Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ELEKTRONIKA DIGITAL

“Penerapan Rangkaian TTL (Transistor Transistor Logic) pada Multiplexer”

Disusun Oleh :

Absah Prabawanti (1752510022)

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS BUDI LUHUR

JAKARTA

2017
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karuniaNya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk menambah ilmu
pengetahuan mengenai Elektronika Digital dan juga sebagai pengganti UTS untuk mata kuliah
Elektronika Digital.

Terima Kasih kepada dosen pengajar dalam mata kuliah Elektronika Digital, Ibu Rummi
Sirait yang telah membimbing dan memberikan ilmunya yang menyangkut mata kuliah tersebut.
Dan terima kasih pada semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini.

Mohon maaf apa bila ada kesalahan dalam penyusunan dan penulisan pada makalah ini.
Saya hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan khilaf. Kritik dan saran yang
membangun merupakan kebutuhan saya sebagai manusia untuk menjadi lebih baik.
Daftar Isi

Cover .....................................................................................................................................i

Kata Pengantar ....................................................................................................................ii

Daftar Isi ...............................................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan .............................................................................................................1

Bab II Pembahasan .............................................................................................................2

Bab III Penutup...................................................................................................................6

Daftar Pustaka .....................................................................................................................7


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi semakin maju dan begitu cepat. Pada perkembangannya
saat ini tak lepas dari komponen-komponen semikonduktor yang memungkikan sebuah
alat dibuat lebih kecil dan kompleks dengan penggunaan energi yang lebih kecil pula.
Pada makalah ini saya akan membahas tentang salah satu rangkaian yang
dipergunakan dalam salah alat. Rangkaian TTL(Transistor Transistor Logic) pada
Multiplexer. Rangkaian TTL(Transistor Transistor Logic)merupakan salah satu jenis
sirkuit digital yang dibuat dari transistor dwikutub (BJT) dan resistor. Multiplexer adalah
suatu rangkaian elektronik digital yang sering disebut juga sebagai data selector yang
mempunyai multi input dan umumnya akan dipilih hanya salah satu input tersebut untuk
dikeluarkan pada bagian output berdasarkan selektor data yang dipilih. Sedangkan
kebalikannya adalah Demultiplexer, yaitu umumnya mempunyai banyak kombinasi
output sesuai dengan saklar pemilih data atau selector data digital yang dikehendakinya.
Untuk memahaminya maka akan dibahas lebih lanjut mengenai rangkaian TTL pada
Multipexer. Dan penggunaan gerbang logika pada rangkaian tersebut.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dibahas :
i. Apa yang dimaksud dengan transistor
ii. Bagaimana penggunaan transistor pada sistem digital
iii. Apa yang dimaksud dengan multiplexer dan demultiplexer
iv. Bagaimana cara kerja rangkaian TTL pada multiplexer dan demultiplexer

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
i. Untuk mengatahui perkembangan teknologi terutama pada di era digital saat ini yang
berkembang begitu pesat.
ii. Untuk mengetahui penerapan elektronika digital yang telah di pelajari pada dunia
nyata.
iii. Untuk menambah pengetahuan mengenai rangkaina elektronika.
iv. Sebagai syarat pengganti UTS mata kuliah Elektronika Digital.

D. Metodologi Penulisan
Metodologi penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah berupa
study literature. Pada makalah ini literature yang digunakan berasal dari buku dan
Internet, dengan cara membaca materi Elektronika Digital dan melakukan pencarian pada
Search Engine (https://www.google.com/) mengenai penerapan rangkaian digital pada
suatu rangkaian yang sederhana sampai ke rangkaian yang lebih kompleks.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Penemuan Transitor

Perkembangan teknologi elektronika cukup pesat, dimulai pada 17 november 1947


sampai dengan 23 desember 1947, dimana John Bardeen and Walter Brattain di
laboratorium AT&T’s Bell, mereka berdua melakukan berbagai eksperimen elektronika
salah satunya adalah tentang pengembangan transistor ini. Beberapa experiment dan
pengamatan di laboratorium AT&T’s Bell ini mereka menemukan kesimpulan bahwa ketika
dua kontak titik emas yang diterapkan untuk atau pada kristal germanium, menghasilkan
sinyal output yang kekuatannya yang lebih besar daripada input, nama transistor sendiri
diciptakan oleh John R. Pierce.

Transistor mempunyai beberapa jenis tetapi pada tahun 1948, transistor titik-kontak
secara independen ditemukan oleh fisikawan Jerman Herbert Matare dan Heinrich Welker
saat bekerja di Compagnie des Freins et SIGNAUX, anak perusahaan Westinghouse yang
terletak di Paris. Matare memiliki pengalaman sebelumnya dalam mengembangkan rectifier
kristal dari silikon dan germanium dalam upaya radar Jerman selama Perang Dunia II.
Menggunakan pengetahuan ini, ia mulai meneliti fenomena “interferensi” pada 1947. Pada
bulan Juni tahun 1948. Ia menyaksikan arus yang mengalir melalui titik-kontak, Matare
konsisten menggunakan sampel dari germanium yang dihasilkan oleh Welker, mirip dengan
apa yang Bardeen dan Brattain telah dicapai sebelumnya pada Desember 1947. Menyadari
bahwa para ilmuwan laboratorium AT&T’s Bell sudah menemukan transistor sebelum
mereka, perusahaan itu memproduksi dan menambahkan komponen baru dengan nama
“transistron” ke dalam produksi untuk digunakan dalam jaringan telepon di Prancis.

Salah satu jenis transistor lain dalam perkembangan sejarah transistor adalah transistor
frekuensi tinggi, dimana pengembang transistor jenis ini adalah 6perusahaan PHILCO
(Philadelphia Storage Battery Company) dimana perusahaan ini adalah perintis dalam
bidang produksi radio, batterai, dan televise. Kemampuan transistor yang dikembangkan
oleh PHILCO ini memungkinkan transistor ini bekerja pada frekuensi 60MHz, dari mulai
era erseebut transitor mengalami berbagai perkembangan lebih lanjut.

Gambar 1. Awal penemuan transistor


Sedangkan transistor silicon atau menggunakan bahan silicon sebagai bahan bakunya
serta transistor silicon yang bekerja pertama adalah yang dikembangkan di laboratorium bell
pada 26 januari 1954 oleh Morris Tanenbaum, dan transistor komersil pertama yang
dikembangkan atau diproduksi adalah pada tahun 1954 oleh Texas Instruments (nama
perusahaan komponen elektronika), dan itu merupakan hasil kerja dari Gordon Teal , yang
mana beliau sebelumnya pernah bekerja di laboratorium bell.

Sejarah transistor tidak terlepas dari berbagai pengembangan supaya menjadi lebih
efisien, efektif dalam hal bentuk dan fungsi, sehingga sampai saat ini bisa kita temukan
berbagai jenis transistor, seperti transistor berjenis Bipolar, FET dan lain sebagainya.
Kebanyakan transistor digunakan dalam rangkaian elektronika adalah jenis transistor bipolar
junction (BJT), sering disebut sebagai transistor bipolar, Junction Field Transistor (JFET),
atau metal oxide silicon field effect transistors (MOSFET).

B. Penerapan Transistor Pada Rangkaian Digital

Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan


tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai
logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.
Untuk beroperasi sebagai saklar, transistor umumnya dioperasikan pada :
1. Daerah titik sumbat (cut-off) saklar terbuka (open switch)
2. Daerah titik jenuh (saturation) saklar tertutup (close switch).

Penyusunan transistor biasanya di kombinsikan dengan berbagai macam komponen


pendukung lain nya baik komponen aktif maupun pasif. Beberapa contoh di antaranya yaitu:
1. Rangkain kombinasi DTL (diode transistor logic)
2. Rangkain kombinasi RTL (resistor transistor logic)
3. Rangkain kombinasi TTL (transistor transistor logic)

C. Pengertian Multiplexer dan Demultiplexer


Multiplexing merupakan Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan
secara bersamaan pada suatu kanal transmisi. Dimana perangkat yang melakukan
Multiplexing disebut Multiplexer atau disebut juga dengan istilah Transceiver / Mux.
Multiplexer mempunyai n input, m selector dan 1 output.biasanya jumlah input adalah 2m
dari selektornya. Macam-macam Multiplexer :
 Multiplexer 4x1 atau 4 to 1 Multiplexer
 Multiplexer 8x1 atau 8 to 1 Multiplexer
 Multiplexer 16x1 atau 16 to 1 Multiplexer, dan sebagainya
Jenis Teknik Multiplexing
Teknik Multiplexing yang umum digunakan adalah :
a. Time Division Multiplexing (TDM) :
TDM yaitu Terminal atau channel pemakaian bersama sama kabel yang cepat dengan setiap
channel membutuhkan waktu tertentu secara bergiliran (round robin time slicing). Biasanya
waktu tersebut cukup digunakan untuk menghantar satu bit (kadang-kadang dipanggil bit
interleaving) dari setiap channel secara bergiliran atau cukup untuk menghantar satu karakter
(kadang-kadang dipanggil character interleaving atau byte interleaving). Teknik TDM terdiri
atas:
i. Synchronous TDM
Hubungan antara sisi pengirim dan sisi penerima dalam komunikasi data yang
menerapkan teknik Synchronous TDM

ii. Asynchronous TDM


Untuk mengoptimalkan penggunaan saluran dengan cara menghindari adanya slot
waktu yang kosong akibat tidak adanya data ( atau tidak aktifnya pengguna) pada
saat sampling setiap input line, maka pada Asynchronous TDM proses sampling
hanya dilakukan untuk input line yang aktif saja. Konsekuensi dari hal tersebut
adalah perlunya menambahkan informasi kepemilikan data pada setiap slot waktu
berupa identitas pengguna atau identitas input line yang bersangkutan. Penambahan
informasi pada setiap slot waktu yang dikirim merupakan overhead pada
Asynchronous TDM.

b. Frequency Division Multiplexing (FDM)


Prinsip dari FDM adalah pembagian bandwidth saluran transmisi atas sejumlah kanal.
Pemakaian secara bersama kabel yang mempunyai bandwidth yang tinggi terhadap
beberapa frekuensi (setiap channel akan menggunakan frekuensi yang berbeda) dimana
masing-masing kanal dialokasikan ke pasangan entitas yang berkomunikasi.

c. Code Division Multiplexing (CDM)


dirancang untuk menanggulangi kelemahankelemahan
yang dimiliki oleh teknik multiplexing sebelumnya, yakni TDM dan FDM.
Contoh aplikasinya pada saat ini
adalah jaringan komunikasi seluler CDMA (Flexi) Prinsip kerja
dari CDM adalah sebagai berikut :
1. Kepada setiap entitas pengguna diberikan suatu kode unik (dengan panjang 64 bit)
yangdisebut chip spreading code.
2. Untuk pengiriman bit ‘1’, digunakan rep
resentasi kode (chip spreading code) tersebut.
3. Sedangkan untuk pengiriman bit ‘0’, yang digunakan adalah inverse dari kode tersebut.
4. Pada saluran transmisi, kode
-
kode unik yang dikirim oleh sejumlah pengguna akan
ditransmisikan dalam bentuk hasil
penjumlahan (sum) dari kode
-
kode tersebut.
5. Di sisi penerima, sinyal hasil penjumlahan kode
-
kode tersebut akan dikalikan dengan kode
unik dari si pengirim (chip spreading code) untuk diinterpretasikan.
selanjutnya:

jika jumlah hasil perkalian mendekati
nilai +64 berarti bit ‘1’,

jika jumlahnya mendekati

64 dinyatakan sebagai bit ‘0’.
Contoh penerapan CDM untuk 3 pengguna (A,B dan C) menggunakan panjang kode 8 bit (8
-
chip spreading code) dijelaskan sebagai berikut :
a. Pengalokasian kode unik (8
-
chip
spreading code) bagi ketiga pengguna :

kode untuk A : 10111001

kode untuk B : 0110111

kode untuk C : 11001101
b. Misalkan pengguna A mengirim bit 1, pengguna B mengirim bit 0 dan pengguna C mengirim
bit 1. Maka pada saluran transmisi akan dikirimkan
kode berikut :

A mengirim bit 1 : 10111001 atau +

+++


+

B mengirim bit 0 : 10010001 atau +


+



+

C mengirim bit 1 : 11001101 atau + +


++


hasil penjumlahan (sum) = +3,
-
1,
-
1,+1,+1,
-
1,
-
3,+3
5
c. Pasangan dari A akan menginterpr
etasi kode yang diterima dengan cara :

Sinyal yang diterima : +3

1

1 +1 +1

1

3 +3

Kode milik A : +1

1 +1 +1 +1
-
1

1 +1

Hasil perkalian (product) : +3 +1

1 +1 +1 +1 +3 +3 = 12
Nilai +12 akan diinterpretasi sebagai bit ‘1’ karena mendekati nilai
+8.
d. Pasangan dari pengguna B akan melakukan interpretasi sebagai berikut :

sinyal yang diterima : +3

1

1 +1 +1

1

3+

kode milik B :

1 +1 +1

1 +1 +1 +1

1

jumlah hasil perkalian :

3

1

1

1 +1

1

3

3=
-
12
berarti bit yang diterima
adalah bit ‘0’, karena mendekati nilai

8

Sedangkan untuk pada penerima, gabungan sinyal-sinyal itu akan kembali di pisahkan
sesuai dengan tujuan masing-masing. Proses ini disebut dengan Demultiplexing.

Contoh aplikasi dari teknik multiplexing ini adalah pada jaringan transmisi jarak jauh,
baik yang menggunakan kabel maupun yang menggunakan media udara (wireless atau
radio). Sebagai contoh, satu helai kabel optik Surabaya-Jakarta bisa dipakai untuk
menyalurkan ribuan percakapan telepon. Idenya adalah bagaimana menggabungkan
ribuan informasi percakapan (voice) yang berasal dari ribuan pelanggan telepon tanpa
saling bercampur satu sama lain.

D. Aplikasi TTL pada Multiplexer

Multiplexer adalah suatu rangkaian elektronik digital yang sering disebut juga sebagai data
selector. Multiplexer mempunyai multi input dan umumnya akan dipilih hanya salah satu input
tersebut untuk dikeluarkan pada bagian output berdasarkan selektor data yang dipilih. Sedangkan
kebalikannya adalah Demultiplexer, yaitu umumnya mempunyai banyak kombinasi output
sesuai dengan saklar pemilih data atau selector data digital yang dikehendakinya. IC Multiplexer
yang disimulasikan di sini adalah jenis IC TTL SN74LS151 mempunyai 8-data input (D0-D7) , 3-
buah saklar pemilih (C, B, A) , dan 1-buah strobe atau enable (G), serta 1-buah output (Y) dan
output (W) yang lain merupakan kebalikan dari output Y (W= Y). Pada IC 74LS151 ini,
jikadata input8-bit tersebut terjadi sembarang, dan strobe atau enable G harus dikondisikan
“low” (“0”), dengan control data selector (C, B,A) berurutan kombinasinya sesuai tahapan
counter, maka output Y pada multiplexer dipilih salah satu sesuai urutan counter data selector ,
yaitu mulai dari D0-D7). Aplikasi multiplexer inin sangat cocok untuk saluran bus data pada
teknik mikrokomputer. Untuk Demultiplexer apada simulasi ini digunakan IC jenis TTL dengan
tipe SN74LS139. IC 74LS139 ini mempunyai 2-buah demultiplexer, dimana masing-masing
demultiplexer mempunyai4- buah output, yaitu 1Y0, 1Y1, 1Y2, dan 1Y3, 1-buah enable, serta
2-buah data selector. Output akan keluar semua, mulai dari 1Y0 sampai dengan 1Y3 secara
berurutan logika “L” (“0”) untuk kondisi Enable dalam kondisi “L” (“0) dengan data selector (B,
A) secara berturut-turut sesuai counter decimal, yaitu : mulai kondisi 00, 01, 10, sampai 11,
sehingga outputdemultiplexermasing-masing menghasilkan berturut-turut ke baris bawahmulai
1Y0, 1Y1, 1Y2, sampai 1Y3 dengan kondisi logika : 0111; 1011; 1101; sampai 1110. Aplikasi
demultiplexer ini sangat cocok untuk operasi motor stepper dc.

Gambar 1.5 Rangkaian Multiplexer IC 74LS151dengan Control Data Selector IC 74LS90


Gambar 1.6 Rangkaian Multiplexer 74LS151 dengan Pengendali Data input menggunakan IC 74LS90
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Dari makalah in penyusun dapat mengambil beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Semenjak transistor di temukan perkembangan elektronika berkembang sangat pesat karena
efisiensi dan dimensi yang lebih baik dari komponen tabung elektron,
2. Transistor dapat di fungsikan sebagai saklar maupun penguat pada sebuah rangkaian
elektronik,
3. Rangkaian digital dengan menggunakan transistor dapat di bentuk dengan menggunakan
beberapa komponen tambahan untuk memeperoleh sebuah rangkaian yang di inginkan.
Contoh kombinasi rangkainan itu sendiri yaitu : DTR,RTL dan TTL.
4. Untuk mempermudah memahami suatu rangkaian yang kompleks maka kita harus bias
memahami dan menganalisa setiap blok rangkaian penyusunnya. Sehinga sistem yang kita
buat dapat berjalan sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai