Perilaku Manajer
Manajer adalah orang yang dipercaya oleh pemiik perusahaan untuk menyusun strategi, kebijakan,
program kerja, anggaran, mengendalikan kegiatan operasi, dan menilai kinerja para pelaksana.
Periakunya sangat ditentukan oleh kondisi objektif perusahaan yang antara lain:
1. Kondisi organisasi, terutama oleh gaya pemilik perusahaan dalam mengambil keputusan tetang
besarnya tingkat hasil atas investasinya (return on investmen atau ROI) dan tingkat hasil
modalnya (return on equity atau ROE).
2. Kondisi peralatan kerja (capital intensive atau labour insentive)
3. Metode kerja (modern atau tradisional)
4. Sasaran kerja yang ingin dicapai (Realistik atau idealistic)
5. Sikap dan perilaku bawahan dalam menerima dan melaksanakan tugas pekerjaan (positif atau
negative).
Disamping itu, faktor utama tersebut di atas, perilaku manajer dipengaruhi oleh kepentingan mereka,
baik kepentingan dalam memperoleh sumber-sumber daya organisasi untuk melaksanakan tugasnya
maupun kepentingan pribadinya yang menyangkut kepentingan materiil (imbalan dan mereka ingin
menjadi pengusaha) dan non materiil (penghargaan dan ingin diperlakukan secara manusiawi).
Manajer adalah orang yang unik karena ia berdiri di atas dua perahu yang sedang berlayar, kaki
kanan berdiri mewakili kepentingan pemilik perusahaan, sedangkan kaki kirinya berdiri mewakili
kepentingan karyawan atau kaum buruh. Jiak ia tidak dapat membuat keseimbangan, maka ia akan
menjadi korban dua kepentingan itu. Manajer pada umumnya memihak mewakili kepentingan pemilik
perusahaan karena pemilik dapat member imbalan dan penghargaan.
Setiap organisasi adalah tempat interaksi orang-orang yan mempunyai kepentingan tertentu.
Kepentingna itu diikat oleh kepentingan organisasi. Interaksi yang paling penting adalah interaksi antar
manjaer, sebab manajer adalah perencana dan pengendali kegiatan operasi. Dalam melakukan interaksi
itu para manajer berpedoaman pada program kerja yang disusun bersama yang pada umumnya
disempurnakan oleh manajer keuangan dan manajer akuntansi, karena kedua manajer itu memiliki
informasi yang luas mengenai transaksi bisnis dan karena keduanya memiliki tugas yang menyangkut
masalah siklus uang dan capital dalam kegiatan operasi perusahaan. namun kedua manajer itu
mempunyai tugas yang berbeda.
Manajer pemasaran, manajer produksi, manajer sumber daya manusia, dan manajer yang
lainnya, semua membutuhkan informasi akuntansi dan keuangan dari manajer akuntansi dan manajer
keuangan untuk berbagai kebutuhan. Misalnya, manajer promosi membutuhkan dana dari manajer
keuangan dan membutuhkan data akuntansi mengenai rasio biaya promosi terhadap biaya pemasaran,
maupun rasio biaya promosi terhadap total assets.
Interaksi antar manajer dalam bisang informasi akuntansi itu snagat penting agar keputusan
yang akan diambil itu tepat mencapai sasarannya. Interaksi itu harus merupakan jaringan sistem dimana
unsure yang satu mempengaruhi dan menentukan unsure yang lainnya. Kerangka berpikir manajer yang
dipersatukan oleh informasi akuntansi inilah yang menjadi inti keputusan untuk mencapai sasaran dan
tujuan perusahaan.
Tugas Manjer Akuntansi dan Manajer Keuangan
Manajer Akuntansi (Controller) Manajer Keuangan (Treasurer)
Merecanakan pengendalian Merencanakan sumber pembiayaan
Menyajikan laporan keuangan Menyajikan program kerja keuangan
Mengatur administrasi perpajakan Mengatur urusan perbankan
Mengelola informasi akuntansi Mengelola sumber dan penggunaan dana
Mengelola administrasi harta, utang, dan modal Mengelola investasi
Akuntansi Keuangan dan Akunatnsi Manajemen
Dalam kegiatan bisnis, modal yang diperoleh dari luar dan dalam perusahaan. modal yang berasal dari
luar perusahaan yaitu dari pemilik dan dari kreditur, sedangkan modal yang berasal dari dalam
perusahaan yaitu dari laba, penyusutan harta tetap, dan dari amortisasi biaya-biaya yang ditangguhkan.
Kedua sumber modal itu membutuhkan informasi akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.
Akuntansi keuangan menitikberatkan pada pelaporan transaksi bisnis untuk kepentingan
eksternal (pemegang saham, kreditur, pemerintah). Sedangkan akuntansi manajemen menitik beratkan
pada pelaporan transaksi bisnis untuk kepentingan manajemen perusahaan. maka akuntanis keuangan
disebut “Akuntansi Ekstrenal” dan akuntansi manajemen disebut “ Akuntansi Internal”.
Setiap level manajer membutuhkan informasi akuntansi manajemen pada setiap saat. Maka
semua level manjaer harus mengetahui dan memahami proses dan sistem akuntansi agar mereka
mudah membaca dan memahami informasi akuntansi. Teknik pemahaman informasi akuntansi akan
lebih mudah jika dipahami lebih dulu siklus operasi perusahaan secara fisik dan keuangan yang
melahirkan informasi tentang harta lancar (current assets), harta tetap (fixed assets), harta tidak
berwujud (intangible assets), harta keuangan (financial assets), dan harta real (real ssets), kewajiban
lancar (current liability), utang jangka panjang (long termi debt), modal sendiri (equity), laba,
pendapatan (revenue), biaya (cost), dan beban (expenses).
Laporan laba rugi di atas dapat dikembangkan menjadi untuk kepentingna intern perusahaan atau untuk
kepentingan pengaambilan keputusan manajemen. Jika diketahui bahwa 60% biaya operasi adalah biaya
variabel dan sisanya merupakan biaya tetap maka laporan laba rugi dapat disajikan berikut ini:
Jika diketahui bahwa besarnya depresiasi dan amortisasi adalah Rp 1000 (2001) dan Rp 1100 (2002),
mak aperhitungan laba rugi di atas dapat dikembangkan mnejadi perhitungna laba rugi untuk
kepentingan internal manajemen yaitu untuk membuat perencanaan investasi (capital budgeting).
Utang dagang
Utang wesel
Utang biaya
Jumlah utang lancar
Utang jangka panjang
Modal saham
Laba ditahan
Jumlah utang dan modal
Jumlah SD dan PD
Informasi:
Semua penggunaan dana dapat ditelusuri dari mana sumbernya, sehingga manajemen dapat
menetapkan kebijakan keuangan yang lebih baik.
Informasi kauntansi manajemen memegang peranan penting dalam pembuatan budget fleksibel
dan budget statis. Budget tersebut sebagai pedoman pelaksanaan kerja dan pedoman pengendalian.
Budget tersebut harus disesuaikan dengan perubahan kondisi bisnis, ekonomi, sosial, dan perubahan
kondisi politik. Oleh sebab itu para manajer tidk boleh terpaku pada budget. Mereka harus mampu
mengadakan penyesuaian mata anggarannya dengan perubahan baik perubaan kondisi internal maupun
perubahan kondisi eksternal.