2. mahasiswa dapat mengenal sifat-sifat dari beberapa gugus fungsi senyawa organik.
E. Dasar teori
Salah satu langkah untuk analisis kualitatif dari senyawa organik adalah melalui identitas
gugus fungsi. Dengan mengetahui gugus fungsi maka dapat diketahui golongan dari senyawa
organik tersebut karena setiap senyawa organik mempunyai sifat tertentu bergantung pada
gugus fungsionil yang dimilikinya. Secara umum senyawa organik yang mempunyai gugus
fungsi yang sama akan mempunyai sifat-sifat yang sama.
Secara sistemika, reaksi identifikasi terhadap gugus fungsi yang dimiliki oleh senyawa
organik, dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Reaksi identifikasi terhadap senyawa yang mempunyai ikatan rangkap 2 (antara) atom
C yang saling berikatan/senyawa hidrokarbon tak jenuh.
b. Reaksi identfikasi terhadap senyawa alkil halida dan aril halida
c. Reaksi identifikasi terhadap alkohol dan fenol
d. Reaksi identifikasi terhadap asam karboksilat
e. Reaksi identifikasi terhadap adanya gugus karbonil
F. Data Pengamatan
G. Pembahasan
1. Reaksi identifikasi terhadap senyawa hidrokarbon tak jenuh
Pada percobaan senyawa hidrokarbon tak jenuh, senyawa yang di uji adalah
minyak kelapa dan benzena. Di dalam teori menyatakan bahwa minyak kelapa adalah
senyawa tak jenuh yang bila di reaksikan dengan KMnO₄ ditandai dengan
terbentuknya endapan coklat MnO₂. Senyawa MnO₂ adalah hasil dari oksidasi
KMnO₄ terhadap senyawa tak jenuh. Hasil ini sesuai dengan percobaan. Menurut
teori senyawa benzena termasuk dalam senyawa aromatik, sedangkan senyawa
aromatik dan alkana adalah senyawa yang kurang reaktif terhadap KMnO₄ karena
mengalami reaksi subtitusi. Namun pada percobaan kali ini benzena menimbulkan
endapan merah, mungkin ada kesalahan pada saat pengamatan. Karena di dalam teori
jika bereaksi akan menimbulkan warna coklat. Saat benzena dan minyak kelapa
ditambahkan larutan H₂SO₄ terjadi perubahan warna menjadi warna coklat. Hal ini
menunjukan bahwa senyawa tersebut bereaksi. Hal tersebut sesuai dengan teori
bahwa benzena dapat bereaksi dengan H₂SO₄ karena hidrokarbon tak jenuh akan
bereaksi dengan H₂SO₄.
Persamaan reaksinya :
KMnO4 + alkena R2COH-CR2OH
KMnO4 + Benzena
H2SO4 + Alkana C-C-CH3
H2SO4 + Benzena
Tes Iodoform
Hasil positif dari reaksi adalah timbulnya endapan triiodometana yang
berwarna kuning pucat pasi. Percobaan yang dilakukan sudah sesuai dengan
teori. Selain warnanya iodoform dapat dikenali dengan baunya yang sedikit
mirip dengan bau obat.
Persamaan reaksinya :
RC(OH) + 4I2 + 6NaOH RCOONa + 5NaI + 5H2O + CHI3
Pada percobaan kali ini, aseton direaksikan dengan pereaksi fehling dan
larutan tetap/tidak berubah. Hal ini karena aseton tidak mempunyai atom H yang
terikat langsung pada atom C karbonilnya, sehingga tidak mengalami oksidasi. Aseton
dalam pereaksi fehling tidak dapat mereduksi ion tembaga. Sehingga tidak terbentuk
endapan.
Persamaan reaksinya :
C + 2Cu2+ + OH-
H3C CH3
H H H H
Sampel no 7 dilihat dari fisiknya berbentuk cairan dan tercium bau aseton. Setelah
mengetahui ciri fisiknya, praktikan mencoba memastikan dengan melakukan uji fehling.
Setelah ditampahkan pereaksi fehling dan dipanaskan, sampel tidak terlihat mengalami
perubahan. Hal tersebut membuktikan bahwa sampel no 7 adalah aseton.
H. Kesimpulan
Benzena adalah senyawa tak jenuh yang tidak bereaksi dengan KMnO₄, namun dapat
bereaksi dengan H₂SO₄.
Minyak kelapa termasuk ke dalam senyawa tak jenuh yang dapat bereaksi dengan
KMnO₄ dan H₂SO₄.
Fenol memiliki pH: 2 dan Etanol memiliki pH: 6
Gugus alkohol bisa didapat melalui proses esterifikasi yaitu mereaksikan asam
karboksilat dengan alkohol membentuk ester.
Alkohol dapat bereaksi dengan iodium dalam suasana basa.
Asam karboksilat adalah larutan yang paling asam.
Asam karboksilat dapat larut dalam NaOH.
Asetaldehid dapat bereaksi dengan fehling A dan B.
Asetaldehid dapat membentuk cermin perak ketika direaksikan dengan AgNO3.
Sampel no 7 adalah aseton.
I. Daftar pustaka