dari permasalahan
yang ditemukan. Dalam arti peran
merupakan tindakan untuk
4. Peran Sebagai Penganut Strategi memecahkan masalah melalui
Peran sebagai strategi yaitu musyawarah yang telah diadakan,
upaya dalam merancang dan saling bertukar pikiran, dan pendapat
merumuskan langkah-langkah apa antara BUMDes Oenaem, dan
saja yang akan dibuat, disusun dalam elemenelemen masyarakat yang ada.
sebuah program yang akan Tetapi pada kenyataannya Peran
dijalankan, sebagai langkah atau sebagai alat penyelesaian sengketa
tahap lanjutan dari peran sebagai yang dilakukan oleh Badan BUMDes
suatu kebijakan. Seperti halnya Oenaek belum masimal dimana
melakukan strategi perlu adanya BUMDes Oenaem jarang menanggapi
pendekatan khusus atas kemampuan secara langsung dalam menyikapi dari
dan tindakan yang dimiliki untuk penyelesaian permasalahan, hal ini
membuat masyarakat mampu dapat dilihat dari adanya laporan oleh
menyalurkan aspirasinya lebih baik masyarakat. Terlihat bahwa peran
lagi yang akan ditampung dan ditindak penyelesain sengketa yang dilakukan
lanjuti oleh BUMDes. Dalam hal ini oleh BUMDes Oenaem belum
peran BUMDes Oenaem telah mencapai target dan belum
merumus strategi dalam terealisasikan dengan maksimal. Hal
memberdayakam masyarakat di desa ini sejalan dengan apa yang
Oenaem. Selain itu tidak lepas dikemukakan oleh Horoepoetri, DKK
dukungan dari masyarakat untuk (2003) yaitu peran sebagai alat
mendapatkan persetujuan dalam penyelesaian sengketa, peran
merumuskan strategi yang akan didayagunakan sebagai suatu cara
dibuat dan disepakati bersama.Hal ini untuk mengurangi atau meredam
sejalan dengan apa yang konflik melalui usaha pencapaian
dikemukakan oleh Horoepoetri, DKK konsesus dari pendapat-pendapat
(2003) yaitu peran sebagai alat yang ada. Asumsi yang melandasi
komunikasi, persepsi ini dilandaskan persepsi ini adalah bertukar pikiran
oleh suatu pemikiran bahwa dan pandangan dapat meningkatkan
pemerintahan dirancang untuk pengertian dan toleransi serta
melayani masyarakat, sehingga mengurangi rasa ketidakpercayaan
pandangan dan preferensi dari dan kerancuan.
masyarakat tersebut adalah masukan Berdasarkan hasil wawancara
yang bernilai guna mewujudkan diatas dapt disimpulkan bahwa peran
keputusan yang responsif dan sebagai alat penyelesaian sengketa
responsibel. dari BUMDes Oenaem kurang
Berdasarkan hasil wawancara maksimal karena kurangnya kerja
diatas dapat disimpulkan bahwa peran sama antara pemdes dan masyarakat
sebagai penganut strategi BUMDes dalam menyelesaikan masalah.
Oenaem sudah tepat namun Dimana BUMDes tidak memberi
kurangnya kesadaran dari masyarakat ruang kepada pemdes dan masyarat
dalam mendukung BUMDes Oenaem. untuk memberikan kritik dan saran.
5. Peran sebagai alat penyelesaian
sengketa SIMPULAN DAN SARAN
Peran sebagai alat 1. Simpulan
penyelesaian sengketa yaitu peran Berdasarkan hasil penelitian yang

15
dilakukan oleh peneliti mengenai Peran kurangnya kerja sama antara pemdes
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan masyarakat dalam menyelesaikan
Dalam Pmberdayaan Masyarakat Di Desa masalah. Dimana BUMDes tidak
Oenaem Kecamatan Biboki Selatan memberi ruang kepada pemdes dan
Kabupaten Timor Tengah Utara dapat masyarat untuk memberikan kritik dan
ditarik kesimpulan sebagai berikut : saran
1. Peran sebagai alat komonikasi, peran
komonikasi BUMDes Oenaem tidak 2. Saran
sesuai yang diharapkan karena Berdasarkan hasil penelitian yang
sosialisasi dari BUMDes oenaem telah dilakukan oleh peneliti, maka peneliti
tentang manfaat BUMDes hanya memberikan saran terkait dengan Peran
dilakukam satu kali saja yaitu pada Badan Usaha Milik Desa Dalam
awal pembentukan BUMDes. Dan Pemberdayaan Masyarakat Di Desa
tidak ada komonikasi tingkat desa Oenaem Kecamatan Biboki Selatan
mengenai suatu masalah untuk Kabupaten Timor Tengah, sebagai berikut
dipecahkan bersama anatara desa, :
BPD dan Masyarakat 1. BUMDes Oenaem perlu merumuskan
2. Peran sebagai terapi, peran sebagai langkah-langkah secara optimal,
terapi dalam BUMDes Oenaem hendaknya lebih mengembangkan
terhadap masyarakat dikatakan baik. ruang bagi keterlibatan dan
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan partisipasi masyarakat seperti
jawaban informen yang mengatakan dilakukannya rapat bersama maupun
bahwa BUMDes Oenaem telah pertemuan-pertemuan formal lainnya
berhasil membangun kepercayaan yang dilakukan secara rutin dan
masyarakat dengan cara menjadikan konsisten yang berguna sebagai
masyarakat sebagi anggota BUMDes saluran dan motivator khusus dengan
Oenaem mengingat masyarakat masyarakat sehingga adanya
adalah komponen utama dalam penguatan melalui pendekatan yang
pencaipain BUMDes Oenaem. maksimal dalam mengenal dan saling
3. Peran sebagai suatu kebijakan dalam berinteraksi bersama dalam
memberdayakan masyarakat sudah pencapaian tujuan.
baik dapat dilihat dari kebijakan yang 2. Dalam melakukan peran terhadap
ada mampu menguranggi komunikasi yang digunakan, Badan
pengangguran di desa Oenaem. Akan Usaha Milik Desa (BUMDes)
tetapi dalam meningkatkan evektivitas Oenaem seharusnya membuat
pengelolaan BUMDes Oenaem perlu sebuah kotak saran berguna dalam
adanya suatu kebijakan utuk menyikapi aksi dan respon dari
melakukan pelatihan khusus para masyarakat bertujuan mendatangkan
pengelola BUMDes Oenaem secara tidak langsung sebuah kritikan
mengenai tugas dan fungsi BUMDes dan penyampaian dari aspirasi
serta pelatihan pengelolaan program masyarakat.
progam yang ada. 3. Perlu adanya suatu kebijakan utuk
4. Peran sebagai penganut strategi, melakukan pelatihan khusus bagi
peran sebagai penganut strategi para pengelola BUMDes Oenaem
BUMDes Oenaem sudah tepat namun mengenai tugas dan fungsi BUMDes
kurangnya kesadaran dari masyarakat serta pelatihan pengelolaan program
dalam mendukung BUMDes Oenaem progam yang ada.
5. Peran sebagai alat penyesaian
sengketa, peran sebagai alat DAFTAR PUSTAKA
penyelesaian sengketa dari BUMDes Anwas, Oos M. 2013. Pemberdayaan
Oenaem kurang maksimal karena masyarakat diera global.

16
Alfabeta. Bandung Arikunto, Semarang
Suharsimi. 2002. Presedur Horoepoetri, DKK. 2003. Peran serta
Penelitian. PT Rineka Cipta. masyarakat dalam pengelolaan
Jakrta lingkungan,Walhi. Jakarta
Djohani, R. 2003. Partisipasi,
Pemberdayaan dan Demokrasi Sumber lain :
Komunitas. Studio Driya Media. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
Bandung tentang Pembentukan Peraturan
Effendi, Bachtiar. 2002. Pembangunan Perundang-undangan.
Daerah Otonom Berkeadilan. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
PT. Uhindo dan Offset. tentang Pembentukan Peraturan
Yogyakarta Perundang-undangan.
Hanif Nurcholis. (2011). Pertumbuhan dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Penyelenggaraan Pemerintah tentang Pemerintahan Daerah.
Desa. Erlangga. Jakarta Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
Moleonvg, J Lexy. 2012. Metode tentang Perimbangan Keuangan
Penelitian Kualitatif. PT Remaja antara Pemerintah Pusat dan
Rosdakarya. Bandung. Daerah.
Siagian, Sondong. (2005). Administrasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Pembangunan. Konsep Dimensi tentang Desa. Undang-undang
dan Strateginya. Bumi Aksara. Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Jakarta Desa.
Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Peraturan Daerah Kabupaten Timor
Suatu Pengantar. PT. Raja Tengah Utara Nomor 23 Tahun
Grafindo Persada. Jakarta 2014 tentang pembentukan dan
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pengelolaan Badan Usaha Milik
Pendidikan. Alfabeta. Bandung Desa (BUMDes)
Sukriono, Didik. 2010. Pembaharuan Link : (http://www.kaghoo.blogspot.com).
Hukum Politik Desa. Setara tentang Peranan diakses pada
Press. Malang Susanto. 2008. tanggal 3 oktober 2023
Peran Penyuluhan
Pembangunan dalam Ucapan Terima Kasih
Peningkatan Kualitas SDM. 1. Pembimbing Utama dan Pembimbing
Pemberdayaan masyarakat di Pendamping
era global. Alfabeta. Bandung 2. Narasumber pengelola BUMDes,
Sutoro, Eko. 2014. Desa Membangun Pemdes, dan msyarakat.
Indonesia, Forum
Pengembangan Pembharuan
Desa. Yogyakarta
Wasistiono, Sadu. 2007. Prospek
Pengembangan Desa.Fokus
Meda. Bandung. Widiastuti,dkk.
2015. Pemberdayaan
Masyarakat Marginal. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta
Widjaja, HAW. (2005) Otonomi Desa.
Raja Grafindo Persada. Jakarta
Yuwono, Teguh. 2001. Manajemen
otonomi daerah. Membangun
daerah berdasar paradigm baru.
Clypapps Diponegoro University.

17
18

Anda mungkin juga menyukai