Anda di halaman 1dari 4

Sixth Sense Heredity or Genetic Schizophrenia?

By Hadiyan Faza

Belakangan ini, fenomena ‘indera keenam’ mendapatkan perhatian yang


banyak oleh masyarakat khususnya netizen atau warganet yang gemar
berseluncur di dunia maya. Hal ini dapat dilihat dari maraknya thread (utas) twitter
atau video youtube yang bermunculan mengenai pengalaman mistis atau
supernatural dengan makhluk astral. Contoh konkret yang terdapat di internet
adalah kisah Risa dan keluarga yang memiliki kemampuan indera keenam.
Keluarga Risa mempercayai bahwa keluarganya memiliki kemampuan yang
lebih dari manusia pada umumnya yaitu indera keenam dimana mereka
sekeluarga dapat melihat, mendengar, dan merasakan keberadaan makhluk
astral. Fenomena yang mencekam dan ekslusif yang dialami Risa dan
keluarganya mengundang tanya dan antusiasme yang tinggi dari warganet.

Fenomena yang berkaitan dengan indera keenam yang dialami Risa dan
keluarga menunjukkan perilaku seperti melihat makhluk astral, mendengar
suara-suara yang menakutkan, merasakan adanya keberadaan makhluk lain,
dan adanya kepercayaan yang berlebih kepada dunia astral. Jika dilihat dari
perspektif psikologi, perilaku-perilaku ini juga sesuai dengan DSM-V yang
merupakan panduan dalam mendiagnosa gangguan mental. Jadi, apakah
indera keenam merupakan suatu kemampuan yang diturunkan atau
merupakan skizofrenia genetik?

Pada kasus-kasus populer yang ada, fenomena indera keenam ini pada
awalnya muncul ketika individu berada di usia anak-anak. Anak-anak yang
diyakini memiliki indera keenam biasa disebut dengan ‘anak indigo’. Anak indigo
seperti yang dikatakan oleh Magenda (2015) adalah seseorang yang memiliki
ketajaman indera keenam, bisa melihat sesuatu yang belum terjadi, dapat
melihat masa lalu, dan dapat melihat makhluk atau materi-materi astral yang
tidak dapat diinderakan oleh panca indera manusia. Berbagai penelitian
menemukan bahwa orang indigo dari tahun ke tahun semakin meningkat. Para
ahli mengatakan bahwa anak indigo 90% merupakan anak di bawah 12 tahun
dan beberapa mengatakan bahwa hanya sedikit presentase orang dewasa yang
indigo (Magenda, 2015).

Pada suatu penelitian yang dilakukan oleh Hermiati dan Harahap pada
tahun 2018 ditemukan bahwa skizofrenia merupakan suatu gangguan yang
dapat diwarisi secara genetik. Berdasarkan penelitian yang sama sekelompok
orang yang keluarganya memiliki riwayat skizofrenia, 83% diantaranya juga
mengalami skizofrenia. Hal ini mengindikasi bahwa faktor genetik sangat
berperan dalam pewarisan skizofrenia. Berdasarkan DSM-V yang merupakan
panduan dalam mendiagnosa gangguan mental, gejala-gejala individu yang
mengidap skizofrenia adalah munculnya dua atau lebih perilaku yang
berlangsung setidaknya selama satu bulan berupa: (1) Delusi, (2) Halusinasi, (3)
Kemampuan Bicara yang kacau, (4) Perilaku Katatonik, (5) dan Gejala Negatif
Lainnya.

Jika kita telaah lebih dalam, keluarga yang menganggap dirinya terlahir
dengan indera keenam telah bertahun-tahun mempunyai kepercayaan bahwa
dirinya berbeda dengan orang pada umumnya. Hal ini merupakan salah satu
gejala dari skizofrenia yaitu delusi dimana individu meyakini sesuatu yang tidak
nyata. Mereka juga meyakini bahwa mereka pernah mengalami pengalaman
mistis seperti, melihat, mendengar, menyentuh atau merasakan keberadaan
makhluk astral. Pengalaman tersebut jika dilihat dari kacamata psikologi
merupakan halusinasi yang berupa kesalahan persepsi pada indera manusia.
Seseorang yang terganggu persepsinya akan mempersepsikan sesuatu yang
tidak sesuai dengan kenyataan. Orang dengan indera keenam mungkin secara
genetik mengalami gangguan dalam mempersepsikan sesuatu sehingga
penglihatan, pendengaran, serta perabaannya terganggu dan mempersepsikan
suatu stimulus netral menjadi sebuah persepsi yang mistis. Individu yang berasal
dari keluarga yang memiliki indera keenam juga memperlihatkan gejala-gejala
negatif yang mengganggu kehidupan sehari-harinya. Individu dari kecil
merasakan takut yang berlebih karena sudah disuapi oleh hal-hal mistis sejak
dini. Keseharian individu akan penuh dengan ketakutan dan menghambat
interaksi sosial dengan lingkungan sekitar.

Apakah orang yang mewarisi kemampuan indera keenam adalah


seseorang yang mengidap skizofrenia genetik? Sebenarnya, jawaban dari
pertanyaan ini ada pada perspektif serta keyakinanmu. Jika dilihat dari perspektif
psikologi, seluruh perilaku individu yang memiliki kemampuan indera keenam
memenuhi kriteria yang ada pada gangguan skizofrenia genetik namun jika kamu
melihat dari perspektif supernatural dan spiritual, maka hal-hal tersebut dianggap
nyata dan merupakan sesuatu yang dianggap istimewa. Sesungguhnya
kebenaran dari sebuah realita hanya kamu yang dapat menentukan.
DAFTAR PUSTAKA

Magenda, R. (2015). Penerimaan Diri (self acceptance) pada Indigo (Doctoral


dissertation, UIN Sunan Gunung Djati Bandung).

American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of


Mental Disorders (5th ed).

Hermiati, D., & Harahap, R. M. (2018). Faktor yang Berhubungan dengan Kasus
Skizofrenia pada Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Khusus Jiwa
Soeprapto Provinsi Bengkulu. Jurnal Keperawatan Silampari, 1(2), 78-
92.

Anda mungkin juga menyukai