Intensive Care Unit (Icu) Intensive Care Unit (Icu)
Intensive Care Unit (Icu) Intensive Care Unit (Icu)
Pembimbing :
Dr. Sabur, SpAn
Dr. Ade, SpAn
Dr. Ucu, SpAn
Disusun oleh :
Devina Pangastuti
03010079
JAKARTA, 2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan referat dengan judul “Intensive Care Unit
(ICU)” ini dengan baik dan selesai tepat waktu. Penulisan referat ini bertujuan untuk
memenuhi sebagian syarat kelulusan kepaniteraan klinik ilmu anestesi di RSUD
Karawang.
Selesainya referat ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan referat ini hingga selesai, terutama kepada dr.
Sabur, SpAn, dr. Ade, SpAn, dan dr. Ucu, SpAn selaku dokter pembimbing dan
konsulen anestesi di RSUD Karawang yang telah membimbing dan memberikan
masukan dalam penyusunan referat ini. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman sejawat serta pihak-pihak lain yang telah membantu dalam
penyusunan referat ini yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa referat ini belum sempurna, oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan referat ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dan semoga referat ini dapat bermanfaat serta
menjadi bahan masukan bagi dunia pendidikan.
Penulis,
Devina Pangastuti
03010079
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat ini, ICU modern tidak terbatas menangani pasien pasca bedah atau
ventilasi mekanis saja, namun telah menjadi cabang ilmu sendiri yaitu Intensive Care
Medicine. Ruang lingkup pelayanannya meliputi dukungan fungsi organ-organ vital
seperti pernapasan, kardiosirkulasi, susunan saraf pusat, ginjal dan lain-lainnya, baik
pada pasien dewasa atau pasien anak.3
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri,
dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk
observasi, perawatan, dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera, atau
penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan
prognosis dubia. ICU menyediakan kemampuan dan sarana prasarana serta peralatan
khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan keterampilan staf
medik, perawat, dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-
keadaan tersebut.1
5
2.3 Indikasi pasien ICU
Pasien yang dirawat di ICU adalah pasien yang memerlukan intervensi medis
segera oleh tim intensive care, pasien yang memerlukan pengelolaan fungsi sistem
organ tubuh secara terkoordinasi dan berkelanjutan sehingga dapat dilakukan
pengawasan yang konstan, serta pasien kritis yang memerlukan pengawasan kontinyu
dan tindakan segera untuk mencegah timbulnya dekompensasi fisiologis. 1 Pada
dasarnya pasien yang dirawat di ICU adalah pasi en dengan gangguan akut yang masih
diharapkan pulih kembali, mengingat ICU adalah tempat perawatan yang memerlukan
biaya tinggi dilihat dari segi peralatan dan tenaga yang khusus. 3
Apabila sarana dan prasarana ICU di suatu rumah sakit terbatas, sedangkan
kebutuhan pelayanan ICU meningkat, maka diperlukan mekanisme untuk membuat
prioritas. Kepala ICU bertanggung jawab atas kesesuaian indikasi perawatan pasien di
ICU. Pasien yang memerlukan terapi intensif (prioritas 1) didahulukan dibandingkan
pasien yang memerlukan pemantauan intensif (prioritas 3). Penilaian objektif atas
beratnya penyakit dan prognosis hendaknya digunakan untuk menentukan prioritas
masuk ke ICU.1,2,3
Prioritas 1
Kelompok ini merupakan pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan
terapi intensif dan tertitrasi, seperti : dukungan/bantuan ventilasi dan alat bantu
suportif organ atau sistem yang lain, infus obat-obat vasoaktif, obat anti aritmia, serta
pengobatan lain-lainnya secara kontinyu dan tertitrasi. Contoh pasien kelompok ini
antara lain : pasien pasca bedah kardiotorasik, pasien sepsis berat, serta gangguan
keseimbangan asam basa dan elektrolit yang mengancam nyawa. Terapi pada pasien
prioritas 1 (satu), umumnya tidak mempunyai batas.
Prioritas 2
6
penderita penyakit dasar jantung-paru, gagal ginjal akut dan berat atau yang telah
mengalami pembedahan mayor. Terapi pada pasien prioritas 2 tidak mempunyai
batas, karena kondisi mediknya senantiasa berubah.
Prioritas 3
Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidak stabil status
kesehatan sebelumnya (penyakit yang mendasarinya) secara sendirian atau kombinasi.
Kemungkinan sembuh dan atau manfaat terapi di ICU pada golongan ini sangat kecil.
Contoh pasien ini antara lain pasien dengan keganasan metastatik disertai penyulit
infeksi, pericardial tamponade, sumbatan jalan napas, atau pasien penyakit jantung,
penyakit paru terminal disertai komplikasi penyakit akut berat. Pengelolaan pada
pasien golongan ini hanya untuk mengatasi kegawatan akutnya saja, dan usaha terapi
mungkin tidak sampai melakukan intubasi atau resusitasi jantung paru.
Pengecualian
Dengan pertimbangan luar biasa dan atas persetujuan kepala ICU, indikasi
masuk pada beberapa golongan pasien dapat dikecualikan, dengan catatan bahwa
pasien-pasien golongan demikian sewaktu-waktu harus bisa dikeluarkan dari ICU
agar fasilitas ICU dapat digunakan untuk pasien prioritas 1, 2, dan 3. Pasien yang
tergolong demikian adalah :
a. Pasien yang memenuhi kriteria masuk tetapi menolak terapi tunjangan hidup
yang agresif dan hanya demi “perawatan yang aman” saja. Ini ti dak
menyingkirkan pasien dengan perintah “DNR ( Do Not Resuscitate)”.
Sebenarnya pasien-pasien ini mungkin mendapat manfaat dari tunjangan
canggih yang tersedia di ICU untuk meningkatkan kemungkinan survivalnya.
7
2.4 Indikasi keluar ICU
b. Bila pada pemantauan intensif ternyata hasilnya tidak memerlukan tindakan
atau terapi intensif lebih lama
c. Pasien atau keluarga menolak untuk dirawat lebih lanjut di ICU (keluar
paksa).
d. Pasien hanya memerlukan observasi secara intensif saja, sedangkan ada pasien
lain yang lebih gawat yang memerlukan terapi dan observasi yang lebih
intensif. Pasien seperti ini hendaknya di usahakan pindah ke ruangan yang
khusus untuk pemantauan secara intensif yaitu HCU. 3,4,5
1. ICU primer
Ruang tersendiri, letak dekat ruang kamar bedah, IRD & ruang rawat
lainnya
Memiliki persyaratan / kriteria pasien yang masuk dan keluar
Memiliki seorang anestesiologi sebagai kepala
8
Dokter jaga 24 jam dengan kemampuan RJP
Ada konsulen yang membantu dan siap dipanggil
Memiliki 25% jumlah perawat yang telah memiliki sertifikat ICU,
minimal satu orang per shift
Mampu melayani pemeriksaan laboratorium tertentu, rontgen untuk
kemudahan diagnostik selama 24 jam
2. ICU sekunder
Ruang tersendiri, letak dekat ruang kamar bedah, IRD & ruang rawat
lainnya
Memiliki persyaratan / kriteria pasien yang masuk dan keluar
Memiliki seorang kepala ICU yaitu dokter konsultan intensive care
atau bila tidak tersedia oleh dokter spesialis anestesiologi
Dokter jaga 24 jam dengan kemampuan RJP
Tenaga keperawatan lebih dari 50% bersertifikat ICU & minimal
berpengalaman kerja di unit penyakit dalam & penyakit bedah selama
3 tahun
Mampu melakukan bantuan ventilasi, melakukan pemantauan invasif
dan usaha-usaha penunjang hidup
Mampu melayani pemeriksaan laboratorium tertentu, rontgen untuk
kemudahan diagnostik selama 24 jam
Memiliki ruang isolasi
3. ICU tersier
9
Memiliki persyaratan / kriteria pasien yang masuk dan keluar
Memiliki dokter spesialis dan sub spesialis yang dapat dipanggil setiap
saat bila diperlukan
Dikelola oleh ahli anestesiologi konsultan perawatan intensif atau
dokter ahli konsultan lainnya, yang bertanggung jawab penuh.
Dokter jaga yang mampu melakukan RJP
Tenaga perawat lebih dari 75% bersertifikat ICU & berpengalaman
pada ruang penyakit dalam & bedah selama 3 tahun
Mampu melayani pemeriksaan laboratorium tertentu, rontgen untuk
kemudahan diagnostik selama 24 jam
Memiliki paling sedikit 1 orang yang mampu mendidik medis dan
perawat agar memberikan pelayanan yang optimal pada pasien.
Memiliki staf tambahan tenaga administrasi , tenaga rekam medik,
tenaga ilmiah dan penelitian. 4
KEMAMPUAN PELAYANAN
No. PRIMER SEKUNDER TERSIER
1. Resusitasi jantung paru Resusitasi jantung paru Resusitasi jantung paru
Pengelolaan jalan Pengelolaan jalan Pengelolaan jalan
napas, termasuk napas, termasuk napas, termasuk
2.
intubasi trakeal dan intubasi trakeal dan intubasi trakeal dan
ventilasi mekanik ventilasi mekanik ventilasi mekanik
3. Terapi oksigen Terapi oksigen Terapi oksigen
Pemasangan kateter
Pemasangan kateter Pemasangan kateter vena sentral, arteri,
4.
vena sentral vena sentral dan arteri Swan Ganz dan ICP
monitor
Pemantauan EKG, Pemantauan EKG, Pemantauan EKG,
5. pulsoksimetri dan pulsoksimetri, tekanan pulsoksimetri, tekanan
tekanan darah non darah non invasive dan darah non invasive dan
10
invasive invasive invasive, Swan Ganz
dan ICP serta ECHO
monitor
Pelaksanaan terapi Pelaksanaan terapi Pelaksanaan terapi
6.
secara titrasi secara titrasi secara titrasi
Pemberan nutrisi Pemberan nutrisi Pemberan nutrisi
7.
enteral dan parenteral enteral dan parenteral enteral dan parenteral
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan
laboratorium khusus laboratorium khusus laboratorium khusus
8.
dengan cepat dan dengan cepat dan dengan cepat dan
menyeluruh menyeluruh menyeluruh
Memberikan tunjangan Memberikan tunjangan Memberikan tunjangan
fungsi vital dengan alat fungsi vital dengan alat fungsi vital dengan alat
9. – alat portable selama – alat portable selama – alat portable selama
transportasi pasien transportasi pasien transportasi pasien
gawat gawat gawat
Kemampuan Kemampuan Kemampuan
10. melakukan fisioterapi melakukan fisioterapi melakukan fisioterapi
dada dada dada
Melakukan prosedur Melakukan prosedur
11. -
isolasi isolasi
Melakukan Melakukan
12. - hemodialisis intermiten hemodialisis intermiten
dan kontinyu dan kontinyu
Tabel 1. Perbedaan pelayanan ICU primer, sekunder, dan tersier
Ruang ICU di sebuah rumah sakit harus memenuhi beberapa syarat sebagai
berikut :
Letaknya di sentral rumah sakit dan dekat dengan kamar bedah serta kamar pulih
sadar (recovery room).
11
Suhu ruangan diusahakan 22-25°C dan nyaman.
Ruangan tertutup dan tidak terkontaminasi dari luar.
Merupakan ruangan aseptik dan antiseptik dengan dibatasi kaca-kaca.
Kapasitas tempat tidur dilengkapi alat-alat khusus.
Tempat tidur harus yang beroda dan dapat diubah dengan segala posisi.
Petugas maupun pengunjung memakai pakaian khusus bila memasuki ruangan
isolasi.
Tempat dokter dan perawat harus sedemikian rupa sehingga mudah untuk
mengobservasi pasien.
Pelayanan ICU yang memadai ditentukan berdasarkan desain yang baik dan
pengaturan ruang yang adekuat. Desain berdasarkan klasifikasi pelayanan di ICU
yaitu :3
12
2.7 Jenis-jenis ICU
Adapun beberapa jenis ICU yang sudah masyarakat kenal, berikut ini akan
dijelaskan lebih lanjut mengenai masing-masing jenis ICU. 6,7
NICU adalah unit perawatan intensif yang khusus merawat bayi baru lahir
yang sakit atau prematur.
PICU adalah unit perawatan intensif yang khusus merawat bayi yang sakit
kritis, anak-anak, dan remaja.
PACU adalah unit perawatan intensif pasca operasi dan stabilisasi pasien
setelah operasi bedah dan anestesi. Pasien biasanya berada dalam PACU untuk
waktu terbatas dan harus memenuhi kriteria sebelum ditransfer kembali ke
bangsal.
13
BAB III
KESIMPULAN
Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri,
dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk
observasi, perawatan, dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera, atau
penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan
prognosis dubia. Tujuan perawatan pasien di ICU yaitu untuk memberikan perawatan
yang intensif untuk menyelamatkan kehidupan pasien, mencegah perburukan dan
komplikasi dengan cara observasi dan monitoring , meningkatkan kualitas hidup dan
mempertahankan kehidupan pasien, mengoptimalkan fungsi organ, mengurangi angka
kematian serta mempercepat proses penyembuhan pasien
Pada dasarnya pasien yang dirawat di ICU adalah pasien dengan gangguan
akut yang masih diharapkan pulih kembali, mengingat ICU adalah tempat perawatan
yang memerlukan biaya tinggi dilihat dari segi peralatan dan tenaga yang khusus.
Apabila sarana dan prasarana ICU di suatu rumah sakit terbatas, sedangkan kebutuhan
pelayanan ICU meningkat, maka diperlukan mekanisme untuk membuat prioritas.
14
DAFTAR PUSTAKA
15