Makalah Tugas Ilmu Pendidikan Dengan Tema-2
Makalah Tugas Ilmu Pendidikan Dengan Tema-2
Disusun Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
PENDAHULUAN
Menurut Poespoprodjo menyatakan bahwa “Ilmu ialah suatu proses perbaikan diri
secara berkesinambungan yang terdiri dari perkembangan teori dan uji empiris”.
Sedangkan di dalam pendidikan sendiri terdapat teori-teori yang diharapkan dapat
menjadi penyusun ilmu pendidikan. Ilmu pendidikan adalah ilmu yang menelaah
fenomena pendidikan dan semua fenomena yang ada hubungannya dengan pendidikan
dalam perspektif yang luas dan integratif.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Definisi pendidikan secara umum menurut etimologi yaitu berasal dari bahasa
Latin educatum yang tersusun dari dua kata yaitu E dan Duco dimana kata E berarti
sebuah perkembangan dari dalam ke luar atau dari sedikit banyak, sedangkan Duco
berarti perkembangan atau sedang berkembang. Jadi, secara etimologi pengertian
pendidikan adalah proses mengembangkan kemampuan diri sendiri dan kekuatan
individu.
Sedangkan, menurut KBBI yaitu proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan, proses, cara, dan perbuatan mendidik.
Satu hal yang menjadi jelas dari apa yang disebut pendidikan adalah upaya
sadar untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki manusia. Pengertian
demikian, menurut Soedomo (1990:30), selalu dipegang oleh kalangan pendidikan.
Dengan pernyataan lain kalangan pendidikan mencermati pendidikan, disamping
sebagai gejala, juga sebagai upaya. Pada gilirannya, pandangan bahwa pendidikan
sebagai gejala sekaligus upaya ini melahirkan teori-teori pendidikan (theories of
education).
George F. Kneller (1971: 231), secara jelas memberi arti tentang teori
pendidikan. Menurutnya, kata teori mempunyai dua makna sentral. Di satu fihak teori
dapat menunjuk suatu hipotesis atau serangkaian hipotesis yang telah diverifikasi
dengan observasi atau eksperimen, sebagaimana dalam kasus teori gravitasi.
Sebagaimana memandang teori dalam artian ini, teori-teori Pendidikan menunggu
pengembangan. Di lain pihak teori dapat juga merupakan sinonim umum untuk
pemikiran sistematik atau serangkaian pemikiran- pemikiran sistematik atau
serangkaian pemikiran-pemikiran yang koheren. Sebagaimana memandang teori
dalam artian ini, pendidikan benar-benar telah menghasilkan teori yang banyak sekali.
Definisi ilmu menurut bahasa, arti kata ilmu berasal dari bahasa Arab (ilm),
bahasa Latin (science) yang berarti tahu atau mengetahui atau memahami. Sedangkan
menurut istilah, ilmu adalah pengetahuan yang sistematis atau ilmiah. Sedangkan
menurut KBBI, ilmu yaitu pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala
tertentu di bidang (pengetahuan) itu.
1. Menurut Mohammad Hatta: ilmu adalah suatu pengetahuan yang teratur dalam
mengenai pekerjaan hukum secara kausal dalam suatu golongan masalah yang
sama tabiatnya, ataupun menurut kedudukannya yang tampak dari luar,
ataupun dari dalam.
2. Menurut Karl Pearson: ilmu ialah suatu keterangan yang stabil &
komprehensif tentang sebuah fakta dari pengalaman dengan istilah yang
sederhana.
3. Menurut Ashely Montagu: ilmu adalah suatu pengetahuan dalam satu sistem
yang berasal dari studi, pengamatan juga dalam percobaan untuk menentukan
suatu dasar prinsip tentang suatu hal yang sedang dikaji.
4. Menurut John G. Kemeny: ilmu adalah segala pengetahuan yang dikumpulkan
dengan menggunakan suatu metode ilmiah dan merupakan hasil dari suatu
proses yang dibuat dengan menggunakan sebuah metode tersebut.
Dapat dikatakan bahwa ilmu adalah dasar dari pendidikan, tanpa ilmu
seseorang tidak bisa memberikan sebuah pendidikan, seseorang dapat memberikan
pendidikan yang baik jika seseorang itu memiliki ilmu yang baik juga, oleh karena itu
ilmu adalah hal dasar yang harus dimiliki seseorang dan yang harus diketahui juga
bahwa ilmu bukan selalu mengenai akademik, ilmu juga bisa didapat dari hal kecil
dalam kehidupan sehari-sehari terutama dalam bermasyarakat.
Menurut Cater V. Good (1945: 36), ilmu pendidikan adalah suatu bangunan
pengetahuan yang sistematis mengenai aspek-aspek kuantitatif dan objektif dan
proses belajar, menggunakan instrumen secara seksama dalam mengajukan hipotesis-
hipotesis pendidikan untuk diuji dan pengalaman, seringkali dalam bentuk
eksperimental.
Menurut Imam Barnadib (1987: 7), ilmu pendidikan atau paedagogiek adalah
ilmu yang membicarakan masalah-masalah umum pendidikan, secara menyeluruh dan
abstrak. Paedagogiek, selain bercorak teoritis, juga bersifat praktis. Untuk yang
teoritis diutamakan hal-hal yang bersifat normatif, ialah menunjuk standar nilai
tertentu; sedangkan yang praktis menunjukkan bagaimana pendidikan itu harus
dilaksanakan.
1. Ilmu pendidikan adalah ilmu yang menelaah fenomena pendidikan dan semua
fenomena yang ada hubungannya dengan pendidikan dalam perspektif yang
luas dan integratif.
2. Fenomena pendidikan dan semua fenomena yang ada hubungannya dengan
pendidikan ini bukan hanya merupakan gejala yang melekat pada manusia
(gejala yang universal), dalam perspektif yang luas, melainkan juga sekaligus
merupakan upaya untuk memanusiakan manusia agar menjadi sebenar-
benarnya manusia (insan), yang hal ini secara integratif diperlukan
penggunaan berbagai kajian tentang pendidikan (kajian historis, filosofis,
psikologis, dan sosiologis tentang pendidikan).
3. Upaya pendidikan mencakup keseluruhan aktivitas pendidikan (mendidik dan
dididik) dan pemikiran yang sistematik tentang pendidikan.
Secara historis Johann Friederick Herbart sering disebut sebagai bapak ilmu
pendidikan modern dan bapak psikologi modern (Gruber, 1973: 142). Berangsur-
angsur ilmu pendidikan berkembang sampai tumbuh menjadi ilmu yang berdiri
sendiri yang mengkaji hakikat, persoalan, bentuk-bentuk dan syarat-syarat dari
pendidikan. Tetapi yang betul-betul berdiri sendiri ilmu pendidikan terjadi pada akhir
abad ke-19 (-1895) sampai sepertiga permulaan abad ke-20 (± 1933) oleh gerakan
Autonomi paedagogik yang berlangsung di Eropa dan Amerika.
Ilmu pendidikan dalam bentuknya yang lebih sistematik termasuk ilmu yang
sangat muda. Ilmu pendidikan lahir dan berkembang jauh lebih belakang dari pada
praktik upaya pendidikan. Dapat dikatakan bahwa ilmu pendidikan masih membentuk
dirinya atau dalam keadaan sedang berkembang. Di samping itu, ilmu pendidikan
harus berpacu dengan masalah-masalah praktis yang mendesak yang memang sama
sekali tidak dapat diabaikan.
Pendidikan tidak hanya dipandang kegiatan investasi untuk masa depan, tetapi
juga harus berbicara sampai sejauh mana mampu memberikan kontribusi positif bagi
penyelesaian permasalahan kekiniaan. Masa lampau menjadi pondasi dasar untuk
pijakan bagi pengembangan selanjutnya. Sehingga dengan istilah lain dasar
pengembangan pendidikan berpijak pada akar historis, akar filosofis, akar sosiologis
dan akar psikologis. Dasar pengembangan atau lebih dikenal dengan fondasi-fondasi
pendidikan yang merupakan fakta-fakta dan prinsip-prinsip dasar yang melandasi
pencarian kebijakan-kebijakan dan praktik pendidikan yang berharga dan efektif.
Prinsip-prinsip ini adalah dasar dibangunnya rumah pendidikan. Jika dasar itu adalah
substansial, sandaran dari struktur itu kemungkinan akan kuat, dan sebaliknya
A. Fondasi Historis
Mengandung beberapa substansi, yaitu :
1) Membimbing untuk menilai ide-ide yang masih survive dari masa lampau dan
mendorong kita untuk menolak ide-ide yang sudah tidak sesuai,
2) Membantu kita untuk menjadi “intelligent thinking educational workers”.
3) Membantu untuk memilih tujuan, isi pendidikan, dan proses pendidikan modern,
4) Memberikan bahan-bahan untuk pemikiran pendidikan secara kreatif,
5) Menstimulasi kita untuk melengkapi karya para tokoh besar dan melaksanakan ide–
ide mereka sesuai dengan kondisi sekarang,
6) Mengembangkan sikap yang berharga seperti kerendahan hati dan kesabaran,
7) Memberikan pengetahuan yang berharga tentang perkembangan peradaban,
8) Sebagai pendekatan yang baik untuk studi tentang prinsip-prinsip pembaharuan
social, industri dan politik. (Elmer Harrison Wilds, 1957).
B. Fondasi Filosofis
C. Fondasi sosiologis
Memberikan beberapa makna bagi pengembangan pendidikan, yakni :
1) Apresiasi terhadap adanya kenyataan pluralitas budaya dalam masyarakat,
2) Pengakuan terhadap harkat manusia dan hak asasi manusia,
3) Pengembangan tanggungjawab masyarakat dunia
4) Pengembangan tanggungjawab manusia terhadap planet bumi.(Tilaar, 2003)
D. Fondasi Psikologis
Sesuatu kawasan studi dapat tampil atau menampilkan diri sebagai suatu
disiplin ilmu, bila dipenuhi setidak-tidaknya tiga syarat, yaitu (1) memiliki objek studi
(objek material dan objek formal), (2) memiliki sistematika dan (3) memiliki metode.
Jadi yang membedakan satu ilmu dan ilmu lain ialah objeknya. Apabila
kebetulan objek materialnya sama, maka yang membedakan satu ilmu dan ilmu
lainnya adalah obyek formalnya. Objek formal adalah objek material yang disoroti
oleh suatu ilmu, atau sudut pandang tertentu yang menentukan macam ilmu.
Berikut ini akan dibahas tentang syarat kedua bagi disiplin ilmu, yaitu
memiliki sistematika. Secara teoritik sistematika ilmu pendidikan dapat dibedakan
menjadi tiga segi tinjauan, yaitu: (1) melihat pendidikan sebagai gejala manusiawi, (2)
dengan melihat pendidikan sebagai upaya sadar dan (3) dengan melihat pendidikan
sebagai gejala manusiawi, sekaligus upaya sadar dengan mengantisipasi
perkembangan sosio-budaya di masa depan.
1. Tujuan Pendidikan
2. Peserta didik
3. Pendidik
4. Isi Pendidikan
5. MetodePendidikan
6. Alat Pendidikan
7. Lingkungan Pendidikan
Selanjutnya syarat ketiga bagi disiplin ilmu, yaitu memiliki metode. Dalam
anti kata yang sesungguhnya, maka metode (Yunani: methodos) adalab cara atau
jalan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka dapat memahami dan mengembangkan
ilmu yang bersangkutan. Metode-metode yang dapat dipakai untuk ilmu pendidikan
sebagai berikut (Soedomo, 1990: 46-47; Mub, Said, 1989):
a. Metode Normatif
b. Metode Eksplanatori
c. Metode Teknologis
e. Metode Hermeneutis
Metode ini untuk memahami kenyataan pendidikan yang konkrit dan historis
untuk menjelaskan makna dan struktur dari kegiatan pendidikan.
Syarat lain bagi disiplin ilmu pendidikan adalah memiliki evidensi empiris.
Yang dimaksud dengan evidensi empiris adalah adanya kesesuaian (korespondensi)
antara konsepsi teoritisnya dengan permasalahan-permasalahan dalam praktek
sehingga disamping dapat menjelaskan kasus-kasus yang timbul, juga sekaligus dapat
mendukung diaplikasikannya dalam menjawab permasalahan pendidikan di lapangan,
dalam lingkup kajian ilmu pendidikan. Ini sesuai dengan sifat ilmu pendidikan, yaitu
teoritis dan praktis.
Ilmu pendidikan bersifat normatif, karena berdasar atas pemilihan antara yang
baik dan yang tidak baik untuk peserta didik pada khususnya dan manusia pada
umumnya. Oleh karena itu, seperti dinyatakan oleh Noeng Muhadjir (1987: 3-4),
sebagai ilmu yang normatif, ilmu pendidikan tak ingin sekedar mendeskripsikan atau
menjelaskan, melainkan ingin memberitahukan perlunya mencapai suatu cita ideal
atau mencapai sesuatu yang dilihat atau diuji dari nilai hidup memang baik.
Sesuatu yang disebut normatif baik itu mempunyai tiga ragam, yaitu: (1)
berupa nilal hidup yang memang dapat diterima sebagai nilai hidup yang baik, (2)
berupa perkembagian atau pertumbuhan peserta didik yang bila diuji dengan hakekat
perkembangan atau pertumbuhan memang baik dan (3) berupa suatu alat untuk
mencapai tujuan. Alat ini disebut normatif baik bila penggunaan dan pemilihan alat
itu cocok dengan nilai hidup dan tidak bertentangan dengan hakikat perkembangan
peserta didik.
Secara hierarkhis ilmu pendidikan memiliki dasar yang sekaligus juga sebagai
sumbernya, yakni filsafat pendidikan. Filsafat pendidikan dan ilmu pendidikan, oleh
Brubacher (1962: 18) dipandang sebagai “complementary disciplines”. Namun dalam
pengembangan ilmu pendidikan (science of education or scientific theory of
education), di samping berdasar pada dan bersumber dari filsafat pendidikan
(philosophy of education or philosophical theory of education), juga dapat diperkaya
dengan mengkaji fondasi-fondasi pendidikan (practical theories of education). Uraian
berikut ini akan menyajikan apa fondasi-fondasi pendidikan itu. Fondasi-fondasi
pendidikan adalah studi tentang fakta-fakta dan prinsip-prinsip dasar yang melandasi
pencarian kebijakan-kebijakan dan praktikpraktik pendidikan yang berharga dan
efektif. Prinsip-prinsip ini adalah dasar untuk dibangunnya rumah pendidikan. Jika
dasar itu adalah subtansial, sandaran dan struktur itu kemungkinan akan kuat, dan
sebaliknya (Standard W. Reitman, 1977: 10).
Dalam semua bidang fondasi itu ada suatu hubungan implisit antara suatu ide
dan penerapannya yang dapat terjadi dalam suatu situasi kehidupan yang nyata. Kita
bukan mempelajari sejarah, filsafat, sosiologi dan psikologi hanya sebagai kumpulan-
kumpulan teori yang terpelajar dan sukar dimengerti. Kita mempelajari untuk
membawanya lebih berarti bagi kehidupan, terutama sekali kehidupan bagi orang
dewasa dan anak-anak dalam sekolah-sekolah.
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dan hasil kerja Anda, bahasan tentang pendidikan
sebagai ilmu, dapat dirangkum sebagai berikut: Pemikiran teoritis tentang pendidikan
(teori-teori pendidikan), muncul sebagai jawaban manusia untuk lebih
mempertanggungjawabkan caranya mendidik generasi penerusnya. Teori-teori
pendidikan diharapkan merupakan bangunan pengetahuan (body of knowledge) ilmu
pendidikan.
Ilmu pendidikan adalah ilmu yang menelaah fenomena pendidikan dan semua
fenomena yang ada hubungannya dengan pendidikan dalam perspektif yang luas dan
normatif. Ilmu pendidikan bentuknya yang lebih sistematis termasuk ilmu yang sangat
muda atau masih membentuk dirinya, untuk lebih memperkokoh persyaratan yang
dimilikinya sebagai ilmu yang berdiri sendiri.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://ilmurahmad.blogspot.com/2015/11/makalah-pendidikan-sebagai-ilmu.html
https://www.gurupendidikan.co.id/16-pengertian-ilmu-menurut-para-ahli-terlengkap/
UUD 1945
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/pendidikan
http://id.portalgaruda.org/article.php?article=449806&val=9527
https://www.zonareferensi.com/pengertian-pendidikan/
https://www.zonareferensi.com/tujuan-pendidikan/
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/ilmu
https://www.academia.edu/8572888/Pengertian_Ilmu
https://www.gurupendidikan.co.id/16-pengertian-ilmu-menurut-para-ahli-terlengkap/