Anda di halaman 1dari 23

Ahmad Rusdi Efektivitas Salat Taubat Dalam

PSIKIS-Jurnal Meningkatkan
Psikologi Islami Vol.Ketenangan ‖99
Hati94…-116
2 No. 2 (2016)

EFEKTIVITAS SALAT TAUBAT DALAM MENINGKATKAN KETENANGAN HATI

Ahmad Rusdi
Program Studi Magister Psikologi Profesi
Fakultas Psikologi dan Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia
ahmad_rusydi@ymail.com

ABSTRACT
The purpose of this study is examine the prayers of repentance effect on sobriety. Respondents of
this study are 49 Students. This research was conducted by using a simple experiment. Researchers
have explained how the prayers of repentance to be done during one week. sobriety was measured
before and after one week. sobriety consists of two aspects, composure (al-suku>n) and conviction
(al-yaqi>n). After prayers of repentance for one week, sobriety on respondents increased
significantly (Sig 0,00) both aspects, al-suku>n (Sig 0,00) and al-yaqi>n (Sig 0,036). Some details
of the results of this study showed unique results. This study concluded that multidimensional
prayers of repentance will increase sobriety periodically.

Keywords: prayer, repentance, sobriety, composure, conviction, psychotherapy, Islam

ABSTRAK
Penelitian ini menguji apakah benar salat taubat berpengaruh terhadap ketenangan hati. Sumber
penelitian ini adalah 49 orang Mahasiswa Magister Profesi Psikologi. Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan eksperimen sederhana. peneliti memberikan penjelasan mengenai salat
taubat yang harus dilakukan selama satu minggu sesuai dengan konsep yang telah dibuat kepada
subjek penelitian. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur ketenangan hati menggunakan skala
yang berisi pernyataan sebanyak 14 butir yang dibangun dari dua aspek tat}mainn al-qulu>b
(ketenangan hati) yaitu al-suku>n (kedamaian) dan al-yaqi>n (keyakinan). Dengan menggunakan
Uji T Berpasangan, maka dapat ditemukan peningkatan ketenangan hati secara signifikan (0,00)
baik pada aspek al-suku>n (0,00) dan al-yaqi>n (0,036). Beberapa detail dari hasil penelitian ini
menunjukkan hasil yang unik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa salat taubat yang dilakukan
secara multidimensional akan meningkatkan ketenangan hati secara periodik. Salat taubat yang
dilakukan secara parsial, tidak akan berpengaruh terhadap ketenangan hati bahkan mengurangi
ketenangan hati.

Kata Kunci: Salat, taubat, ketenangan, hati, psikoterapi, Islam

Latar Belakang Masalah mengalami perasaan bersalah yang tidak sehat


Kecemasan dan persoalan psikologis (unhealty guilt). Maltby menjelaskan bahwa
lain sangat mungkin terjadi akibat perbuatan perasaan bersalah yang tidak sehat berifat
dosa yang dilakukan oleh manusia. Beberapa maladaptif (maladaptive guilt) yang disebabkan
peneliti menilai bahwa merasa berdosa dan oleh terlalu fokusnya seseorang terhadap aspek
merasa bersalah adalah sesuatu yang alami dan ekstrinstik dari religiusitas. Sebaliknya, aspek
itu lebih baik dari pada tidak merasa bersalah. intrinstik dari religiusitas akan mendorong
Mereka yang merasa berdosa namun kesehatan mental individu (Maltby, 2005). Hal
menggangu jiwanya adalah mereka yang ini sebagaimana juga dijelaskan oleh Watson

ISSN: 2502-728X
Ahmad Rusdi Efektivitas Salat Taubat Dalam Meningkatkan Ketenangan Hati … ‖95

yang menjelaskan bahwa dosa yang lahir dari merupakan dua hal yang berkaitan dan dapat
keyakinan ekstrinstik cendrung kepada perilaku menjelaskan satu sama lain (Albertsen &
maladaptif, maka diperlukan keyakinan intrinstik O‟Connor, 2006).
agar perasaan berdosa terarah kepada yang positif Narramore menjelaskan bahwa perasaan
khususnya terkait dengen keberfungsian diri berdosa dapat berdampak pada rendahnya self-
(Watson, Morris, & Hood, 1988). Dengan esteem, kecemasan, dan mengisolasi diri.
demikian, sebagaimana diketauhi bahwa agama Namun, perasaan berdosa juga merupakan
ekstrinsitik mengajarkan aturan yang ketat yang bentuk pengkoreksian diri yang muncul dari
berdampak pada pahala dan dosa. Sebaliknya, konflik ideal dan aktual. (Narramore, 1974).
agama intrinstik mengajarkan pada makna dari Perasaan berdosa terhadap orang lain juga
suatu keyakinan dan perbuatan. berdampak pada psikologis individu. Namun,
Perilaku keberagamaan yang keliru dalam prosedur taubat, Islam mengatur
dapat berpengaruh buruk pada kondisi menta bagaimana salah satu syarat terpenuhinya
seseorang. Dalam sebuah penelitian ditemukan taubat adalah dengan mengembalikan hak
bahwa seseorang yang merasa dijauhi oleh orang yang terzalim yang tentunya memohon
Tuhan dan memiliki konflik religius akan maaf kepadanya. Suatu penelitian menemukan
terkait dengan depresi yang diderita. Bahkan bahwa meminta maaf dapat berpengaruh
beberapa orang melakukan bunuh diri berkaitan terhadap keinginan (mood) orang yang disakiti
dengan ketakutan religius dan perasaan untuk mengambil sikap memaafkan. Maka
berdosa. Kekeliruan terjadi saat mereka meminta maaf merupakan langkah pertama
meyakini suatu dosa yang tidak dapat menuju pemaafan (Mullet & Azar, 2009).
diampuni. Dengan hasil ini, pola keberagamaan Islam juga menjelaskan bahwa perasaan
dapat dijadikan indikasi penting pada takut akan dosa memang diperlukan, ini
permasalahan psychological distress (Exline, merupakan suatu bentuk khauf (takut azab
Yali, & Sanderson, 2000). Allah) dan khashyah (gentar murka Allah).
Penyebutan istilah perasaan dosa yang Namun, Islam mengajarkan konsep khauf wa
tidak sehat (unhealty guily) atau perasaan al-raja>‟ (takut dan harap), di mana seseorang
berdosa yang maladaptif (maladaptive guilt) hamba dilarang berputus asa dari rahmat Allah
tentunya harus bisa menjelaskan adanya konsep dan dapat berharap pada ampunan Allah
perasaan berdosa yang sehat dan adaptif. Hal dengan jalan taubat. Jika disandingkan konsep
ini dijelaskan dalam penelitian yang dilakukan raja> dengan self-esteem yang keduanya
oleh McKay, Herold, dan Whitehouse yang merupakan bentuk sikap optimistik, maka
menjelaskan bahwa perilaku prososioal lebih Watson dan koleganya telah menemukan
cendrung dilakukan oleh orang yang memiliki bahwa religiustias memiliki hubungan positif
perasaan bersalah atau berdosa. Mereka yang dengan religiusitas yang di dalamnya terdapat
memiliki perasaan bersalah dan berdosa juga aspek mengenai perasaan berdosa (Watson,
lebih mudah datang ke Gereja untuk Hood, & Morris, 1988).
melakukan penghapusan dosa, dan tentu saja Rasa berdosa dapat dipetakan menjadi
ini akan menambah komitmennya untuk gereja suatu proses yang mengarahkan manusia pada
(McKay, Herold, & Whitehouse, 2013). permasalahan psikologi atau mengarahkan
Bahkan penelitian lain menjelaskan bahwa manusia pada hal positif dengan melakukan
orang yang beraffiliasi agama memiliki pertaubatan dengan ketenangan hati sebagai
perasaan berdosa lebih tinggi dibanding mereka output-nya. Berikut hasil pemetaan peneliti
yang tidak memiliki affiliasi agama. Penelitian terhadap beberapa penelitian yang menjelaskan
tersebut menyimpulkan bahwa dosa dan agama tentang perasaan berdosa.

ISSN: 2502-728X
96‖ PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 2 Desember 2016

Gambar 1. Efek Perasaan Berdosa berdampak pada berbagai permasalahan


dan Penangannya mental. Friedman dan koleganya dalam sebuah
penelitian terhadap 123 wanita penderita
kanker payudara, dalam penelitian tersebut
ditemukan bahwa mereka yang merasa bersalah
pada dirinya lebih banyak mengalami persoalan
mood dan meraskan kualitas hidup yang buruk.
Maka langkah terbaik mengatasinya adalah
melakukan self-forgiveness (Friedman, 2007).
Dalam psikologi Islam, konsep memaafkan diri
tidak bisa lepas dari konsep taubat, di mana
pemaafan diri hanya dapat dilakukan oleh
Skema di atas merupakan kombinasi Allah dan manusia harus memohon ampun
dari berbagai penelitian yang dipetakan pada-Nya. Maka dalam psikologi Islam, arah
menjadi suatu bentuk alur agar mudah permintaan maaf jelas menuju kepada Allah
memahami bagaimana dinamika psikologis Maha Pemaaf.
pada perasaan berdosa. Perasaan berdosa dapat Salah satu aspek penting dalam proses
bersifat maladaptif ataupun bersifat ke arah mengarahkan perasaan berdosa menjadi hal
positif (Maltby, 2005; Watson, Morris, & yang baik adalah harapan. Tanpa adanya
Hood, 1988). Rasa berdosa yang maladaptif harapan akan ampunan, individu akan
muncul dari keyakinan dosa yang tidak dapat mengalami perasaan yang maladaptif. Harapan
diampuni (Exline, Yali, & Sanderson, 2000). akan ampunan tentunya didapat dari ajaran-
Hal tersebut akan berdampak pada berbagai ajaran agama, misalnya tentang maha pemaaf
persoalan psikologis (Narramore, 1974). Tuhan, maha Penerima taubat, bagaimana
Sebaliknya, rasa berdosa yang ditindaklanjuti meminta maaf, dan sebagainya. Sciolo
dengan baik, akan menghasilkan hal yang mengatakan bahwa agama menyediakan
positif, berupa keinginan untuk mengkoreksi konsep harapan tanpa batas (Scioli & Biller,
diri dan berupaya untuk meminta maaf, bahkan 2009). Sebagaimana dalam Islam sangat jelas
justru dapat meningkatkan komitmen untuk bahwa rasa takut harus diimbangi dengan rasa
berperilaku agama yang baik (McKay, Herold, berharap.
& Whitehouse, 2013). Adapun bagi yang Penelitian yang dilakukan oleh Salam
terjebak dari rasa berdosa yang tidak dapat dan koleganya menemukan bahwa ketika
diampuni, satu-satunya jalan yang dapat seseorang melakukan taubat dengan membaca
dilakukan adalah membangun harapan akan al-Qur‟an, akan memberikan efek kepada GSR
ampunan. Oleh karena itu, Islam melarang (galvanic skin response) yang mengindikasikan
hambanya untuk berputus asa dari rahmat respon emosional yang menunjukan status
Allah (al-Zumar: 53), manusia wajib meyakini mental yang lebih baik (Salam, Wahab, &
Allah sebagai pengampun (al-ghafu>r) dan Ibrahim, 2013). Dalam penelitian lain mereka
pemaaf (al-„afuww). juga menguji bagaimana pengaruh aktivitas
Rasa bersalah yang tidak sehat akan spiritual terhadap psikofisiologis. Untuk
berakibat buruk bagi mental seseorang. meningkatkan performa psikofisiologis, maka
Sebaliknya, rasa bersalah seharusnya diikuti dapat dilakukan dengan cara mengontrol
dengan langkah-langkah yang adaptif. Awal emosi, fokus pada pikiran, merasakan ritme
dari rasa berdosa yang maladaptif adalah jantung, dan mengatur nafas yang dilakukan
perasaan tak bisa terampuni. Ini akan sambil mengucapkan zikir dan bertaubat dan
Ahmad Rusdi Efektivitas Salat Taubat Dalam Meningkatkan Ketenangan Hati … ‖97

terus mencoba mengendalikan emosi mereka sangat banyak dipengaruhi oleh faktor agama
dengan latihan pernapasan. Aktivitas spiritual (Bobgan, 1987). Bahkan terkadang konseling
seperti demikian dapat berpengaruh terhadap agama memberikan hasil yang lebih efektif
perubahan perilaku, mengendalikan emosi, dan (Woodbridge, 2003). Dengan demikian,
meningkatkan kemampuan psikofisiologi seorang psikoterapis harus menguasai
(Wahab & Salam, 2013). persoalan spiritual karena akan banyak
Terapi taubat juga merupakan salah satu berurusan dengan klien pada aspek spiritual
bentuk tazkiyah al-nafs (pensucian diri). (Griffith, 2005).
Karena di dalamnya terdapat upaya untuk Klien yang memiliki keyakinan agama
mensucikan dan membersihkan hati dari dosa yang kuat tentunya akan berurusan dengan
dan penyakitnya. Suatu penelitian menjelaskan persoalan spiritual dalam proses konseling atau
bagaimana model psikoterapi islami seperti psikoterapi. Bagi klien semacam ini,
tazkiah al-nafs (pensucian jiwa atau spiritual psikoterapi spiritual lebih cocok (Watts, 2000).
purification) riya>dah al-nafs (olahraga jiwa
atau spiritual exercise) dapat dijadikan sebagai Rumusan Masalah
metode pencegahan dini dalam mengatasi Salah satu bentuk perilaku maladaptif
gangguan histeria (Sham, 2015). seharusnya menjadi kajian psikologi untuk
Psikoterapi Islam semacam ini tentunya mengkaji dan menjadi acuan untuk
didasari atas anjuran yang dijelaskan dalam al- menanganinya. Perasaan dosa yang maladaptif
Qur‟an dan al-Sunnah. Di dalamnya dapat bedampak pada persoalan psikologi lebih
mengarahkan bagaimana seharusnya manusia lanjut. Di luar semua itu, perbuatan dosa
dalam mengobati permasalahan psikologisnya. tentunya akan berdampak pada penyakit hati.
Sa‟ad Riya>d} menjelaskan bahwa al-Qur‟an Sampai saat ini, sangat jarang suatu praktik
dapat memberikan manusia ketenangan hati, psikologi yang menekankan pada
adapun sunnah merupakan sesuatu yang harus penyembuhan penyakit hati.
diikuti manusia karena di dalamnya sangat Islam sudah sangat jelas menyebutkan
jelas mengenai tujuan hidup dan cara tentang taubat sebagai upaya untuk meminta
mencapainya secara tercontoh (Riya>d}, ampunan dan pembersihan diri dari dosa. Salat
2008). taubat yang dirancang secara khusus akan tidak
Inti dari psikoterapi Islam adalah jauh berbeda dengan psikoterapi spiritual.
meningkatkan spiritualitas manusia. darinya Maka, penelitian ini ingin merancang solat
akan berpengaruh terhadap berbagai aspek taubat tersebut dan melakukan eksperimen
bahkan kesehatan psikologis manusia. Sebagai kepada beberapa subjek dengan melihat
contoh, dalam sebuah penelitian ditemukan perubahan ketenangan hati antara sebelum dan
bahwa untuk mengurangi kecemasan, variabel sesudah salat taubat. Maka pertanyaan
yang paling kuat adalah spiritualitas (Davis, penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Kerr, & Sharon, 2003). Maka psikoterapi perlu “Apakah salat taubat memberikan pengaruh
mengintegrasikan konsep spiritualitas ke yang signifikan terhadap ketenangan hati?”.
dalamnya (Meichenbaum, 2009). Beberapa Tentunya ketenangan hati yang dimaksud telah
penelitian telah menemukan bahwa terapi dirancang alat ukur dan konsepnya. Mengenai
dengan pendekatan spiritual memiliki hasil hal tersebut dapat dilihat pada bagian
yang lebih baik dibanding terapi dengan metodologi.
pendekatan sekuler (Worthington, 2011).
Terlebih lagi psikoterapi tidak bisa lepas dari
nilai-nilai makna hidup dan keyakinan yang

ISSN: 2502-728X
98‖ PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 2 Desember 2016

Tujuan Penelitian murni. Ketenangan hati yang dimaksud dalam


Berdasarkan pertanyaan penelitian penelitian ini juga berdasarkan konsep
sebelumnya, maka tujuan penelitian ini ingin Tat}ma‟inn al-Qulu>b di dalam al-Qur‟an.
mengetahui apakah salat taubat memberikan Maka penelitian ini diharapkan menjadi
pengaruh yang signifikan terhadap ketenangan pemacu penelitian di dunia Psikologi Islam
hati. Untuk mencapai tujuan penelitian untuk lebih mengedepankan ciri khasnya.
tersebut, peneliti melakukan eksperimen dan Penelitian yang baik tentunya dapat
mengukur ketenangan hati responden. diaplikasikan dan dipraktikan. Selain memberi
Mengenai pengukuran dan disain eksperimen, manfaat langsung kepada klien yang telah
dapat dilihat pada bab metodologi secara lebih diteliti memberikan pengaruh yang signifikan
terperinci. terhadap ketenangan hati, penelitian ini juga
dapat dipraktikan oleh masyarakat umum,
Manfaat Penelitian karena prosedur psikoterapi dapat dilakukan
Suatu penelitian tentunya diharapkan sendiri. Salat taubat adalah ibadah yang bisa
memberikan sumbangan dan manfaat baik dilakukan oleh siapapun tanpa perlu datang ke
secara teoritik-akademis maupun praktis- klinik psikologi dan sebagainya. Namun,
aplikatif. Secara teoritik, penelitian tentang masyarakat perlu mengetahui prosedur salat
psikoterapi spiritual tidak banyak ditemukan di taubat yang lebih memberikan efek pada
dunia psikologi secara umum. Selain itu, ketenangan hati. Maka dari itu, penelitian ini
beberapa penelitian tentang psikoterapi menjelaskan bagaimana salat taubat yang lebih
spiritual masih menekankan pada spiritual efektif, bagaimana melaksanakan tiap gerakan
konsep barat yang kurang memperhatikan salat, melaksanakan perilaku di dalam salat
konteks lokal yang tentu saja berbeda. maupun di luar salat. Lebih jelasnya dapat
Penelitian ini dilakukan berdasarkan konteks dilihat pada bagian prosedur salat taubat.
lokal, bagaimana kebanyakan masyarakat
Indonesia beragama muslim dan terbiasa Ketenangan Hati (Tat}mainn al-Qulu>b)
melaksanakan ibadah salat. Maka metode salat dalam Psikologi Islam
taubat yang dieksperimentasi merupakan Bab ini akan dijelaskan beberapa teori
sumbangan berarti bagi penelitian di bidang yang mendasari penelitian ini. Bab ini akan
psikoterapi spiritual. Sekalipun sebelumnya hal menjelaskan bagaimana ketenangan hati dikaji
serupa pernah ditieliti oleh Salam, Wahab, & dalam psikologi Islam. Nantinya, ketenangan
Ibrahim pada tahun 2013 di Malaysia. Namun hati yang dimaksud pada bab ini akan diolah
penelitian ini berbeda pada aspek variabel secara metodologis menjadi alat ukur. Pada bab
dependen yang cendrung meneliti aspek ini juga dijelaskan dasar pelaksanan intervensi
fisiologis. dalam bentuk salat taubat. Bagaimanakah
Sumbangan teoritik lain penelitian ini konsep solat taubat yang dimaksud akan
diharapkan memberikan kontribusi pada dijelaskan pada bab ini. Salat taubat yang
perkembangan psikologi Islam yang sampai dimaksud bukan hanya salat taubat secara
saat ini masih banyak yang belum independen ibadah fikih. Tentunya salat taubat yang
secara konsep teoritik. Padahal psikologi Islam dimaksud dipahami lagi secara lebih
adalah suatu madzhab yang harusnya bisa psikologis. Kemudian dari keduanya akan
memiliki pandangan tersendiri. Penelitian ini dibangun suatu hipotesis yang mengasosiasikan
didasarkan atas kajian Islam yang idealis tanpa pengaruh salat taubat terhadap ketenangan hati.
dikerangkai oleh konsep Barat. Salat taubat Ada beberapa konsep ketenangan hati
yang dilakukan berdasarkan ajaran Islam yang ada di dalam Islam, yang kesemuanya
Ahmad Rusdi Efektivitas Salat Taubat Dalam Meningkatkan Ketenangan Hati … ‖99

memiliki makna yang berbeda. Berbarengan disebabkan adanya ilmu, maka keyakinan
dengan penelitian ini, pada penelitian lain berlawanan dengan kebodohan, artinya
penulis juga sedang menggali konsep kebodohan tidak mungkin ada di dalamnya
ketenangan hati dalam psikologi Islam dan keyakinan. Kondisi ini tidak bisa diartikan
pengembangan alat ukurnya. Sampai saat ini sebagai keyakinan seseorang akan kebenaran
ketenangan hati dalam psikologi Islam didasari yang relatif. Kebenaran yang dicapain pada
atas istilah tat}ma‟inn al-qulub yang ada orang yang memiliki al-yaqin yang baik
disurat al-Ra‟d ayat 28. Berdasarkan mendapatkan kebenaran yang suci (khalis), dan
peninjauan tafsir al-Qur‟an yang telah mutlak benar (asah). Keyakinan yang didapat
dilakukan, dapat dipahami bahwa tat}ma‟inn sebagaimana keyakinan akan kematian.
al-qulub (selanjutnya disebut ketenangan hati) Karenanya dalam sinonimnya, al-yaqin juga
terdiri dari dua aspek, yaitu kedamaian (al- dapat diartikan kematian (al-Mis}ri, 1996).
sukun) dan keyakinan (al-yaqin).
Dua aspek ketenangan hati yakni al- Terapi Salat Taubat
sukun (kedamaian) dan al-yaqin keyakinan Salat taubat harus dilakukan baik secara
diambil dari beberapa pendapat mufassri antara ritual maupun spiritual, artinya terapi tidak
lain al-Baghwi dan al-Zamakhshari. Adapun hanya dilakukan dengan menggunakan jadwal
Ibn al-Jauzi dalam tafsir Zad al-Ma‟ad ritual saja melainkan juga dalam bentuk
memandang bahwa al-sukun dan al-yaqin perilaku keseharian lainnya. Masing-masing
adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. gerakan solat memiliki makna yang harus
Berikut dijelaskan bagaimana kedua aspek ini. dipenuhi. Berikut peneliti memetakan gerakan
Tabel 1. Perbedaan al-Sukun solat dan makna yang harus dipahami oleh
dan al-Yaqin responden.
Al-Sukun Al-Yaqin Tabel 2. Aspek Ritual dan
Menerima ketenangan Meninggalkan keraguan Spiritual dalam Salat
(pasif) (aktif) Aspek Ritual Aspek Spiritual
Ketenangan atas apa yang Kebenaran atas apa yang
Tempat yang membiasakan diri ke tempat yang
dirasakan dipikirkan
suci baik
Kemampuan menenangkan Kemampuan
Pakaian suci membiasakan diri menampakkan
hati memberikan semangat
perilaku baik
Didapat dengan Didapat dengan mencari
Menghadap Hadapkan/ niatkan setiap waktu dan
membersihkan hati ilmu dan kebenaran
Kiblat kegiatan untuk Allah
Takbir Segala perkara menjadi kecil
Berdasarkan tabel di atas dapat dibanding perkara hari akhir atau
dipahami lebih lanjut apa domain dari dua perkara Allah
Rukuk Merendahkan diri tahap satu
aspek tersebut. al-Sukun bersifat pasif, artinya
Iktidal Pengagungan Allah spesifik
sifatnya tenang dan diam. Jika melihat secara Sujud Merendahkan diri tahap 2
bahasa, al-sukun berarti lawan dari bergerak Duduk Permintaan spesifik
(al-harakah). Orang yang ada al-sukun di Tahiat Komitmen berperilaku sesuai
dalam hatinya akan merasa hatinya diam dan perilaku Nabi
Salam Kembali ke dimensi sosial, menjalin
tentram (al-Mis}ri, 1996).
koneksi secara baik
Adapun al-yaqin dapat diartikan
sebagai kondisi dimana seseorang memiliki
Selain pemaknaan yang ada di dalam
suatu ilmu yang menyebabkan hilangnya
solat itu sendiri, diperlukan juga pelengkap
keraguan dan mampu untuk mencari kebenaran
solat yang merupakan salah satu tujuan dari
dalam setiap perkara. Karena keyakinan

ISSN: 2502-728X
100‖ PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 2 Desember 2016

salat itu sendiri yaitu mencegah perbuatan keji diperbuat. Maka dari itu, selain melaksanakan
dan munkar. Ini sebagaimana dijelaskan dalam salat taubat, maka terapi ini memerlukan
firman Allah dalam surat al-„Ankabut ayat 45. prosedur yang harus dipenuhi yakni
melaksanakan syarat-syarat taubat (shurut al-
“Bacalah apa yang telah diwahyukan taubah) yang telah ditentukan dalam ajaran
kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan Islam.
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu Penjelasan mengenai tabuat banyak
mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan dikaji oleh al-Ghazali dalam kitab Ihya‟ „Ulum
mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah al-Din. Di dalamnya dijelaskan bahwa taubat
(shalat) adalah lebih besar (keutamaannya hendaknya memenuhi tiga perkara secara
dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah berurutan, yaitu ilmu (al-„ilm), pengkondisian
mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (al-hal), dan perbuatan (al-fi‟l). Ketiganya
harus dilakukan secara berurutan. Jika
Peneliti melihat ayat ini mengaskan melakukan pengkondisian, maka sebelumnya
bagaimana tujuan salat dalam mencegah harus mengkaji ilmu, dan jika melakukan
perbuatan keji dan munkar. Al-fahsha‟ adalah perbuatan, sebelumnya harus melakukan
perbuatan-perbuatan menjijikan yang pengkondisian. Jika digambarkan, berikut
memaulikan. Adapun al-munkar adalah ilustrasi periodisasi taubat menurut al-Ghazali.
perbuatan-perbuatan yang bertentangan atau
menolak kebaikan yang bersifat menzalimi Gambar 2. Periode Taubat Berdasarkan
orang lain. Maka pada proses terapi salat, al-Ghazali
seseorang sebisa mungkin menjauhi perbuatan
yang menjijikan sedikitpun dan perbuatan
munkar sekecil apapun. Tujuan lain dari salat
juga sebagai sarana untuk berzikir (mengingat)
Allah, hal ini telah dijelaskan dalam surat Taha Al-Ghazali menjelaskan bahwa
ayat 14. seseorang harus mengetahui bahaya suatu dosa.
Berbuat dosa dapat menjadi penghalang antara
“Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak seorang hamba dengan Yang dicintai
ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka (Tuhannya). Apabila pengetahuan tentang dosa
sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk telah diketahui secara hakiki, maka
mengingat aku.” pengetahuan ini akan mendominasi hatinya dan
akan mengakibtkan rasa sakit akibat terlalu
Ayat ini menjelaskan bahwa salah satu mencintai Allah. Ini adalah rasa sakit yang
dari tujuan salat adalah sebagai bentuk mengawali seseorang untuk menghapus dosa
konsistensi dalam mengingat Allah. dalam bentuk penyesalan dan menjauhi dosa
Sebagaimana zikir secara bahasa berarti baik pada saat ini (al-hal), masa lalu (al-madi),
mengingat, menyebut, dan mengulangi. Maka dan masa depan (al-istiqbal). Pada kondisi saat
orang yang melaksanakan salat hendaknya ini, dirinya akan segera menjauhi segala dosa
melaksanakan kebaikan dalam ingatannya, yang melekat pada dirinya. Pada masa yang
ucapannya, dan rutinitasnya. akan datang, dirinya akan bertekad (al-„azam)
Apabila salat digabungkan dengan selalu menjauhi dosa hingga akhir umur. Pada
taubat, maka salat tersebut dinamakan salat masa lalu, jadikanlah renungan dan anggap
taubat. Salat tersebut bertujuan untuk meminta sebagai suatu ketentuan Allah.
ampunan kepada Allah dari dosa yang telah
Ahmad Rusdi Efektivitas Salat Taubat Dalam Meningkatkan Ketenangan Hati … ‖101

Ilmu sebagai tahap awal taubat beriman. Adapun secara spesifik, seperti apa
merupakan pengetahuan akan keimanan dan taubat yang hendaknya dilakukan, dapat
keyakinan (al-„ilm al-iman al-yaqin) bahwa melihat pada ayat berikut.
dosa adalah sesuatu yang membinasakan. Ilmu “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah
ini akan menjadi cahaya bagi hati berupa kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat
cahaya penyesalan. Maka, ini adalah tahap yang semurni-murninya). Mudah-mudahan
kedua seseorang mengalami pengkondisian Rabbmu akan menutupi kesalahan-
taubat. Kemudian, sampailah tahap ketiga kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam
seseorang memiliki kesungguhan dan niat (al- jannah yang mengalir di bawahnya sungai-
qasd) untuk meninggalkan dosa. Namun pada sungai, pada hari ketika Allah tidak
intinya, taubat adalah penyesalan, sebagaimana menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin
dikatakan Rasul, “penyesalan adalah taubat (al- yang bersama dia; sedang cahaya mereka
nidam taubah)”. Namun, apabila penyesalan memancar di hadapan dan di sebelah kanan
tidak datang dari ilmu, maka hanya muncul mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb
penyesalan yang ringan. Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya
Mengenai upaya meninggalkan dosa, Kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya
al-Ghazali mengutip Sahal ibn „Abd Allah Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (al-
yang mengatakan bahwa “taubat merubah Tahrim: 8)
gerakan-gerakan (aktivitas) yang tercela
menjadi gerakan-gerakan yang terpuji”. Maka Maksud dari kata nasuh} adalah suci
tidak bisa dikatakan taubat jika masih (khalis) serta ikhlas bertaubat karena dan untuk
melaksanakan yang dilarang. Tidak sempurna Allah. Tidak terdapat di dalamnya. Taubat dan
suatu taubat tanpa khalwat (menyendiri), kesucian adalah dua hal yang sangat terkait.
ketenangan (al-samt), dan melakukan tindakan Sebagaiman Allah berfirman bahwa
yang baik. sesungguhnya Allah mencintai orang yang
Menurut al-Ghazali, Taubat bertaubat (al-tawwabin) dan mencinta orang-
sebenaranya adalah kewajiban yang sangat orang yang mensucikan diri (al-mutat{ohhirin).
jelas diperintahkan oleh Allah agar datang Hal ini menggambarkan sesungguhnya
cahaya kepada seseorang yang terdapat ampunan atas dosa datangnya dari rasa cinta
kegelapan dan kebodohan. Taubat adalah Allah kepada hambanya (inna Allah yuhibb).
langkah pertama seorang salik (pelaku Sebagaimana dikatakan Rasul SAW bahwa
perjalanan spiritual) membuka hatinya agar orang yang bertaubat adalah kekasih Allah dan
masuk ke dalam jiwanya cahaya iman. orang yang bertaubat atas dosanya, bagi Allah
Wajibnya taubat karena taubat menjadi syarat dia tidak memiliki dosa.
seseorang untuk mencapai kebahagiaan abadi Wajibnya taubat juga sebagaimana
dan keselamatan dari kebinasaan. Perintah dijelaskan oleh Imam Nawawi (dalam „Abd
kewajiban sesungguhnya adalah sarana Allah) bahwa taubat adalah perkara wajib atas
mencapai kebahagiaan. Adapun dalam kitab setiap dosa. Apabila dosa yang dilakukan tidak
suci al-Qur‟an dijelaskan secara redaktif melibatkan pelanggaran atas hak orang lain,
bagaimana perintah taubat. maka baginya ada tiga syarat, yaitu: 1)
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Meninggalkan maksiat, 2) Menyesal atas apa
Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya yang dilakukannya, 3) Berjanji untuk tidak
kamu beruntung” (al-Nur: 31) kembali mengulangi selama-lamanya. Apabila
Ayat di atas menjelaskan bahwa taubat salah satu di antara ketiganya tidak dilakukan,
adalah kewajiban universal pada setiap orang maka tidak benar taubatnya. Apabila dosa yang

ISSN: 2502-728X
102‖ PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 2 Desember 2016

dilakukan terkait dengan pelanggaran hak Metodologi dan Disain Penelitian


orang lain (haqq adami) maka harus Konsep psikologi yang baik tentunya
mengembalikan haknya tersebut, baik berupa penting untuk diempirisasi agar menghasilkan
harta, hukuman, meminta maaf, atau meminta kesimpulan yang lebih variatif dan dapat
kehalalan padanya. Penelitian ini mendasarkan menjelaskan suatu konsep dengan baik.
tabuat atas beberapa aktivitas yang Sekalipun variabel penelitian ini berbasis
direncanakan untuk dilaksanakan oleh Psikologi Islam, pendekatan empirik perlu
responden sebagai berikut: dilakukan sebagai upaya pembuktian suatu
Gambar 3. Bagan Pelaksanaan konsep psikologi. Sebagaimana penelitian
Salat Taubat empirik lainnya, penelitian ini secara umum
ingin melihat bagaimana ketenangan hati pada
subjek penelitian sebelum dan sesudah salat
taubat. Secara teoritik seharusnya berpengaruh
dan ada peningkatan ketenangan hati, namun
ini perlu dibuktikan. Sebelum pembuktian,
tentunya diperlukan disain dan rencanan
analisis yang akan dijelaskan pada bab ini.
Pembuktian eksperimen tersebut
tentunya diperlukan penyusunan alat ukur
sehingga suatu variabel psikologi dapat
dianalisis. Oleh karena itu, pada bab ini juga
akan dijelaskan bagaimana alat ukur
ketenangan hati dibuat. Alat ukur ini
diterjemahkan dari ayat al-Qur‟an yang
Berdasarkan bagan di atas, penelitian
dipahami lebih lanjut dan kemudian diturunkan
ini meminta responden untuk melaksanakan
menjadi kuisioner. Validnya alat ukur tersebut
inti dari salat taubat baik di dalam salat
akan dibahas pada bab ini.
maupun di luar salat, karena tanpa keduanya Disain penelitian ini dilakukan dengan
taubat tidak akan terlaksana dengan baik. Ini
menggunakan eksperimen sederhana yang
berdasarkan pendapat al-Ghazali bahwa taubat
berasumsi pada kerangka teori yang
memerlukan proses ilmu, pengkondisian, dan
digambarkan sebagai berikut.
perbuatan. Maka tidak cukup tindakan salat,
Gambar 4. Disain Penelitian
diperlukan pengkondisian berupa aktivitas
taubat di luar salat. Juga diperlukan
pendalaman ilmu, hal ini dilaksanakan pada
saat treatmen diberikan, responden diberikan
pemahaman begitu banyak tentang konsep
taubat dan diminta melaksanakan taubat
sebagaimana yang telah dikonsepkan dalam
penelitian ini.
Setiap gerakan salat harus dimaknai
secara mendalam. Tiap takbir harus dimaknai
dengan pengagungan Allah dan melihat segara Sumber dan Responden Penelitian
perkara selain Allah adalah kecil. Allah Sumber penelitian ini adalah 53 orang
segalanya Mahasiswa Magister Profesi Psikologi. Namun,
Ahmad Rusdi Efektivitas Salat Taubat Dalam Meningkatkan Ketenangan Hati … ‖103

karena penelitian ini bersifat eksperimen yang skala senilai 0,805, ini merupakan reliabilitas
pelaksanaan pengambilan data diambil dua kali yang tinggi karena hampir mendekati 1.
(pre-test dan post-test) yang memungkinkan Adapun validitas pada tiap item akan
ketidakhadiran responden di salah satu dijabarkan pada tabel di bawah ini.
pertemuan, sehingga jumlah responden hanya Tabel 3. Alat Ukur Penelitian
49 orang. Pada analisis lain beberapa Aspek Item Fav/ Unfav Validitias
Kedamaian Saya merasakan Unfavourabel 0,190
responden ada yang tidak mengisis beberapa (Al-Suku>n) kesedihan yang
pertanyaan atau pernyataan sehingga responden tidak menyenangkan
Saya resah dengan Unfavourabel 0,311*
harus dikeluarkan dari perhitungan demi apa yang akan
menjaga kebenaran data. terjadi
Saya merasakan hati Favourabel 0,522**
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal yang lega dan
7–14 Maret 2016. Pada awal pertemuan, nyaman
Terkadang muncul Unvafourabel 0,465**
tanggal 7 Maret 2016 peneliti mengambil data perasaan resah yang
pre-test. Setelah itu langsung peneliti entah asalnya
Di dalam hati saya Unfavourabel 0,518**
memberikan penjelasan mengenai salat taubat terasa sesuatu yang
yang harus dilakukan selama satu minggu mengganggu
Saya dapat Favourabel 0,630**
sesuai dengan konsep yang telah dibuat (lihat menikmati apa yang
bab dua tentang prosedur salat taubat). Maka ada dengan nyaman
Dengan mudah Saya Favourabel 0,616**
intervensi ini lebih tepat dikatakan sebagai dapat mensyukuri
treatment internal. Karena peneliti hanya apa yang telah
diberikan pada saya
memberi arahan dan yang melaksanakan adalah
Keyakinan (al-
subjek sendiri. Pada tanggal 14 Mareta 2016 Yaqi>n) Saya optimis dapat Favourabel 0,599**
mengatasi segala
subjek mengisi post-test dan melakukan diskusi
kesulitan
kelompok mengenai efektivitas dan perubahan Saya merasakan Favourabel 0,429**
rahmat Allah dengan
yang dialami, pada tahap ini data kualitatif
nyata
diambil. Saya merasa dosa Unfavourabel 0,336**
dan kesalahan saya
tidak dapat
Alat Ukur Tat}mainn al-Qulub diampuni
Saya merasakan Favourabel 0,371**
Alat ukur yang digunakan untuk
ampunan Allah
mengukur taubat menggunakan skala yang dengan nyata
Permasalahan hidup Unfavourabel 0,528**
berisi pernyataan sebanyak 14 butir yang
saya tidak dapat
dibangun dari dua aspek tat}mainn al-qulub diatasi
Saya merasakan Favourabel 0,527**
yaitu al-sukun dan al-yaqin. Hal yang perlu
nikmat Allah dengan
diukur pada penelitian ini adalah variabel nyata
Mungkin saja Unfavourabel 0,176
ketenangan hati. Penelitian ini menggunakan
keburukan yang
alat ukur Tatmainn al-Qulub yang masih dalam besar akan menimpa
saya nanti
tahap perkembangan pertama. Berikut hasil uji
alat ukur Tatmainn al-Qulub. * Valid pada Taraf Signifikansi 1% (0,01)
Jika melihat Tabel r untuk menentukan **Valid pada Taraf Signifikansi 5% (0,05)
harga validitias suatu item, maka dapat
diketahui bahwa harga validitas item untuk Teknik Analisis Data
responden sejumlah 53 orang (n = 53) maka Penelitian dilakukan dengan melakukan
ditemukan angka 0,2656 pada taraf signifikansi eksperimen, yakni menguji tatmainn al-qulub
0,05 (5%) dan 0,3129 pada taraf signifikansi sebelum melakukan prosedur salat taubat dan
0,01 (1%). Secara keseluruhan item, reliabilitas sesudah melakukan prosedur salat taubat.

ISSN: 2502-728X
104‖ PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 2 Desember 2016

Rumus yang digunakan adalah uji beda Berikut hasil rangkuman statistik dari self-
(compare means) dengan jenis analisis uji beda diagnosis responden terkait dengan pengakuan
berpasangan (paired-samples T Test) karena penyakit hati yang dideritanya.
sampel yang diuji hanya satu dengan dua Berdasarkan pengakuan responden,
pasang variabel sebelum dan sesudah terdapat 18 orang yang mengidap penyakit iri,
intervensi. Penelitian ini tidak menggunakan 14 orang mengidap penyakit sombong, 10
kelompok kontrol. orang mengidap penyakit prasangka buruk, 9
Eksperimen ini bertujuan untuk orang mengidap penyakit marah, benci, dan
menguji hipotesis komparatif rata-rata dua dendam, 4 orang mengidap penyakit ghibah,
sampel yang berkorelasi. T-Test digunakan dan 3 orang mengidap penyakit riya.
dengan syarat skor variabel bersifat rasio atau Sebetulnya banyak jenis penyakit hati, namun
interval (Sugiyono, 2008). Adapun pada ini yang teridentifikasi dari responden
penelitian ini data variabel secara total skor penelitian ini.
bersifat rasio. Secara kualitatif, dalam diskusi
Selain data kuantitatif, penelitian ini kelompok beberapa responden juga mengakui
juga akan dianalisis dengan data kualitatif yang dirinya mengalami beberapa persoalan
didapatkan. Peneliti mendapatkan beberapa penyakit hati. Subjek M mengatakan bahwa
hasil dari diskusi grup sederhana yang dirinya memiliki persoalan dalam berprasangka
membahas bagaimana efektivitas salat taubat buruk pada orang. Dirinya mengaku seringkali
dan bagaimana perubahan yang dialami. Hasil keliru dalam memahami maksud orang lain
diskusi ini juga akan menjadi bahan analisis yang cendrung diartikan negatif. Subjek lain
yang dapat menjelaskan bagaimana penelitian mengalami prasangka dengan situasi yang
ini bekerja secara kasuistik. berbeda. Subjek DS seringkali sensitif atas
pandangan dan penilaian orang lain yang
Pelaksanaan Salat Taubat diartikan negatif.
Salat taubat yang dimaksud pada Beberapa subjek lain ada yang memiliki
penelitian ini bukan hanya melakukan solat permasalahan pada kecemasan, subjek F
beberapa rekaat sambil mengucap kata taubat. mengaku dirinya mudah panik. Begitupula
Salat taubat dalam penelitian ini harus subjek V merasa seringkali dilanda perasaan
melibatkan kegiatan eksternal solat yang juga khawatir ketika menghadapi suatu hal. Bahkan
sangat penting untuk dilakukan. Selain ada responden yang mengalami kesulitan tidur
pemaknaan solat juga harus dilakukan dengan akibat sering mengalami kecemasan, subjek
baik oleh responden sebagaimana yang telah VR mengaku sulit tidur dan hanya bisa tidur
dijelaskan pada saat sesi intervensi. Salah satu setelah melewati jam 2 malam.
tahap yang bersifat eksternal solat namun Selain masalah diri sendiri, dosa juga
sangat penting adalah tahap pengakuan dosa bisa terjadi karena permasalahan yang
dan identifikasi penyakit hati atau yang disebut berhubungan orang lain. Subjek A mengaku
self-diagnosis. dirinya mengalami konflik dengan orang tua.
Seseorang yang melakukan taubat Ada juga di antara subjek merasa belum
secara otomatis melakukan Self-diagnosis yang berbuat baik kepada orang tuanya,
harus memeriksa diri telah berbuat dosa apa sebagaimana yang diakui oleh subjek H.
dan telah mengidap penyakit hati apa. Peneliti Apapun permasalahan yang dihadapi,
meminta responden untuk mendiagnosis taubat memerlukan pengakuan (i‟tiraf) dan
penyakit hati yang ada di dalam dirinya untuk pengetahuan akan dosa yang telah dilakukan.
disembuhkan dengan melakukan salat taubat. Hanya diri sendiri yang bisa mengenal apa dosa
Ahmad Rusdi Efektivitas Salat Taubat Dalam Meningkatkan Ketenangan Hati … ‖105

yang ada di dalam hatinya. Namun, pengakuan salat taubat. Maka, berdasarkan perhitungan
atas dosa merupakan langkah tepat dan suatu Paired Samples Test ditemukan peningkatan
tindakan yang benar. Pengakuan atas dosa tidak skor ketenangan hati sebesar 7,469, dan
akan terlaksana jika tidak berniat melaksanakan peningkatan ini terjadi secara signifikan.
taubat. Contohnya saja subjek B mengaku baru Adapun jika melihat masing-masing aspek dari
menyadari bahwa ternyata dirinya punya ketenangan hati, dari kedua aspeknya, juga
banyak dosa. Hal ini terjadi pada proses taubat. terjadi peningkatan.
Maka dengan melakukan taubat, barulah Berdasarkan data tersebut dapat
seseorang akan mengakui dosa. Pengakuan atas dipahami adanya peningkatan juga pada salah
dosa dapat diungkapkan secara lisan kepada satu aspek ketenangan hati yakni al-sukun
konselor/ psikoterapis, atau dapat menuliskannya. sebesar 5,65. Adapun peningkatan ini terjadi
Pada penelitian ini, responden diminta untuk secara signifikan (t= -5,884) karena dari uji t
melakukan keduanya. ditemukan nilai signifikansi 0,00 yang tentunya
Tahap kedua adalah pelaksanaan salat berada di bawah taraf signifikansi 0,01 (1%).
taubat selama satu minggu. Responden diminta Maka dengan demikian dapat disimpulkan
untuk melaksanakan salat taubat seperti yang bahwa terjadi peningkatan kedamaian (al-
telah dirancang pada penelitian ini. Minimal di sukun) yang signifikan antara sebelum dan
antara mereka melakukan beberapa hal, antara sesudah salat taubat.
lain: mengakui dosa, mengidentifikasi penyakit Berdasarkan data kualitatif, ditemukan
hati, menyesali, salat taubat, beristighfar, perubahan yang cukup signifikan pada
berupaya meninggalkan beberapa kebiasaan responden setelah melaksanakan salat taubat.
buruk lain, berupaya membiasakan amal baik. Subjek A yang tadinya mudah panik dalam
Seluruh kegiatan itu harus dilaksanakan menghadapi sesuatu, diakuinya saat ini menjadi
responden selama satu minggu dan akan dilihat lebih tenang dalam segala hal. Ketenangan juga
perubahannya pada pertemuan selanjutnya. tercermin dari kemampuan seseorang
mengendalikan amarah. Pengakuan dari Subjek
Efek Salat Taubat Terhadap Ketenangan K mengakui bahwa dirinya jadi lebih mudah
Hati bersabar, padahal sebelum salat taubat dirinya
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya mengaku gampang marah. Hal ini juga terjadi
bahwasanya salat taubat secara teoritik dapat pada subjek N yang mengaku sulit mengontrol
berdampak pada ketenangan hati, maka peneliti emosi, baik emosi marah maupun emosi sedih
mencoba mengukur ketenangan hati sebelum sampai menangis-nangis. Namun, menurut
melaksanakan salat taubat dan setelah pengakuannya, istighfar dapat menjadi cara
melaksanakan salat taubat selama seminggu. untuk mengevaluasi sifat buruk tersebut,
Berdasarkan data yang di dapat disimpulkan sehingga dengan istighfar dia menjadi teringat
bahwa salat taubat memberikan efek kepada dengan kebiasaan buruk itu. Menurut
ketenangan hati secara signifikan, yang tadinya pengakuannya, setelah melaksanakan salat
rerata 70,1 menjadi 77,5. Dengan taubat, dirinya merasa lebih tenang.
menggunakan Uji T Berpasangan, maka dapat Permasalahan kecemasan terjadi pada
ditemukan nilai signifikansi 0,00 yang subjek VR yang mengaku mengalami kesulitan
menunjukan nilai signifikansi di bawah 0,01 tidur. Dirinya mengaku bahwa setelah salat
yang berarti memiliki signifikansi yang sangat taubat perlahan pola tidurnya berubah dan yang
tinggi. Maka dapat dikatakan bahwa paling signifikan adalah ketika bangun tidur
ketenangan hati responden sebelum salat taubat terasa lebih segar dibanding sebelumnya.
lebih rendah (t= -5,06) dibandingkan setelah Subjek lain yang mengalami kesulitan tidur,

ISSN: 2502-728X
106‖ PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 2 Desember 2016

yaitu subjek M juga merasa lebih mudah tidur. positif dari apapun. Dirinya mengaku dengan
Dirinya mengaku dengan cara beristighfar cara ini, dia mampu berpikir lebih jernih.
sebelum tidur dapat membantunya untuk Adapun subjek M yang awalnya memiliki
mudah tidur. Nampaknya efek dari istigfar juga masalah prasangka buruk, setelah salat taubat
dirasakan oleh subjek AS yang merasakan dirinya mengaku selalu berupaya memahami
bahwa beristigfar dapat melepaskan maksud positif dari orang lain.
ketegangan dan permasalah-permasalahan. Keyakinan akan keimanan dan tindakan
Selain merasakan ketenangan, setelah yang benar akan mendorong seseorang untuk
melakukan salat taubat, seseorang akan menjalani hidup dengan baik. Subjek WA
memiliki cara pandang yang berbeda terhadap mengaku bahwa setelah salat taubat, dirinya
sesuatu. Ini diakibatkan munculnya keyakinan merasa lebih kuat karena Allah, padahal
akan adanya Allah dan keyakinan akan sebelum salat taubat, dirinya selalu mengeluh
orientasi serta cara hidup yang benar. Oleh atas kesulitan hidup. Perubahan cara berpikir
karena itu ketenangan hati juga harus ada di yang unik terjadi pada subjek DS, dirinya
dalamnya aspek al-yaqin. mengaku bahwa yang terpenting dari hidup
Berdasarkan aspek tersebut dapat bukanlah memikirkan atau fokus kepada
diketahui bahwa terjadi peningkatan keyakinan manusia, namun harus fokus kepada Allah.
responden antara sebelum dan sesudah salat Memikirkan manusia tidak akan membawa
taubat sebesar 1,81. Adapun peningkatan kebahagiaan, dan memikirkan Allah akan
tersebut terjadi secara signifikan (t= -2,16) membawa kebahagiaan. Pola pikir semacam ini
karena ditemukan nilai signifikansi 0,036 yang belum pernah diajarkan sebelumnya, ini adalah
berada pada taraf signifikansi di bawah 0,05. hal yang muncul dari keyakinan atas orientasi
Aspek ini merupakan aspek yang mengalami hidup yang hendaknya dipusatkan kepada
peningkatan lebih kecil dibandingkan dengan Allah.
aspek al-sukun, namun masih berada pada Keyakinan yang muncul juga berkaitan
peningkatan yang signifikan. dengan segala yang akan terjadi di masa yang
Keyakinan yang muncul pada akan datang. Kecemasan seseorang tentunya
responden ternyata memiliki bentuk yang beberapa terjadi karena kekhawatiran akan
variatif. Keyakinan bukan berarti menganggap sesuatu di masa depan. Subjek E sebelum
sesuatu pasti, namun keyakinan yang dimaksud melaksanakan salat taubat merasa bahwa
ternyata adalah mampu memahami kebenaran dirinya tidakmampu menghadapi apa yang
dengan lebih baik. Subjek F mengaku bahwa akan datang. Namun, setelah salat taubat,
setelah salat taubat, dirinya lebih berhati-hati subjek E merasa bahwa Allah telah
dalam bertindak, takut terjebak dalam dosa. menentukan takdir dan jalan hidup bagi
Kehati-hatian akan dosa bukanlah bentuk manusia, maka tidak perlu mencemaskannya.
ketidakyakinan, justru ini merupakan suatu Hal ini juga dialami oleh subjek V. Trauma
kondisi di mana seseorang memahami yang dialami oleh subjek V menyebabkan
kebenaran akan suatu resiko dari tindakan dan kecemasan dalam berkendara, setelah
memahami betul bahaya dosa sehingga harus melaksanakan salat taubat, muncul dalam
berhati-hati. Keyakinan di sini berbentuk dirinya konsep kepasrahan pada kehendak
pemahaman akan dosa. Meyakini suatu Allah. Hal ini menyebabkan dirinya menjadi
tindakan yang benar harus dilakukan adalah lebih tenang dalam berkendara. Dengan
efek dari upaya seseorang untuk menjauhi demikian, suatu keyakinan jeelas akan
dosa. Subjek A mengaku bahwa setelah salat membantu seseorang untuk menyelsaikan
taubat dirinya berupaya agar selalu melihat sisi
Ahmad Rusdi Efektivitas Salat Taubat Dalam Meningkatkan Ketenangan Hati … ‖107

persoalan dan permasalahan hidup yang Tabel 6. Hasil Regresi Variabel Salat
dialami oleh seseorang. Taubat terhadap Ketenangan Hati
Keyakinan untuk menghadapi
persoalan juga muncul pada subjek RR.
Menurutnya tidak ada masalah yang tidak
mungkin diselesaikan. Allah tentu memberikan
jalan. Sebelumnya, RR sempat mengalami
trauma yang cukup mencemaskan, namun
setelah salat taubat, dirinya mampu mengambil Berdasarkan tabel di atas dapat
nilai dari segala kejadian. Bahkan muncul diketahui bahwa angka signifikansi pada
pandangan baru dalam hidupnya tentang perhitungan regresi antara jumlah istighar,
konsep ibadah, menurutnya seseorang penyesalan dalam taubat, upaya meninggalkan
melaksanakan ibadah bukan karena takut dosa, keburukan, frekuensi salat taubat, dan
melainkan karena manusia harus menjalin kekhusyuan dalam salat taubat secara
kedekatan dengan Allah. keseluruhan memberikan pengaruh signifikan
Maka secara keseluruhan dapat karena didapatkan nilai signifikansi 0,038 yang
diketahui bahwa salat taubat berpengaruh berada di bawah nilai signifikansi 0,05 pada
kepada peningkatan ketenangan hati, baik taraf signifikansi 5%. Maka kelima variabel
secara umum, maupun pada setiap aspeknya. tersebut secara bersama-sama memberikan
Melihatnya besar pengaruh salat taubat pengaruh yang signifikan terhadap ketenangan
terhadap ketenangan hati, maka dapat hati. dari kelima variabel tersebut, variabel
diidentifikasi aktivitas apa dari salat taubat mana yang memiliki pengaruh kuat dapat
yang paling mempengaruhi ketenangan hati dilihat pada tabel di bawah ini.
dengan menggunakan analisis regresi. Berikut Tabel 7. Hasil Regresi Berganda Variabel
hasil perhitungannya. Salat Taubat terhadap Ketenangan Hati
Tabel 5. Koefesien Determinasi Salat
Taubat terhadap Ketenangan Hati

Berdasarkan tabel di atas, jika melihat


Berdasarkan hasil uji regresi, diketahui nilai signifikansi, tidak ada variabel yang
bahwa pengaruh jumlah istighfar, penyesalan secara sendiri memiliki pengaruh yang
dalam taubat, upaya meninggalkan dosa, signifikan. Ini berarti bahwa frekuensi salat
frekuensi salat taubat, dan kekhusyuan salat taubat, kekhusyuan dalam salat taubat,
taubat berpengaruh sebesar 28,9% terhadap penyesalan dalam taubat, upaya meninggalkan
ketenangan hati. dan sisanya, 71,1% keburukan, dan jumlah istighfar tidak dapat
dipengaruhi oleh variabel lain. Apakah dipisahkan dalam pelaksanaannya. Jika
pengaruh tersebut signifikan dapat dilihat pada dilaksanakan secara terpisah, maka tidak akan
tabel di bawah ini. memberikan hasil yang signifikan. Bahkan
beberapa variabel memperoleh arah negatif.,
yaitu penyesalan dan jumlah istighfar. Hal ini
berarti bahwa penyesalan tanpa dibarengi

ISSN: 2502-728X
108‖ PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 2 Desember 2016

dengan upaya taubat lain tidak akan membuat variabel keyakinan (al-yaqin). Adapun angka
hati menjadi tenang, justru sebaliknya, korelasi yang didapatkan sebesar r = 0,310
membuat hati menjadi resah. Begitupula dengan nilai signifikansi 0,048 yang
jumlah istighfar tanpa dibarengi dengan menunjukkan adanya signifikansi karena 0,048
aktivitas taubat lainnya. Istighfar hanya sebatas lebih kecil dari 0,05. Ini adalah hasil uji korelasi
frekuensi dan jumlah tidak akan memberikan yang tidak bisa mengkalim terjadinya pengaruh
hasil yang signifikan jika tidak dibarengi antara frekuensi salat taubat terhadap keyakinan.
dengan aktivitas taubat lainnya. Analisis ini hanya bisa menyimpulkan terjadi
Berdasarkan tabel di atas juga dapat hubungan antara keduanya. Artinya, semakin
diketahui bahwa upaya meninggalkan keburukan tinggi frekuensi salat maka semakin tinggi
memberikan pengaruh yang paling besar di tingkat keyakinan (al-yaqin) pada responden dan
antara variabel lainnya, sekalipun tidak begitu pula sebaliknya, semakin tinggi tingkat
signifikan. Namun, dari sini tetap dapat keyakinan, maka juga semakin tinggi tingkat
disimpulkan bagaimana letak taubat ada pada frekuensi salat.
tindakan nyata, berupa upaya meninggalkan Mereka yang menjalankan salat lebih
keburukan. Jika al-Ghazali mengklasifikasi sering tentunya memiliki tekad, keyakinan, dan
periode taubat dari periode ilmu, pengkondisian, optimisme untuk mendapatkan ampunan Allah.
dan tindakan, maka periode terakhir adalah yang Keyakinan yang lemah tidak akan membawa
paling berpengaruh. Tindakan nyata dalam seseorang sanggup untuk melaksanakan salat
menolak dan menjauhi keburukan merupakan hal taubat secara sering. Pelaksanaan salat taubat
yang kuat dalam meningkatkan ketenangan hati. yang biasanya dilakukan di malam hari tentunya
membutuhkan tekad untuk pelaksanaannya yang
Frekuensi Salat Taubat dan Ketenangan Hati sangat memungkinkan muncul dari aspek
Sebelumnya telah diketahui melalui keyakinan (al-yaqin).
analisis regresi bahwa frekuensi salat taubat
secara sendiri tidak dapat memberikan Kekhusyuan Salat dan Ketenangan Hati
pengaruh signifikan. Namun, jika dilakukan uji Kekhusyuan merupakan hal penting
korelasi, nampaknya frekuensi salat taubat dalam pelaksanaan salat apapun, terlebih lagi salat
tetap berhubungan dengan salah satu aspek taubat. Kualitas salat terlihat dari kekhusyuan
ketenangan hati yakni aspek keyakinan (al- salat. Tabel di bawah ini menjelaskan bagaimana
yaqin). Berikut hasil perhitungan korelasi. hubungan kekhusyuan dalam salat taubat terhadap
ketenangan hati dan aspek-aspeknya.
Tabel 8. Korelasi Frekuensi Salat Taubat
dan Ketenangan Hati Tabel 9. Korelasi Kekhusyuan
dan Ketenangan Hati

Berdasarkan tabel di atas diketahui


bahwa dari tiga perhitungan korelasi, hanya Berdasarkan tabel di atas, ternyata
terlihat korelasi antara frekuensi salat taubat dan kekhusyuan memiliki peranan yang sangat
penting. Kekhusyuan dalam salat taubat
Ahmad Rusdi Efektivitas Salat Taubat Dalam Meningkatkan Ketenangan Hati … ‖109

memiliki hubungan yang signifikan dengan Tabel di atas menunjukkan bahwa


ketenangan hati dan kedua aspeknya (al-sukun frekuensi istigfar tidak berkorelasi apapun
dan al-yaqin). Hubungan kekhusyuan dengan dengan ketenangan hati baik secara umum
ketenangan hati sebesar 0,545 dan memiliki maupun pada kedua aspeknya. Hal ini
signifikan pada 0,00 lebih kecil dari 0,01. menunjukkan bahwa bahwa sedikit atau
Kekhusyuan juga berhubungan dengan salah banyaknya jumlah istigfar tidak berhubungan
satu aspeknya yaitu al-sukun (kedamaian) dengan ketenangan hati. Namun, jika ditelusuri
sebesar 0,551 dan signifikan pada 0,00 lebih dengan membandingkan beberapa responden
kecil dari 0,01. Begitupula pada aspek al-yaqin, dengan beberapa kategori jumlah istigfar, maka
kekhusyuan memiliki korelasi sebesar 0,384 ditemukan hasil sebagai berikut.
dan signfikan pada 0,12 lebih kecil dari 0,05.
Perhitungan ketiganya memiliki hasil yang Tabel 11. Rerata Skor Ketenangan Hati
signifikan. dalam Perbandingan Jumlah Istigfar
Analisis ini menunjukkan bahwa
kekhusyuan menjadi elemen penting dalam
salat taubat. Antara frekuensi dan kekhusyuan
ternyata lebih berkaitan kekhusyuan salat.
Sebagaimana diketahui, dengan khusyunya
salat, maka kualitas salat menjadi lebih baik
dan dapat memaknai bacaan dan gerakan salat
dengan lebih baik, yang tentunya akan
berkaitan dengan ketenangan hati pada hamba
yang melakukannya.

Frekuensi Beristigfar dan Ketenangan Hati


Salah satu bentuk upaya melaksanakan
taubat adalah berzikir untuk mendapat ampunan
Allah. Zikir tersebut adalah berbentu istigfar.
Istighfar hendaknya dilakukan pada orang yang Tabel 12. Uji Beda Kruskal Wallis antara
bertaubat agar terjadi pengulangan-pengulangan Kelompok Jumlah Istigfar
kata yang menunjukkan penyesalan dan
permohonan ampunan. Penelitian ini mencoba
mengkorelasikan frekuensi istigfar dengan
ketenangan hati, berikut tabel hasil perhitungan
korelasi.

Tabel 10. Korelasi Jumlah Istighfar dan Dua tabel di atas memperlihatkan
Ketenangan Hati bagaimana uji beda tiga kelompok
menggunakan rumus uji Kruskal Wallis. Hasil
dari perhitungan tersembut didapat angka
signifikansi 0,571 pada aspek al-sukun, 0,811
pada aspek al-yaqin, dan 0,623 pada variabel
ketenangan hati secara umum. Maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada beda antara empat

ISSN: 2502-728X
110‖ PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 2 Desember 2016

kelompok tingkatan jumlah istigfar terhadap Tabel 13. Korelasi Variabel Penyesalan
ketenangan hati karena seluruh nilai dalam Taubat dan Ketenangan Hati
signifikansinya di atas 0,05. Namun, jika melihat
dari rerata ketenangan hati, mereka yang paling
tinggi tingkat istigfarnya menunjukkan tingkat
ketenangan hati yang sedikit lebih tinggi.
Berdasarkan nilai signifikansinya cukup
terlihat bahwa secara rerata, mereka yang
beristigfar rata-rata 500-1000 kali dalam satu
hari memiliki al-sukun dan al-yaqin yang lebih
tinggi. Namun, tetap saja berdasarkan uji beda, Tabel di atas menunjukkan bahwa
empat kelompok ini tidak mengalami penyesalan dalam taubat memiliki korelasi
perbedaan yang signifikan. Justru, mereka yang dengan ketenangan hati secara umum sebesar
rata-rata beristigfar 1-50 kali dalam sehari, 0,331 dan korelasi ini signifikan karena didapat
menunjukkan ketenangan hati yang lebih baik angka signifikansi 0,032 lebih kecil dari 0,05.
dari mereka yang beristigfar 50-100 kali atau Penyesalan dalam taubat juga berkorelasi
100-500 kali dalam sehari. Grafik ini dengan salah satu aspek ketenangan hati yaitu
menunjukkan bahwa jumlah istigfar tidak al-yaqin. Antara penyesalan dalam taubat dan
membedakan apapun. al-yaqin memiliki korelasi sebesar 0,34 dan
Berdasarkan analsisis di atas, kita juga korelasi ini juga signifikan karena didapat
bisa memahami bahwa yang diperlukan untuk angka signifikansi 0,015 lebih kecil dari 0,05.
mencapai ketenangan hati dalam taubat bukan Adapun pada aspek al-sukun, penyesalan
hanya sekedar istigfar. Diperlukan upaya dan dalam taubat tidak memiliki korelasi.
aktivitas lain yang lebih konkret. Hasil ini sesuai dengan pendapat al-
Ghazali bahwasanya penyesalan dalam taubat
Penyesalan atas Dosa dan Ketenangan Hati memang sangat penting dan sentral. Tanpa
Penyesalan adalah inti dari taubat, penyesalan tidak akan terlaksana upaya taubat.
itulah sebagaimana yang dijelaskan oleh al- Penyesalan juga menyebabkan seseorang
Ghazali mengutip sabda Rasul bahwa bertekad untuk menjauhi keburukan-keburukan
penyesalan adalah taubat (al-nidam taubah). lain.
Begitu pentingnya penyesalan menjadikan
posisinya sesuatu yang inti, maka seharusnya Upaya Meninggalkan Dosa dan Ketenangan
variabel penyesalan menjadi variabel yang Hati
memiliki hubungan signifikan dengan hasil Bentuk tindakan konkret dari taubat
dari taubat itu sendiri yaitu ketenangan hati. adalah upaya dirinya untuk menjauhi
tabel di bawah ini menjelaskan bahwa keburukan. Ini juga merupakan salah satu
penyesalan dalam taubat memiliki korelasi syarat taubat yang dijelaskan oleh Imam
dengan ketenangan hati. Nawawi (dalam „Abd Allah) bahwa seseorang
yang bertaubat harus bertekad untuk
meninggalkan keburukan tersebut untuk
selama-lamanya. Nampaknya untuk berkorelasi
terhadap ketenangan hati, dibutuhkan tindakan
konkret. Upaya meninggalkan keburukan atau
dosa berkorelasi signifikan terhadap
Ahmad Rusdi Efektivitas Salat Taubat Dalam Meningkatkan Ketenangan Hati … ‖111

ketenangan hati secara umum dan pada tiap responden untuk mengembalikan hak orang
aspeknya. yang pernah dirugikan, mengembalikan
hartanya, atau meminta pada orang yang
Tabel 14. Korelasi Upaya Meninggalkan pernah dirugikan. Mereka yang meminta maaf
Keburukan dan Ketenangan Hati pada orang pernah disakiti atau mengembalikan
haknya menunjukkan tingkat ketenangan hati
yang lebih tinggi.

Tabel 15. Rerata Ketenangan Hati dalam


Kategori Mengembalikan Hak

Tabel di atas menunjukkan bagaimana


upaya meninggalkan dosa memiliki korelasi
signifikan dengan ketenangan hati dan dua
aspeknya. Upaya meninggalkan keburukan
memiliki korelasi dengan ketenangan hati
secara umum sebesar 0,447 dan didapatkan
hasil yang signifikan karena 0,002 lebih kecil
dari 0,01. Meninggalkan keburukan memiliki
korelasi dengan aspek al-sukun sebesar 0,388
dan didapat hasil yang signifikan karena 0,007 Tabel 16. Uji Beda Kruskal Wallis
lebih kecil dari 0,01. Meninggalkan keburukan Ketenangan Hati dalam Kategori
juga memiliki korelasi dengan aspek al-yaqin Mengembalikan Hak
sebesar 0,391 dan didapat hasil yang signifikan
karena 0,007 lebih kecil dari 0,01.
Analisis di atas memperlihatkan bahwa
ketenangan hati sangat berhubungan dengan
tindakan konkret dari taubat itu sendiri, yaitu
meninggalkan keburukan. Individu yang
melakukan taubat tanpa dibarengi dengan
upaya meninggalkan keburukan akan sulit
untuk mendapatkan ketenangan hati. Dua tabel di atas adalah perhitungan
dari uji beda Kruskal Wallis yang ingin melihat
Pengaruh Meminta Maaf dan Mengembalikan signifikansi perbedaan tiga kelompok, yaitu
Hak Orang Lain terhadap Ketenangan Hati kelompok subjek yang mengembalikan hak dan
Salah satu syarat diterimanya taubat atau meminta maaf, kelompok belum
sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam mengembalikan hak dan atau meminta maaf,
Nawawi (dalam „Abd Allah) adalah serta kelompok yang tidak merasa merugikan
mengembalikan hak terzalim (haqq adami). orang lain. Dari ketiganya tidak ada perbedaan
Tidak ada seseorang yang tidak pernah berbuat yang signifikan. Tidak ada perbedaan
zalim terhadap orang lain. Sekecil apapun ketenangan hati yang signifikan antara
manusia, pasti pernah berbuat salah dengan ketiganya, karena 0,894 lebih besar dari 0,05.
orang lain. Maka, penelitian ini mengharuskan Pada aspek al-sukun juga tidak menunjukkan

ISSN: 2502-728X
112‖ PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 2 Desember 2016

perbedaan antara ketiganya secara signifikan, mewakili. Melakukan eksperimen pada


karena 0,867 lebih besar dari 0,05. Begitupula mahasiswa adalah sesuatu yang terlalu sempit,
pada aspek al-yaqin juga tidak menunjukkan tidak menampilkan permasalahan yang
perbedaan yang signifikan karena 0,987 lebih sebenarnya, kebanyakan mereka terpaksa terlibat,
besar dari 0,05. mereka menghadapi situasi hidup yang relatif
Jika melihat skor rerata perbandingan terbatas, dan tentunya hasil yang didapat tidak
dari tiga kelompok tersebut, nampaknya bisa digeneralisasi (Druckman & Kam, 2009). Di
mereka yang mengembalikan hak orang yang lain sisi, secara pragmatis mahasiswa merupakan
terzalimi memiliki tingkat ketenangan hati responden yang sangat mudah ditemukan dan
yang lebih tinggi dan juga pada tiap aspeknya. dapat memahami proses intervensi dengan cepat.
Artinya perbandingan ketiga kelompok tersebut Pada aspek metodologi, penelitian ini
menggambarkan bagaimana subjek penelitian dilakukan dengan menggunakan eksperimen.
yang mengembalikan hak dan meminta maaf Resiko penelitian seperti ini adalah adanya
kepada orang yang pernah disakiti menunjukkan variabel pengganggu yang seharusnya
ketenangan hati yang lebih tinggi. Hal ini dikontrol dalam grup kontrol tersendiri.
menunjukkan bahwa salah satu syarat taubat Namun, penelitian ini menguatkan bahwa
dalam bentuk mengembalikan hak orang peningkatan variabel dependen tersebut terjadi
terzalimi harus dilaksanakan. Mereka yang intervensi yang diberikan berdasarkan data
tidak melakukannya tidak akan mencapai kualitatif yang menjelaskan pengalaman
ketenangan hati yang baik. responden yang telah dilakukan. Maka, dari
data kualitatif tersebut, dapat dikuatkan bahwa
Diskusi memang telah terjadi perubahan pada
Penelitian ini telah menguji bahwa salat responden.
taubat berpengaruh terhadap ketenangan hati. Pada aspek intervensi, peneliti
Beberapa hal dapat dibahas dan didiskusikan memberikan penjelasan mengenai salat taubat
menjadi beberapa aspek, antara lain, aspek yang harus dilakukan selama satu minggu
responden penelitian, aspek disain penelitian, sesuai dengan konsep yang telah dibuat kepada
aspek intervensi, aspek alat ukur, dan aspek subjek penelitian. Intervensi tersebut tentunya
hasil penelitian. dipahami berbeda oleh responden, terbukti
Pada aspek responden, sumber penelitian dalam proses pelaksanaannya mereka banyak
ini adalah 49 orang Mahasiswa Magister mengalami pengalaman yang berbeda. Sampai
Psikologi Profesi. Tentu saja ada ada faktor saat ini belum diketahui berapa lama waktu
eksternal yang tidak dikontrol apablia responden yang tepat untuk melaksanakan intervensi
melibatkan mahasiswa yang mempelajari tersebut sampai benar-benar berpengaruh.
psikologi. Secara pengetahuan dalam Pelaksanaan intervensi dilakukan selama satu
menghadapi masalah dan mengkondisikan emosi minggu melihat bahwa waktu tujuh hari
tentu mereka banyak memahami. Penelitian ini dianggap waktu yang cukup untuk
belum diuji pada responden yang berlatar melaksanakan taubat, namun bagi beberapa
belakang Non-Psikologi. Mungkin saja jika resonden mungkin tidak cukup dan belum
dilakukan pada responden penelitian yang tercapai. Jika membandingkan dengan model
berbeda, dapat menghasilkan jawaban yang terapi lain, contohnya Solution-Focused Brief
berbeda pula. Bahkan, tidak hanya mahasiswa Therapy (SFBT) dilakukan sebanyak 12 sesi
Psikologi, Druckman dan Kam menganggap dalam waktu maksimal 8 bulan. Bahkan Long-
bahwa melakukan penelitian eksperimen pada Term Psychodynamic Psychotherapy dilakukan
mahasiswa adalah tidak ideal dan tidak 2-3 sesi per minggu dalam durasi waktu
Ahmad Rusdi Efektivitas Salat Taubat Dalam Meningkatkan Ketenangan Hati … ‖113

maksimal tiga tahun, dan Short-Term-nya lebih sedikit akan memberikan informasi
dilakukan 20 kali per minggu hingga lima penelitian yang lebih mendalam. Tentu saja
sampai enam bulan (Australian Psychological dalam kondisi sampel yang kecil, metode Uji T
Society, 2010). Maka, penelitian intervensi Berpasangan tidak dapat dilakukan. Winter
psikologi di Indonesia sangat perlu menjelaskan bahwa salah satu cara yang bisa
menentukan sesi dan durasi dan penjelasannya. dilakukan untuk melakukan Uji T dalam
Pada aspek alat ukur, skala yang jumlah kecil adalah dengan Welch Test (de
digunakan untuk mengukur ketenangan hati Winter, 2013). Namun, selain cara tersebut,
menggunakan skala yang berisi pernyataan banyak beberapa cara yang bisa dilakukan.
sebanyak 14 butir yang dibangun dari dua Salah satu yang masih kurang dalam hal disain
aspek tat}mainn al-qulub (ketenangan hati) penelitian ini adalah hanya melakukan dua kali
yaitu al-sukun (kedamaian) dan al-yaqin tes. Penelitian intervensi akan lebih baik jika
(keyakinan). Kelemahan dari skala ini adalah melakukan lebih banyak tes sekalipun dengan
belum diuji sebelumnya pada responden yang sampel yang sedikit.
berbeda. Alat ukur ini hanya diuji pada Beberapa detail dari hasil penelitian ini
responden yang hendak diteliti. Meskipun menunjukkan hasil yang unik. Penelitian ini
secara uji validitas klasik korelasional alat ukur menyimpulkan bahwa salat taubat yang
ini cukup tinggi validitas dan reliabilitasnya, dilakukan secara multidimensional akan
namun perlu keabsahan yang lebih tinggi lagi. meningkatkan ketenangan hati secara periodik.
Beberapa metode uji alat ukur lain perlu Salat taubat yang dilakukan secara parsial,
dilakukan, seperti Analisis Faktor Eksploratori tidak akan berpengaruh terhadap ketenangan
atau Analisis Faktor Konfirmatori. hati bahkan mengurangi ketenangan hati.
Peningkatan ketenangan psikologis temuan ini sangat relevan dengan hasil
idealnya berbanding terbalik dengan simptom penelitian sebelumnya. Bahwa perasaan
gangguan psikologi seperti kecemasan, depresi, bersalah dapat berdampak baik ataupun buruk,
dan sebagainya. Telah banyak diteliti atau yang disebut rasa bersalah yang sehat atau
bagaimana spiritualitas dapat mengurangi yang tidak sehat (Maltby, 2005). Taubat
kecemasan (Davis, Kerr, & Sharon, 2003). memerlukan penyesalan dalam prosesnya,
Namun, penelitian ini belum mengukur namun jika hanya bentuk penyesalan, maka ini
variabel simptom gangguan psikologis. sama saja dengan perasaan bersalah yang tidak
Namun, jika melihat pada aspek alat ukur, sehat.
cukup banyak item yang pernyataannya Data kualitatif juga mendukung
mengarah kepada simptom, seperti putus asa beberapa penelitian sebelumnya. Beberapa
dan sebagainya. Namun, item tersebut responden ditemukan mengalami respon
ditujukan sebagai item unfavourabel pada skala ketenangan emosional yang signifikan dalam
ketenangan hati. hidupnya, beberapa di antaranya mengaku
Pada aspek hasil penelitian, dengan sangat terharu bahkan sampai menangis ketika
menggunakan Uji T Berpasangan, maka dapat melaksanakan salat taubat. Penelitian
ditemukan peningkatan ketenangan hati secara sebelumnya telah menemukan bahwa taubat
signifikan (0,00) baik pada aspek al-sukun dapat berpengaruh terhadap pengendalian
(0,00) dan al-yaqin (0,036). Secara jumlah emosi dan fungsi fisiologi (Wahab & Salam,
responden, metode ini sudah sesuai. Namun, 2013). Selain itu, taubat dapat berpengaruh
metode intervensi yang lebih mendalam terhadap status mental yang lebih baik (Salam,
tentunya memerlukan penangan yang fokus dan Wahab, & Ibrahim, 2013).
intensif. Sangat memungkinkan sampel yang

ISSN: 2502-728X
114‖ PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 2 Desember 2016

Salat taubat yang merupakan model pengaruh antara salat taubat terhadap
psikoterapi yang sangat kental dengan nilai ketenangan hati.
agama ternyata dapat diterima bagi semua Penelitian ini menyimpulkan bahwa
kalangan. Responden yang mengaku dirinya salat taubat yang dilakukan secara
tidak taat beragama tetap menjalankan metode multidimensional akan meningkatkan
tersebut dan juga memberi banyak manfaat ketenangan hati secara periodik. Salat taubat
pada dirinya. Hal ini membuktikan bahwa yang dilakukan secara parsial, tidak akan
manusia tidak bisa melepaskan dirinya dari berpengaruh terhadap ketenangan hati bahkan
kehidupan spiritual. Oleh karena itu, dalam mengurangi ketenangan hati.
konteks konseling dan psikoterapi, proses yang Kesimpulan ini didasari atas beberapa
dilakukan juga tidak bisa dilepaskan dari temuan, antara lain: Pertama, mengenai
urusan spiritual (Meichenbaum, 2009). Apalagi multidimensionalitas salat taubat. Eksperimen ini
pada klien yang sangat kuat keyakinannya meminta subjek untuk melaksanakan salat taubat
dalam beragama, maka pendekatan spiritual secara multidimensional dalam periode tertentu,
akan lebih cocok bagi mereka (Watts, 2000). dan hasilnya terjadi peningkatan ketenangan hati
Hal yang belum dilakukan dalam yang signifikan. Kedua, mengenai salat taubat
penelitian ini adalah melakukan pendekatan ang dilakukan secara parsial. Berdasarkan
introspektif dalam proses salat taubat untuk analisis regresi telah ditemukan bahwa masing-
memahami konsep ketenangan hati secara lebih masing aspek variabel salat taubat tidak ada
akurat. Sekalipun metode introspektif tidak yang berpengaruh secara signifikan, bahkan
dianggap ilmiah oleh kalangan emprisime, ada yang berpengaruh negatif, khususnya aspek
namun metode ini mampu mengungkap yang bersifat simbolik. Aspek yang bersifat
kebenaran dari suatu variabel psikologi dengan substantif secara positif lebih kuat dan
cara merasakannya. Tentu ini akan sangat akurat beberapa diantaranya berkorelasi signifikan.
bagi yang melakukan namun juga sangat subjektif.
Dalam konteks konseling dan psikoterapi, seorang Saran
psikoterapis harus menguasai persoalan spiritual Secara teoritik-metodologis, penelitian
karena harus memahami kehidupan spiritual ini perlu pengembangan lebih lanjut mengenai
kliennya (Griffith, 2005). Salah satu cara yang efek dari salat taubat yang sangat mungkin bisa
mudah untuk mendalami kehidupan spritual dikaji dari aspek lain selain aspek ketenangan
adalah dengan melakukannya. hati (positif). Dengan menambahkan variabel
simptom (negatif), penelitian ini bisa melihat
Kesimpulan bagaimana salat taubat dalam mengurangi
Penelitian ini mencoba untuk masalah psikologis. Hal ini akan sangat
melakukan uji apakah benar salat taubat berguna pada pengembangan konsep healing.
berpengaruh terhadap ketenangan hati. secara Secara metodologis, psikologi Islam
teoritik, mereka yang bertaubat kepada Allah mengakui metode sufistik sebagaimana para
akan mengalami perjalanan lebih dekat kepada sufi meneliti aspek psikologis manusia dengan
Allah yang tentunya akan merasakan efek cara melakukan perjalanan spiritual, yakni
darinya, salah satunya ketenangan hati. dengan mengalaminya sendiri. Untuk penelitian
Bersihnya hati dari dosa tentunya akan selanjutnya, konsep semacam salat taubat atau
membuang keresahan dan kecemasan yang aktivitas spiritual lain dapat dilakukan juga oleh
menganggu. Dari upaya pengujian tersebut, peneliti, sehingga mengalami perjalanan spiritual
penelitian ini menemukan beberapa kesimpulan dan akan menemui banyak hal yang sangat
yang dapat menggambarkan bagaimana berharga yang tidak bisa ditemukan jika sekedar
Ahmad Rusdi Efektivitas Salat Taubat Dalam Meningkatkan Ketenangan Hati … ‖115

mewawancarai subjek. Artinya, peneliti juga Australian Psychological Society. (2010).


melaksanakan apa yang dilaksanakan subjek. Evidence-based Psychological
Peneliti merasakan sendiri apa yang dirasakan Interventions in the Treatment of Mental
Disorders: A Literature Review. Flinders
subjek. Maka, penelitian terlibat atau penelitian
Lane: Australian Psychological Society.
partisipan dalam psikologi berbeda dengan
etnografi atau sosiologi. Penelitian partisipan Bobgan, M. D. (1987). Psychology as Religion.
dalam psikologi tidak lain adalah metode California: East Gate Publishers Santa
introspektif, peneliti merasakan dan mengalami Barbara.
sendiri dinamika psikologi mengenai variabel
yang diteliti. Davis, T., Kerr, B., & Sharon. (2003).
Meaning, purpose, and religiosity in at-
Secara praktis, tentu saja penelitian ini
risk youth: Ther elationship between
menjelaskan dan membuktikan salah satu anxiety and spirituality. Journal of
manfaat dan pentingnya salat taubat. Khususnya Psychology and Theology, 31, 1.
pada subjek penelitian, mereka telah mengalami
peningkatan ketenangan hati secara signifikan de Winter, J. (2013). Using the Student‟s t-test
dengan metode ini. Maka metode ini bisa with extremely small sample sizes.
dikembangkan dan diaplikasikan khususnya Practical Assesment, Research, and
Evaluation, Vol. 18 (10), 2-10.
oleh praktisi psikologi sebagai metode atau
terapi meningkatkan ketenangan hati. Tentunya Druckman, J. N., & Kam, C. D. (2009).
metode ini perlu pengembangan, adaptasi, dan Students as Experimental Participants: A
modifikasi agar lebih tepat sasaran. Defense of the “Narrow Data Base”.
Evanston: Institute for Policy Research
Daftar Pustaka Northwestern University.

Exline, J. J., Yali, A. M., & Sanderson, W.


'Abd Allah, S. I. (n.d.). Nad}rah al-Na'im fi (2000). Guilt, discord, and alienation:
Makarim al-Akhlaq al-Rasul al-Karim. The role of religious strain in depression
Jeddah: Dar al-Wasilah. and suicidality. Journal of Clinical
Psychology, 56(12), 1481–1496.
al-Baghwi. (1997). Ma'lim al-Tanzil. Riyad:
Dar Taybah. Friedman, L. C. (2007). Attribution of blame,
self-forgiving attitude and psychological
Albertsen, E., & O‟Connor, L. (2006). Religion adjustment in women with breast cancer.
and interpersonal guilt: Variations across Journal of Behavioral Medicine, 30,
ethnicity and spirituality. Mental Health, 351–357.
Religion & Culture, 9 (1), 67–84.
Griffith, J. (2005). Therapeutic role of spirituality
al-Ghazali, A. H. (n.d.). Ihya' 'Ulum al-Din. al- in psychotherapy. Scottish Journal of
Maktabah al-Shamilah, V.3.28. Healthcare Chaplaincy, 8(1), 2.
al-Jauzi, I. (n.d.). Zad al-Masir. al-Maktabah
al-Shamilah, V.3.28. Maltby, J. (2005). Protecting the sacred and
expressions of rituality: Examining the
al-Misri, M. (1996). Lisan al-'Arab li Ibn relationship between extrinsic
Manzur. Beirut: Dar Sadir. dimensions of religiosity and unhealthy
guilt. Journal of Psychology and
al-Zamakhshari. (n.d.). al-Kashshaf. al- Psychotherapy: Theory, Research and
Maktabah al-Shamilah, V.3.28. Practice, 78, 77-93.

ISSN: 2502-728X
116‖ PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 2 Desember 2016

McKay, R., Herold, J., & Whitehouse, H. (2013). Grace, guilt, and psychological
Catholic guilt? Recall of confession adjustment. Journal of Psychology and
promotes prosocial behavior. Religion, Theology, 16(3), 270-281.
Brain & Behavior, 3(3), 201-209.
Watson, P., Hood, R., & Morris, R. (1988).
Meichenbaum, D. (2009). Trauma, Spirituality, Religiosity, sin and self-esteem. Journal
and Recovery: Toward a Spiritually- of Psychology and Theology, 13(2), 116-
Integrated Psychoterapy. Miami Florida: 128.
The Melissa Institute for Violence,
Prevention, and Treatmen. Watts, R. E. (2000). Biblically based chritian
spirituality and adlerian psychoterapy.
Mullet, E., & Azar, F. (2009). Apologies, The Journal of Individual Psychology,
repentance, and forgiveness: a muslim– 56(3), 316.
christian comparison. The International
Journal for the Psychology of Religion, Woodbridge, N. (2003). Psychotherapy:
19(4), 275-285. Science or Religion?Some Implications
for Today‟s Church. Faculty of the South
Narramore, B. (1974). Guilt: Where theology and African Theological Seminary.
psychology meet. Journal of Psychology
and Theology, Vol 2(1), 18-25. Worthington, E. L. (2011). Religion and
spirituality. Journal of Clinical
Riya>d}, S. (2008). Mausū‟ah „Ilm al-Nafs wa Psychology, 67(2), 204-2014.
al-„Ilāj al-Nafsī. Kairo: Dār Ibn al-Jauzī.

Salam, U. B., Wahab, M. N., & Ibrahim, A. B.


(2013). Potentiality of taubah (Islamic
repentance) and listening to the Holy
Quran recitation on galvanic skin
response. International Journal of
Psychology and Counseling, Vol. 5(2),
33-37.

Scioli, A., & Biller, H. (2009). Hope in The


Age of Anxiety. New York: Oxford
University Press.

Sham, F. (2015). Islamic psychotherapy


approach in managing adolescent
hysteria in Malaysia. Journal of
Psychological Abnormalities, 4, 124.

Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian.


Bandung: CV Alfabeta.
Wahab, M. N., & Salam, U. B. (2013). The effects
of islamic spiritual activities on psycho-
physiological performance. Journal of
Educational, Health and Community
Psychology, Vol. 2, No. 2, 1-10.

Watson, P. J., Morris, R. J., & Hood, R. W.


(1988). Sin and self-functioning II:

Anda mungkin juga menyukai