Anda di halaman 1dari 78

PROYEK STRUKTUR SPORT CENTER DI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

HALAMAN JUDUL
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai Sarjana S1
pada Program Studi S-1 Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Kristen Maranatha
Bandung

Disusun oleh:
CHRISTIANTO ANGTONYA FERLYA AM
NRP: 1621034 NRP: 1621051

Pembimbing:
DR. YOSAFAT AJI PRANATA, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2019
LEMBAR PENGESAHAN

PROYEK STRUKTUR SPORT CENTER DI UNIVERSITAS KRISTEN


MARANATHA

Dengan ini, kami menyatakan bahwa


Isi CD-Rom Laporan Penelitian sama dengan hasil revisi akhir.

Bandung, 1 Mei 2019

CHRISTIANTO ANGTONYA FERLYA AM


NRP: 1621034 NRP: 1621051

Telah Diperiksa dan Disetujui oleh


Pembimbing Lapangan Pembimbing Utama

Ir. Claudius Mueta, MA. Dr. Yosafat Aji Pranata, S.T., M.T.
NIK: 210293

Mengetahui,
Ketua Program Studi S-1 Teknik Sipil

Dr. Ir. Asriwiyanti Desiani, M.T.


NIK: 210074

ii Universitas Kristen Maranatha


PERNYATAAN ORISINALITAS
LAPORAN KERJA PRAKTEK

Dengan ini, kami yang bertanda tangan mahasiswa Program Studi S-1 Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha di bawah ini:

NRP NAMA
1621034 CHRISTIANTO
1621051 ANGTONYA FERLYA AM

Menyatakan bahwa laporan kerja praktek ini adalah benar merupakan hasil
karya kami sendiri dan bukan duplikasi dari orang lain.

Apabila pada masa mendatang diketahui bahwa pernyataan ini tidak benar
adanya, KAMI bersedia menerima sanksi yang diberikan dengan segala
konsekuensinya.

Demikian pernyataan ini kami buat.

Bandung, 1 Mei 2019

CHRISTIANTO ANGTONYA FERLYA AM


NRP: 1621034 NRP: 1621051

iii Universitas Kristen Maranatha


PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN KERJA PRAKTEK

Kami, mahasiswa Program Studi S-1 Teknik Sipil Fakultas Teknik


Universitas Kristen Maranatha yang bertanda tangan di bawah ini:

NRP NAMA
1621034 CHRISTIANTO
1621051 ANGTONYA FERLYA AM

Dengan ini kami menyatakan bahwa:

1) Demi pengembangan ilmu pengetahuan, kami menyetujui untuk


memberikan kepada Universitas Kristen Maranatha Hak Bebas Royalti
noneksklusif (Non-Exclusive Royalty-Free Right) atas laporan penelitian
kami yang berjudul “Proyek Struktur Sport Center di Universitas Kristen
Maranatha”

2) Universitas Kristen Maranatha Bandung berhak menyimpan,


mengalihmediakan/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), mendistribusikannya serta menampilkannya
dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta
izin dari kami selama tetap mencantumkan nama kami sebagai
penulis/pencipta.

3) Kami bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi, tanpa


melibatkan pihak Universitas Kristen Maranatha Bandung segala bentuk
tuntutan yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah
kami ini.

Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya dan untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandung, 1 Mei 2019


Yang menyatakan,

CHRISTIANTO ANGTONYA FERLYA AM


NRP: 1621034 NRP: 1621051

iv Universitas Kristen Maranatha


SURAT KETERANGAN KERJA PRAKTEK

Sesuai dengan persetujuan dari Ketua Program Studi S-1 Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Kristen Maranatha, melalui surat No. 001/PSTS-
KP/FTS/UKM/I/2019 tanggal 25 Januari 2019, dengan ini saya selaku Pembimbing
Kerja Praktek memberikan tugas kepada:

NRP NAMA
1621034 CHRISTIANTO
1621051 ANGTONYA FERLYA AM

untuk membuat Kerja Praktek bidang Struktur dengan judul:


PROYEK STRUKTUR SPORT CENTER DI UNIVERSITAS KRISTEN
MARANATHA
Pokok pembahasan Kerja Praktek adalah:
1. Pendahuluan
2. Organisasi Proyek
3. Lingkup Pekerjaan Proyek
4. Hasil dan Pembahasan
5. Simpulan dan Saran

Hal-hal lain yang dianggap perlu dapat disertakan untuk melengkapi penulisan
Laporan Kerja Praktek ini.

Bandung, 1 Mei 2019

Dr. Yosafat Aji Pranata, S.T., M.T.

v Universitas Kristen Maranatha


SURAT KETERANGAN SELESAI
LAPORAN KERJA PRAKTEK

Yang bertanda tangan di bawah ini selaku Pembimbing Utama dan Pembimbing
Lapangan Kerja Praktek dari mahasiswa:

NRP NAMA
1621034 CHRISTIANTO
1621051 ANGTONYA FERLYA AM

menyatakan bahwa Kerja Praktek dari mahasiswa tersebut di atas dengan judul:
PROYEK STRUKTUR SPORT CENTER DI UNIVERSITAS KRISTEN
MARANATHA
dinyatakan selesai dan dapat diajukan pada Ujian Sidang Kerja Praktek (USKP).

Bandung, 1 Mei 2019

Ir. Claudius Mueta, MA. Dr. Yosafat Aji Pranata, S.T., M.T.
Pembimbing Lapangan Pembimbing Utama

vi Universitas Kristen Maranatha


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat yang dilimpahkan oleh-Nya, sehingga penyusunan Laporan Kerja
Praktek dapat diselesaikan. Laporan Kerja Praktek ini merupakan sebuah laporan
dengan judul PROYEK STRUKTUR SPORT CENTER DI UNIVERSITAS
KRISTEN MARANATHA. Kerja Praktek ini diajukan sebagai syarat untuk
memenuhi sebagian persyaratan mencapai Sarjana S1 pada Program Studi S-1
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Bandung.
Penulisan kata pengantar berisi ucapan syukur dan terimakasih kepada
segenap pihak yang dianggap berjasa oleh mahasiswa, oleh karena itu penulisan
nama-nama hendaknya sopan dan memperhatikan etika:
1. Dr. Yosafat Aji Pranata, S.T., M.T., selaku pembimbing utama.
2. Ir. Claudius Mueta, MA., selaku pembimbing lapangan.
3. Ir. Daud Wiyono, M.Sc., selaku dosen penguji USKP.
4. Hanny Juliani, S.T., M.T., selaku dosen penguji USKP.
5. Dr. Asriwiyanti Desiani, selaku Ketua Program Studi S-1 Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Kristen Maranatha.
6. Mahasiswa/i Teknik Sipil Angkatan 2016 Program Studi S-1 Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha yang selalu membantu dan
mendukung dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.
Akhir kata penyusun berharap agar Laporan Kerja Praktek ini dapat
memberikan sumbangan nyata bagi kemajuan Teknik Sipil dan bagi pihak yang
memerlukannya.

Bandung, 1 Mei 2019


Penyusun

Angtonya Ferlya Am; Christianto


NRP: 1621051; 1621034

vii Universitas Kristen Maranatha


PROYEK STRUKTUR SPORT CENTER DI
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Christianto (NRP: 1621034)
Angtonya Ferlya Am (NRP: 1621051)

Pembimbing: Dr. Yosafat Aji Pranata, S.T., M.T.

ABSTRAK

Kerja Praktek adalah salah suatu kegiatan selama perkuliahan yang menunjang
mahasiswa untuk mengetahui dunia kerja yang sebenarnya. Dengan mengikuti mata
kuliah kerja praktek, mahasiswa diharapkan dapat memetik ilmu yang tidak bisa
didapatkan dari kuliah di kelas. Cara mengatasi masalah-masalah yang muncul di
proyek, manajemen konstruksi, proses pemilihan bahan, dan yang paling penting
proses membangun suatu konstruksi agar dapat digunakan oleh Masyarakat
merupakan hal yang terpenting didalam pelaksanaan kerja praktek ini. Maka dari
itu dilaksanakanlah kerja praktek mengenai konstruksi struktur baja dari Proyek
Sport Centre di Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
Struktur organisasi adalah salah satu hal yang penting dalam proyek sehingga
memahami struktur organisasi merupakan salah satu tujuan kerja praktek ini. Selain
itu, perlu diketahui metode-metode pemasangan konstruksi bangunan baja berupa
kolom dan balok yang nantinya dapat diidentifikasi masalah-masalah untuk
dianalisis. Ruang lingkup dari penulisan laporan ini adalah dari tahapan
pelaksanaan persiapan hingga pelaksanaan Proyek Sport Centre Kampus
Universitas Kristen Maranatha dengan luas bangunan 1550 m2 dan luas lahan
±2070 m2.
Proyek Sport Centre Maranatha juga melibatkan struktur organisasi dari owner
hingga sub-kontraktor. Dalam proses pembangunan ini, dipelajari pekerjaan-
pekerjaan, salah satunya pekerjaan struktur yang dirancang menggunakan material
baja yang membutuhkan kelilitan dalam mendesain baik kolom ataupun balok,
namun sebaiknya dalam pelaksanaan pembangunan ini di adakan K3 untuk
menciptakan lingkungan kerja yang aman, serta kontraktor dapat selalu mengawasi
jalannya proyek untuk menghindari kesalahan seperti coran beton komposit yang
kurang baik.

Kata kunci: Kerja Praktek, Struktur Baja, Kolom Komposit.

viii Universitas Kristen Maranatha


SPORT CENTER STRUCTURE PROJECT IN
MARANATHA CHRISTIAN UNIVERSITY
Christianto (NRP: 1621034)
Angtonya Ferlya Am (NRP: 1621051)

Supervisor: Dr. Yosafat Aji Pranata, S.T., M.T.

ABSTRACT
Field observation is one of the activities during lectures that support students to
know the real world of work. By participating in field observation courses, students
are expected to be able to gain knowledge that cannot be obtained from lectures in
class. How to overcome the problems that arise in the project, management of
construction, the process of selecting materials, and most importantly the process
of constructing a building so that it can be used by the community is the aim in
implementing this field observation. Therefore, field observation is carried out on
steel construction of the Sport Center project at Maranatha Christian University,
Bandung.
Organizational structure is one of the important things in the project thus
understanding the organizational structure is one of the objectives of this practical
work. In addition, it is necessary to know the methods of installing steel building
construction in the form of columns and beams which later many problems can be
identified for analysis. The scope of this report is from the stages of preparation to
the execution of the Sport Center project at the Maranatha Christian University
Campus with a building area of 1550 m2 and a land area of ± 2070 m2.
The Maranatha Sport center project also involves an organizational structure from
owner to sub-contractor. In this development process, one of operation that is
studied is structural work where the structure is designed using steel material that
requires accuracy in designing both columns or beams, but it is best to carry out
K3 to create a safe work environment in the construction, and contractors can
always supervise the course of the project to avoid errors such as poor composite
concrete casting.

Keywords: Field Observation, Steel Structure, Composite Coloumns.

ix Universitas Kristen Maranatha


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN KERJA PRAKTEK iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN KERJA PRAKTEK iv
SURAT KETERANGAN KERJA PRAKTEK v
SURAT KETERANGAN SELESAI LAPORAN KERJA PRAKTEK vi
KATA PENGANTAR vii
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR NOTASI xv
DAFTAR LAMPIRAN xvii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Manfaat 2
1.4 Ruang Lingkup 2
1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek 3
1.6 Metodologi Penelitian 4
1.7 Sistematika Penulisan 5
BAB II ORGANISASI PROYEK 6
2.1 Deskripsi Proyek 6
2.1.1 Data Umum Proyek 6
2.1.2 Data Teknis Proyek 7
2.2 Administrasi Kontrak dan Keuangan Proyek 8
2.3 Pengadaan Barang dan Jasa 9
2.4 Keamanan Kesehatan dan Keselamatan 9
2.5 Struktur Organisasi 11
2.6 Hubungan Kerja 12
BAB III LINGKUP PEKERJAAN PROYEK 15
3.1 Metode Pelaksanaan Proyek 15
3.2 Foto Kegiatan Proyek 17
3.3 Alat dan Bahan Konstruksi 22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 32
4.1 Pelaksanaan Konstruksi 32
4.2 Analisis Struktur 33
4.2.1 Analisis Balok 33
4.2.2 Analisis Kolom 37
4.2.3 Analisis Sambungan 40
4.2.4 Analisis Pekerjaan Pelat 43
4.3 Permasalahan dalam Proyek Sport Center 45
4.3.1 Tinggi Bangunan Bertambah 1 meter 46
4.3.2 Bangunan Bergeser 1 meter 47

x Universitas Kristen Maranatha


4.3.3 Sumur Air Dipindah 48
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 49
5.1 Simpulan 49
5.2 Saran 49
DAFTAR PUSTAKA 50
LAMPIRAN L.1 STRUKTUR ORGANISASI PROYEK 51
LAMPIRAN L.2 GAMBAR ARISTEKTUR 52
LAMPIRAN L.3 GAMBAR STRUKTUR 53
LAMPIRAN L.4 KURVA S 54
LAMPIRAN L.5 DOKUMENTASI KEGIATAN DALAM MASA KERJA
PRAKTEK 55

xi Universitas Kristen Maranatha


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Tampak 3 Dimensi Gedung Sport Center Universitas Kristen


Maranatha 3
Gambar 1.2 Lokasi Proyek Sumber: Aplikasi Google Maps, 2018 3
Gambar 1.3 Diagram Alir Penelitian 4
Gambar 2.1 Kurangnya Keselamatan Kerja pada Proyek Sport Centre 10
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Proyek Sport Centre Universitas Kristen
Maranatha 12
Gambar 2.3 Hubungan Kerja Proyek Sport Centre 14
Gambar 3.1 Bagan Metode Pelaksanaan Konstruksi 15
Gambar 3.2 Pengeboran Sumur 17
Gambar 3.3 Pemasangan Tulangan Komposit 17
Gambar 3.4 Pengelasan Pelat 18
Gambar 3.5 Pemasangan Bekisting 18
Gambar 3.6 Pemasangan Balok Overstek 19
Gambar 3.7 Pemasangan Batu Bata 19
Gambar 3.8 Pemasangan Ring Balok dan Kolom Praktis 20
Gambar 3.9 Plesteran Kolom Lantai 1 20
Gambar 3.10 Tulangan Pelat Lantai 2 21
Gambar 3.11 Pengecoran Pelat Lantai 2 21
Gambar 3.12 Pemasangan Kolom Lantai 2 22
Gambar 3.13 Semen Tiga Roda pada Proyek Sport Centre 23
Gambar 3.14 Semen Instan 23
Gambar 3.15 Torren Air 24
Gambar 3.16 Bata Ringan Ukuran 60×20×10 cm 24
Gambar 3.17 Baut HTB Ø19 25
Gambar 3.18 Balok Baja IWF 26
Gambar 3.19 Wiremesh Ukuran 45×45 cm 26
Gambar 3.20 Detail Pelat Lantai Bondeck 27
Gambar 3.21 Bondeck yang Belum Terpasang 27
Gambar 3.22 Pemasangan Bondeck 28
Gambar 3.23 Pelat tp: 12 mm 28
Gambar 3.24 Thinner yang Digunakan 29
Gambar 3.25 Cat Hijau untuk Mengecat Baja IWF 29
Gambar 3.26 Pekerja sedang Mengecat Baja 30
Gambar 3.27 Tulangan pada Kolom Komposit 30
Gambar 3.28 Tulangan Kolom Praktis dan Ring Balok 31
Gambar 3.29 Jogging Track pada Proyek Sport Center 31
Gambar 4.1 Proyek Fisik Bergantung pada Triple Constrain 32
Gambar 4.2 Pengecekan Balok di Tangga dengan Waterpass 34
Gambar 4.3 Balok yang Dicek pada Lantai 2 34
Gambar 4.4 Pengecekan Kolom Lantai 2 dengan Waterpass 38
Gambar 4.5 Pengecekan Dimensi Kolom Lantai 2 dengan Penggaris Siku 38
Gambar 4.6 Kolom yang Dicek pada Lantai 2 39
Gambar 4.7 Sambungan Kolom-Kolom 41
Gambar 4.8 Sambungan Balok-Kolom Dua Arah 42

xii Universitas Kristen Maranatha


Gambar 4.9 Sambungan Kolom-Balok Induk 42
Gambar 4.10 Sambungan Balok Anak-Balok Anak 42
Gambar 4.11 Sambungan Balok-Balok 43
Gambar 4.12 Alur Pembebanan Pelat 43
Gambar 4.13 Tulangan Pelat Lantai 2 44
Gambar 4.14 Alat Concrete Pump Pada Proyek Sport Center 45
Gambar 4.16 Perubahan Desain Tangga oleh Mahasiwa 46
Gambar 4.17 Bangunan tidak Menempel pada Bangunan di Sebelahnya 47
Gambar 4.18 Letak Sumur Air Rencana 48
Gambar 4.19 Sumur Air yang Dipindah 48

xiii Universitas Kristen Maranatha


DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tipe Balok 25


Tabel 4.1 Karakteristik Penampang IWF 250.125.6.9 35
Tabel 4.2 Karakteristik Penampang WF350.175.6.9 39
Tabel 4.3 Tabel Koefisien K 40
Tabel 4.4 Karakteristik Penampang 250.250.9.14 46

xiv Universitas Kristen Maranatha


DAFTAR NOTASI

Ag Luas penampang bruto komponen struktur, 𝑖𝑛.2 (𝑚𝑚2 )


Aw Luas badan, tinggi keseluruhan dikalikan tebal badan, dtw, 𝑖𝑛.2 (𝑚𝑚2 )
Cb Faktor modifikasi tekuk torsi-lateral untuk diagram momen tidak merata
Cx Pusat berat arah sumbu x. (cm)
E Modulus elastis baja = 29000 ksi (200000 MPa)
Fcr Tegangan kritis, ksi. (MPa)
Fe Tegangan tekuk elastis, ksi (MPa)
Fu Kekuatan Tarik minimum yang disyaratkan, ksi. (MPa)
Fy Tegangan leleh minimum yang disyaratkan, ksi (MPa). Seperti yang
digunakan dalam spesifikasi ini, “Tegangan leleh” menunjukkan baik
titik leleh minimum yang disyaratkan (untuk baja yang mempunyai titik
leleh) atau kekuatan leleh yang disyaratkan (untuk baja yang tidak
mempunyai titik leleh).
Ix Momen inersia pada sumbu utama, 𝑖𝑛.4 (𝑚𝑚4 )
Iy Momen inersia pada sumbu utama, 𝑖𝑛.4 (𝑚𝑚4 )
J Konstanta Torsi, 𝑖𝑛.4 (𝑚𝑚4 )
K Faktor panjang efektif.
Lb Panjang antara titik-titik yang dibreis untuk mencegah peralihan lateral
sayap tekan atau dibreis untuk mencegah punter penampang melintang,
in. (𝑚𝑚)
Lp Panjang komponen struktur utama, ft. (m)
Lpendek Panjang bentang pendek. (m)
Lr Pembatasan Panjang tidak dibreis secara lateral untuk kondisi batas
tekuk torsi-lateral inelastis, in. (𝑚𝑚)
Ma Kekuatan lentur perlu menggunakan kombinasi beban DKI, kip-in. (N-
mm)
Mb Nilai absolut momen pada sumbu segmen tidak dibreis, kip-in. (N-mm)
Mc Nilai absolut momen pada titik tiga-perempat dari segmen tidak dibreis,
kip-in. (N-mm)
Mmax Nilai absolut momen maksimum pada segmen tidak dibreis, kip-in. (N-
mm)
Mn Kekuatan lentur nominal, kip-in. (N-mm)
Mp Momen lentur plastis, kip-in (N-mm)
N Newton.
N-mm Newton-milimeter.
Pu Kekuatan aksial tekan yang diperlukan, kips. (N)
Pn Kekuatan aksial/tekan nominal, kips. (N)
Qu Beban ultimate.
Sx Modulus penampang elastis pada sumbu x, 𝑖𝑛.3 (𝑚𝑚3 )
Va Kekuatan geser pada titik A. (N)
Vu Kekuatan geser ultimate. (N)
Vn Kekuatan geser nominal, kips. (N)
b Lebar keseluruhan penampang baja persegi sepanjang muka yang
menyalurkan beban, 𝑖𝑛.2 (𝑚𝑚2 )

xv Universitas Kristen Maranatha


d Diameter terluar sekeliling komponen struktur PSB, in. (𝑚𝑚)
ho Jarak antara titik-titik berat sayap, in. (𝑚𝑚)
h Jarak bersih antara sayap dikurangi sudut atau radius sudut profil canai
panas; jarak antara garis sarana penyambung yang berdekatan atau jarak
bersih antara sayap bila las digunakan untuk profil tersusun, in. (𝑚𝑚)
ix Radius girasi pada sumbu X, in. (𝑚𝑚)
iy Radius girasi pada sumbu Y, in. (𝑚𝑚)
rts Radius girasi efektif, in. (𝑚𝑚)
tb Gaya Tarik sarana penyambung minimum pada Tabel J3.1 atau J3.1M,
kips. (N)
ts Tebal sayap. (mm)
λ Parameter kelangsingan.
π Konstanta yang merupakan perbandingan keliling lingkaran dengan
diameternya. (3,1415…)

xvi Universitas Kristen Maranatha


DAFTAR LAMPIRAN

Gambar L.1.1 Struktur Organisasi Proyek Sport Center 51


Gambar L.2 Kurva S Proyek Sport Center 54
Tabel L.4.1 Kegiatan dalam Masa Kerja Praktek 55

xvii Universitas Kristen Maranatha


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan infrastruktur di Indonesia terutama di Bandung sedang
mengalami pertumbuhan berkelanjutan dengan adanya peningkatan pengeluaran
dari pihak swasta maupun pemerintah. Maka dari itu konstruksi gedung dibutuhkan
ketelitian karena menyangkut investasi dana yang jumlahnya sangat banyak dari
pihak swasta maupun pemerintah. Hal yang harus diperhatikan dalam proses
konstruksi adalah material, peralatan kerja, serta metoda kerja. Selain itu model
gedung harus memenuhi kekuatan dari segi struktural agar tidak menimbulkan
korban jiwa.
Model gedung yang terlihat cukup rumit itu harus sudah memiliki kekuatan
yang cukup dari segi struktural. Hal tersebut perlu kita tinjau dan pelajari sebagai
mahasiswa teknik sipil. Mahasiswa diharapkan mampu memiliki ilmu dalam
bidang praktek untuk menghindari kesalahan dalam proses konstruksi bangunan
Gedung.
Materi kuliah saja belum cukup untuk menampung ilmu rekayasa teknik
sipil dalam realisasi kedalam bentuk bangunan yang sebenarnya. Dengan adanya
kerja praktek mahasiswa dapat mengaplikasikan teori-teori yang didapatkan selama
perkuliahan secara langsung dalam kerja praktek sehingga berfungsi sebagai
pelengkap dari teori-teori yang telah dipelajari. Peningkatan kemampuan teknis,
non-teknis dengan wawasan yang memenuhi kebutuhan sangat diperlukan. Itu
berarti yang dituntut tidak hanya pengetahuan teoretis saja, tetapi juga kemampuan
dan bekal pengetahuan yang memenuhi kebutuhan praktis, yang menjadi tuntutan
dunia kerja (Syah, 2004).
Proyek yang dijadikan tempat kerja praktek adalah pembangunan proyek
Pekerjaan Gedung Sport Center, Universitas Kristen Maranatha, Kota Bandung,
Jawa Barat. Proyek ini dikerjakan oleh konsultan, kontraktor, dan sub-kontraktor
terpercaya, pekerjaan tersebut dikerjakan oleh kontraktor dari PT. Danamartha
Sejahtera Utama.

1 Universitas Kristen Maranatha


1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
1. mengetahui struktur organisasi dalam proyek;
2. menganalisis masalah yang mungkin timbul dalam pelaksanaan dan pemecahan
dari masalah tersebut;
3. mengetahui pekerjaan struktur yaitu pemasangan kontruksi bangunan baja
kolom dan balok;
4. menganalisis elemen balok dan kolom.

1.3 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan kerja praktek ini adalah sebagai
berikut:

1. mengetahui perbedaan yang sebenarnya antara teori yang diperoleh pada


perkuliahan dengan praktek yang ada di lapangan;
2. mengembangkan daya pikir di lapangan untuk memberikan solusi atas
permasalahan yang ada.

1.4 Ruang Lingkup


Saat melakukan kerja praktek, pelaksanaan proyek Pekerjaan Gedung Sport
Center Kampus Universitas Kristen Maranatha sedang mengerjakan tahap
pekerjaan struktur yaitu konstruksi baja. Pada Gambar 1.1 dapat dilihat
perencanaan Gedung Sport Center.
Pembahasan laporan kerja praktek ini membahas mengenai tahapan
pekerjaan konstruksi baja dari mulai pekerjaan persiapan sampai pemasangan
konstruksi baja.
Ruang lingkup kerja praktek sebagai berikut:
a. tahapan pelaksanaan persiapan struktur baja;
b. tahapan pelaksanaan pemasangan struktur baja balok dan kolom;
c. proyek Sport Centre Kampus Universitas Kristen Maranatha dengan luas
bangunan 1550 m2 dan luas lahan ± 2070 m2.

2 Universitas Kristen Maranatha


Gambar 1.1 Tampak 3 Dimensi Gedung Sport Center Universitas Kristen
Maranatha

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek


Tempat dilaksanakannya kerja praktek adalah di Universitas Kristen
Maranatha yang terletak pada Jl. Surya Sumantri No. 65, Bandung-Jawa Barat
seperti yang terlihat pada peta Gambar 1.2. Sedangkan waktu pelaksanaan kerja
praktek pada hari Kamis (Pukul 10.00-12.00), Jumat (Pukul 15.00-17.00), dan
Sabtu (Pukul 09.00-14.00).

Lokasi
Proyek

Gambar 1.2 Lokasi Proyek

3 Universitas Kristen Maranatha


1.6 Metodologi Penelitian
Berikut diagram alir penelitian pada Gambar 1.3. Dimulai dari tinjauan
pustaka yang didapat melalui tinjauan lapangan, wawancara, dan pengambilan data.
Jika data tersebut sudah cukup maka dibuat analisis dan disimpulkan.

Gambar 1.3 Diagram Alir Penelitian

4 Universitas Kristen Maranatha


1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari laporan ini adalah sebagai berikut:
Bab I, Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang, tujuan penelitian, ruang
lingkup penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II, Tinjauan Literatur, menguraikan teori-teori terkait yang berhubungan
dengan penulisan Kerja Praktek.
Bab III, Lingkup Pekerjaan Proyek, mencakup unsur kegiatan proyek atau pelaksanaan
kegiatan dan keterlibatan mahasiswa dalam Kerja Praktek.
Bab IV, Studi Kasus dan Pembahasan, berisi analisis data kerja praktek.
Bab V, Simpulan dan Saran, berisi simpulan yang diperoleh dari analisis data dan
saran untuk Kerja Praktek selanjutnya.

5 Universitas Kristen Maranatha


BAB II
ORGANISASI PROYEK

2.1 Deskripsi Proyek


2.1.1 Data Umum Proyek
Data umum dalam proyek pembangunan Sport Center Maranatha adalah
sebagai berikut:
1) Nama Proyek : Sport Center
2) Lokasi Proyek : Jl. Surya Sumantri, No. 65, Bandung-Jawa
Barat
3) Jenis Bangunan : Olah Raga
4) Kuantitas Pekerjaan
- Deskripsi Proyek : Struktur gedung berlantai 2
- Luas Bangunan : Lantai 1, luas 645,28 m2
Lantai 2, luas 800 m2
Selasar/Corridor/ lahan Parkir, luas 104,72 m2
Luas Total 1550 m2
- Luas Lahan : ± 2070 m2
5) Lama Pembangunan : 7 Bulan
6) Pemilik Proyek : Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Maranatha
7) Konsultan Perencana
- Arsitektur : Nathalia Y. Sugiharto, S.T., M.T.
- Konsultan Struktur : Ir. Daud Rahmat Wiyono, M.Sc (Fakultas
Teknik-Jurusan Teknik Sipil Universitas
Kristen Maranatha)
- Konsultan M.E : Aminudin
8) Pengawas:
Manajemen Proyek : Ir. Claudius Mueta, MA.
9) Kontraktor Pelaksana
- Fondasi : PT. CND Geoteknika
- Struktur Utama : PT. Danamartha Sejahtera Utama
- M.E.P : - (Proses Tender)

6 Universitas Kristen Maranatha


- Desain Interior : - (Proses Tender)
10) Sifat kontrak : Lump Sum Fixed Priced
11) Nilai kontrak : (Proses Tender MEP)
12) Jenis pembayaran : Termin Progress Payment
13) Sumber dana : Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Maranatha
14) Waktu Pelaksanaan : 15 September 2018
s/d 15 Juni 2019
15) Masa pemeliharaan : 3 bulan
16) Jenis Pekerjaan
- Pekerjaan Persiapan
- Pekerjaan Perencanaan Desain (Arsitektur, Struktur, MEP)
- Pekerjaan Drainase
- Fondasi (Sub Structure)
- Pekerjaan Konstruksi Strukur (Up Structure)
- Pekerjaan Arsitektural
- Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing (M.E.P)

2.1.2 Data Teknis Proyek


Data teknis Proyek Sport Centre adalah sebagai berikut:
1) Jenis Bangunan : Struktur beton bertulang, dan baja struktur
2) Penutup Lantai : Jogging Track & Keramik
3) Tangga : Tangga beton
4) Nilai Uji Slump : 10 ± 2 cm
5) Jumlah Lantai/gedung : 2 Lantai, 1 Gedung
6) Tipe Fondasi : Bore Pile sederhana
7) Tinggi Bangunan : 17,6 m
8) Tahap pekerjaan
- Tahap 1 : Persiapan
- Tahap 2 : Fondasi Bore Pile
- Tahap 3 : Konstruksi Beton - Baja
- Tahap 4 : Finishing Jogging Track
- Tahap 5 : Finishing Toilet & Kantin & Lahan Parkir

7 Universitas Kristen Maranatha


9) Tipe struktur : Sistem portal terbuka
10) Material struktur
- Fondasi : Beton bertulang
- Balok : Baja
- Kolom : Beton - Baja
- Pelat : Baja - Beton
11) Mutu beton
- Fondasi : K-300
- Poer & Sloof : K-300
- Kolom : K-250
- Pelat Lantai : K-250
- Tangga : K-300
12) Ready mix : PT. Adhi Mix
13) Merk baja tulangan : MS (Master Steel)
14) Dimensi baja tulangan : Ø ≤ 10 mm, D = 10 mm, D ≥ 13 mm
15) Kawat pengikat : 1 mm (baja lunak)
16) Dinding dalam : Bata ringan (hebel) t = 10 cm
17) Dinding luar : Bata ringan t = 10 cm
18) Penutup atap : Zincalume

2.2 Administrasi Kontrak dan Keuangan Proyek


Pengelolaan administrasi kontrak adalah interaksi antara pihak pemilik
dengan kontraktor pelaksana yang terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut (Soeharto,
2001).
• Mengkaji kelengkapan dokumen yang disyaratkan
• Pengelolaan pembayaran
• Change order dan back charge
• Klaim
• Prosedur komunikasi, surat menyurat, dan sistem arsip.
Administrasi proyek terdiri dari administrasi perusahaan, dokumen prakualifikasi,
dokumen lelang, dokumen kontrak, dokumen pengawasan, laporan pengawasan,
dan dokumen penagihan termin dan pajak. Pada Proyek Sport Center dokumen

8 Universitas Kristen Maranatha


administrasi tersebut tidak diberikan oleh pembimbing proyek karena bersifat
rahasia.

2.3 Pengadaan Barang dan Jasa


Sebelum masuk ke tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah
menyiapkan dokumen lelang termasuk di dalamnya seluruh kriteria dan persyaratan
yang jelas, dokumen kontrak hasil pelelangan, konsep prosedur kerja, dan
koordinasi terhadap pihak-pihak yang terlibat (Ir. Abrar Husen, 2009). Penyediaan
barang yang bisa beroperasi atapun tidak, serta bisa dimanfaatkan oleh konsumen
barang ialah pengadaan barang. Pengadaan barang adalah salah satu bagian dari
pengadaan barang dan jasa, yang lainnya adalah jasa konsultasi beserta proyek
konstruksi.
Dismilaritas antara pengadaan proyek konstruksi dan pengadaan jasa ialah
pengadaan proyek konstruksi adalah pekerjaan yang mewujudkan bentuk nyata
konstruksi dari suatu proyek, sedangkan pengadaan jasa itu penyediaan,
pemenuhan, ataupun penyelesaian persoalan pada bidang tertentu yang
membutuhkan spesialisasi professional. Dalam Proyek Sport Centre ini proses
pengadaan jasa dilakukan dengan penunjukan langsung karena proyek ini
merupakan proyek kecil.

2.4 Keamanan Kesehatan dan Keselamatan


Kemanan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah hal yang penting
karena berhubungan dengan kesejahteraan hidup para pekerja yang ada di proyek.
Pemeliharaan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja adalah tujuan dari adanya
K3. Organisasi yang sedang menjalankan proyek wajib memastikan bahwa para
pekerja dalam kondisi aman.
Kecelakaan yang paling sering terjadi di proyek adalah berupa bahaya fisik.
Bahaya tersebut mungkin tidak bisa dihindari namun seiring dengan berjalannya
waktu, manusia mengembangkan metode dan prosedur keamanan untuk
memperkecil resiko kecelakaan. Pada proyek Pekerjaan Gedung Sport Center
Maranatha tidak terdapat spanduk K3 dan sebagian besar pekerja tidak

9 Universitas Kristen Maranatha


menggunakan alat-alat keselamatan selama berada di proyek, bisa dilihat pada
Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kurangnya Keselamatan Kerja pada Proyek Sport Centre

Gambar 2.1 memperlihatkan proses pekerjaan pemasangan bekisting, yang


dimana pekerja berada pada elevasi ketinggian kurang lebih 2,5 m di atas
permukaan tanah. Helm proyek dan kelengkapan keselamatan lainnya wajib
dikenakan untuk mencegah kecelakaan kerja. Gambar 2.1 memperlihatkan
pengamatan di lapangan bahwa pekerja tidak mengenakan kelengkapan
keselamatan tersebut shingga hal ini berdampak pada kurangnya poin keselamatan
kerja.
Maka dari itu dibutuhkan pendekatan fisik untuk keselamatan dan kesehatan
para pekerja, yaitu (Barrie, et al., 1990):
1) pendidikan dan latihan mengenai metoda dan prosedur yang benar;
2) ketentuan serta pemanfaatan dan penerapan yang seharusnya dari alat perkakas
dan peralatan berkualitas tinggi yang dirawat dengan baik, baik yang

10 Universitas Kristen Maranatha


dipergunakan untuk pengoperasian konstruksi maupun untuk menyingkirkan
secara mekanis terhadap bahaya kecelakaan;
3) pemakaian yang diharuskan dari peralatan yang telah disahkan untuk
perlindungan pribadi: topi-helm keras, tali tempat duduk, penyumbat telinga,
dan lain-lain sebagaimana dipersyaratkan oleh pengoperasian secara khusus.
4) memelihara ketertiban kerumahtanggaan yang baik di tempat proyek;
5) pemeriksaan yang sangat teliti dan sering dilaksanakan di tempat proyek oleh
kalangan ahli yang berpengetahuan dan obyektif;
6) dimasukkannya suatu pertimbangan tentang keselamatan kerja sebagai suatu
bagian yang bersifat rutin dari tahapan praperencanaan yang terperinci, untuk
menggariskan metode serta prosedur yang sebenarnya yang akan dilaksanakan
dalam pengoperasian di lapangan.

2.5 Struktur Organisasi


Agar proses suatu proyek berlangsung dengan baik, dibutuhkan suatu
wadah dalam bentuk struktur organisasi. Struktur ini akan menggambarkan
hubungan formal, tetapi tidak melukiskan hubungan informal yang umumnya
timbul bila ada interaksi sosial (Soeharto, 1997).
Didalam keseluruhan kerangka sistem manajemen proyek, seorang
pemimpin proyek hanya sebagai salah satu unsur pelaksana saja yang pada
umumnya jarang memiliki kesempatan untuk dapat memilih sendiri susunan
organisasi. Akan tetapi dengan berbekal pengetahuan tentang berbagai jenis
struktur organisasi proyek, akan dapat mengetahui kekuatan maupun kelemahan
struktur organisasi dimana dia bekerja. Pemimpin proyek dapat menggunakan
pemahaman tersebut untuk mempengaruhi organisasi agar dapat berfungsi optimal
guna dapat mencapai harapan-harapan yang diinginkan.
Struktur organisasi dibutuhkan pada setiap pelaksanaan proyek dengan
fungsi bagian-bagian dari struktur organisasi tersebut dapat terkoordinasi dengan
baik selama proses pekerjaan proyek dengan peran dan tugasnya masing-masing.
Berikut struktur organisasi proyek Pekerjaan Gedung Sport Center Maranatha oleh
PT. Danamartha Sejahtera Utama pada Gambar 2.2.

11 Universitas Kristen Maranatha


OWNER Proyek Sport
Center

Project Manajer
Proyek Sport Center

Subkon Jogging Subkon Kusen dan


Subkon Cat
Track Alumunium

Subkon Gypsum Subkon Beton Baja

Subkon Pondasi Subkon MEP

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Proyek Sport Centre Universitas Kristen


Maranatha

2.6 Hubungan Kerja


Konsep, pengertian, dan semangat tim proyek sangat bermanfaat dalam
menopang keberhasilan proyek, baik selama tahap perencanaan maupun
pelaksanaannya (Dipohusodo, 1996). Pendekatan terutama harus dilakukan oleh
pejabat-pejabat yang memegang kedudukan penting dalam organisasi. Penjabaran
mengenai hubungan pekerjaan sangat penting, agar pekerjaan dapat berjalan baik
dan lancar dengan melakukan pembagian-pembagian tanggung jawab, supaya
mengetahui peran masing-masing dengan jelas.
1. Hubungan Antara Pemilik Proyek Sport Centre dengan Konsultan
Pekerjaan proyek yang diberikan oleh pemilih proyek akan dirancang dan
didesain oleh konsultan yang sudah dipilih.
2. Hubungan Antara Pemilik Proyek Sport Centre dengan Kontraktor

12 Universitas Kristen Maranatha


Kontraktor bertanggung jawab dalam menghasilkan pekerjaan yang bagus dan
tepat waktu.
3. Hubungan Antara Kontraktor Sport Centre dengan Konsultan
Perencanaan yang sudah direncanakan oleh konsultan, harus dijalankan oleh
kontaktor.
4. Hubungan Antara Konsultan Pengawas Dengan Pemilik Proyek Sport
Centre
Konsultan pengawas mengawasi perubahan-perubahan yang akan terjadi selama
proses pekerjaan dilapangan, yang akan dilaporkan kepada pemilik proyek
sehingga dapat mengambil kebijakan mengenai biaya.
5. Hubungan Antara Konsultan Perencana Dengan Kontraktor Sport Centre
Kontraktor akan merealisasikan hasil perencanaan konsultan perencana yang
berupa gambar rencana beserta syarat-syaratnya menjadi bangunan nyata.
6. Hubungan Antara Konsultan Pengawas Dengan Kontraktor Sport Centre
Konsultan pengawas akan mengawasi proses pelaksanaan proyek serta
mendapatkan laporan kendala kendala teknis beserta hasil pekerjaan dari
kontraktor.
7. Hubungan Antara Konsultan Pengawas Dengan Konsultan Perencana
Gambar rencana yang telah direncanakan oleh konsultan perencana kepada
konsultan pengawas sebagai patokan dalam mengawasi proses pekerjaan proyek
di lapangan, dan apabila ada kendala-kendala teknis selama proses pekerjaan,
maka konsultan pengawas akan membuat laporan kepada konsultan perencana
yang memungkinkan untuk melakukan perubahan desain.

Pada Gambar 2.3 bisa dilihat hubungan kerja antara pemilik proyek dengan
koordinator dibawahnya. Yayasan Maranatha melalui konsultan perencana
membawahi subkon-subkon kusen aluminium, jogging track, gypsum, cat, fondasi,
struktur utama, MEP, dan desain interior. Namun pada saat pelaksanaan kerja
praktek ini, subkon MEP dan desain interior masih dalam proses tender sehingga
tidak bisa dicantumkan.

13 Universitas Kristen Maranatha


Gambar 2.3 Hubungan Kerja Proyek Sport Centre

14 Universitas Kristen Maranatha


BAB III
LINGKUP PEKERJAAN PROYEK

3.1 Metode Pelaksanaan Proyek


Menghasilkan proyek yang sesuai dengan rencana awal harus dibarengi
oleh metode pelaksanaan konstruksi yang tepat. Metode yang dipilih harus sesuai
dengan keadaan yang ada di lingkungan proyek. Secara keseluruhan, metode
pelaksanaan di Proyek Sport Centre meliputi:

Pekerjaan Persiapan
Metode Pelaksanaan Konstruksi

Pekerjaan Struktur

Pekerjaan Arsitektur

Pekerjaan MEP

Pekerjaan Pemeliharaan

Gambar 3.1 Bagan Metode Pelaksanaan Konstruksi

Berdasarkan Gambar 3.1 terdapat lima tahap pelaksanaan konstruksi, yaitu


sebagai berikut:
1. Pekerjaan Persiapan
1) Pengukuran dan pemasangan bouwplank
2) Pembuatan kantor, pagar sementara, penempatan material, penyediaan air
dan listrik kerja
3) Mobilisasi peralatan dan tenaga kerja

15 Universitas Kristen Maranatha


4) Pengukuran lapangan
5) Cut and fill
6) Pembuatan shop drawing
2. Pekerjaan Struktur
1) Pekerjaan fondasi bore pile sederhana
2) Pekerjaan sloof
3) Kolom, balok, pelat lantai, dan tangga
3. Pekerjaan Arsitektur
1) Pekerjaan pasangan dan plesteran
2) Pekerjaan lantai
3) Pekerjaan kusen pintu, jendela, dan aksesoris
4) Pekerjaan sanitasi
5) Pekerjaan plafond
6) Pekerjaan pengecatan
7) Pengetasan fungsi bangunan apakah aman untuk digunakan
4. Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal, dan Plumbing
1) Instalasi air bersih
2) Instalasi air kotor dan bekas
3) Instalasi hydrant
4) Pekerjaan panel dan filter
5) Instalasi listrik (stopkontak, saklar, lampu)
6) Instalasi penerangan listrik
7) Pekerjaan kabel tray
8) Instalasi penangkal petir
9) Tes instalasi mekanikal dan elektrikal
5. Pekerjaan Pemeliharaan
1) Perawatan terhadap hasil kerja
2) Melakukan perbaikan struktur maupun arsitektur
3) Melanjutkan proses pelaksanaan apabila waktu pembangunan mundur dari
perjanjian pada kontrak

16 Universitas Kristen Maranatha


3.2 Foto Kegiatan Proyek
Kegiatan proyek ditampilkan dalam Gambar 3.2, Gambar 3.3, Gambar 3.4,
Gambar 3.5, Gambar 3.6, Gambar 3.7, Gambar 3.8, Gambar 3.9, Gambar 3.10,
Gambar 3.11, dan Gambar 3.12.
Gambar 3.2 memperlihatkan proses pekerjaan pengeboran sumur, yang
berposisi tepat pada pintu masuk proyek Sport Center. Pengeboran sumur ini
berfungsi untuk penyuplaian air untuk Sport Center. Namun sumur air kemudian
dipindahkan ke dekat tangga food court.

Gambar 3.2 Pengeboran Sumur

Pada Gambar 3.3 terlihat tulangan komposit yang mengelilingi kolom


utama yang bermaterial baja. Proses pemasangan tulangan komposit ini dilakukan
secara manual oleh para pekerja. Pemasangan tulangan komposit ini hanya pada
kolom-kolom lantai 1.

Gambar 3.3 Pemasangan Tulangan Komposit

17 Universitas Kristen Maranatha


Gambar 3.4 memperlihatkan bahwa seorang pekerja sedang mengelas pelat
baja untuk disambungkan pada balok-balok. Pengelasan ini menggunakan alat
pembantu las beserta kawat lasnya.

Gambar 3.4 Pengelasan Pelat

Gambar 3.5 memperlihatkan proses pemasangan bekisting pada kolom baja


yang telah dipasang tulangan komposit. Pemasangan bekisting ini dilakukan secara
manual oleh para pekerja, menggunakan palu dan paku.

Gambar 3.5 Pemasangan Bekisting

18 Universitas Kristen Maranatha


Gambar 3.6 memperlihatkan proses pemasangan balok overstek yang
dilakukan secara manual menggunakan takel dengan kapasitas 2 ton. Overstek ini
terpasang di sekeliling bangunan, tepatnya di sisi luar balok lantai 2.

Gambar 3.6 Pemasangan Balok Overstek

Gambar 3.7 memperlihatkan proses pemasangan batu bata yang


menggunakan bahan perekat antar batu bata yaitu campuran semen dan air.
Campuran semen dan air ini dilakukan secara manual tanpa ada perhitungan
mengenai komposisi masing-masing bahan.

Gambar 3.7 Pemasangan Batu Bata

19 Universitas Kristen Maranatha


Gambar 3.8 memperlihatkan proses pemasangan ring balok dan kolom
praktis pada setiap dinding sisi luar lantai 1. Pemasangan ring balok dan kolom
praktis ini berfungsi untuk mengikat dinding satu dengan lainnya. Lebar ring balok
dan kolom praktis adalah 14 cm.

Gambar 3.8 Pemasangan Ring Balok dan Kolom Praktis

Gambar 3.9 memperlihatkan bahwa setelah proses pekerjaan pengecoran


kolom komposit selesai dan bekistingnya dilepas, untuk memperindah tampilan
kolom komposit maka dilakukan proses plesteran pada permukaan kolom-kolom
komposit pada lantai 1.

Gambar 3.9 Plesteran Kolom Lantai 1

20 Universitas Kristen Maranatha


Setelah pemasangan balok beserta bondeck, maka dilaksanakan
pemasangan tulangan pelat lantai 2 yang seperti terlihat pada Gambar 3.10.
Pemasangan tulangan pelat lantai 2 ini menggunakan alat bantuan pengelas dan
kawat pengelas, pelat tulangan tersebut dilas ke permukaan bondeck dengan tujuan
pelat tidak berpindah dari tempatnya.

Gambar 3.10 Tulangan Pelat Lantai 2

Gambar 3.11 memperlihatkan proses pengecoran pada pelat lantai 2,


menggunakan truck semen, pompa beton, selang air, dan vibrator. Proses
pengecoran pelat ini diawasi langsung oleh Project Manajer Sport Center.

Gambar 3.11 Pengecoran Pelat Lantai 2

21 Universitas Kristen Maranatha


Pemasangan kolom lantai 2 yang terlihat pada Gambar 3.12 dimulai setelah
pengecoran pelat lantai 2 selesai. Proses pemasangan kolom lantai 2 ini
menggunakan takel dengan kapasitas 2 ton dan tenaga para pekerja.

Gambar 3.12 Pemasangan Kolom Lantai 2

3.3 Alat dan Bahan Konstruksi


Konstruksi gedung memerlukan pengelolaan bahan dan alat yang baik
untuk menunjang kelancaran pada pekerjaan proyek. Bahan-bahan yang digunakan
harus diatur penggunaannya dengan baik dan disimpan pada tempat yang aman
sehingga tidak terjadi kerusakan dan kehilangan. Selain itu material yang
digunakan sebaiknya mudah diperoleh dan dekat dengan lokasi proyek sehinggan
menghemat biaya dan waktu.
Pembangunan proyek besar selain membutuhkan bahan bangunan juga
mebutuhkan perlatan kerja yang memadai. Peranan peralatan konstruksi memiliki
fungsi mempercepat penyelesaian pekerjaan proyek dan meningkatkan
produktifitas pekerjaan. Secara garis besar alat-alat yang digunakan dalam
pembangunan Proyek Sport Centre adalah:
• pelaksanaan pekerjaan las: welding rod, lighter (pemantik api), tabung oksigen,
regulator, tabung acetylene, brander las, dan nozzle atau tip;
• pekerjaan pemasangan profil baja: besi, takel dengan kapasitas 2 ton, dan tang
pengencang;
• pekerjaan pengeboran: minyak pelumas, pipa boring, bor duduk, dan mata bor;

22 Universitas Kristen Maranatha


• pekerjaan pengecatan: kuas;
• pekerjaan pengecoran: selang air, skop, truck semen, mixer, pompa beton,
vibrator, mistar aluminium, dan cangkul.

Bahan-bahan yang digunakan dalam proyek pembangunan Sport Center.


• Semen Tiga Roda
Semen tiga roda seperti pada Gambar 3.13, yang dicampur dengan agregat
kasar, halus, dan air digunakan sebagai pengikat beton. Beton digunakan sebagai
komposit pada semua kolom lantai 1.

Gambar 3.13 Semen Tiga Roda pada Proyek Sport Centre

• Semen Instan
Semen instan digunakan untuk merekatkan bata ringan, yang terlihat pada
Gambar 3.14.

Gambar 3.14 Semen Instan

23 Universitas Kristen Maranatha


• Air
Air digunakan untuk campuran semen. Selain campuran semen air juga
digunakan untuk membasahi permukaan pelat yang akan dicor. Pada Proyek Sport
Centre digunakan torren untuk penyediaan air seperti pada Gambar 3.15.

Gambar 3.15 Torren Air

• Bata Ringan
Dinding pada Proyek Sport Centre menggunakan bata ringan dengan
ukuran 60×20×10 cm tertera pada Gambar 3.16.

Gambar 3.16 Bata Ringan Ukuran 60×20×10 cm

24 Universitas Kristen Maranatha


• Baut
Sambungan dalam struktur baja menggunakan baut pada Gambar 3.17 yang
dipasang dengan menggunakan tenaga manusia.

Gambar 3.17 Baut HTB Ø19

• Baja IWF
Semua balok pada Gedung ini menggunakan baja. Berikut Tabel 3.1 beserta
Gambar 3.18 yang memperlihatkan tipe balok yang digunakan.

Tabel 3.1 Tipe Balok


Kode Balok Ukuran Penampang
A -
B IWF 450.200
C IWF 400.200
D IWF 300.150
E IWF 250.125
F IWF 350.175

25 Universitas Kristen Maranatha


Gambar 3.18 Balok Baja IWF

• Wiremesh
Pada Proyek Sport Centre digunakan wiremesh agar lebih praktis, sehingga
pekerja tidak perlu mengelas tulangan pelat. Ukuran wiremesh adalah 45×45 cm
seperti pada Gambar 3.19.

Gambar 3.19 Wiremesh Ukuran 45×45 cm

26 Universitas Kristen Maranatha


• Bondeck
Bondeck digunakan sebagai pelapis bawah cor pelat beton pengganti
bekisting kayu. Gambar kerja pemasangan bondeck ada pada Gambar 3.20. Pada
Gambar 3.21 dapat dilihat bondeck yang belum diletakkan pada pelat lantai 2,
sedangkan pada Gambar 3.22 terlihat para pekerja sedang bekerja sama memasang
bondeck. Setelah diletakkan bondeck kemudian dilas dan dibaut. Tipe bondeck
yang digunakan adalah t=0,75 mm.

Gambar 3.20 Detail Pelat Lantai Bondeck

Gambar 3.21 Bondeck yang Belum Terpasang

27 Universitas Kristen Maranatha


Gambar 3.22 Pemasangan Bondeck
• Pelat Baja
Pada saat sambungan balok-balok perlu adanya pelat yang menempel. Pelat
yang digunakan untuk meyambung elemen balok mempunyai tebal 12 mm dapat
dilihat pada Gambar 3.23.

Gambar 3.23 Pelat tp: 12 mm


• Thinner
Thinner digunakan untuk mencairkan cat besi agar mudah untuk dicat.
Thinner yang dicampurkan ke dalam cat besi bisa dilihat pada Gambar 3.24.

28 Universitas Kristen Maranatha


Gambar 3.24 Thinner yang Digunakan

• Cat Besi
Pada Gambar 3.25 bisa dilihat cat besi berwarna hijau dan pada Gambar
3.26 pekerja sedang mengecat balok. Baja IWF dicat agar tidak berkarat dan
mengurangi kekuatan baja.

Gambar 3.25 Cat Hijau untuk Mengecat Baja IWF

29 Universitas Kristen Maranatha


Gambar 3.26 Pekerja sedang Mengecat Baja

• Tulangan
Selain digunakan pada kolom komposit, tulangan juga digunakan untuk
membuat ring balok dan kolom praktis. Tulangan kolom ada pada Gambar 3.27
dan tulangan kolom praktis dan ring balok ada pada Gambar 3.28.

Gambar 3.27 Tulangan pada Kolom Komposit

30 Universitas Kristen Maranatha


Gambar 3.28 Tulangan Kolom Praktis dan Ring Balok

• Jogging Track
Pelat lantai dari Sport Center dilapisi oleh bahan yang disebut jogging track.
Jogging track (Gambar 3.29) dipasang pada pelat beton dan kemudian dilem agar
tidak lepas.

Gambar 3.29 Jogging Track pada Proyek Sport Center

31 Universitas Kristen Maranatha


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Konstruksi


Perealisasian dari tahap perencanaan dan perancangan adalah pelaksanaan.
Fleksibilitas dan kecermatan sangat diperlukan dalam proses pelaksanaan
dikarenakan situasi antara perencanaan dan pelaksaaan sangatlah berbeda. Tahap
yang paling penting dalam suatu proyek pembangunan adalah proses pelaksanaan
konstruksinya sebab bangunan tersebut harus dilaksanakan tepat biaya, mutu, dan
waktu yang dikenal sebagai triple constrain (Gambar 4.1). Maka dibutuhkan
kolaborasi yang baik antara owner, konsultan perencana, konsultan pengawas,
kontraktor, sub-kontraktor beserta para tenaga kerja. Dengan kolaborasi yang baik,
maka pelaksanaan konstruksi ini dapat berjalan dengan baik dengan mengatur
sumber daya dengan efektif dan efisien.

-Jadwal Pelaksanaan
-Jadwal Material
Kendali Waktu
-Jadwal Alat
-Jadwal Biaya

Proyek Fisik Kendali Biaya Biaya Kontrak

Spesifikasi teknis dan


Kendali Mutu
gambar rencana

Gambar 4.1 Proyek Fisik Bergantung pada Triple Constrain

Pelaksanaan proyek Gedung Sport Center, Universitas Kristen Maranatha,


Kota Bandung, Jawa Barat sudah melalui berbagai tahapan-tahapan konstruksi dari
pekerjaan fondasi, pekerjaan kolom, pekerjaan balok, pekerjaan dinding, pekerjaan
pelat lantai 1 maupun lantai 2. Dalam proses pelaksanaan konstruksi secara garis
besar berjalan lancar dan mengalami perkembangan setiap minggunya, akan tetapi

32 Universitas Kristen Maranatha


pelaksanaan konstruksi ini dapat terhambat apabila iklim sedang buruk misalnya
hujan.

4.2 Analisis Struktur


Seperti yang sudah disebutkan di atas, pelaksanaan konstruksi ini tentunya
memiliki pekerjaan balok dan kolom, sehingga akan ditelaah lebih rinci masing-
masing balok maupun kolom. Kolom yang digunakan pada Proyek Sport Center
adalah kolom komposit. Kelebihan dasar yang diperoleh dari desain komposit
adalah (Salmon, et al., 1996):
1. pengurangan berat baja;
2. balok baja lebih dangkal;
3. kekakuan lantai semakin besar;
4. panjang bentang untuk batang tersebut lebih besar.

4.2.1 Analisis Balok


Balok adalah elemen struktural yang didesain untuk mentransfer gaya-gaya
dari kolom. Balok dalam pelaksanaan Proyek Gedung Sport Center, Universitas
Kristen Maranatha, Kota Bandung, Jawa Barat ini menggunakan material baja,
sehingga tidak ada proses penulangan yang karakteristiknya berbeda dengan balok
yang bermaterial beton.
Dalam proses pelaksanaan pemasangan balok yang bermaterial baja, segala
prosesnya menggunakan tenaga pekerja dengan bantuan alat scaffolding dan tekel,
walaupun tidak menggunakan alat berat dalam pemasangan balok ini, secara
pemeriksaan visual dengan dukungan alat waterpass dan penggaris siku dapat
dipastikan balok terpasang 180° seperti pada Gambar 4.2, maka didapatkan
kesimpulan, bahwa balok terpasang dengan baik dan benar.
Balok-balok yang sudah terpasang, dimensinya sudah sesuai dengan yang
tercantum pada gambar kerja dan memenuhi persyaratan. Balok yang akan dicek
dapat dilihat pada Gambar 4.3 dengan melalui pengecekan preliminary di halaman
berikutnya:

33 Universitas Kristen Maranatha


Gambar 4.2 Pengecekan Balok di Tangga dengan Waterpass

Gambar 4.3 Balok yang Dicek pada Lantai 2

Lb :2m
Lpendek :1m
Qu : 1.146 kg/m2
Qu : 572,9 kg/m

34 Universitas Kristen Maranatha


Mmax : 5.618.391,71 N-mm
Fy : 250 MPa

Dicek profil 250.125.6.9

Tabel 4.1 Karakteristik Penampang IWF 250.125.6.9


Karakteristik Jumlah Satuan Karakteristik Jumlah Satuan
Sx 324000 mm3 b 125 mm
A 3766 mm2 tw 6 mm
Ix 4E+07 mm4 tf 9 mm
4
Iy 3E+06 mm ix 104 mm
d 250 mm iy 27,9 mm
Cx 27,6 mm
λ : 6.944
λp : 10.75
λ < λp, Maka ELEMEN KOMPAK

Cek kapasitas momen berdasarkan Flange Local Buckling


Zx=A×y : 366808.4 mm4
Mn=Mp×Fy : 91702100 N-mm
ф Mn : 82531890 N-mm
Mu<ф Mn, (OK!)

Cek kapasitas momen berdasarkan Lateral Torsional Buckling


𝐸 200000
𝐿𝑝 = 1.76 × 𝑟𝑦 × √𝐹 = 1.76 × 27.9 × √ = 1.388,87 mm
𝑦 250

1 1
𝐽 = 3 × (2𝑏 × 𝑡𝑠 3 + ℎ𝑜 × 𝑡𝑏 3 ) = 3 × (2 × 125 × 93 + 241 × 63 )= 78.102 mm4

𝑖𝑦 ×ℎ𝑜 2940000 ×241


𝑟 2 𝑡𝑠 = = = 1.093,43 mm2
2×𝑆𝑥 2×324000

𝑟𝑡𝑠 = 33,07 mm

35 Universitas Kristen Maranatha


𝐸 𝐽 𝐽 0.7 × 𝐹𝑦 2
𝐿𝑟 = 1,95 × 𝑟𝑡𝑠 × × √ + √( )2 + 6.76 ( )
0.7 × 𝐹𝑦 𝑆𝑥 × ℎ𝑜 𝑆𝑥 × ℎ𝑜 𝐸

200000 0.7 × 250 2


𝐿𝑟 = 1,95 × 𝑟𝑡𝑠 × × √0.001 + √(0.001)2 + 6.76 ( )
0.7 × 250 200000

𝐿𝑟 = 4.350,58 mm
Lb = 2.000 mm
Lp<Lb, (OK!)
Lb<Lr, (OK!)

Kuat lentur nominal pada kondisi Local Torsional Buckling


Ma (0,5 m) : 4.123.793,78 N-mm
Mb (1 m) : 5.618.391,71 N-mm
Mc (1,5 m) : 4.213.793,78 N-mm

12,5 × 𝑀𝑚𝑎𝑥
𝐶𝑏 =
2,5 × 𝑀𝑚𝑎𝑥 + 3 × 𝑀𝑎 + 4 × 𝑀𝑏 + 3 × 𝑀𝑐
12.5 × 5618391.71
= 2,5 ×5.618.391,71+3 ×4.123.793,78+4×5.618.391,71+3×4.213.793,78

𝐶𝑏 = 1,141

𝐿𝑏 − 𝐿𝑝
𝑀𝑛 = 1,141 × [𝑀𝑝 − (𝑀𝑝 − 0,7 × 𝐹𝑦 × 𝑆𝑥 ) × ( )] ≤ 𝑀𝑝
𝐿𝑟 − 𝐿𝑝

𝑀𝑛 = 1,141 × [91.702.100 − (91.702.100 − 0,7 × 250 × 324.000) ×


2000 − 1.388,87
(4.350,586 − 1.388,87 )] ≤ 91.702.100

𝑀𝑛 = 24.661.731 N-mm, Gunakan Mn

Mu < фMp
5.618.391,7 N-mm < 82.531.890 N-mm (OK!)

36 Universitas Kristen Maranatha


Cek Geser
Va=Vu= 11.236,78 N
- Mencari Nilai Vn
ℎ 250
= =41,67
𝑡𝑤 6

2,24 × √𝐸/𝐹𝑦 = 2.24 × √200.000/250 = 63,36



< 2,24 × √𝐸/𝐹𝑦 → 𝐶𝑣 = 1,0
𝑡𝑤
𝐴𝑤 = ℎ × 𝑡𝑤 = 250 × 6 = 1.500 mm2
𝑉𝑛 = 0.6 × 𝐹𝑦 × 𝐴𝑤 × 𝐶𝑣 = 0,6 × 250 × 1.500 × 1,0 = 225.000 N
𝑉𝑛 = 22.935,8 kg
Vu < фVn
11.236,78 N < 225.000 N (OK!)

4.2.2 Analisis Kolom


Beban aksial tekan, geser, dan momen ditahan oleh komponen struktur yang
dirancang berupa kolom. Kolom dalam pelaksanaan proyek Gedung Sport Center,
Universitas Kristen Maranatha, Kota Bandung, Jawa Barat menggunakan material
baja dengan dilapisi beton sehingga menjadi struktur baja komposit. Pada dasarnya
kolom dengan baja saja cukup menahan beban aksial, namun dengan alasan estetika
maka dilakukan pengecoran beton pada kolom baja menggunakan bekisting. Pada
lantai 1 digunakan kolom berupa H-Beam dengan ukuran penampang H250.250
sedangkan pada lantai 2 digunakan IWF dengan ukuran penampang WF350.175
dan WF200.100. Pada lantai 1 digunakan H-Beam agar saat dilakukan pengecoran
beton waste material yang dihasilkan sedikit. Sedangkan pada lantai 2, yang
diperuntukkan sebagai lapangan sehingga tidak adanya kolom dibagian tengah,
dipasang baja IWF agar memenuhi tekuk baja.
Dengan menggunakan dukungan alat waterpass dan penggaris siku, yang
terlihat pada Gambar 4.4 dan Gambar 4.5, dilakukan pemeriksaan secara visual
untuk memastikan bahwa kolom terpasang tegak lurus 90°, bisa dikatakan
pemasangan kolom ini sudah baik dan benar. Pemasangan kolom ini juga hanya
menggunakan tenaga manusia dengan alat bantu scaffolding dan tekel sehingga
proses pemasangan kolom memakan waktu cukup lama.

37 Universitas Kristen Maranatha


Gambar 4.4 Pengecekan Kolom Lantai 2 dengan Waterpass

Gambar 4.5 Pengecekan Dimensi Kolom Lantai 2 dengan Penggaris Siku

Seluruh dimensi kolom dan balok yang terpasang sudah sesuai dengan
gambar kerja dan persyaratan, dengan pengecekan melalui preliminary pada
Gambar 4.6.

38 Universitas Kristen Maranatha


Gambar 4.6 Kolom yang Dicek pada Lantai 2

Pu = 145,2 kN
Dicek Profil H350.175.6.9 yang karakteristik penampangnya terdapat pada Tabel
4.2.

Tabel 4.2 Karakteristik Penampang WF350.175.6.9


Karakteristik Jumlah Satuan Karakteristik Jumlah Satuan
Sx 641.000 mm3 b 174 mm
2
A 5.268 mm tw 6 mm
4
Ix 111.000.000 mm tf 9 mm
4
Iy 7.920.000 mm ix 145 mm
d 346 mm iy 38,8 mm

Diketahui:
A = 5.268 mm2
ix = 145 mm
iy = 38,8 mm
𝜋2 𝐸 𝜋 2 200.000
Fe = 𝐾𝐿 2
= 0.9×4.5002
= 181.17 𝑀𝑃𝑎
( ) 145
𝑟

39 Universitas Kristen Maranatha


Tabel 4.3 Tabel Koefisien K

𝐹𝑦 250
= = 1,37 < 2,25 𝑚𝑎𝑘𝑎,
𝐹𝑒 181,17
𝐹𝑦
Fcr = 0,658𝐹𝑒 × 𝐹𝑦
Fcr = 0,6581,37 × 250 = 140,32 𝑀𝑃𝑎
Pn = Fcr × Ag
Pn = 140,32 × 5.268 = 739,18 kN
фPn = 0,75 × 739,18 = 554,39 kN
554,39 kN > 145,2 kN
фPn > Pu (OK!)

4.2.3 Analisis Sambungan


Konstruksi bangunan baja terdiri dari elemen-elemen baja yang digabung
membentuk suatu rangkaian bangunan dengan menggunakan beberapa metode
sambungan. Salah satu fungsi dari sambungan baja adalah untuk memungkinkan
baja menyusut umpama baja terkena suhu tinggi. Berikut Gambar 4.7 menunjukkan
pelat sambungan antara kolom-kolom:

40 Universitas Kristen Maranatha


Gambar 4.7 Sambungan Kolom-Kolom

Pada Gambar 4.8 dan Gambar 4.9 bisa dilihat bahwa sambungan kolom-
balok pada gambar rencana berbeda dengan yang ada di lapangan. Hal ini
disebabkan perevisian yang dilakukan oleh PT. Danamartha Sejahtera Utama
sebagai kontraktor utama dengan persetujuan Bapak Ir. Daud Rahmat Wiyono,
M.Sc sebagai konsultan struktur. Alasan dikurangi jumlah baut adalah untuk
menambah kekuatan pada sambungan karena terlalu banyak jumlah baut sehingga
semakin banyak pula lubang yang ada dan mengakibatkan berkurangnya kekuatan
sambungan.
Berikut pada Gambar 4.8 merupakan perbandingan gambar kerja
sambungan balok-kolom dua arah dengan yang ada di lapangan:

41 Universitas Kristen Maranatha


Gambar 4.8 Sambungan Balok-Kolom Dua Arah

Berikut pada Gambar 4.9 merupakan perbandingan gambar kerja


sambungan kolom-balok induk dengan yang ada di lapangan:

Gambar 4.9 Sambungan Kolom-Balok Induk

Berikut perbandingan sambungan balok anak-balok anak pada Gambar 4.10


pada gambar kerja dan lapangan:

Gambar 4.10 Sambungan Balok Anak-Balok Anak

42 Universitas Kristen Maranatha


Sambungan balok anak dengan balok induk ditengah dapat dilihat pada
Gambar 4.11.

Gambar 4.11 Sambungan Balok-Balok

4.2.4 Analisis Pekerjaan Pelat


Pelat lantai adalah landasan yang tidak terletak pada tanah dan merupakan
pembatas antara satu tingkat dengan tingkat lainnya. Alur pembebanan pelat adalah
dari balok menuju ke kolom bangunan alur pembebanan pelat dapat dilihat pada
Gambar 4.12. Ketebalan pelat lantai itu sendiri bergantung pada beban yang
dipikul, bentang balok, dan bahan konstruksi pelat.

Pelat

Balok

Kolom

Fondasi

Gambar 4.12 Alur Pembebanan Pelat

43 Universitas Kristen Maranatha


Pelat yang direncanakan harus rigid dan rata tetapi bisa diberi kemiringan
untuk drainase air. Pelat lantai biasanya dicor ditempat menggunakan semen ready
mix dan memakan waktu dari pagi hingga malam. Pada Proyek Sport Centre,
pengecoran dilaksanakan pada Senin, 11 Maret 2019. Proses pengecoran sempat
terhenti sebentar dikarenakan hujan. Tebal pelat pada lantai 1 adalah 15 cm
sedangkan lantai 2 adalah 20 cm. Tebal pelat lantai 1 lebih tipis karena pelat lantai
1 bekas lapangan basket yang mempunyai pelat beton yang kuat. Penulangan pelat
dapat dilihat pada Gambar 4.13.

A A

Gambar 4.13 Tulangan Pelat Lantai 2

A = Relat, digunakan untuk menentukan batas pengecoran


B = Shear connector, terletak diantara balok dan digunakan untuk meredam
gaya geser yang terjadi antara pelat dengan balok baja.
C = Ceker ayam, digunakan agar wiremesh tidak melendut saat diinjak oleh
pekerja.
D = Wiremesh, tulangan pelat.
Pengecoran dibantu dengan concrete pump yang berfungsi untuk
memompakan campuran beton ke tempat pengecoran seperti pada Gambar 4.14.
Sebelum dilakukan pengecoran, terlebih dahulu dilakukan slump test. Kemudian
pelatnya disiram dengan air agar tidak ada kotoran di sela-sela wiremesh.

44 Universitas Kristen Maranatha


Gambar 4.14 Alat Concrete Pump Pada Proyek Sport Center

4.3 Permasalahan dalam Proyek Sport Center


Pada suatu proyek pasti terkadang terjadi masalah/musibah. Musibah yang
biasanya menimpa kepada proyek dapat terjadi pada (Tarmudji, 1993):
• karyawan/tenaga kerja, yakni musibah kecelakaan sewaktu bekerja. Misalnya
jatuh yang mengakibatkan sakit, cacat bahkan meninggal dunia atau
kecelakaan akibat tertimpa alat bantu dan sebagainya;
• peralatan-peralatannya, karena gangguan-gangguan mesin atau tekhnis
sehingga alat-alat tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya;
• proyek itu sendiri atau pembangunan-pembangunan itu sendiri. Hal ini bisa
mengalami musibah atau kerusakan, misalnya: karena konstruksi kurang
memadai, adanya kerusakan kekuatan air, angin kekuatan alam yang lainnya
yang dapat mengganggu keselamatan proyek.
Proyek Gedung Sport Center juga seperti proyek-proyek lainnya, dalam hal
berupaya melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kurva S atau time schedule yang
telah dikerjakan sesuai dengan Lampiran L.4. Namun, keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan tidak dapat dihindari, dikarenakan oleh beberapa hal antara lain pengaruh
cuaca, kesalahan para tenaga kerja, material yang rusak atau terlambat, serta terjadi
perubahan gambar kerja dari owner. Umumnya untuk mengejar ketertinggalan

45 Universitas Kristen Maranatha


waktu, akan diberlakukan waktu lembur yang berarti pelaksanaan pekerjaan akan
dilaksanakan di luar jam kerja biasa, contohnya pada malam hari.

4.3.1 Tinggi Bangunan Bertambah 1 meter


Proyek Gedung Sport Center terjadi beberapa masalah yaitu perubahan
gambar kerja permintaan dari owner dimana tinggi antar lantai yang awalnya 4 m
menjadi 5 m. Solusi dari permasalahan itu dari Manajer Proyek adalah kolom
pedestal ditambah 1 m dikarenakan baja sudah dipesan sebelumnya. Akibat
berubahnya tinggi bangunan tersebut juga menyebabkan berubahnya desain tangga.
Berikut merupakan desain tangga yang dibuat saat kerja praktek yang dapat dilihat
pada Gambar 4.16.

Gambar 4.15 Perubahan Desain Tangga oleh Mahasiwa


Berubahnya tinggi bangunan juga mengakibatkan perubahan kelangsingan
kolom. Berikut perhitungan kelangsingan kolom dengan penampang IWF
250.250.9.14 pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Karakteristik Penampang 250.250.9.14


Karakteristik Jumlah Satuan Karakteristik Jumlah Satuan
Sx 86700 mm3 b 250 mm
2
A 3766 mm tw 9 mm
4
Ix 108000000 mm tf 14 mm
4
Iy 36500000 mm ix 108 mm
d 250 mm iy 62.9 mm

Pengecekan kelangsingan:
1. λelemen < 𝜆𝑟

46 Universitas Kristen Maranatha


𝑏 𝐸
< 0.56√
2𝑡𝑓 𝐹𝑦

250 200.000
< 0,56√
2 × 14 250

8,93<15,84
𝐾𝐿𝑢
2. λbatang = < 200
𝑟

𝑘𝐿𝑢 1 × 4.000
= = 37,04 < 200
𝑟 108
Jadi perubahan tinggi bangunan tidak berpengaruh terhadap kelangsingan
kolom.

4.3.2 Bangunan Bergeser 1 meter


Bergesernya bangunan dari rencana awal dipicu oleh beberapa hal.
Pergeseran bangunan dapat dilihat pada Gambar 4.17. Alasan pertama adalah untuk
mempermudah pekerjaan pemeliharaan. Karena pada desain awal, di sebelah kanan
Sport Center menempel ke gedung di sebelahnya sehingga lebih rentan terjadi
bocor. Selain karena dinding rentan bocor, warga yang tinggal di gedung sebelah
juga protes sebab jendela bangunan mereka tertutup. Dari segi pelaksanaan struktur
juga bangunan bergeser agar fondasi bore pile berada di as bangunan. Selain itu
jika bangunan menempel pengeboran fondasi akan lebih sulit karena alat-alat akan
menabrak dinding gedung di sebelahnya.

Gambar 4.16 Bangunan tidak Menempel pada Bangunan di Sebelahnya

47 Universitas Kristen Maranatha


4.3.3 Sumur Air Dipindah
Pemindahan sumur air yang semula didekat pintu masuk Sport Center
dipindah ke tangga Food Court. Pemindahan itu dilaksanakan karena sumur yang
di dekat pintu masuk akan dialirkan ke Rumah Sakit Gigi Maranatha. Pemindahan
sumur jelas mengakibatkan pertambahan biaya pada Rancangan Anggaran Biaya
(RAB) karena dibutuhkan pipa yang lebih banyak dari rencana. Pada Gambar 4.18
dapat dilihat letak sumur air awal dan Gambar 4.19 menunjukkan letak sumur air
yang baru.

Gambar 4.17 Letak Sumur Air Rencana

Gambar 4.18 Sumur Air yang Dipindah

48 Universitas Kristen Maranatha


BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Kerja praktek yang dilakukan pada Proyek Sport Centre, Universitas
Kristen Maranatha meliputi pekerjaan struktur yang dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. dalam pembangunan suatu proyek melibatkan organisasi mulai dari yang
paling atas (owner) sampai yang paling bawah (sub-kontraktor);
2. pekerjaan yang dilakukan dalam proyek terdiri dari pekerjaan persiapan,
pekerjaan struktur, pekerjaan arsitektur, pekerjaan MEP, dan pekerjaan
pemeliharaan;
3. beberapa masalah yang timbul akibat perubahan dari owner ternyata tidak
berdampak banyak terhadap kekuatan bangunan, namun berpengaruh ke
jadwal pelaksanaan menjadi lebih lama.

5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat penyusun berikan antara lain:
1. ada pekerjaan yang tidak sesuai dengan gambar rencana maka sebaiknya
kontraktor mengawasi jalannya proyek agar para pekerja terhindar dari
kesalahan yang dapat merugikan owner;
2. lingkungan proyek sangat berbahaya maka perlu adanya K3 untuk
menciptakan lingkungan proyek bebas kecelakaan;
3. dari pengamatan di lapangan beton komposit tidak diproses dengan presisi,
walaupun tidak mempengaruhi kekuatan struktur dan hanya sebagai unsur
estetika, beton komposit diharapkan dicor dengan baik

49 Universitas Kristen Maranatha


DAFTAR PUSTAKA

[1] Afriani, Asfadina, Dewi, Enizar, Gusniwati, Harnila, Rahmawati, RIaca,


Rika, Riri, Roharti, Sri, Yolanda. 2013. Sumber Data, Metode dan Teknik
Pengumpulan Data, Pengumpulan Data Kualitatif dan Skala Ukuran. s.l. :
Universitas Andalas, 2013.
[2] Barrie, Donald S., Paulson, JR, Boyd C. and Sudinarto. 1990. Manajemen
Konstruksi Profesional. Jakarta : Erlangga, 1990.
[3] Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 1.
Yogyakarta : Kanisius, 1996.
[4] Hidayat, Anwar. 2017. Metode Penelitian: Pengertian, Tujuan, Jenis.
Statistikian. [Online] Februari 3, 2017.
https://www.statistikian.com/2017/02/metode-penelitian-metodologi-
penelitian.html.
[5] Ir. Abrar Husen, M.T. 2009. Manajemen Proyek. Yogyakarta : Penerbit
Andi, 2009.
[6] Salmon, Charles G. and Johnson, John E. 1996. Struktur Baja Desain dan
Perilaku. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 1996.
[7] Soeharto, Imam. 2001. Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai
Operasional). Jakarta : Penerbit Erlangga, 2001.
[8] —. 1997. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional. Jakarta :
Erlangga, 1997.
[9] Syah, Ir. Mahendra Sultan. 2004. Manajemen Proyek Kiat Sukses Mengelola
Proyek. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2004.
[10] Tarmudji, Drs. Tarsis. 1993. Mengenal Manajemen Proyek. Yogyakarta :
Liberty Yogyakarta, 1993.

50 Universitas Kristen Maranatha


LAMPIRAN L.1
STRUKTUR ORGANISASI PROYEK

Gambar L.1.1 menunjukkan struktur organisasi Proyek Sport Center.

Gambar L.1.1 Struktur Organisasi Proyek Sport Center

51 Universitas Kristen Maranatha


LAMPIRAN L.2
GAMBAR ARISTEKTUR

52 Universitas Kristen Maranatha


LAMPIRAN L.3
GAMBAR STRUKTUR

53 Universitas Kristen Maranatha


LAMPIRAN L.4
KURVA S

Gambar L.2 Kurva S Proyek Sport Center

54 Universitas Kristen Maranatha


LAMPIRAN L.5
DOKUMENTASI KEGIATAN DALAM MASA KERJA
PRAKTEK

Tabel L.5.1 Kegiatan dalam Masa Kerja Praktek


GAMBAR KETERANGAN

Pemasangan balok dan kolom


pada lantai 1

Pemasangan tulangan komposit


pada kolom lantai 1 oleh para
pekerja

55 Universitas Kristen Maranatha


Tabel L.5.1 Kegiatan dalam Masa Kerja Praktek (Lanjutan)
GAMBAR KETERANGAN

Pembuatan tangga sementara

Pemasangan bondeck

Proses pengelasan pelat ke balok

56 Universitas Kristen Maranatha


Tabel L.5.1 Kegiatan dalam Masa Kerja Praktek (Lanjutan)
GAMBAR KETERANGAN

Proses pemasangan bekisting


untuk kolom komposit

Proses pengerjaan dinding, ring


balok dan kolom praktis

Proses pengacian pada dinding

Proses pembuatan campuran


semen, agregat, dan air untuk
proses pembuatan kolom
komposit

57 Universitas Kristen Maranatha


Tabel L.5.1 Kegiatan dalam Masa Kerja Praktek (Lanjutan)
GAMBAR KETERANGAN

Proses pemasangan overstek


menggunakan alat pengencang

Proses pengecoaran pelat lantai


2 menggunakan truck semen dan
pompa beton

Hasil pengecoran kolom


komposit beserta acian dinding

58 Universitas Kristen Maranatha


Tabel L.5.1 Kegiatan dalam Masa Kerja Praktek (Lanjutan)
GAMBAR KETERANGAN

Proses pemasangan kolom lantai


2

Detail pemasangan kolom lantai


2

Proses pemasangan balok lantai


2

59 Universitas Kristen Maranatha


Tabel L.5.1 Kegiatan dalam Masa Kerja Praktek (Lanjutan)
GAMBAR KETERANGAN

Proses pemasangan balok lantai


2

Pemasangan wiremesh pada


pelat lantai 1

Proses pemasangan tulangan dan


bekisting tangga

60 Universitas Kristen Maranatha


Tabel L.5.1 Kegiatan dalam Masa Kerja Praktek (Lanjutan)
GAMBAR KETERANGAN

Proses pemasangan rangka atap

Hasil pemasangan gording,


trekstang, dan pengikat angin

Foto bersama pembimbing


proyek

61 Universitas Kristen Maranatha

Anda mungkin juga menyukai