Anda di halaman 1dari 7

KOMPRES HANGAT MENURUNKAN NYERI PERSENDIAN

OSTEOARTRITIS PADA LANJUT USIA

Ani Dwi Pratintya, Harmilah, Subroto


Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
E-mail: any_tintya@yahoo.co.id

Y
Abstract: The purpose of this quasi experiment research is
to determine the effect of warm compress to the joints of

SA
osteoarthritis pain in the elderly on Panti Wredha Budhi
Dharma, Yogyakarta. Sample of this research consist of 12
elderly who suffer from osteoarthritis joint pain, taken with
total sampling. Paired t-test showed effect of a warm com-
4
press to the joint pain in the elderly (p = 0.000). independent
01
t test showed a differences decrease in joint pain, between
the control and experimental groups by 2.83 (p = 0.000;
average value = 2.83).
.2

Key words: joint pain, osteoarthritis, warm compress


.1

Abstrak: Penelitian quasi eksperimen ini bertujuan untuk


10

mengetahui pengaruh kompres hangat terhadap nyeri


persendian osteoartritis pada lanjut usia di Panti Wredha
Budhi Dharma Ponggalan, Umbulharjo, Yogyakarta. Sampel
pada penelitian ini adalah 12 orang lanjut usia yang mengalami
K

nyeri persendian osteoartritis yang diambil secara total


JK

sampling. Uji paired t-test menunjukkan ada pengaruh


pemberian kompres hangat terhadap nyeri persendian pada
lanjut usia (p=0,000). Uji independen t test menunjukkan
terdapat perbedaan penurunan nyeri sendi antara kelompok
kontrol dan eksperimen sebesar 2,83 (p=0,000; nilai rata-
rata=2,83).

Kata kunci: nyeri persendian, osteoatritis, kompres hangat


2 Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 10, No. 1, Juni 2014: 1-7

PENDAHULUAN bulkan nyeri dan yang paling banyak


Bersamaan dengan keberhasilan dijumpai serta prevalensinya semakin
pemerintah dalam pembangunan nasional, meningkat karena berhubungan dengan
yang telah dapat mewujudkan hasil yang bertambahnya usia adalah karena osteo-
positif dalam berbagai bidang yaitu adanya artritis. Osteoartritis merupakan penyakit
kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan sendi yang paling banyak dijumpai (60%)
hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan dibandingkan dengan penyakit sendi lain
teknologi, terutama dalam bidang medis atau seperti arthritis gout atau arthritis
ilmu kedokteran. Kemajuan yang ada dalam rheumatoid. WHO memperkirakan 40%
berbagai bidang tersebut dapat meningkat- populasi usia diatas 70 tahun menderita
kan kualitas hidup dan kesehatan penduduk, osteoartritis dan 80% mengalami keter-
serta dapat meningkatkan umur harapan bataan keterbatasan gerak (Sudoyo, 2006).
hidup manusia sehingga jumlah penduduk Lansia yang mengalami nyeri karena

Y
yang berusia lanjut meningkat dan cenderung osteoartritis jumlahnya mencapai 50-60%

SA
bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000). pada penderita osteoartritis.
Kebijakan pemerint ah t entang Masalah osteoartritis di Indonesia
kesejahteraan lanjut usia terdapat dalam UU jumlahnya lebih besar dibandingkan negara
nomor 13 tahun 1998 yang menyebutkan barat, jika melihat tingginya prevalensi
4
bahwa masyarakat mempunyai hak dan penyakit osteoartritis di Malang lebih dari
kesempatan yang seluas-luasnya untuk 855 pasien osteoartritis terganggu aktifitas-
01
berperan dalam upaya meningkatkan nya terutama untuk melakukan kegiatan
kesejahteraan sosial lansia, kegiatan tersebut jongkok, naik tangga, dan berjalan (Potter
.2

dapat dilakukan baik secara perorangan, & Perry, 2005). Osteoartritis merupakan
keluarga, kelompok masyarakat, organisasi penyakit sendi degeneratif yang berkaitan
.1

dan atau organisasi masyarakat (Mariyo, dengan kerusakan kartilago sendi. Bagian
2008). yang paling sering terkena osteoartritis ada-
10

Permasalahan yang sering terjadi pada lah vertebra, panggul, lutut, dan pergelangan
lanjut usia diantaranya adalah adanya kaki. Prevalensi osteoartritis lutut radiologis
gangguan gerak (imobilisasi), timbul di Indonesia cukup tinggi yaitu mencapai
ketidakstabilan sehingga mudah untuk jatuh, 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita.
K

gangguan mental, pikun (inteleqtual Karena prevalensi yang cukup tinggi


JK

impairment), menyendiri (isolation), dan sifatnya yang kronik-progresif, osteo-


gangguan berkemih (inkontinensia urin), artritis mempunyai dampak sosio-ekonomi
impoten (impotence), daya tahan tubuh yang besar baik di negara maju maupun di
menurun (immunodeficiency), infeksi, negara berkembang. Diperkirakan satu
malnutrisi, susah buang air kecil (BAK), sampai dua juta orang lanjut usia di Indonesia
susah buang air besar (BAB), kesalahan mengalami kecacatan karena osteoartritis
minum obat (iartogenesis), susah tidur (Potter & Perry, 2005). Nyeri yang dirasa-
(insomnia), fungsi indra menurun (impair- kan pada daerah persendian dan tidak
ment). Masalah-masalah tersebut merupa- mendapat penanganan dengan baik akan
kan beban bagi keluarga, masyarakat, mempengaruhi kenyamanan tubuh dan akan
maupun negara (Maryam, 2008). berdampak pada penurunan aktivitas
Nyeri pada pergerakan sendi (artritis) (immobilisasi), isolasi sosial akibat tidak
dapat disebabkan oleh berbagai macam berinteraksi dengan teman sebaya, gangguan
penyebab, salah satu yang dapat menim- tidur dan jatuh akibat dari penggunaan kaki
Ani Dwi Pratintya, dkk., Kompres Hangat Menurunkan Nyeri ... 3

yang sakit digunakan untuk berjalan, depresi Hasil observasi yang dilakukan pada
akibat rasa nyeri yang tidak sembuh-sembuh pengurus panti didapatkan keterangan bahwa
(Stanly, 2007). penanganan yang diberikan oleh petugas panti
Apabila seseorang mengalami nyeri, untuk mengatasi nyeri adalah dengan
maka akan mempengaruhi fisiologis dan memberikan obat penghilang nyeri. Obat yang
psikologis dari orang tersebut (Tamsuri, diberikan adalah aspirin. Obat tersebut jika
2006). Perawat perlu untuk memiliki diberikan terus-menerus akan menimbulkan
kemampuan dalam mengidentifikasi dan efek samping yang dapat merusak dinding
mengatasi rasa nyeri yang dialami klien lambung. Sudah ada dua orang yang
(Asmadi, 2008). Beberapa managemen mengalami tukak lambung karena terlalu
nyeri dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri sering mengkonsumsi obat tersebut.
pada persendian yaitu dapat dilakukan Berdasarkan hasil observasi yang didapat
dengan cara terapi fisik, splinting, aplikasi oleh peneliti, maka peneliti tertarik untuk untuk

Y
bungkusan dingin dan panas, paraffin wax melakukan penelitian tentang “Pengaruh

SA
dips, obat-obatan anti peradangan, terapi Pemberian Kompres Hangat Terhadap Nyeri
pembedahan (Rifham, 2010). Persendian Osteoartritis pada Lanjut Usia di
Salah satu managemen nyeri yang Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan
dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan Umbulharjo Yogyakarta”.
4
adalah dengan menggunakan terapi panas.
Terapi panas yang dilakukan dapat digu- METODE PENELITIAN
01
nakan dengan menggunakan kompres Penelitian ini menggunakan metode
hangat. Kompres tersebut dapat membe- Quasi Eksperimen, dengan rancangan
.2

rikan efek fisiologis dengan meningkatkan penelitian pre test-post test kelompok
relaksasi otot pergerakan sendi (Rifham, tunggal yang ekuivalen. Desain penelitian ini
.1

2010). Tindakan paliatif harus dilakukan dilakukan dengan menggunakan satu


terlebih dahulu sebelum penggunaan obat- kelompok yang berfungsi sebagai kelompok
10

obatan misalnya dengan mengatur posisi perlakuan dan kelompok kontrol. Prosedur
yang tepat, massage, atau kompres hangat. yang dilakukan pada putaran pertama
Kompres hangat bersuhu 40,50-430C akan sebagai kelompok kontrol dan dilakukan pre
diberikan pada daerah sendi yang meng- test dan post test. Putaran kedua sebagai
K

alami nyeri selama 20 menit, menurut inter- kelompok perlakuan, diberikan pre test lalu
JK

vensi keperawatan yang sering dilakukan diberikan perlakuan dan diakhiri dengan
kompres hangat dilakukan selama 3 hari dan post test (Muttaqin, 2008).
diberikan pada pukul 06.00-07.00 pagi dan Populasi dalam penelitian ini berjumlah
17.00-18.00 sore (Rahayu, 2009). 19 orang yang mengalami nyeri persendian
Berdasarkan studi pendahuluan yang osteoartritis. Berdasarkan kriteria inklusi dan
dilakukan di Panti Werdha Budhi Dharma kriteria eksklusi, sampel dalam penelitian ini
Ponggalan, Umbulharjo, Yogyakarta, berjumlah 12 orang yang berfungsi sebagai
didapatkan data bahwa jumlah penghuni kelompok eksperimen dan kelompok kon-
panti terdapat 49 orang, dari jumlah keselu- trol. Teknik pengambilan sampel yang digu-
ruhan penghuni panti terdapat 19 orang yang nakan dalam penelitian ini adalah total
mengalami nyeri osteoartritis. Nyeri yang sampling. Alat yang digunakan adalah
dialami lansia sangat mengganggu aktivitas instrumen skala nyeri dengan skala nume-
keseharian lansia. rik, kuesioner tingkat kecemasan dengan
menggunakan Hamilton Rating Scale
4 Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 10, No. 1, Juni 2014: 1-7

Anxiety (HRSA), buli-buli (kantong air Berdasarkan tabel 2 distribusi freku-


panas), termometer air, kain sebagai ensi, karakteristik responden berdasarkan
pengalas saat pemberian kompres hangat. jenis kelamin diketahui bahwa lanjut usia
yang mengalami nyeri sendi paling banyak
HASIL DAN PEMBAHASAN berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak
10 responden (83,3%), sedangkan yang
Tabel 1. Rata-rata Usia pada Kelom- berjenis kelamin laki-laki hanya 2 responden
pok Kontrol dan Kelompok (16,7%).
Eksperimen Distribusi frekuensi berdasarkan ting-
kat kecemasan pada kelompok kontrol dan
Kelompok Rata-rata Sd Min-Max N
kelompok eksperimen menunjukkan bahwa
Kontrol 71 6.993 60-83 12 seluruh lanjut usia tidak mengalami kece-
Eksperimen 71 6.993 60-83 12 masan.

Y
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui Berdasarkan hasil penelitian pada

SA
bahwa usia responden pada kelompok gambar 1 dapat diketahui bahwa rata-rata
kontrol dan eksperimen memiliki nilai rata- nilai pre test pada kelompok kontrol sebesar
rata usia 71 tahun. Kedua kelompok me- 5,5 dan rata-rata nilai post test pada
miliki rata-rata usia yang sama, karena pada kelompok kontrol sebesar 4,3. Nilai rata-
4
penelitian ini peneliti menggunakan satu rata pre test pada kelompok eksperimen
sebesar 5,25 dan nilai post test pada
01
kelompok yang dijadikan kelompok kontrol
dan eksperimen. kelompok eksperimen sebesar 1,25.
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data pada
.2

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berda- Kelompok Kontrol dan


sarkan Jenis Kelamin pada Eksperimen
.1

Kelompok Kontrol dan Ke-


lompok Eksperimen Variabel Rata-rata P value N
10

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Kontrol 5,500 0,524 12


(%) Eksperimen 5,250 0,407 12
Laki-laki 2 16,7
K

Perempuan 10 83,3 Berdasarkan tabel 3 hasil uji normalitas


Jumlah 12 100 variabel penelitian dapat diketahui bahwa
JK

Gambar 1. Rata-rata Tingkat Nyeri Pre test dan Post test pada Kelompok Kontrol
dan Eksperimen
Ani Dwi Pratintya, dkk., Kompres Hangat Menurunkan Nyeri ... 5

semua data variabel penelitian mempunyai pada usia di atas 60 tahun merupakan faktor
nilai p lebih besar dari 0,05 (p>0,05), resiko seseorang menderita osteoartritis.
sehingga dapat disimpulkan bahwa data Menurut Misnadiarly (2010) rasa nyeri dan
penelitian terdistribusi normal. Berdasarkan kaku yang menyertai perubahan degeneratif
hasil uji normalitas data tersebut maka pada penderita osteoartritis disebabkan
analisis data yang digunakan adalah Paired kerena adanya degenerasi kartilago artiku-
T-test dan Independent T-test. laris, perubahan pada membran sinovia,
serta adanya hipertrofi tulang pada tepinya.
Tabel 4. Penurunaan Tingkat Nyeri Rata-rata usia yang mengalami keluhan nyeri
Sendi pada Kelompok Kon- sendi pada lanjut usia yaitu 71 tahun dengan
trol dan Eksperimen keluhan nyeri terbanyak ada pada lanjut usia
yang berusia 60-74 tahun. Hasil tersebut
Kelompok Rata- Sd P N
sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa

Y
rata value
Kontrol 1,16 0,937 0,001 12 lanjut usia yang paling banyak mengeluhkan

SA
Eksperimen 4,00 1,045 0,000 12 nyeri adalah lanjut usia yang berusia antara
60-74 tahun (Rasyidah, 2011).
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pada kelompok eksperimen mempunyai nilai jenis kelamin penderita nyeri persendian
4
rat a-rata 4,00 dan mempunyai p paling banyak terdapat pada jenis kelamin
value=0,000 (p<0,05), hal ini menunjukkan perempuan, yaitu sebanyak 10 responden
01
bahwa terdapat perbedaan antara nilai pre (83,3%). Hasil tersebut sesuai dengan
test dan post test. Nilai rata-rata tersebut penelitian yang dilakukan oleh Rahayu
.2

menunjukkan bahwa ada pengaruh pem- (2009) yang menyebutkan bahwa jenis
berian kompres hangat terhadap nyeri kelamin perempuan lebih banyak menderita
.1

persendian pada lanjut usia. nyeri persendian dibandingkan dengan laki-


laki. Namun ada pendapat lain bahwa hasil
10

Tabel 5. Perbedaan Penurunan Ting- ini tidak sesuai dengan pendapat Gill (1990)
kat Nyeri Sendi pada Kelom- dalam Potter & Perry (2005) yang menye-
pok Kontrol dan Eksperimen butkan bahwa secara umum jenis kelamin
laki-laki dan perempuan tidak berbeda
K

Kelompok Rata-rata p value N


Kontrol dan 2,83 0,000 12 dalam berespon terhadap nyeri (Potter &
JK

eksperimen Perry, 2005).


Berdasarkan tingkat kecemasan
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa menunjukkan bahwa seluruh responden
antara kelompok kontrol dan kelompok tidak mengalami kecemasan sehingga dapat
eksperimen menunjukkan nilai rata-rata 2,83 dilakukan penelitian pada responden yang
dengan p value=0,000 (p<0,05). Nilai dari tidak mengalami kecemasan. Stimulus nyeri
tabel tersebut menunjukkan bahwa ada mengaktifkan bagian sistem limbik yang
perbedaan antara kelompok kontrol dan dapat mengendalikan emosi seseorang
eksperimen. khususnya ansietas, sistem limbik dapat
Berdasarkan hasil penelitian, dapat memproses reaksi emosi terhadap nyeri
diketahui bahwa usia responden yang yaitu dapat memperburuk atau menghi-
menjadi penelitian berusia diatas 60 tahun. langkan nyeri (Potter & Perry, 2005).
Hasil tersebut sesuai dengan pendapat yang Individu yang sehat secara emosional lebih
dikemukakan oleh Sudoyo (2006) bahwa mampu mentoleransi nyeri sedang hingga
6 Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 10, No. 1, Juni 2014: 1-7

berat dibandingkan dengan individu yang nyeri. Kompres hangat juga dapat mening-
memiliki status emosional yang kurang stabil. katkan relaksasi otot serta mengurangi nyeri
Untuk mengetahui pengaruh pembe- akibat spasme dan kekakuan (Potter &
rian kompres hangat terhadap nyeri persen- Perry, 2005). Kompres hangat bekerja de-
dian osteoartritis pada lanjut usia dapat dilihat ngan cara konduksi, yaitu terjadinya
dengan analisis data menggunakan inde- perpindahan panas dari buli-buli ke dalam
penden t test pada kelompok kontrol dan sendi yang terasa nyeri. Panas bekerja
kelompok eksperimen didapatkan bahwa dengan cara menstimulasi reseptor nyeri
nilai rata-ratanya adalah 2,83 sedangkan p (nociceptor) untuk memblok reseptor nyeri
value=0,000, nilai p kurang dari 0,05 (Muttaqin, 2008).
(p<0,05). Nilai tersebut menunjukkan Penurunan intensitas nyeri sendi yang
bahwa terdapat perbedaan penurunan dirasakan responden, dapat disebabkan
tingkat nyeri antara kelompok kontrol dan karena adanya impuls-impuls yang menekan

Y
kelompok eksperimen. rasa nyeri, sehingga rasa nyeri dapat berku-

SA
Perubahan yang terjadi pada tingkat rang. Impuls tersebut adalah suhu hangat
nyeri persendian pre test dan post test yang diberikan serta mengenai bagian yang
menunjukkan bahwa kompres hangat ber- terasa nyeri. Respon lokal terhadap panas
pengaruh terhadap tingkat nyeri persendian terjadi melalui stimulasi ujung syaraf yang
4
osteoartritis pada lanjut usia. Hasil penelitian berada di dalam kulit. Stimulasi tersebut
ini sesuai dengan penelitian terdahulu bahwa akan mengirimkan impuls dari perifer ke
01
teknik kompres dapat menurunkan nyeri hipotalamus. Jika perubahan tersebut terjadi
sendi pada pasien asam urat, dimana dalam terus menerus melalui jalur sensasi suhu ma-
.2

penelitian ini menyebutkan terdapat perbe- ka penerimaan dan persepsi terhadap stimu-
daan rerata skala nyeri sebelum pemberian lus akan dirubah (Potter & Perry, 2005).
.1

kompres hangat dan setelah pemberian


kompres hangat. Dapat disimpulkan terda- SIMPULAN DAN SARAN
10

pat pengaruh kompres hangat terhadap


perubahan nyeri sendi pada pasien asam urat Simpulan
(Antoro, 2008). Hal ini disebabkan karena Dari hasil analisis data yang telah dila-
adanya stimulasi yang digunakan untuk me- kukan dapat disimpulkan bahwa terdapat
K

ngurangi nyeri persendian dengan meng- penurunan tingkat nyeri persendian osteo-
JK

gunakan kompres hangat. artritis pada lanjut usia setelah diberikan


Pemakaian terapi panas lebih nyaman perlakuan berupa kompres hangat. Rata-
dan aman dilakukan untuk mengobati nyeri. rata tingkat nyeri sebelum diberikan kom-
Kompres yang diberikan pada terapi ini pres hangat pada saat menjadi kelompok
adalah panas kering. Keuntungan dari pem- kontrol sebesar 5,5 dan pada saat menjadi
berian terapi panas kering adalah tidak kelompok eksperimen tingkat nyeri sebesar
menyebabkan maserasi pada kulit (Rahayu, 5,25. Rata-rata tingkat nyeri sesudah dibe-
2009). Panas kering dapat menahan suhu rikan kompres hangat pada saat menjadi
lebih lama karena tidak dipengaruhi oleh kelompok kontrol sebesar 4,3 dan pada
evaporasi (Potter & Perry, 2005). saat menjadi kelompok eksperimen tingkat
Proses vasodilatasi yang terjadi pada nyeri sebesar 1,25. Terdapat perbedaan
saat pemberian kompres hangat dapat penurunan tingkat nyeri pada kelompok
melebarkan pembuluh darah sehingga dapat kontrol sebesar 1,16 dan pada kelompok
meningkatkan aliran darah pada bagian yang eksperimen sebesar 4,00.
Ani Dwi Pratintya, dkk., Kompres Hangat Menurunkan Nyeri ... 7

Saran Nugroho. 2000. Keperawatan Gerontik.


Bagi lanjut usia dapat menggunakan EGC: Jakarta.
kompres hangat untuk mengurangi nyeri Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Funda-
persendian yang dirasakan. Bagi PSTW mental Keperawatan Volume 2.
Budhi Dharma Yogyakarta dapat menja- EGC: Jakarta.
dikan kompres hangat ini sebagai acuan Rahayu. 2009. Efektifitas Pemberian
untuk menentukan kebijakan dalam menga- Olesan Jahe Merah Terhadap
tasi dan meningkatkan kesehatan khususnya Penurunan Keluhan Nyeri Sendi
lanjut usia yang mengalami nyeri persendian. Pada Lansia di Panti Werda Bu-
dhi Luhur Yogyakarta. Skripsi
DAFTAR RUJUKAN tidak diterbitkan. Yogyakarta: Stikes
Antoro. 2008. Research in ELT, (online), Aisyiyah Yogyakarta.

Y
(http://e-humaniora.fisip.ut.ac.id/ Rasyidah. 2011. Pengaruh Teknik Kom-
suplemen/pbis4401/2d. html), pres Hangat terhadap Perubahan

SA
diakses 13 Desember 2011. Nyeri Sendi pada Pasien Asam
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Kepe- Urat di Puskesmas Kecamatan
rawatan Konsep dan Aplikasi Pasar Minggu Tahun 2011.
Kebutuhan Dasar Klien. Salemba Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta:
Medika: Jakarta.
4 Universitas Pembangunan Nasional
01
Mariyo. 2008. Pelayanan Kesejahteraan Veteran Jakarta.
Sosial Lanjut Usia, (online), (http./ Rifham. 2010. Hubungan Antara Waist-
.2

/bp.depsos.go.id.), diakses 8 Hip Ratio dengan Derajat Nyeri


November 2011. Penyakit Osteoartritis Lutut pada
Pasien di RSUP H.Adam Malik.
.1

Maryam. 2008. Mengenal Usia Lanjut


dan Perawatannya. Salemba Skripsi tidak diterbitkan. Medan:
Universitas Sumatera Utara.
10

Medika: Jakarta.
Misnadiarly, 2010. Osteoartritis Penyakit Stanly. 2007. Buku Ajar Keperawatan
Sendi pada Orang Dewasa dan Gerontik Edisi 2. EGC: Jakarta.
Anak. Pustaka Populer Obor: Sudoyo. 2006. Ilmu Penyakit Dalam Jilid
K

Jakarta. III. Departemen Ilmu Penyakit


JK

Muttaqin. 2008. Asuhan Keperawatan Dalam Fakultas Kedo kteran


Klien dengan Gangguan Sistem Universitas Indonesia: Jakarta.
Persarafan. Salemba Medika: Tamsuri. 2006. Konsep dan Penata-
Jakarta. laksanaan Nyeri. EGC: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai