1 PB PDF
1 PB PDF
ASEP HARIYANTO
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota. UNISBA
Jalan Tamansari No.1 Bandung
ABSTRAK
Perumahan dan permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar
manusia dan merupakan faktor penting dalam meningkatkan harkat dan martabat
serta mutu kehidupan yang sejahtera dalam masyarakat yang adil dan makmur.
Perumahan dan permukiman juga merupakan bagian dari pembangunan nasional
yang perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan secara terpadu, terarah,
terencana, dan berkesinambungan.
Pembangunan perumahan dan permukiman yang kurang terpadu, terarah,
terencana, dan kurang memperhatikan kelengkapan prasarana dan sarana dasar
seperti air bersih, sanitasi (jamban), sistem pengelolaan sampah, dan saluran
pembuangan air hujan, akan cenderung mengalami degradasi kualitas
lingkungan atau yang kemudian diterminologikan sebagai “Kawasan Kumuh”.
kumuh dapat pula menjadi sumber fisik memiliki kondisi lingkungan yang
masalah sosial seperti kejahatan, obat- tidak sehat, seperti kotor, tercemar,
obat terlarang dan minuman keras. Di lembab, dan lain-lain. Kondisi tersebut
berbagai wilayah, kawasan kumuh juga secara ekologis timbul sebagai akibat
1925, the Chicago School): yang kumuh, dan tidak sesuai lagi dengan
memandang bahwa semua kehidupan di standar lingkungan permukiman
kota merupakan produk dari yang sehat;
kebudayaan-kebudayaan yang tercipta
3. Kurangnya perhatian / partisipasi
oleh “dunia sosial” yang hidup di kota
masyarakat akan pendayagunaan
tersebut.
prasarana dan sarana lingkungan
Semakin kuatnya daya tarik kota permukiman guna kenyamanan dan
ditambah dengan adanya berbagai kemudahan dukungan kegiatan
keterbatasan secara ekonomi di usaha ekonomi.
perdesaan, telah mendorong sebagian
Dari penjelasan diatas maka dapat
besar warga perdesaan untuk mengadu
ditegaskan bahwa permasalahan
nasib di perkotaan. Perkembangan kota
perumahan dan permukiman diperkotaan
yang pesat tersebut yang berfungsi
merupakan permasalahan yang komplek
sebagai pusat kegiatan serta
dan perlu mendapatkan perhatian, hal ini
menyediakan layanan primer dan
disebabkan karena rumah merupakan
sekunder, telah mengundang penduduk
kebutuhan dasar manusia selain pangan
dari daerah pedesaan untuk datang ke
dan sandang yang masih belum dapat
perkotaan dengan harapan bisa
dipenuhi oleh seluruh masyarakat. Bagi
mendapatkan kehidupan yang lebih baik
masyarakat berpenghasilan rendah,
serta berbagai kemudahan lain termasuk
rumah merupakan asset dalam rangka
lapangan kerja, sehingga mengakibatkan
pengembangan kehidupan social dan
kurang perhatiannya terhadap
ekonomi bagi pemiliknya. Sedangkan
pertumbuhan kawasan perumahan dan
pengadaan perumahan yang dilakukan
permukiman penduduk maupun kegiatan
oleh semua pelaku pembangunan pada
ekonomi. Kondisi tersebut pada
hakekatnya dapat mendorong
kenyataannya mengakibatkan :
berkembangnya kegiatan ekonomi
1. Terjadinya pertambahan penduduk nasional. Oleh karena itu bidang
yang lebih pesat dari pada perumahan dan permukiman merupakan
kemampuan pemerintah dalam program yang penting dan strategis
menyediakan hunian serta layanan dalam rangka pembangunan nasional.
primer lainnya secara
Pengadaan perumahan yang
layak/memadai;
diselenggarakan secara formal oleh
2. Tumbuhnya kawasan perumahan pemerintah dan pengembang swasta
dan permukiman yang kurang layak ternyata setiap tahun hanya mampu
huni, yang pada berbagai daerah memenuhi 15 % dari kebutuhan
cenderung berkembang menjadi perumahan nasional. Kekurangan
kondisi yang demikian ini terutama kekumuhan adalah keadaan rumah yang
dan berkembangnya permukiman- tinggi, serta status lahan yang tidak jelas
permukiman yang sesuai dengan arah sungai, rel KA, dll. Rumah–rumah yang
akhirnya hal tersebut akan terkena banjir pada saat musim hujan.
kawasan kumuh adalah faktor fisik hajat secara tidak sehat, sehingga
Tabel 1
PENETAPAN KRITERIA KAWASAN KUMUH
KELAS KAWAASN KUMUH
KOMPONEN Tidak Kurang Cukup Kumuh Sangat
NO
PENILAIAN Kumuh (K0) Kumuh (K1) Kumuh (K3) Kumuh (K4)
(K2)
I Komponen Fisik
Sangat
1 Kondisi Rumah Baik Hampir Baik Cukup Buruk
Buruk
Semi
2 Jenis Rumah Permanen Temporer Temporer Temporer
Permanen
Kepadatan Hampir Sangat
3 Rendah Sedang Tinggi
bangunan tinggi Tinggi
4 KDB < 50 % 60 % 70 % 80 % > 90 %
5 Jumlah Penghuni 5 Org 6 – 7 Org 8 – 9 org 10 Org > 10 Org
Hampir Sangat
6 Sirkulasi Udara Baik Cukup Kurang
Cukup Kurang
Pencahayaan Hampir Sangat
7 Baik Cukup Kurang
Matahari Cukup Kurang
II Komponen Sosial
50 – 75 % 25 – 50 % 5 – 25 %
1 Pendidikan > 75 % SMA < 5 % SMA
SMA SMA SMA
Sangat
2 Kesehatan Baik Hampir Baik Cukup Buruk
Buruk
IV Komponen Ekonomi
Pendapatan 1.000.000 – 750.000 – 500.000 –
1 > 1.000.000 < 250.000
Perkapita per bulan 750.000 500.000 250.000
Bekerja Bekerja Bekerja
Bekerja dan Bekerja tidak
2 Status Pekerjaan Hampir kurang sangat tidak
mencukupi mencukupi
Mencukupi mencukupi mencukupi
Kelurahan Ketapang
Lokasi : RT 02 RW 03
Luas Kawasan Kumuh : ± 6 Hektar
Jumlah Rumah : 270 Unit
Jumlah KK : 295 KK
KDB Rata-rata : 75 – 95 %
kegiatan ini menjadi tanggung jawab diatas, ada suatu program yang bersifat
sangat sederhana (RS dan RSS) kumuh (K1) sampai Kumuh (K3),
(Rs Sehat / RsH) yang dituangkan kurang, sering terkena banjir atau
perhatian, hal ini disebabkan karena kawasan kumuh (slum dan squatter)
rumah merupakan kebutuhan dasar dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu faktor
manusia yang masih belum dapat yang bersifat langsung dan faktor yang
dan sarana dasar seperti air bersih, yang bersifat langsung maupun tidak
hujan, akan cenderung mengalami dapat dilakukan oleh satu unit atau dinas,
5. Koentjaraningrat, “Metode-Metode
Penelitian Masyarakat”, PT.
Gramedia, 1986, Jakarta.