Oleh :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum tentang Pengoperasian Purse Seine Di KM
Perdana Baru.
3. Rahmad Surya HS, S.ST.Pi, M.Sc selaku Ketua Program studi Teknik
Penangkapan Ikan Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang.
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyelsaian Laporan Praktek Kerja Lapangan ini.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................i
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................ 2
1.3 Batasan Masalah ............................................................................................ 2
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 36
5.2 Saran ............................................................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Peta Letak Desa Tasikmadu Dalam Peta Provinsi Jawa Timur ........................ 39
4. Konstrusi Jaring Purse Seine KM. Perdana Baru Berbentuk Persegi Empat ... 42
vi
BAB I. PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara dengan jumlah pulau yang sangat banyak dan
dimana sebagian besar luas wilayahnya adalah laut, yang memiliki sumber hayati
perikanan yang tinggi untuk dapat dikelola dan dimanfaatkan bagi kesejahteraan
masyarakat.
Purse Seine disebut juga pukat cincin karena alat tangkap ini dilengkapi
dengan cincin untuk mana tali cincin atau tali kerut di lalukan di dalamnya.
Fungsi cincin dan tali kerut / tali kolor ini penting terutama pada waktu
pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang tadinya
tidak berkantong akan terbentuk pada tiap akhir penangkapan.
1
Prinsip menangkap ikan dengan purse seine adalah dengan melingkari
suatu gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring bagian bawah
dikerucutkan, dengan demikian ikan-ikan terkumpul di bagian kantong. Dengan
kata lain dengan memperkecil ruang lingkup gerak ikan. Ikan-ikan tidak dapat
melarikan diri dan akhirnya tertangkap. Fungsi mata jaring dan jaring adalah
sebagai dinding penghadang, dan bukan sebagai pengerat ikan. Untuk itu maka
penulis mengambil judul “ Pengoperasian Purse Seine di KM Perdana Baru
Prigi Jawa Timur “
1.2 Tujuan
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Kapal purse seine termasuk jenis kapal encircling dan merupakan kapal
yang digunakan untuk membawa purse seine yang menangkap ikan yang bersifat
schooling fish. Oleh karena itu kapal harus memiliki kapasitas dukung yang besar
dan sebagai kapal yang membawa alat tangkap yang dioperasikan dengan cara
dilingkari maka kestabilan sangat penting. Menurut Fyson (1985) bahwa purse
seine umumnya memilik hasil tangkapan dalam jumlah banyak sehingga perlu
dirancang agar memiliki kapasitas daya muat yang tinggi.
Kapal pukat cincin (Purseiner) adalah jenis kapal yang dibuat dengan
tujuan untuk mengoperasikan pukat cincin, dan dilengkapi dengan palkah
pendingin untuk menampung hasil tangkapan, mepunyai geladak kerja yang luas,
mudah untuk diolah gerakan dan mempunyai kecepatan yang cukup untuk menuju
ke daerah penangkapan ikan dan melingkarkan jaring.
3
Jenis kapal yang digunakan untuk operasi pure seine dan lampara dasar
sebaiknya dirancang sedemikian rupa dengan pertimbangan beberapa aspek
sebagai berikut :
1. Keleluasaan dalam olah gerak pada saat penebaran dan penarikan jaring, serta
untuk menempatkan jaring di atas kapal, hal ini membutuhkan lebar (B) yang
cukup.
2. Stabilitas yang mantap dengan mengurangi frekuensi goncangan dan ayunan,
akan memberikan kenyamanan bagi nelayan dalam melakukan operasi
penangkapan. Hal ini dapat diperoleh dengan menambah nilai (D) dan centre
of gravitynya.
Untuk lebih jelasnya mengenai desain kapal purse seine dapat dilihat pada
gambar berikut ini
4
dioperasikan oleh satu atau dua buah kapal. Biasanya purse seine dioperasikan
oleh satu kapal dengan atau tanpa bantuan kapal pembantu (Nedelec, 2000).
Menurut Subani dan Barus (1989), purse seine biasa disebut juga dengan
jaring kantong karena bentuk jaring tersebut waktu dioperasikan menyerupai
kantong. Pukat cincin kadang-kadang juga disebut jaring kolor karena pada
bagian bawah jaring (tali ris bawah) dilengkapi dengan tali kolor yang gunanya
untuk menyatukan bagian bawah jaring sewaktu operasi dengan cara menarik tali
kolor tersebut. Pukat cincin digunakan untuk menangkap ikan yang bergerombol
(scholling) di permukaan laut.
Menurut bentuknya, jaring purse seine terbagi menjadi 3, yaitu purse seine
bentuk segi empat, bentuk trapesium dan berbentuk lekuk . Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar 2. berikut ini
5
2.2.1 Konstruksi Purse Seine
Seperti juga pada penangkap ikan lainnya, maka suatu unit purse seine
terdiri dari jaring, kapal, dan alat bantu penangkapan seperti (Roller, lampu,
echosounder, dan sebagainya).
Pada garis besarnya jaring Purse seine terdiri dari badan jaring, kantong
(bag, bunt),tepi jaring, pelampung (float, cork), tali pelampung (cork line, float
line), sayap, (wing), tali penarik (purse line), tali cincin (purs ring), dan srampat
(selvage). (Sudirman dan Malawa, 2004).
Bahan jaring utama pukat cincin terbuat dari bahan nylon atau vinylon,
dengan ukuran mata jaring yang disesuaikan dengan jenis ikan yang akan
ditangkap, semakin besar jenis ikan yang akan ditangkap semakin besar pula
ukuran mata jaring (mesh size) yang digunakan. Ukuran mata jaring pada tiap-tiap
bagian adalah tidaklah sama. Bagian yang memiliki ukuran yang sama pada
bagian sayap dengan ukuran mata yang besar. Sementara pada bagian kantong
ukuran matanya lebih kecil, karena pada bagian ini merupakan tempat
berkumpulnya ikan-ikan yang tertangkap sebelum ikan diangkat ke permukaan.
Untuk ukuran mata jaring yang terkecil adalah 2,5 cm. hal ini sesuai dengan
Peraturan Pemerintah yang dituangkan dalam Surat Keputusan Presiden Republik
Indonesia no: 85, tahun 1982 .
Pada jaring purse seine terdapat bagian yang disebut badan jaring dan
sayap jaring. Badan jaring terletak disebelah kiri dan kanan dari kantong, material
pembentuknya adalah nylon. Fungsi badan jaring sendiri adalah sebagai
penggiring ikan ke bagian jaring, dengan begitu ikan - ikan akan dengan mudah
terkumpul pada bagian kantong. Sedangkan sayap terletak pada bagian kiri dan
kanan badan jaring dengan material pembentuk nylon. Sayap jaring sendiri
berfungsi sebagai alat untuk menggiring ikan ke dalam areal tangkap dari alat ini.
6
2.2.1.2 Kantong
Pada dasarnya purse seine dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu : purse
seine dengan kantong di bagian ujung jaring dan purse seine dengan kantong
dibagian tengah. Purse seine dengan kantong di ujung jaring biasanya
dioperasikan oleh nelayan kecil dengan alat tangkap yang relatif kecil. Sedangkan
purse seine dengan kantong di tenggah biasanya dioperasikan oleh kapal-kapal
modern yang relatif lebih besar.
Pada tali ris bawah maupun tali ris atas, selvege merupakan mata jaring
penguat yang dipasang untuk melindungi bagian pinggir dari jaring utama agar
tidak mudah rusak atau robek pada saat operasi penangkapan. Bahan jaring
srampat biasanya lebih kaku dari bahan jaring utama seperti polyethilen (PE).
Ukuran matanya selalu lebih besar dari jaring utama, demikian juga dengan
nomor benangnya. Bagian ini langsung dihubungkan dengan tali temali.
Srampatan (selvege) dipasang pada bagian atas, bawah, dan samping dengan
bahan dan ukuran mata yang sama.
7
2.2.1.4 Tali Temali
1. Tali pelampung.
Tali pelampung digunakan untuk dapat menempatkan pelampung dan
merupakan penghubung antara pelampung yang satu dengan pelampung yang
lainnya.
2. Tali ris atas.
Tali ris atas digunakan sebagai pengikat tali pelampung atau merupakan
penghubung antara tali pelampung dan juga berfungsi sebagai tempat untuk
nmengikat jaring sebelah atas.
3. Tali pemberat.
Tali pemberat digunakan untuk menghubungkan pemberat satu dengan yang
lainnya serta berfungsi sebagai penghubung jaring dengan tepi bagian bawah.
4. Tali cincin.
Tali cincin merupakan tali yang dipasang antara tali pemberat dengan cincin
sepanjang bawah pada jaring. Biasanya tali cincin ini terbuat dari bahan yang
sama dengan bahan tali ris atas atau tali ris bawah. Bahan yang digunakan
untuk tali cincin ini adalah bahan kuralon atau polyethylene dengan diameter
yang lebih kecil dengan tali ris.
5. Tali kerut.
Tali yang dipasang untuk dapat menghubungkan cincin - cincin yang terletak
dibawah bridle line pada bagian bawah yang dimaksudkan untuk menutup
bagian sisi tepi jaring pada waktu pengoperasian purse seine. Dengan
ditariknya tali kerut ini maka tali cincin akan terkumpul yang kemudian jaring
akan membentuk sebuah kantong. sehingga tali kerut biasanya dipilih dari tali
yang permukaannya licin, kaku dan tidak mudah putus.
6. Bridle line.
Tali tempat untuk menggantungkan tepi jaring ( selvage ) sebelah sampinmg
yang berfungsi untuk menarik tali pemberat dan tali kerut ke permukaan.
8
7. Tali bantu.
Tali bantu merupakan tali yang dipasang untuk memisahkan sero dengan tali
jangkar. Tali ini juga khusus dipakai untuk membantu dalam penangkapan
dengan cara melingkar sero.
2.2.1.5 Pelampung
Pelampung berguna untuk memberikan daya apung pada alat tangkap, agar
alat tangkap dapat terbentang dengan sempurna pada saat dioperasikan. Bahan
yang digunakan adalah bahan yang berat jenisnya lebih kecil dari berat jenis air
laut. Pada saat ini bahan yang banyak digunakan adalah dari busa plastik yang
keras. Ukuran pelampung disesuaikan dengan daya apung tiap pelampung
misalnya bentuk oval dengan diameter 13 cm dan panjang 23 cm. Sedangkan
jumlah pelampung tergantung dari extra buoyancy yang diinginkan. Pelampung
biasanya dipasang pada tali pelampung buoy line yang besar ukurannya sama
dengan tali ris atas yang berbeda hanya arah pintalan tali tersebut. (Usemahu,
2003).
2.2.1.6 Cincin
Alat ini berguna untuk jalannya tali kerut (purse line) pada waktu jaring
ditarik sehingga bagian bawah jaring dapat terkumpul dan membentuk kantong.
Bahan yang digunakan untuk cincin biasanya terbuat dari bahan tembaga atau
kuningan namun adapula yang terbuat dari bahan besi yang dilapisi dengan
kuningan.
2.2.1.7 Pemberat
9
2.3 Daerah Pengoperasian Purse Seine
2.4.1 Persiapan
Segala perbekalan yang akan dibawa selama operasi harus sudah dinaikan
ke atas kapal, adapun perbekalan tersebut meliputi : bahan bakar, minyak
pelumas, bahan makanan, air tawar, cadangan alat tangkap dan bahan untuk
memperbaikinya. Selain itu harus dipersiapkan pula : alat - alat navigasi, suku
cadang mesin, bahan untuk merawat kapal.
10
Sebelum meninggalkan fishing base menuju fishing ground maka perlu
melakukan persiapan pembekalan dan peralatan yang akan digunakan pada saat
operasi penangkapan yang harus dipersiapkan secara matang, sehingga pada saat
operasi penangkapan dapat berjalan dengan lancar. Adapun persipan yang
dilakukan didarat meliputi : penyediaan es, persiapan BBM ( solar, minyak tanah,
dan oli ), persiapan air tawar, persiapan makanan, persiapan alat tangkap,
perawatan harian kapal, pemeriksaan harian mesin, pemeriksan dan perawatan
lampu petromaks, dan perawatan sekoci.
11
1. Mula-mula ujung tali kerut yang diberi pelampung tanda dan disatukan
dengan ujung-ujung tali ris atas dan tali ris bawah dilemparkan ke posisi yang
telah ditentukan.
2. Selanjutnya kapal penangkap segera melingkari gerombolan ikan sambil
menurunkan jaring dan peralatannya (jaring, pelampung, pemberat, ring)
menuju ke ujung tali kerut yang telah dilemparkan pada waktu permulaan
operasi.
Menurut Mudztahid (2008), menyatakan jika kedua ujung jaring yang satu
dinaikkan ke kapal penangkapan dan selanjutnyya tali kerut ditarik hingga
cincinya terkumpul demikian juga jaring bagian bawah sudah terkumpul menjadi
satu di atas dek. Dengan demikian ikan-ikan sudah berkumpul dan terkurung di
dalam jaring.
Penarikan tali kolor harus dilakukan sehalus dan secepat mungkin sampai
seluruh cincin-cincin purse seine terkumpul dan muncul dari laut, atau sampai
dirasa cukup (Ben Yami, 1994). Untuk menghindari kesalahan sering dilakukan
hauling sebagian tali pelampung dan isi jaring dengan cara manual.
Penarikan badan jaring dimulai dari ujung - ujung sayap, hal ini dilakukan
pada purse seine yang menggunakan kantong yang di tengah-tengah jaring atau
yang ditarik oleh tenaga manusia. Tetapi pada purse seine yang ditarik dengan
tenaga hidrolik (Power block), biasanya kantong dibuat pada salah satu ujung
sayap. Penarikan jaring dilakukan mulai dari ujung sayap yang tidak berkantong.
Penarikan dilakukan dengan melepas ring dari badan jaring, tetapi pada purse
seine yang ditarik manusia cincin tidak dilepaskan.
Menurut Ayodhyoa (1981), setelah tali kerut ditarik maka sedikit demi
sedikit badan jaring dinaikkan ke atas kapal yang dimulai dari bagian sayap ke
bagian kantong. Setelah jaring di naikkan ke atas kapal kemudian ikan yang
berada di dalam jaring dapat diambil dengan serok atau alat bantu lainnya.
Kemudian jaring dapat ditarik ke atas kapal dan disusun pada tempat yang telah
ditentukan seperti saat penurunan jaring (setting), sehingga memudahkan pada
12
saat setting berikutnya. Ikan juga dapat lolos melalui sela-sela antara ujung jaring
yang bisaanya setelah pelingkaran masih terdapat celah dimana ikan mendapat
kesempatan untuk meloloskan diri dari cakupan jaring.
Ikan yang menjadi tujuan penangkapan pukat cincin adalah jenis ikan
pelagis yang hidup secara bergerombol (pelagic shoaling species) yang berarti
ikan-ikan tersebut bergerombol berada dekat dengan permukaan air (Sea surface)
serta memiliki densitas shoal yang tinggi, maksudnya jarak antara ikan-ikan
tersebut haruslah sedekat mungkin. Ikan-ikan pelagis yang biasa tertangkap
dengan pukat cincin antara lain: layur (Trichiurus lepturus), selar kuning
(Selaroides leptolepis), kembung (Rastrelliger faughni), cakalang (Katsuwonus
pelamis), tenggiri (Scomberomorus commerson), tongkol (Euthynnus affinis),
lemuru (Sardinella lemuru) (Ayodhyoa, 1981) .
13
2.6 Penanganan Ikan Hasil Tangkapan
Penanganan hasil tangkapan bertujuan agar mutu dari ikan tetap baik.
Disamping itu, penanganan dengan cara menurunkan suhu ikan ( sampai ikan
beku ) adalah upaya memperpanjang waktu penyimpanan sehingga ikan tetap
bermutu baik dalam waktu yang relatip lama.
2.6.1 Penyortiran
2.6.2 Pencucian
Ikan yang tertangkap segera dicuci bersih dari kotoran dan lumpur,
dipisahkan menurut jenis dan ukuran lalu segera disimpan dalam es. Jenis ikan
yang berharga mahal sudah tentu harus diberi perhatian khusus dan prioritas
dalam menanganinya
Setelah dicuci, ikan segera dimasukkan ke dalam palka dan diberi es.
Jangan dibiarkan terlalu lama di dek tanpa di es atau terkena sinar matahari
lansung. Waktu mengangkat atau memindahkan ikan ke palka harus hati-hai dan
cepat. Jangan sampai dilempar-lempar karena dapat mengakibatkan ikan terluka
dan air bekas cucian ikut terbawa. Ketika diturunkan ke palka, hendaknya ika
diletakkan dalam keranjang (bambu/plastik) atau peti kayu.
14
2.6.4 Pembongkaran di Tempat Pendaratan
15
2.7.2 Adanya Gelombang
2.7.4 Musim
Walaupun semua ikan pada prinsipnya tertarik oleh cahaya lampu, namun
lebih didominasi oleh ikan-ikan kecil. Jenis-jenis ikan besar (pemangsa)
umumnya berada pada lapisan yang lebih dalam sedangkan binatang - binatang
lain seperti ular laut, lumba - lumba berada di tempat - tempat gelap mengelilingi
kawanan ikan - ikan kecil tersebut. Binatang - binatang tersebut sebentar -
sebentar menyerbu (menyerang) ikan - ikan yang berkerumun di bawah lampu
dan akhirnya mencereberaikan kawanan ikan yang ditangkap.
16
2.7.6 Panjang dan Kedalaman Jaring
Untuk purse seine yang beroperasi dengan satu kapal digunakan jaring
yang tidak terlalu panjang tetapi agak dalam karena gerombolan ikan di bawah
lampu tidak bergerak terlalu menyebar. Jaring harus cukup dalam untuk
menangkap gerombolan ikan mulai permukaan sampai area yang cukup dalam di
bawah lampu.
17
BAB III. METODOLOGI
Kondisi geografis desa ini berada di garis lempeng Indo -Australia dan
Eurasia, maka desa rawan terhadap bencana yang disebabkan aktivitas lempeng
tektonik. Kondisi topografis desa ini cukup landai yakni dengan titik tertinggi 510
m berada di puncak bukit Dusun Gares dan titik terendah 1 m berada di area
Pantai Prigi Dusun Ketawang.
18
3.2Alur Kerja PKL
Prosedur kerja yang dilakukan dalam Praktik Kerja Lapangan II( dua )
adalah sebagai berikut:
19
mampu memberikan informasi dalam hal ini adalah nelayan dan
pemilik kapal.
Selain itu data yang digunakan pada praktik ini juga berasal dari 2 sumber,
yaitu data primer dimana penulis melakukan pengamatan langsung mengenai
tahapan dalam proses pengoperasian purse seine dan juga melakukan wawancara
kepada para nelayan diantaranya nakhoda kapal, pemilik kapal serta mencatat
waktu dalam berbagai aktifitas yang dilakukan oleh nelayan. Selain data primer,
didapatkan pula data sekunder yakni pengambilan beberapa referensi dari internet.
20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kapal
Fungsi kapal itu sendiri pada alat tangkap purse seine adalah sebagai alat
mobilisasi agar alat tangkap dapat berpindah pada wilayah perairan.
21
Mesin penggerak kapal utama bertenaga 100 PK dengan merk Mitsubishi.
Mesin ini menjadi satu – satunya tenaga penggerak kapal dan juga sebagai mesin
genset untuk menyalakan lampu saat malam hari. Bahan bakar mesin tersebut
adalah solar dengan konsumsi sekali perjalanan sebanyak 200 liter.
4.2 Jaring
Jaring yang digunakan adalah jaring dengan mata jaring 1 inch dengan
posisi terletak pada bagian samping kiri kapal. Jaring tersebut terbuat dari bahan
polyethylene (PE) dengan panjang mencapai 800 meter serta dalam mencapai 15
meter. Jumlah cincin pengerutnya sebanyak 800 unit serta terdapat 1600 pemberat
dan 1000 pelampung. Pada jaring tersebut juga terdapat tali kerut dengan panjang
mencapai 1000 meter.
22
utama ada yang sama dan ada juga yang berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya,
konstruksi desain jaring dapat dilihat pada lampiran 4.
Pada jaring yang digunakan nelayan prigi tersebut ada bagian sebagai
tempat mengumpulkan atau mengonsentrasikan ikan yang tertangkap. Bagian ini
merupakan bagian yang terpenting dan terletak ditengah-tengah. Pada bagian
tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga mempunyai ukuran benang yang lebih
tebal dibandingkan bagian yang lain. Dibagian kantong harus menggunakan bahan
yang kuat. Hal ini disebabkan karena pada bagian kantong tempat akhir
terkumpulnya ikan tangkapan yang akan memberikan tekanan beban sehingga
membutuhkan jaring kantong digunakan bahan yang lebih kuat dan tahan. Jaring
kantong terbuat dari benang karet berwarna biru tua. Ukuran mata jaring bagian
kantong 1 Inch.
Bagian pinggir jaring ini dibuat dengan bahan benang lebih tebal dengan
ukuran mata yang lebih besar atau sama sebagai penghubung jaring dengan tali ris
23
dan berfungsi sebagai penguat atau untuk melindungi jarring bagian
tepi/pinggiran jaring. Berdasarkan letaknya disebut srampat atas, srampat bawah
dan srampat samping. Selvege terbuat dari benang polyethylen berwarna hijau tua.
Ukuran mata jaring pada serampat 3 Inch sebanyak 25 mata jaring kebawah untuk
menghubungkan dari tali ris atas ke bagian jaring.
Beberapa macam tali yang terdapat pada jaring purse seine yang
digunakan nelayan Prigi sesuai dengan fungsinya yaitu:
Tali ris atas berfungsi sebagai tempat menggantungkan jaring bagian atas.
Dan merupakan penghubung antara tali pelampung juga berfungsi sebagai tempat
untuk mengikat pepetan tali pelampung. Tali ris atas tersebut terbuat dari bahan
24
polyethylene (PE) dengan panjang kurang lebih 820 meter. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini.
Tali ris bawah berfungsi sebagai tempat untuk meleketkan tali pemberat
dan juga pemberat agar konstruksi alat tangkap bagian bawah menjadi sempurna.
Tali ris bawah tersebut terbuat dari bahan polyethylene (PE) dengan panjang
kurang lebih 850 meter. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4 di
bawah ini.
25
(PE) dengan panjang kurang lebih 850 meter. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar 5 di bawah ini.
Untuk mengumpulkan ring atau jaring bagian bawah pada waktu operasi
digunakan tali kolor yang ditarik setelah jaring dilingkarkan. Karena dengan
terkumpulnya ring maka bagian bawah jaring akan terkumpul pula menjadi satu
dan jaring akan berbentuk seperti kantong.
Ukuran tali kolor adalah ukuran yang terbesar di antara ukuran tali-tali
yang lain pada purse seine dikarenakan tali kolor memerlukan kekuatan yang
cukup besar bila dibandingkan dengan tali-tali yang lain. Oleh karena itu, pada
purse seine yang besar kadang-kadang menggunakan tali kolor dari labrang
(pintalan kawat baja).
26
4.2.3 Perlengkapan Bahan Alat Purse Seine
Agar jaring bagian bawah cepat tenggelam waktu dioperasikan, pada tali
ris bawah perlu diberi pemberat. Pemberian pemberat tidak boleh terlalu
berlebihan karena disamping merupakan pemborosan juga akan mengurangi daya
apung dan membuat jaring terlalu tegang.
Gambar 8. Pemberat
4.2.3.2 Pelampung (Buoy)
27
sehingga ikan tidak dapat lolos melewati permukaan air. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar 7 di bawah ini.
Gambar 9. Pelampung
4.2.3.3 Cincin (Ring)
Cincin berfungsi sebagai tempat lewatnya tali kolor pada saat melakukan
houling. Cincin yang terletak tepat ditengah jaring terbuat dari bahan besi putih
dengan diameter lubang 11,5 cm, digantungkan pada tali pemberat dengan seutas
tali yang panjangnya 30 cm dengan jarak 3 meter dan berjuimlah sebanyak 250
buah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 8 di bawah ini.
28
4.3 Daerah Pengoperasian Purse Seine
Kapal menuju daerah penangkapan pada pukul 15.00 WIB dengan durasi 2
jam, hingga tiba di tempat. Nelayan Prigi tidak mengetahui posisi ikan sejak di
darat, biasanya juru mudi yang bertugas menjalankan kapal menggunakan
pengalaman dan instingnya untuk memperkirakan posisi ikan, hal ini dikarenakan
29
mereka tidak menggunakan teknologi seperti fish finder maupun sonar dan
terkadang mereka juga menggunakan jasa orang pintar atau semacam paranormal.
Perahu dijalankan sesuai dengan kehendak juru mudi. Selama mantho atau
orang yang melihat gerombolan ikan tidak melihat ikan, selama itu pula perahu
terus bergerak menyusuri ganasnya lautan. Dengan kata lain lokasi fishing ground
tidak pernah ditentukan karena hanya berdasarkan pengelaman dan insting
seorang juru mudi.
Setelah gerombolan ikan terlihat, juru mudi melakukan olah gerak kapal
untuk mempersiapkan penurunan alat tangkap. Hanya dengan berdasarkan
pengalaman, seorang juru mudi akan memncari posisi yang tepat untuk persiapan
menurunkan alat tangkap karena kapal akan terkena pengaruh angin dan alat
tangkap akan terpengaruh arus.
Kapal harus bersada pada posisi yang tepat terhadap gaya yang dihasilkan
oleh arus dan angin, sehingga disinilah talenta dan pengalaman seorang nakhoda
akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya penurunan alat tangkap.
30
4.4.4Penurunan Alat Tangkap ( Setting )
Setelah juru mudi merasa bahwa kapal sudah berada dalam posisi yang
tepat, maka dengan cepat juru mudi akan melakukan olah gerak kapal secara
melingkar dan bersamaan dengan itu para abk menurunkan jaring. Hal-hal yang
harus diperhatikan dengan cermat oleh juru mudi sebelum penurunan jaring
meliputi :
Penarikan tali kerut harus dilakukan sehalus dan secepat mungkin sampai
seluruh cincin - cincin purse seine terkumpul dan muncul dari laut, atau sampai
dirasa cukup. Untuk menghindari kesalahan sering dilakukan hauling sebagian tali
pelampung dan isi jaring dengan cara manual. Penarikan tali kerut tidak
memakan waktu yang lama kira - kira 30 menit dengan kecepatan sedang agar
supaya tali kolor tidak cepat aus sehingga tidak mudah putus, disamping itu
penarikan tali kolor yang terlalu cepat akan menyebabkan kapal akan tertarik
masuk kedalam lingkaran jaring. Semakin cepat proses penarikan tali kolor, maka
semakin cepat pula cincin purse seine akan terkumpul sehingga jaring akan
membentuk sebuah kantong dan kawanan ikan tidak dapat meloloskan diri lagi.
31
4.4.6 Penarikkan Alat Tangkap ( Haulling )
Setelah tali kolor ditarik, cincin dan batu semua terangkat. Tindakan
selanjutnya para awak kapal melakukan penarikan jaring serta pelampung keatas
deck kapal. setelah jaring bagian sayap, dan badan ditarik dan disusun rapi oleh
awak kapal. gerombolan ikan (schooling) telah terkumpul pada bagian kantong.
Hasil tangkapan purse seine adalah ikan pelagis kecil yaitu ikan Tongkol
Lisong atau lisong (Auxis rochei) adalah sejenis ikan laut anggota suku
32
Scombridae. Ikan yang tergolong dalam kelompok tuna ini menyebar luas di
perairan tropika. Dalam bahasa Inggris, lisong dikenal sebagai Bullet tuna atau
Bullet mackerel, merujuk pada bentuk tubuhnya yang serupa peluru atau torpedo.
Dalam satu kali trip, KM Perdana Baru mendapatkan total jumlah hasil
tangkapan sebanyak 2 Ton, dengan komposisi ikan Tongkol (Auxis rochei)
sebanyak 800 Kg, Lemuru (Sardinella lemuru) sebanyak 700 Kg dan Cakalang
(Katsuwonus pelamis) sebanyak 500 Kg dengan persentase sebagai berikut :
500
+ 100 = 25%
2000
800
+ 100 = 40%
2000
33
Persentase Hasil Tangkapan
Cakalang
Tongkol 25%
40%
Lemuru
35%
34
4.6.3 Kecepatan Menarik Purse Line
Purse line harus ditarik cepat agar ikan jangan sampai melarikan diri ke
bawah. Karena pada saat jaring sudah menyambung ujung satu dengan yang lain
maka jaring bagian bawah masih terbuka sehingga ikan masih dapat berenang ke
bawah. Oleh karena itu tali kerut harus ditarik secepat mungkin agar ikan yang
terperangkap semakin banyak.
4.6.4 Musim
35
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
36
DAFTAR PUSTAKA
Ayodhyoa AU. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Bogor: Program Studi Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.Bogor.
Ben Yami, M. 1994. Purse Seining Fishing Manual. In: Food and
Fyson,J. 1985. Design of Small Fishing Vessels. Fisheries Industries Officer (Vessels).
Fisheries Industries Division. FAO. Italy. 320 hal.
Nedelec, 2000. Definisi dan Klafikasi Alat Tangkap Ikan. Balai Pengembangan
Penangkapan Ikan. Semarang.
Subani, W. dan H.R. Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di
Indonesia. Balai Penelitian Perikanan Laut. Jakarta.
Sudirman dan Mallawa, A. 2004. Teknik Penangkapan Ikan. PT. Rineka Cipta.
Jakarta.
Von Brandt, A. 1968. Fishing Methods of The World and Action. Fishing News
(Book) Ltd. London.418 hal.
37
LAMPIRAN
38
.
Lampiran 1. Peta Letak Desa Tasikmadu Dalam Peta Provinsi Jawa Timur
39
Lampiran 2. Kapal Purse Seine Perdana Baru
40
Lampiran 3. General Arrangement Kapal Purse Seine Perdana Baru
41
Lampiran 4. Konstrusi Jaring Purse Seine KM. Perdana Baru Berbentuk Persegi Empat
Keterangan :
A. Bodi F. Selvegde Bagian Atas K. Tali Pelampung P. Tali Pemberat.
B. Sayap G. Pelampung L. Tali Penguat Ris Atas Q. Tali Kolor
C. Kantong Bagian Atas H. Pemberat M. Tali Ris Atas
D. Kantong Bagian Bawah I. Cincin N. Tali Ris Bawah
E. Selvegde Bagian Bawah J. Tali Kang O. Tali Penguat Ris Bawah
42
Lampiran 5. Dokumentasi Praktik Kerja Lapangan
43
Haulling alat tangkap
44
Penyortiran hasil tangkapan
45
Lampiran 6. Jenis Hasil Tangkapan
46
Cakalang (Katsuwonus pelamis)
47
Lampiran 7. Surat Surat Kapal
48
Surat Akta Pendaftran Kapal
49
Surat Laik Operasi
50
Surat Ukur Dalam Negeri
51
Surat Izin Penangkapan Ikan
52
Surat Izin Usaha Perikanan
53
Surat Tanda Bukti Keberadaan Kapal
54
55
56