Anda di halaman 1dari 39

EVALUASI KINERJA KAPAL PENUMPANG

DERMAGA JAMRUD UTARA DI PELABUHAN


TANJUNG PERAK SURABAYA

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

Disusun Oleh :

MUHAMMAD RIZKI MANDIRI

051001400114

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena alas rahmat dan karunia-Nya
saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya. Tugas Akhir ini
yang berjudul "EVALUASI KINERJA KAPAL PENUMPANG DERMAGA
JAMRUD UTARA DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA"
merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan sarjana
strata satu (S-1) Telcnik Sipil di Universitas Trisakti.
Pada kesempatan kali ini, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu saya menyelesaikan 'I'ugas Akhir baik secara
langsung maupun tidak langsung, khususnya kepada :
1. Allah SWT, karena dengan rahmat dan nikmat-Nya saya dapat
menyelesaikan Tugas Akhir.
2. Kedua orang tua saya, Bapak Mukhlis dan Ibu Sri Setyasuci yang telah
memberikan doa, semangat, serta dukungannya baik moral dan materi.
3. Bapak Ir. Suwandi Saputro, MSc. Selaku dosen pembimbing Tugas Akhir
yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingannya hingga
Tugas akhir ini dapat diselesaikan dengann balk.
4. Ibu Ir. Sih Andayani, Dipl.He. selaku ketua jurusan Teknik Sipil dan
Perencanaan Universitas Trisakti.
5. Ibu Christina Sari, SPd, MT, selaku koordinator Tugas Akhir.
6. Bapak Tohir, selaku Kepala Syahbandar Pelabuhan Tanjung Perak
Surabaya yang memberikan informasi mengenai dermaga dan kapal.
7. Bapak Niko, selaku staff Otoritas Pelabuhan Utama Pelabuhan Tanjung
Perak Surabaya.
8. Teman-teman seperjuangan sipil Angkatan 2014 dan 2017 yang selalu ada
untuk memberi semangat, hiburan, kebersamaan, dan semua kenangan
yang tidak terlupakan.
9. Seluruh pihak yang terlah membantu dalam proses penulisan tugas akhir
ini yang tidak dapat disebutkan satu-satu.

1
Dengan segala ucapan syukur dan kerendahan hati, saya harap semoga
tugas akhir ini kelak bisa menjadi pedoman dan bermanfaat dalam bidang
transportasi khususnya transportasi laut.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................v
DAFTAR TABEL............................................................................................vi
DAFTAR NOTASI.........................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................viii
BAB I.................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................3
1.5 Batasan Masalah..................................................................................4
BAB II...............................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................5
2.1 Tinjauan Umum...................................................................................5
2.1.1 Definisi Pelabuhan........................................................................5
2.1.2 Fungsi pelabuhan.........................................................................5
2.1.3 Jenis-jenis pelabuhan...................................................................7
2.2 Persyaratan dan Perlengkapan Pada Pelabuhan..............................8
2.3 Bangunan dan Fasilitas Pelabuhan....................................................9
2.3.1 Fasilitas Penghubung...................................................................9
2.3.2 Fasilitas Sandar..........................................................................10
2.3.3 Fasilitas Pokok............................................................................12
2.4 Moda Angkutan Laut........................................................................12
2.5 Indikator Kinerja Pelabuhan............................................................13
2.5.1 Jenis Barang di Dermaga...........................................................13
2.5.2 Ukuran Kapal.............................................................................13
2.5.3 Produktifitas kerja untuk bongkar/muat.................................14
2.5.4 Jumlah Gang yang Bekerja.......................................................14
2.5.6 Panjang Dermaga.......................................................................15

3
2.5.7 Hari Kerja Efektif per Tahun....................................................15
2.5.8 Cadangan Waktu Untuk Tidak Bekerja Selama Kapal
Bersandar....................................................................................15
2.6 Pelayanan Kapal................................................................................15
2.7 Kerangka Berpikir.............................................................................17
BAB III............................................................................................................19
METODE PENELITIAN..............................................................................19
3.1 Lokasi Pelabuhan...............................................................................19
3.1.1 Lokasi Dermaga Jamrud Utara................................................19
3.2 Spesifikasi Dermaga...........................................................................20
3.2.1 Tipe Dermaga..............................................................................20
3.2.2 Jenis dan Dimensi Kapal...........................................................20
3.3 Pengumpulan Data.............................................................................21
3.3.1 Data Primer.................................................................................21
3.3.2 Data Sekunder............................................................................22
3.4 Metode Pengolahan Data..................................................................22
3.5 Nilai Berth Occupancy Ratio (BOR)................................................25
3.6 Prosedur Penelitian............................................................................26

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Layout Pelabuhan Tanjung Perak

Gambar 2.1 Movable Bridge

Gambar 2.2 Access Bridge

Gambar 2.3 Dermaga Jamrud Utara

Gambar 2.4 Fender

Gambar 2.5 Bolder

Gambar 2.6 Peta Alur Pelayaran Barat Surabaya

Gambar 2.7 Kegiatan Bongkar Muat Kendaraan

Gambar 2.8 Proses Waktu Kapal Bertambat

Gambar 3.1 Layout Terminal Jamrud Utara

Gambar 3.2 Quay wall

5
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Dimensi Kapal Pelabuhan Tanjung Perak

6
DAFTAR NOTASI

AP = Aproach Time

BOR = Berth Occupancy Ratio

BT = Berthing Time

DPL = Displacement Tonnage

DWT = Displacement Tonnage Loaded

ET = Effective Time

GRT = Gross Register Tons

IT = Idle Time

Loa = Length Overall (Panjang total)

Lpp = Length Between Perpendiculars (Panjang garis air)

NOT = Not Operation Time

NRT = Netto Register Tons

PT = Postpone Time

St = service time (jam/hari)

TRT = Turn Round Time

Vs = jumlah kapal yang dilayani (unit/tahun)

Waktu efektif = jumlah hari dalam setahun

WT = Waiting Time

n = jumlah tambatan

7
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Layout Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya29

Lampiran 2 Layout Dermaga Jamrud Utara30

8
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan/maritim yang dua pertiga


wilayahnya adalah perairan dan terletak pada lokasi yang strategis karena berada
dipersinggahan rute perdagangan dunia. Sebagai negara kepulauan, peran
pelabuhan sangat vital dalam perekonomian Indonesia. Kehadiran pelabuhan yang
memadai berperan besar dalam menunjang mobilitas barang dan manusia di
negeri ini. Pelabuhan menjadi sarana paling penting untuk menghubungkan antar
pulau maupun antar negara dan pengembangan perekonomian wilayah. Pelabuhan
merupakan bagian dari mata rantai transportasi laut, dan memiliki fungsi sebagai
tempat pertemuan (interface) antar dua angkutan atau berbagai kepentingan yang
saling terkait. Hal ini membawa konsekuensi terhadap pengelolaan segmen usaha
pelabuhan tersebut agar pengoperasiannya dapat dilakukan secara efektif, efisien
dan profesional sehingga pelayanana pelabuhan menjadi lancar, aman, dan cepat
dengan biaya yang terjangkau. Pada dasarnya pelayanan yang diberikan oleh
pelabuhan adalah pelayanan terhadap kapal, dan pelayanan terhadap muatan
(barang dan penumpang).

Pelabuhan mempunyai fungsi yang sangat vital bagi aktivitas perdagangan


dan transportasi laut. Kapal-kapal yang masuk ke pelabuhan cenderung meningkat
tiap tahunnya baik yang datang dari dalam negeri maupun luar negeri

Dengan kondisi pertumbuhan arus barang dan petikemas yang selalu


meningkat baik untuk tujuan domestik maupun kegiatan perdagangan
internasional, maka tuntutan terhadap peningkatan kualitas pelayanan jasa
kepelabuhananan mengharuskannya untuk diantisipasi dengan menyusun
kerangka dasar rencana pengembangan dan pembangunan fasilitas kepelabuhanan

1
untuk melayani kepentingan umum dalam wujud Rencana Induk (Master Plan)
pelabuhan. Dengan kondisi terbatasnya areal pengembangan di sekitar Pelabuhan
Tanjung Perak dan Gresik yang ada saat ini, maka dipandang perlu untuk disusun
suatu Rencana Induk Tanjung Perak dan sekitarnya secara terintegrasi untuk
kurun waktu 5 tahun ke depan dengan mempertimbangkan keselarasan dalam pola
perencanaan operasi di samping mengantisipasi dampak otonomi daerah terhadap
pengelolaan pelabuhan yang berada di Kota Surabaya.

Gambar 1.1 Layout Pelabuhan Tanjung Perak

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan
masalah pada perancangan ini adalah :
1. Bagaimana prediksi peramalan arus kunjungan kapal penumpang untuk 5
tahun mendatang?
2. Apakah tingkat kinerja Dermaga Jamrud Utara masih memenuhi standard
yang telah ditentukan untuk pelayanan penumpang pada 5 tahun
mendatang?
3. Bagaimana solusi yang dilakukan untuk mengatasi apabila dermaga
tersebut tidak memenuhi standard yang diperlukan?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan hal-hal sebagai berikut:
1. Mengevaluasi kinerja pelayanan kapal penumpang yang ada di Pelabuhan
Tanjung Perak untuk 5 (lima) tahun mendatang untuk meningkatkan
kualitas pelayanan untuk mengantisipasi pertumbuhan aktifitas pada
Pelabuhan Tanjung Perak dengan menggunakan program SPSS (Statistical
Product and Service Solution)
2. Menilai BOR (Berth Occupancy Ratio) pada dermaga 1 untuk 5 tahun
mendatang

1.4 Manfaat Penelitian


Dengan hasil mengevaluasi kinerja pelayanan kapal penumpang,
diharapkan memperoleh manfaat sebagai berikut:
1. Menambah wawasan ilmu pengetahuan kepada pembaca tentang analisis
kinerja pelayanan kapal penumpang di Pelabuhan Tanjung Perak
2. Mengidentifikasi pertumbuhan arus kapal dan arus penumpang dalam 5
tahun kedepan, sebgai acuan / referensi untuk dilakuakn tindakan-tindakan
pengembangan dalam melakukan aktifitas pelayanan penumpang
3. Dapat memberikan sumbangan pemikiran dan rekomendasi untuk Otoritas
Pelabuhan Tanjung Perak dalam rencana pengembangan dan perancangan
pembangunan Pelabuhan Tanjung Perak

1.5 Batasan Masalah


1. Lokasi yang di tinjau dermaga Jamrud Utara Pelabuhan Tanjung Perak

3
2. Perhitungan BOR (Berth Occupancy Ratio) dihitung dengan data yang
diperoleh dari Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak
3. Untuk menghitung BOR (Berth Occupancy Ratio) 5 tahun mendatang,
digunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution)
4. Tidak melakukan perhitungan struktur dermaga
5. Tidak melakukan perhitungan biaya operasional

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum


2.1.1 Definisi Pelabuhan
Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai,
atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo
maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang
dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapal yang
berlabuh. Crane dan gudang berpendingin juga disediakan oleh pihak
pengelola maupun pihak swasta yang berkepentingan. Sering pula
disekitarnya dibangun fasilitas penunjang seperti pengalengan dan pemrosesan
barang. Peraturan Pemerintah RI No.69 Tahun 2001 mengatur tentang
pelabuhan dan fungsi serta penyelengaraannya. Pelabuhan juga dapat di
definisikan sebagai daerah perairan yang terlindung dari gelombang laut dan
di lengkapi dengan fasilitas terminal meliputi :

 dermaga, tempat di mana kapal dapat bertambat untuk bongkar


muat barang.

 crane, untuk melaksanakan kegiatan bongkar muat barang.

 gudang laut (transito), tempat untuk menyimpan muatan dari


kapal atau yang akan di pindah ke kapal.

Pelabuhan juga merupakan suatu pintu gerbang untuk masuk ke


suatu daerah tertentu dan sebagai prasarana penghubung antar daerah,
antar pulau, bahkan antar Negara.

2.1.2 Fungsi pelabuhan

Dalam hal ini ada 4 fungsi pelabuhan


1. Gateway (pintu gerbang)
2. Link (mata rantai)
3. Interface (antar muka)

5
4. Industrial Entity

Saya akan menjelaskan satu persatu dari 4 fungsi pelabuhan


tersebut.
1. Gateway (pintu gerbang), pelabuhan berfungsi sebagai pintu yang
di lalui orang dan barang ke dalam maupun ke luar pelabuhan
yang bersangkutan. Disebut sebagai pintu karenan pelabuhan
adalah jaran atau area resmi bagi lalu lintas perdagangan. Masuk
dan keluarnya barang harus melalui prosedur kepabeanan dan
kekarantinaan, jadi ada proses yang sudah tertata di pelabuhan.
Dan jika lewat di luar jalan resmi itu tidak dibenarkan.
2. Link (mata rantai), keberadaan pelabuhan pada hakikatnya
memfasilitasi pemindahan barang muatan antara moda
transportasi darat (inland transport) dan moda transportasi laut
(maritime transport) menyalurkan barang masuk dan keluar
daerah pabean secepat dan seefisien mungkin. Fungsinya
sebagai link ini terdapat setidaknya ada tiga unsure penting, yaitu :
a. Meyalurkan atau memindahkan barang muatan dari kapal ke
truk.
b. Operasi pemindahan berlangsung cepat artinya minimum
delay
c. Efisien dalam arti biaya

3. Interface (tatap muka), yang di maksud interface di sini adalah


dalam arus distribusi suatu barang mau tidak mau harus melewati
area pelabuhan dua kali, yakni satu kali di pelabuhan muat dan
satu kali di pelabuhan bongkar. Dalam kegiatan tersebut pastinya
membutuhkan peralatan mekanis maupun non mekanis. Peralatan
untuk memindahkan muatan menjembatani kapal dengan truk atau
kereta api atau truk dengan kapal. Pada kegiatan tersebut fungsi
pelabuhan adalah antar muka (Interface).

6
4. Industry Entity, dalam industry entity ini jika pelabuhan yang
diselenggarakan secara baik akan bertumbuh dan akan
mengembangkan bidang usaha lain, sehingga area pelabuhan
menjadi zona industry terkait dengan kepelabuhanan, diantaranya
akan tumbuh perusahaan pelayaran yang bergerak di bidang,
keagenan, pergudangan, PBM, truking, dan lain sebagainya.

2.1.3 Jenis-jenis pelabuhan


1. Pelabuhan Barang
Di pelabuhan ini terjadi perpindahan moda transportasi, yaitu dari
angkatan laut ke angkutan darat dan sebaliknya. Barang di bongkar
dari kapal dan diturunkan di dermaga. Selanjutnya barang tersebut
diangkut langsung dengan menggunakan truk atau kereta api ke
tempat tujuan, atau disimpan di gudang atau lapangan penumpukan
terbuka sebelum di kirim ke tempat tujuan. Demikian pula
sebalinya barang-barang dari pengiriman ditempatkan di gudang
atau lapangan penumpukan sebelum dimuat ke kapal dan diangkut
ke pelabuhan tujuan.
2. Pelabuhan Penumpang
Pelabuhan /terminal penumpang digunakan oleh orang-orang yang
bepergian dengan menggunakan kapal penumpang. Terminal
penumpang dilengkapi dengan statiun penumpang yang melayani
segala kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan orang yang
berpergian, seperti ruang tunggu, kantor maskapai pelayaran,
tempat penjualan tiket, mushala, toilet, kantor imigrasi, kantor bea
cukai, keamanan, direksi pelabuhan, dan sebagainya. Barang-
barang yang perlu dibongkar muat tidak begitu banyak, sehingga
gudang barang tidak perlu besar. Untuk kelancaran masuk
keluarnya penumpang barang, sebaiknya jalan masuk/keluar
dipisahkan. Penumpang melalui lantai atas dengan menggunakan
jembatan langsung ke kapal, sedang barang-barang melalui
dermaga. Pada pelabuhan dengan tinggi pasang surut besar, dibuat

7
jembatan apung yang digunakan oleh penumpang untuk masuk ke
kapal dan sebaliknya.

3. Pelabuhan ikan

Pelabuhan ikan menyediakan tempat bagi kapal-kapal ikan untuk


melakukan kegiatan penangkapan ikan dan memberikan pelayanan
yang diperlukan. Berbeda dengan pelabuhan umum dimana semua
kegiatan seperti bongkar muat barang, pengisian perbekalan,
perawatan dan perbaikan ringan yang dilakukan di dermaga sama,
pada pelabuhan ikan sarana dermaga disediakan secara terpisah
untuk berbagai kegiatan. Hal ini mengingat bahwa hasil tangkapan
ikan adalah produk yang mudah busuk sehingga perlu penangan
secara cepat. Di samping itu jumlah kapal yang berlabuh di
pelabuhan bisa cukup banyak sehingga penggunaan fasilitas
pelabuhan, terutama dermaga harus dilakukan seefisien mungkin.
Pelabuhan ikan dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk
mendukung kegiatan penangkapan ikan dan kegiatan-kegiatan
pendukungnya, seperti pemecah gelombang, kantor pelabuhan,
dermaga, tempat pelelangan ikan (TPI), tangki air, tangki BBM,
pabrik es, ruang pendingin, tempat pelayanan/perbaikan kapal, dan
tempat penjemuran jala.

2.2 Persyaratan dan Perlengkapan Pada Pelabuhan


Untuk memberi pelayanan yang baik maka pelabuhan harus memenuhi
beberapa persyaratan, diantaranya sebagai berikut :
1. Harus ada hubungan yang mudah antar tranportasi air dan darat sepeti
jalan raya dan kereta api.agar barang barang dapat diangkut dari dan ke
pelabuhan dengan mudah dan cepat.
2. Pelabuhan berada disuatu lakosi yang mempunyai daerah belakang(daerah
pengaruh) subur dengan populasi penduduk yang cukup padat.
3. Pelabuhan harus mempunyai kedalaman air dan lebar alur yang cukup.

8
4. Kapal-kapal yang mencapai pelabuhan herus mampu membuang sauh
selama menunggu merapat ke dermaga.
5. Pelabuhan harus mampunyai fasilitas bongkar muat barang(kran, dsb) dan
gudang-gudang penyimpanan barang.
6. Pelabuhan harus mempunyai fasilitas untuk meresparasi kapal-kapal.

2.3 Bangunan dan Fasilitas Pelabuhan


Fasilitas dan bangunan yang pada biasanya ada pada suatu pelabuhan
mencakup :
2.3.1 Fasilitas Penghubung
a. Movable Bridge
Movable Bridge berfungsi sebagai penghubung antara dermaga dan
kapal sebagai akses masuk kapal untuk kendaraan bermotor

Gambar 2.1 Movable Bridge


b. Access Bridge
Access Bridge berfungsi sebagai akses penumpang menuju ke
terminal

Gambar 2.2 Access Bridge


2.3.2 Fasilitas Sandar
a. Dermaga

9
Dermaga adalah tempat kapal ditambatkan di pelabuhan. Dermaga
adalah juga tempat berlangsungnya kegiatan bongkar
muat barang dan naik turunnya orang atau penumpang dari dan ke
atas kapal.

Gambar 2.3 Dermaga Jamrud Utara


b. Fender
Fender adalah bumper yang digunakan untuk meredam benturan
yang terjadi pada saat kapal akan merapat ke dermaga atau pada
saat kapal yang sedang ditambatkan tergoyang oleh gelombang
atau arus yang terjadi di pelabuhan. Untuk mampu melakukan
peredaman, fender biasanya memiliki daya serap energi yang
tinggi dan gaya reaksi yang rendah.

Gambar 2.4 Fender


c. Bolder

10
Bolder adalah perangkat pelabuhan untuk menambatkan (tambat)
kapal di dermaga atau perangkat untuk mengikatkan tali di kapal.
Bolder biasanya terbuat dari besi cor dan diangker/ ditanamkan
pada fondasi dermaga sehingga mampu untuk menahan gaya yang
bekerja pada penambatan kapal di dermaga, sedang bolder yang
ditempatkan dikapal biasanya sepasang untuk melilitkan tali
dikapal pada kedua bolder. Tali dililitkan sedemikian sehingga
dapat menahan gaya yang bekerja pada tali tetapi tetap mudah
untuk dibuka oleh awak kapal.

Gambar 2.5 Bolder

2.3.3 Fasilitas Pokok


a. Alur Pelayaran
Alur pelayaran adalah perairan yang dari segi kedalaman, lebar,
dan bebas hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan
selamat untuk dilayari oleh kapal di laut, sungai atau danau. Alur
pelayaran dicantumkan dalam peta laut dan buku petunjuk-
pelayaran serta diumumkan oleh instansi yang berwenang.

11
Gambar 2.6 Peta Alur Pelayaran Barat Surabaya
b. Kolam Pelabuhan
Kolam pelabuhan adalah lokasi tempat dimana kapal berlabuh,
berolah gerak, melakukan aktivitas bongkar muat, mengisi
perbekalan yang terlindung dari ombak dan mempunyai
kedalaman yang cukup untuk kapal yang beroperasi
dipelabuhan itu.

2.4 Moda Angkutan Laut


a. Kapal
1. Kapal Barang / Kargo
2. Kapal Minyak

b. Feri
Kapal feri atau kapal penyeberangan adalah sebuah kapal transportasi jarak dekat.
Feri mempunyai peranan penting dalam sistem pengangkutan bagi banyak kota
pesisir pantai, membuat transit langsung antar kedua tujuan dengan biaya lebih
kecil dibandingkan jembatan atau terowong.

2.5 Indikator Kinerja Pelabuhan


Kinerja pelabuhan dipengatuhi oleh Berth Occupancy Ratio (BOR) atau
tingkat pemakaian dermaga, yaitu perbandingan antara jumlah waktu
pemakaian tiap dermaga yang tersedia dengan jumlah waktu yang tersedia
selama satu periode (bulan/tahun) yang dinyatakan dalam persentase Berth
Occupancy Ratio (BOR) dihitung untuk tnasing-masing dermaga, dan nilainya
tergantung pada beberapa parameter berikut:

12
2.5.1 Jenis Barang di Dermaga
Pelabuhan melayani berbagai jenis muatan/barang yang diangkut
melalui laut, yang bisa berupa muatan barang potongan (general
cargo), muatan peti kemas, muatan curah dan curah cair. Pada
pelabuhan besar seperti Tanjung Priok, pelayanan berbagai jenis
muatan tersebut dilakukan secara terpisah. Sedangkan pada pelabuhan
yang tidak sebesar pelabuhan Tanjung Priok, maks pelayanan jenis
muatan dilayani dala satu tingkat pelayanan yang lebih baik karena
fasilitas bongkar muat dan tenaga kerja memang khusus melayani jenis
muatan tersebut.

2.5.2 Ukuran Kapal


Ukuran kapal sangat berpengaruh terhadap nilai Berth Occupancy
Ratio (BOR) suatu dermaga. Dimana suatu dermaga dengan panjang
tertentu dapat digunakan bertambat satu kapal besar atau lebih dari
satu kapal dengan ukuran yang lebih kecil.

2.5.3 Produktifitas kerja untuk bongkar/muat


Produktifitas untuk bongkar/muat tergantung pada sistem penanganan
barang yang dilakukan terhadap masing-masing jenis muatan.
Produktifitas kerja di suatu pelabuhan berbeda dengan pelabuhan
lainnya, yang tergantung pada peralatan bongkar/muat dan
keterampilan tenaga kerja.

13
Gambar 2.7 Kegiatan Bongkar Muat Kendaraan

2.5.4 Jumlah Gang yang Bekerja


Kegiatan bongkar muat barang dilakukan oleh tenaga kerja dalam
suatu kelompok yang disebut dengan gang. Jumlah gang yang
melakukan kegiatan bongkar muat tergantung pada ukuran kapal
(volume barang) yang dilayani.

2.5.5 Jam Kerja & Jumlah Shift Kerja


Jam kerja dan jumlah shift kerja untuk penanganan barang juga
berpengaruh terhadap kinerja pelabuhan. Pada pelabuhan besar yang
sangat padat, jam kerja bisa selama 24 jam sehari dengan 2 shift
pekerja. Sementara untuk pelabuhan kecil bisa hanya 8 jam kerja per
hari. Pada terminal muatan curah cair dan curah kering dapat
dioperasikan seisms 24 jam per had tergantung pada kebutuhan, karena
pemuatan dilakukan oleh mesin otomatis.

2.5.6 Panjang Dermaga


Panjang dermaga dipengaruhi oleh kinerja pelabuhan. Dermaga yang
cukup panjang dapat digunakan merapat lebih dari satu buah kapal,

14
sehingga antrian kapal bisa berkurang. Berbeda dengan tambatan
tunggal yang hanya bisa digunakan secara bergantian.

2.5.7 Hari Kerja Efektif per Tahun


Hari kerja efektif per tahun juga berpengaruh terhadap kinerja
pelabuhan. Nilai BOR dihitung berdasarkan hari kerja efektif, dengan
mempertimbangkan waktu untuk pemeliharaan.

2.5.8 Cadangan Waktu Untuk Tidak Bekerja Selama Kapal Bersandar


Setelah kapal bertambat di dermaga, kegiatan bongkar muat barang
tidak langsung dilakukan. Demikian juga setelah selesai melakukan
bongkar muat barang, kapal tidak langsung meninggalkan dermaga.
Waktu dimana tidak dilakukan kegiatan ini. disebut Not Operating
Time, yang digunakan untuk kegiatan survei, inspeksi, pengurusan
dokumen, persiapan pemuatan, menunggu pandu untuk lepas sandar,
dll.

2.6 Pelayanan Kapal


Baik atau tidaknya sistem majamen transportasi sebuah pelabuhan, dapat
dilihat dari waktu tunggu sebuah kapal untuk merapat. Semakin banyak waktu
yang dibutuhkan sebuah kapal untuk merapat berarti sistem menajeman
transportasi pelabuhan tersebut masih kurang baik, sebaliknya bila semakin
sedikit waktu yang diperlukan oleh sebuah kapal untuk merapat (atau bahkan
dapat langsung merapat tanpa harus membuang waktu untuk menunggu)
berarti sistem manajemen transportasi pelabuhan tersebut sudah baik. Adapun
Indikator kinerja pelayanan yang terkait dengan jasa Pelabuhan terdiri dari :
1. Approach Time (AT) atau waktu pelayanan pemanduan adalah jumlah
waktu terpakai untuk Kapal bergerak dari lokasi lego jangkar sampai ikat
tali di tambatan.
2. Effective Time (ET) atau waktu efektif adalah jumlah waktu efektif yang
digunakan untuk melakukan kegiatan bongkar muat selama Kapal di
tambatan.
3. Idle Time (IT) adalah waktu tidak efektif atau tidak produktif atau
terbuang selama Kapal berada di tambatan disebabkan pengaruh cuaca dan
peralatan bongkar muat yang rusak

15
4. Not Operation Time (NOT) adalah waktu jeda, waktu berhenti yang
direncanakan selama Kapal di Pelabuhan. (persiapan b/m dan istirahat
kerja)
5. Berth Time (BT) adalah waktu tambat sejak first line sampai dengan last
line.
6. Berth Occupancy Ratio (BOR) atau tingkat penggunaan Dermaga adalah
perbandingan antara waktu penggunaan Dermaga dengan waktu yang
tersedia (Dermaga siap operasi) dalam periode waktu tertentu yang
dinyatakan dalam prosentase.
7. Turn around Time ( TRT) adalah waktu kedatangan Kapal berlabuh
jangkar di Dermaga serta waktu keberangkatan Kapal setelah melakukan
kegiatan bongkar muat barang ( TA s/d TD).
8. Postpone Time (PT) adalah waktu tunggu yang disebabkanolehpengurusan
administrasidipelabuhan.
9. Berth Working Time (BWT) adalah waktu untuk bongkar muat selama
kapal berada di dermaga.
Pengoperasian
Dermaga
Gambar 2.8 Proses Waktu Kapal Bertambat

Lokasi
Pelabuhan
yang Strategis

Sistem Kerja

Banyak arus
2.7 Kerangkakeluar
Berpikir
/ Kegiatan
Kerangkamasuknya
Berfikir yang digunakan dalam penelitian ini dapat
penumpang didigambarkan
kapal di Dermaga
sebagai berikut
dermaga
:

BOR ≥ 70%

Analisis Kinerja Pelayanan Kapal


Penumpang di Dermaga Jamrud Utara
Pelabuhan Tanjung Perak

16

A
A

Prediksi arus kapal yang bertambat 2019-


2024
Prediksi arus penumpang 2019-2024
Evaluasi kinerja dermaga berdasarkan nilai
BOR yang di sarankan

BOR ≥ 70 BOR ≤ 70
% %

Peningkatan
Perlunya optimalisasi
pengembangan dermaga
dermaga

17
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Pelabuhan

Pelabuhan Tanjung Perak adalah sebuah pelabuhan yang terdapat


di Surabaya, Jawa Timur. Secara administratif, pelabuhan Tanjung Perak
termasuk ke dalam Kelurahan Perak Timur, Kecamatan Pabean
Cantikan, Kota Surabaya. Di pelabuhan ini juga terdapat terminal peti kemas.
Tanjung Perak merupakan pelabuhan terbesar dan tersibuk kedua di Indonesia
setelah Pelabuhan Tanjung Priok dan juga sebagai pusat perdagangan menuju
kawasan Indonesia bagian timur. Pelabuhan Tanjung Perak menjadi kantor
pusat PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III.

Di sebelah pelabuhan Tanjung Perak terdapat Pelabuhan Ujung, yakni


pelabuhan kapal feri dengan tujuan Pelabuhan Kamal, Bangkalan, Madura.

3.1.1 Lokasi Dermaga Jamrud Utara

18
Dermaga Jamrud Utara Pelabuhan Tanjung Perak, Seperti terlihat di
Layout, Lokasi Dermaga Jamrud Utara terletak di A

Gambar 3.1 Layout Terminal Jamrud Utara

3.2 Spesifikasi Dermaga

3.2.1 Tipe Dermaga

Dermaga Jamrud Utara Pelabuhan Tanjung Perak menggunakan tipe


quay wall. dermaga quay wall didirikan dengan struktur yang sejajar
dengan pantai berupa tembok yang terdiri di atas pantai dengan
konstruksi caisson beton atau sheet pile baja. Biasanya bertempat di
lokasi pantai yang tidak landai dengan kedalaman yang tidak terlalu
jauh dari garis pantai.

19
Gambar 3.2 Quay wall

3.2.2 Jenis dan Dimensi Kapal

Dimensi kapal harus di tentukan untuk menjamin bahwa fasilitas-fasilitas


pelabuhan bisa mengakomodasi kapal-kapal tersebut.
Berikut dimensi kapal yang dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Dimensi Kapal Pelabuhan Tanjung Perak

Jenis Kapal Kapasitas LOA = D = Draft B = Lebar


(DWT) Panjang Kapal (m) Kapal (m)
Kapal (m)
General Cargo 20.000 200 5.1 13.9
Curah Kering 30.000 176 10.3 26.1
Curah Cair 10.000 121 7.5 19.9
Petikemas 30.000 200 10.8 30.2
Penumpang 15.000 121 4.8 20.4
Cruise 42.000 238 7.8 32
(Sumber : Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak)

20
3.3 Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan didapat dari Otoritas Pelabuhan
Utama Tanjung Perak Surabaya. Pengambilan data juga diperoleh dengan
melakukan survey ke lokasi yang di tinjau, yaitu Pelabuhan Tanjung Perak,
Surabaya berdasarkan izin yang di keluarkan oleh pihak Otoritas Pelabuhan
Utama Tanjung Perak Surabaya

3.3.1 Data Primer

a. Data Waktu Pelayanan Pelabuhan

Dibutuhkan adalah data mengenai waktu yang diberikan oleh


pihak pelabuhan untuk melakukan proses naik turun penumpang
dari kapal datang hingga lepas jangkar pada Dermaga Jamrud Utara
dengan satuan jam dan hari dalam satu tahun. Waktu yang tersedia
dalam satu hari adalah 24 jam dan untuk hari dalam kalender sudah
termasuk hari libur nasional dan perawatan alat.

b. Data Waktu Kerja Dermaga Jamrud Utara

Dibutuhkan data mengenai waktu kerja yang digunakan untuk


melakukan kegiatan turun naik penumpang pada Dermaga Jamrud
Utara. Berikut waktu kerja dalam menangani satu unit kapal untuk
melakukan kegiatan naik turun penumpang yang akan di
sederhanakan.

3.3.2 Data Sekunder

Untuk memprediksikan arus kunjungan kapal serta arus


penumpang pada 5 tahun mendatang, maka dibutuhkan data 5

21
tahun sebelumnya yaitu data tahun 2014-2018. Berikut data yang
diperoleh dari Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak.

a. Data arus Kunjungan Kapal

Data arus kunjungan kapal yang di maksud adalah


banyaknya kapal yang berkunjung ke pelabuhan Tanjung
Perak untuk melakukan kegiatan turun naik penumpang dalam
waktu tahunan. Data tersebut menggambarkan banyaknya
kapal dalam tahun tertentu sehingga dapat di proyeksikan
sebagai data untuk peramalan jumlah kapal yang di perkirakan
akan hadir pada tahun - tahun selanjutnya. Data arus
kunjungan kapal yang dimiliki oleh Pelabuhan Tanjung Perak

b. Data Arus Penumpang

Data arus naik turun penumpang pada dermaga Jamrud


Utara ini nantinya akan digunakan sebagai bahan untuk
memperoyeksikan jumlah penumpang yang akan di perkirakan
datang pada tahun selanjutnya. Data arus naik turun
penumpang ini akan menggambarkan perilaku dari
kemampuan fasilitas yang ada dalam melayani penumpang.
Data arus penumpang yang di miliki Pelabuhan Tanjung Perak

3.4 Metode Pengolahan Data

Dalam suatu sistem dikenal adanya permintaan atau demand dan pelayanan
atau supply. Permintaan pada umurnnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti
kebutuhan yang setiap waktunya bersifat selalu berubah. Sementara pelayanan
pada umumnya lebih berkaitan dengan faktor-faktor internal sistem dan tidak
dipengaruhi oleh waktu karena cenderung stabil. Karena permintaan selalu
berubah seiring berjalannya waktu, maka untuk menentukan besarnya pennintaan

22
dalam kurun waktu tertentu perlu dilakukan proses perkiraan atau peramalan.
Hasil dari peramalan ini lah yang digunakan untuk mengetahui kondisi yang akan
terjadi dan apa yang dapat dilakukan dalam kurun waktu yang ingin diketahui
Dikarenakan penelitian ini lebih mengarah kepada data statistik maka
penggunaan metode analitis statistik di rasa tepat untuk digunakan sebagai
peramalan. Metode peramalan dengan menggunakan metode analitis statistik
biasanya mendasarkan pada data-data terdahulu yang sudah ada. Untuk
penggunan metode ini terdapat tiga jenis metode yang dapat digunakan yaitu
metode Regresi Linier, Regresi Logarithmic, Regresi Eksponensial, Dan ketiga
metode ini digunakan metode Regresi Logarithmic.
1. Metode Regresi Logarithmic
Regresi model ini lebih cendrung digunakan untuk hubungan antara
dua variabel tidak bersifat linier. Secara matematis, model ini dapat
dirumuskan seperti dalam persamaan berikut :
Y = β° + β1 in (X)……………………………. (2-3)
Dimana :
Y = Variabel talc bebas (dependent variabel)
X = Variabel bebas (independent variabel)
β°= Intersep
β1= Koefisien kecendrungan

Untuk memprediksi kinerja pelabuhan pada tahun yang akan datang


maka langkah pertama yang perlu diketahui adalah berapa besar atau banyaknya
data yang akan datang dalam kurun waktu yang diinginkan. Data-data yang
digunakan untuk mengetahui kinerja pelabuhan pada masa yang akan datang
harus berhubungan atau mempengaruhi kinerja asal pelabuhan tersebut.
Dalam melakukan analisis data dengan memprediksi arus kunjungan
kapal dan arus penumpang. Dibutuhkan persyaratan pokok dalam pengunaan
regresi SPSS Ver.25 yang harus dipenuhi:

1. Model regresi dinyatakan layak jika angka signifikan (sig.) pada ANOVA
sebesar < 0,05.

2. Predictor yang digunakan sebagai variabel bebas hams layak. Kelayakan


ini diketahui jika Standard Error of Estimate < Standard Deviation.

23
3. Tidak terjadi otokorelasi. Untuk pengujian otokorelasi menggunakan nilai
Durbin-Watson (DW). Tidak terjadi otokorelasi jika: -2 < DW < +2.

4. Korelasi antara variabel bebas dan variabel tergantung hams kuat. Dimana
korelasi antar variabel menggunakan nilai dari Pearson Correlation
(Korelasi Pearson) dimana:

• 0 : Tidak ada korelasi antara kedua variable

• > 0-0.25 : Korelasi sangat lemah

• > 0.25-0.5 : Korelasi cukup

• > 0.5-0.75 : Korelasi kuat

• > 0.75-0.99 : Korelasi sangat kuat

• 1 : Korelasi sempurna

a. Kesesuaian model regresi dapat ditemukan dengan menggunakan nilai r2,


semakin besar nilai tersebut maka model semakin tepat atau baik. Jika
nilai mendekati 1 maka model regresi semakin baik. Nilai R 2 mempunvai
karakteristik sebagai berikut :

 Selalu positif

 Nilai r2 maksimal sebesar 1. Jika nilai R2 = 1 maka mempunyai arti


kesesuaian sempurna. Maksudnya seluruh variasi dalam vatiabel
tergantung (Variabel Y) dapat ditemukan model regresi.

Untuk memprediksi besarnya data-data yang dibutuhkan pada beberapa


waktu mendatang digunakan pendekatan analisa regresi linier, regresi logarithmic,
regresi ekponensial dan time series. Data-data tersebut sebelumnya di gunakan
sebagai acuan untuk memproyeksikan pada waktu yang akan dating. Pada proses

24
ini di gunakan bantuan aplikasi komputer yaitu SPSS Ver.25 yang nantinya akan
menghasilkan data yang di gunakan untuk menganalisa kinerja pelabuhan.

3.5 Nilai Berth Occupancy Ratio (BOR)

Untuk perhitungan nilai BOR, digunakan sebuah persamaan, tergantung


pada jenis tambatan yang digunakan. jenis tambatan yang digunakan untuk
perhitungan BOR, antar lain :
Tambatan secara umum
Secara umum tingkat pemakaian demaga jugs dapat dihitung dengan
persamaan berikut ini :

Vs x St
BOR= x 100
Waktu Efektif x n

Dengan

Vs : Jumlah kapal yang dilayani (unit/tahun)

St : Service time (jam/hari)

n : Jumlah tambatan

Waktu Efektif : Jumlah hari dalam satu tahun

Untuk setiap perhitungan yang dilakukan (BOR) maka di


sarankan tidak melebihi rekomendasi tingicat pemakaian
dermaga, yang akan diberikan dalam terminal penumpang nilai
bor yg di rekomendasikan adalah 70 %. (Port Development
Handbook,UNCTAD, 2000).

25
3.6 Prosedur Penelitian

Perumusan Masalah

Tinjauan Pustaka

Survey Data
Lapangan

Data Primer Data Sekunder


Data Waktu Analisa dan Data Arus Kapal
Pelayanan Pelabuhan Pembahasan
Data Arus Naik Turun
Data Waktu Kerja Penumpang
Dermaga Jamrud
Evaluasi Kinerja
Utara
Pelayanan
Penumpang di
Dermaga Jamrud
Utara pada
Pelabuhan Tanjung
Perak

Kesimpulan

26
DAFTAR PUSTAKA

Santoso, Singgih. (2015). Menguasai Statistik Parametrik Konsep dan Aplikasi


dengan SPSS. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Kementerian Perhubungan. (2016). Profil Kantor Otoritas Pelabuhan Utama


Tanjung Perak Surabaya. Surabaya : Kementerian Perhubungan

Sarwono, Jonathan (2015). Rumus-Rumus Populer dalam SPSS 25 untuk Riset


Skripsi. Yogyakarta : C.V Andi Offset

Triatmojo, Bambang. (2016). Perencanaan Pelabuhan. Fakultas Teknik


Universitas Gajah Mada

Teuku M. Fachrurrazi, Ir. Nyoman K.M. (2013). Analisis Kinerja Dermaga


Terhadap Pertumbuhan Pengguna Jasa Transportasi Laut di Pelabuhan
Padangbai-Bali, Jurnal Teknik Sipil. 17(2): 1-11

Suwandi Saputro, (2014). Presentasi Kinerja Pelabuhan. Bahan Kuliah Mahasiswa


Teknik Sipil Universitas Trisakti

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, (2011). Tentang Standar Kinerja Pelayanan


Operasional Pelabuhan Direktur Jenderal Perhubungan Laut. Jakarta :
Kementrian Perhubungan

27
Jadwal Pengerjaan Tugas Akhir

23 Agustus 2019 : Sosialisasi dan Pendaftaran Tugas Akhir

6 September 2019 : Pengumuman Mahasiswa Memenuhi Syarat TA

28 Oktober 2019 : Pengumpulan Proposal

4 November 2019 : Sidang Proposal

Februari 2020 : Pengumpulan Buku TA

Februari 2020 : Rapat Verifikasi TA

Februari 2020 : Sidang TA

28
Lampiran 1
Layout Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

29
Lampiran 2
Layout Dermaga Jamrud Utara

30

Anda mungkin juga menyukai