Referat DD Sesak Napas Aji
Referat DD Sesak Napas Aji
SESAK NAPAS
Oleh :
Click to edit Master subtitle style
Aji Setia Utama
06201110101067
5/13/12 1
DEFINISI
Sesak napas sering disebut sebagai
dispnea, napas pendek, breathlessness,
atau shortness of breath.
Dispnea adalah gejala subjektif berupa
5/13/12 2
Ortopneu : dispnea yang terjadi pada posisi
berbaring
Platipneu : dispnea yang terjadi pada posisi
5/13/12 4
Sesak napas dapat disebabkan oleh berbagai
proses, diantaranya :
◦
Vaskular
◦
Inflamasi
◦
Neoplasma
◦
Degeneratif
◦
Intoksikasi
◦
Kongenital
◦
Alergi atau autoimun
Trauma
◦
◦
Endokrin
5/13/12 5
Sesak napas juga dapat disebabkan oleh
berbagai mekanisme, yaitu:
◦
Gangguan pengambilan oksigen
◦
Gangguan absorbsi oksigen
◦
Gangguan perfusi
◦
Gangguan transportasi
◦
Gangguan dari peningkatan kebutuhan oksigen
◦
Gangguan dari ekskresi karbon dioksida dan sisa
metabolisme tubuh
5/13/12 6
KLASIFIKASI SESAK NAPAS
American Thoracic Society (ATS)
Tingkat Derajat Kriteria
0 Normal Tidak ada kesulitan bernapas kecuali aktivitas
berat
1 Ringan Terdapat kesulitan bernapas, napas pendek-
pendek ketika terburu buru atau ketika nenuju
puncak landai
2 Sedang Berjalan lebih lambat dari pada kebanyakan
orang yang berusia sama karena sulit bernapas
atau harus berhenti berjalan untuk bernapas
3 Berat Berhenti berjalan setelah 90 meter untuk
bernapas atau setelah berjalan beberapa menit
4 Sangat berat Terlalu sulit untuk bernapas bila meninggalkan
rumah atau memekai baju atau membuka baju
5/13/12 7
FISIOLOGI SESAK NAPAS
1. Sensasi sesak napas, campuran dua
komponen :
◦
Input sensory ke korteks serebri
Informasi dari reseptor-reseptor khusus terutama
mekanoresptor di berbagai aparatus pernapasan dan di
tempat lain. Input lain dari jalan napas, paru memelui
nervus vagus, otot-otot pernapasan dan dinding dada.
◦
Sensasi persepsi
Interpretasi dari informasi yang tiba pada korteks
sensor otot, hal ini sangat bergantung pada psikologis
penderita.
5/13/12 8
2. Usaha untuk bernapas
Hal ini berkaitan dengan rasio beban pada otot-
otot pernapasan dan kapasitas maksimun otot-otot
pernapasan
3. Kemoreseptor
◦
Rangsangan kemoreseptor perifer atau sentral
akan meningkatkan ventilasi paru sekaligus
menimbulkan sensasi sesak napas.
◦
Hipoksia, rangsangan respirasi melalui
kemoreseptorperifer, dan dapat menimbulkan
sensasi sesak napas pada penderita dengan
penyakit paru.
◦
Hiperkapnia
5/13/12 9
4. Mekanoreseptor
Rangsangan mekanik akan merangsang berbagai
reseptor yang tersebar di organ pernapasan :
Reseptor saluran pernapasan dan atau wajah.
Reseptor paru : reseptor iritan di epitel jalan napas
(rangsangan mekanik dan kimia), reseptor
pulmonary strech di jalan napas : inflasi paru,
serabut –C di dinding alveolar dan pembuluh darah
respons terhadap kongestif interstisial. Dan nervus
vagus yang akan mentransmisikan informasi aferen
dari paru ke susunan saraf pusat.
5. Reseptor mekanik
Reseptor dinding dada berupa otot-otot dada
akan mempengaruhi ventilasi dan berdampak pada
5/13/12 10
Besarnya tenaga fisik yang dikeluarkan
untuk menimbulkan dispnea bergantung
pada beberapa hal berikut :
◦
1. Usia
◦
2. Jenis kelamin
◦
3. Ketinggian tempat
◦
4. Jenis latihan fisik
◦
5. Dan terlibatnya emosi dalam melakukan
kegiatan tersebut.
5/13/12 11
PATOFISIOLOGI
Oksigenasi Jaringan Menurun
tergantung dari sirkulasi darah dan kadar
hemoglobin, maka beberapa keadaan seperti
perdarahan, animea (hemolisis), perubahan
hemoglobin (sulfhemoglobin, methemoglobin,
karboksihemoglobin) dapat menyebabkan sesak
napas.
Kebutuhan Oksigen Meningkat
Penyakit atau keadaan yang
meningkatkan kebutuhan oksigen akan
memberi sensasi sesak napas. Pada infeksi
terjadi peningkatan suhu tubuh karena bahan
pirogen atau merangsang saraf sentral yang
5/13/12 12
Kerja Pernapasan Meningkat
◦
Panyakit perenkim penyempitan saluran napas
menyebabkan ventilasi paru menurun.
◦
pernapasan ditingkatkan.
◦
metabolisme bertambah dan akhirnya metabolit-
metabolit dalam darah meningkat.
◦
Metabolit yang terdiri dari asam laktat dan asam
piruvat ini akan merangsang susunan saraf pusat.
5/13/12 13
Rangsangan Pada Sistem Saraf Pusat
Penyakit yang menyerang sistem saraf
pusat dapat menimbulkan serangan sesak
napas secara tiba-tiba. seperti pada meningitis
Penyakit Neuromuskuler
gangguan pada sistem pernapasan
terutama jika penyakit tadi mengenai
diagfragma, seperti miastenia gravis dan
amiotropik leteral sklerosis.
5/13/12 14
DIFFERENSIAL DIAGNOSIS SESAK NAPAS
V I N D I C A T E
Alergi dan
Vascular Inflamasi Tumor Degeneratif Intoksikasi Kongenital Trauma Endokrin
autoimun
Radang
Gangguan Benda asing,
Tenggorokan, Bronchogenic Kyphoscoliosis,
Pengambilan Emfisema paru Pneumokoniosis Asma bronkial Cedera tulang
Bronkitis, karsinoma Bronkiektasis
Oksigen rusuk
Bronkiolitis
Lipoid
Karsinoma Periarteritis
Gangguan Pneumonia, pneumonia,
alveolar, Emfisema paru nodosa,
Absorbsi Edema paru Tuberkulosis, Pneumonitis Atelektasis Pneumothorax
Metastasis dan fibrosis Sarkoidosis,
Oksigen Abses paru-paru Beracun, Shock
karsinoma Scleroderma
paru-paru
Pulmonary
Gangguan Pulmonary Penyakit
Hemangioma fibrosis,
Perfusi embolism jantung bawaan
Emfisema paru
Anemia sel
Gangguan Septicaemia Shock dari obat Hemorrhagic
Gagal Jantung Anemia aplastik sabit, Penyakit Syok
Transportasi dengan shock dan racun, shock
jantung bawaan
Leukemia,
Gangguan dari
Penyakit
Peningkatan
Polycythemia Demam Hodgkin, Hipertiroidisme
kebutuhan
Metastasis
Oksigen
karsinoma
Gangguan dari
Septicaemia
Ekskresi dari Uremia, Laktat Asidosis
dengan asidosis Emfisema paru
CO2 dan sisa asidosis diabetes
laktat
5/13/12
metabolisme 1515
5/13/12 16
Differensial diagnosis gangguan
napas pada bayi baru lahir :
Obstruksi jalan napas
◦
Nasal atau faringeal obstruksi, edema nasalis,
sumbatan hidung oleh mukus atau masker
◦
Rongga mulut : makroglosi atau mikrognati
◦
Leher : struma kongenital
◦
Laring : stenosis subglotik, hemangioma,
paralisis medula spinalis dan laringomalasia
Trakhea : fistula trakheaesofagus, stenosis
◦
Aspirasi mekonium, darah atau susu formula
◦
Respiratory distres syndrom
◦
Atelektasis
5/13/12 17
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Keluhan awal
◦
Keluhan awal akut disebabkan adanya gangguan
fisiologis akut. seperti serangan asma bronkial,
emboli paru, pneumotoraks
◦
Serangan berkepanjangan selama berjam-jam
hingga berhari-hari lebih sering akibat
eksaserbasi penyakit paru yang kronik atau
perkembangan proses sedikit demi sedikit seperti
pada efusi pleura atau gagal jantung kongestif.
5/13/12 18
Gejala yang menyertai
Nyeri dada yang disertai dengan sesak
kemungkinan disebabkan oleh emboli paru,
atau penyakit pleura;
Batuk yang disertai dengan sesak,
suatu infeksi;
Hemoptisis mengisyaratkan ruptur
5/13/12 20
5/13/12 21
5/13/12 22
5/13/12 23
Pada beberapa kasus
sesak :
Pneumonia
◦
Anamnesis
Gejala timbul mendadak, tetapi dapat didahului infeksi
saluran napas akut bagian atas dengan gejala batuk,
demam terus menerus, sesak, kebiruan di daerah mulut,
nyeri dada, menggigil pada anak, kejang pada bayi, dan
nyeri dada.
Lebih suka berbaring pada sisi yang sakit.
◦
Pemeriksaan fisik
Dapat ditemukan sesak napas, napas cepat, napas cuping
hidung, sianosis
Terdapat retraksi dinding dada, perkusi sonor, suara
vesikular atau subbronkial sampai bronkial, ronki.
5/13/12 24
Bronkiolitis
◦
Anamnesis
Sering pada usia kurang dari 2 tahun, terutama usia 2-
6 bulan
Didahului batuk, pilek, demam tidak tinggi, kemudian
1-2 hari diikuti napas cepat, retraksi dada,
Anak gelisah, tidak mau makan dan muntah.
◦
Pemeriksaan fisik
Dada mengembang, retraksi interkostal, frekuensi
pernapasan meningkat 50-60x/menit
Perkusi hipersonor, suara napas dapat melemah
Terdapat Ronki dan wheezing atau rales biasanya
terdengar diseluruh permukaan paru
Pada beberapa pasien bisa ditemukan sianosis, suhu
normal, subfebris, demam tinggi
Hati dan limpa terdorong ke bawah
5/13/12 25
Tuberkulosis
◦
Anamnesis
Batuk lama lebih dari 3 minggu,
Nafsu makan menurun, berat badan sulit naik,
menetap atau menurun
Demam tanpa sebab yang jelas, pembesaran
kelenjar superfisial daerah mandibula,
supraklavikular, leher, aksila.
Ada kontak dengan penderita TB
Dapat pula disertai keluhan gastrointestinal
seperti diare persisten yang tidak sembuh
dengan pengobatan.
◦
Pemeriksaan fisik
Berat badan atau gizi kurang
Limfadenopati supraklaviluar, leher,
mandibula, aksila yang bersifat multipel, tidak
5/13/12 26
Asma Bronkial
◦
Anamnesis
Sering kambuh pada saat-saat tertentu
(menjelang pagi, udara dingin, banyak debu,
dll)
Nafas berbunyi, disertai/ tanpa sputum
Kadang ada riwayat alergi (makanan tertentu,
Obat, dll)
Ada riwayat alergi/ sesak pada keluarga lain
yang sedarah
Kadang dicetuskan oleh stres.
◦
Pemeriksaann fisik
Frekuensi napas meningkat, napas dangkal,
sesak napas, napas cuping hidung, sianosis,
gerakan dada yang berkurang, hipersonor,
5/13/12 27
Efusi pleura
◦
Anamnesis
Pasien sesak napas dan lebih enak tidur pada
posisi yang sakit, bisa diikuti dengan demam
◦
Pemeriksaan fisik
Frekuensi napas meningkat
Lebih cembung dan ketertinggalan gerak pada
paru yang sakit
Perkusi redup, fremitus suara lemah pada
bagian redup
5/13/12 28
Defek septum ventrikel
◦
Anamnesis
Pasien cepat lelah, sering menderita infeksi
saluran napas bagian atas
Kenaikan berat badan lambat, gangguan
pertumbuhan.
◦
Pemeriksaan fisik
Bising jantung (murmur)
Takipnea, takikardi, retraksi interkostal,
5/13/12 29
Tetralogi fallot
◦
Anamnesis
Pasien sering lelah, sesak napas, jika kelelahan
pasien sering jongkok
Bibir pasien biru, ada gangguan pertumbuhan
gigi
◦
Pemeriksaan fisik
Sianosis pada bibir, napas cepat, jari tabuh
Terdapat thrill sistolik bagian atas dan tepi
sternum kiri
Suara jantung S2 biasanya tunggal, keras,
terdengar bising ejeksi sistolik
5/13/12 30
Gagal jantung
◦
Anamnesis
Pasien sering sesak napas saat melakukan
aktivitas ringan atau sedang
Sering berkeringat
Bayi kesulitan minum, bengkak pada kelopak
mata
Anak mengalami bengkak pada tungkai
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
pada kasus kronis
Timbul setelah aktivitas fisik berat (jalan jauh,
naik tangga, dll) dan berkurang dengan
istirahat
Lebih enak berbaring dengan bantal tinggi.
◦
Pemeriksaan fisik
5/13/12 31
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi
Takipnea
◦
◦
Retraksi intercostal dan atau substernal
◦
Napas cuping hidung
◦
Sianosis
◦
Posisi anak
Jari tabuh (clubbing finger)
◦
◦
Pola napas
5/13/12 32
Kriteria nafas cepat pada anak :
◦
Neonatus : ≥ 60x/menit
◦
2 bln‐1 tahun : ≥ 50x/menit
◦
1 thn‐5 thn : ≥ 40x/menit
◦
Di atas 5 thn : ≥ 30x/menit
5/13/12 33
Tipe pernafasan
5/13/12 34
Palpasi
◦
Ketinggalan gerak
◦
Fremitus
◦
Krepitasi
◦
Bentuk dada
Perkusi
◦
Sonor
◦
Hipersonor
◦
Redup
◦
batas pengembangan paru dan besar hepar.
Auskultasi
5/13/12 35
Suara tambahan pada
5/13/12 36
Karakteristik penyakit paru dari
pemeriksaan fisik 5/13/12 37
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan dahak .
pemeriksaan dahak harus mencakup
pemeriksaan bilasan sputum gram (gram-
stained smear) untuk membuktikan adanya
radang saluran napas bawah dan penentuan
jenis gram patogen.
5/13/12 39
Radiologi
◦
Pembuatan foto toraks postero·anterior dan
lateral dilakukan apabila dicurigai adanya
kelainan pada pleura, parenkim paru atau
jantung. Adanya bula, kista, paru emfisematus
atau diafragrna yang mendatar (flattened
diagraph) mendukung diagnosis PPOK. Adanya
kardiomegali mendukung kemungkinan penyebab
sesak yang berkaitan dengan jantung.
5/13/12 40
TATALAKSANA SESAK
NAPAS
Saluran Napas
◦ Periksalah orofaring untuk memastikan saluran
napas tidak tersumbat karena pembengkakan
(edema) atau suatu benda asing. Intubasi
endotrakeal dapat dilakukan apabila pasien
mengalami henti napas atau mengarah kepada
gagal napas progresif
5/13/12 41
Oksigen
1. Sistem aliran rendah
q Kateter nasal,
1 – 6 L/mnt dengan konsentrasi 24% - 44%.
q kanula nasal,
1 – 6 L/mnt dengan konsentrasi 24% - 44%.
q Sungkup muka sederhana,
5 – 8 L/mnt dengan konsentrasi O2 40 – 60%.
q Sungkup muka dengan kantong rebreathing,
8 – 12 L/mnt dengan konsentrasi O2 60 – 80%
q Sungkup muka dengan kantong non
rebreathing. 5/13/12 42
Cara Memberikan Oksigen pada bayi:
Melalui inkubator
◦
Menggunakan selang dengan aliran tinggi
◦
Membutuhkan waktu ± 10 menit untuk
menstabilisasi oksigen
◦
Kadar O2 turun dengan cepat bila tutupnya
dibuka
Head box
◦
Kecepatan aliran 5 – 7 L /menit
◦
Kecepatan aliran > 7 L/menit: meningkatkan O2 ,
berisik, bayi muntah
◦
Perlu kecepatan aliran tinggi untuk mencapai O2
yg adekuat dan mencegah penumpukan CO2
◦
Aliran gas 2-3L/menit diperlukan untuk mencegah
rebreathing CO2
Nasal kanul 5/13/12 43
Ventilasi mekanis.
Suatu alat bantu mekanik yang berfungsi
memberikan bantuan nafas pasien dengan cara
memberikan tekanan udara positif pada paru-paru
melalui jalan nafas buatan.
5/13/12 44
Terima kasih
5/13/12 45