Dan Komunikasi
“Internet Of Ternak : Smart Cattle’s”
DISUSUN OLEH:
Made Alam Kamajana (1705552023)
Gerald Yosua (1705552025)
TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat-
Nya penulis dapat membuat ide pengembangan bisnis yang memanfaatkan internet of Things
ini dengan tepat waktu, tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Kadek Suar Wibawa, ST, M.T. selaku dosen pengampu mata kuliah Internet of
Things
2. Teman-teman serta semua pihak yang telah membantu dalam memberikan ide dan semangat
sehingga sehingga ide bisnis yang memanfaatkan Internet of Things ini dapat terselesaikan.
Penulis sangat berharap dengan adanya ide bisnis yang memanfaatkan Internet of
Things ini dapat memberikan pengetahuan baru dan pengalaman baru bagi masyarakat umum
sehingga dapat mengembagkan usaha di bidang peternakan khususnya ternak sapi serta
diharapkan dapat menambah wawasan pembaca.
Akhir kata penulis hanya dapat mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dapat menyelesaikan ide bisnis yang memanfaatkan Internet of
Things dari awal pengerjaan hingga akhirnya dapat terselesaikan.
Internet of Things memiliki konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat yang
tersambung dalam koneksi internet secara terus menerus. Sebagai contoh benda elektronik,
bahan pangan dan termasuk benda hidup dan masih banyak lagi. Benda tersebut dapat
ditanamkan sensor yang dibuat selalu aktif dan terhubung secara luas, baik dengan jaringan
lokal maupun dengan jaringan global. Dalam industri, peralatan-peralatan dapat dirancang
untuk memberikan informasi mengenai kondisinya. Misalnya ada peralatan yang membutuhkan
bahan bakar, dan peralatan tersebut memancarkan informasi status bahakn bakarnya secara
periodik ke suatu peralatan lain melalui jaringan internet. Dengan adanya sistem ini, maka kita
dengan mudah memantau peralatan-peralatan yang digunakan dalam kantor kita. Memudahkan
pemantauan akan mengindarkan kita dari situasi suatu mesin tidak berfungsi karena terlambat
melakukan pemeliharaan.
Peternakan merupakan satu bidang yang sangat berpotensi untuk dikembangkan di
Indonesia. Dengan adanya penerapan aspek teknologi berupa internet of things, para peternak
dapat memonitoring dan mengontrol peternakan meskipun terpaut jarak yang sangat jauh
sekalipun hanya dengan berbekal smartphone. Sehingga peternak yang berada di rumahnya
dapat melakukan monitoring dan kontrol parameter kadar pakan dan air minum. Dengan adanya
sistem ini maka kuantitas konsumsi ternak terhadap pakan dan air minum dapat dikontrol
sehingga dapat lebih efisien dan efektif. Pengontrolan ini juga menjadikan hewan ternak lebih
sehat sehingga pertumbuhannya semakin cepat dan berbobot sesuai dengan harapan.
Harapannya sistem ini nantinya dapat diaplikasikan di dunia peternakan, sehingga banyak orang
yang berminat untuk beternak dan peternakan di Indonesia pun dapat mendominasi dan
menyuplai konsumsi hewan ternak sendiri bahkan bisa ekspor ke luar negeri.
Peternakan sapi perah di Indonesia, 90% merupakan peternakan sapi perah rakyat
dengan kepemilikan kecil dan pengelolaan usaha yang masih tradisional. Pemeliharaan yang
masih tradisional dan skala kepemilikan rendah menyebabkan produksi yang dihasilkan oleh
peternak rakyat rendah. Menurut data Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (2018),
produksi susu dalam negeri hanya mencapai 1.017.930 ton/tahun, sedangkan kebutuhan susu
dalam negeri yaitu sebesar 3.120.000 ton/ tahun.
Sapi Bali merupakan sapi potong asli Indonesia hasil domestika dari banteng liar atau
Bos sundaic (Hardjosubroto, 1994). Sapi ini menjadi primadona sapi potong di Indonesia
karena mempunyai kemampuan reproduksi tinggi, serta dapat sebagai ternak kerja di sawah
dan ladang (Moran, 1990), Persentase karkas tinggi, daging tanpa lemak, heterotis positif
tinggi pada persilangan, daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan dan persentase
kelahiran dapat mencapai 80% (Pane, 1990). Namun juga memiliki beberapa kekurangannya
yaitu pertumbuhannya lambat, rentan terhadap penyakit Jembrana, penyakit ingusan
(Malignant Catarrhal Fever; MCF) dan Bali Ziekte (Darmadja, 1980; Hardjosubroto, 1994),
sehingga berpengaruh terhadap perkembangan dan produktivitas ternak tersebut.
Sementara kebutuhan terhadap daging dan sapi bakalan untuk memenuhi konsumsi
domestik dapat melemahkan upaya untuk meningkatkan kemampuan produktivitas ternak
dalam negeri. Hal ini merupakan salah satu penyebab terjadinya pemotongan terhadap sapi
yang produktif. Akibatnya populasi ternak berkurang. Ketahanan pangan hewani khususnya
daging sapi tidak dapat terwujud tanpa adanya penguatan sistem pembibitan yang benar,
efektif dan efisien, serta pengembangan usaha pengembangbiakan sapi (cow calf operation;
CCO) yang handal, berbasis pakan lokal yang didukung oleh teknologi inovatif, Sumberdaya
Manuasia (SDM) yang lebih dinamis, dan kebijakan yang mampu menciptakan suasana
kondusif.
Peningkatan populasi atau budidaya sapi potong dapat dilakukan melalui perbaikan
sistem perkawinan. Pada dasarnya ada dua metode yang bisa digunakan pada sistem
perkawinan tersebut, yakni kawin alam (nature matting) dan kawin buatan (artificial
matting). Pelaksanaan kegiatan Inseminasi Buatan (IB) merupakan salah satu upaya penerapan
teknologi tepat guna yang merupakan pilihan utama untuk peningkatan populasi dan mutu
genetik ternak. Melalui kegiatan IB, penyebaran bibit unggul ternak sapi dapat dilakukan
dengan murah, mudah dan cepat, serta diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para
peternak. Kecamatan Kampar merupakan kecamatan terdekat dengan pusat ibu kota
Kabupaten Kampar, Bangkinang. Kecamatan berbatasan langsung dengan Kecamatan
Rumbio Jaya di sebelah Selatan, Sebelah Utara berbatasan dengan Kampar Utara, sebelah
Barat berbatasan dengan Kecamatan Bangkinang dan sebelah Timur berbatasan dengan
Kecamatan Kampar Timur. Data monografi Kecamatan Kampar menunjukkan bahwa
populasi Sapi Bali sampai dengan tahun 2012 sekitar 1.498 ekor meningkat sekitar 10%
dari populasi Sapi Bali ditahun 2011 yang hanya sekitar 1.362 ekor. Merujuk pada hasil
sensus pertanian yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Kampar (2013),
populasi sapi potong yang mayoritas dari jenis Sapi Bali untuk Kecamatan Kampar
sekitar1.516 ekor dengan angka pertumbuhan populasi sebanyak 154 ekor, sedangkan
pertumbuhan populasi rentang tahun 2011 ke 2013 hanya sekitar 1.08%.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dapat diperoleh bahwa suhu merupakan
factor penting dalam pembuatan desain kandang. Suhu juga berpengaruh pada pertumbuhan
DOC. Suhu pada kandang DOC berkisar antara. Untuk mengatasi suhu dilakukan dengan cara
penggunaa lampu dan desain kandang tertutup. Namun cara tersebut sudah efektif namun
apabila musim pancaroba perlu rekayasa suhu tambahan. Hal ini dikarenakan cuaca yang tidak
menentu yang mengakibatkan DOC harus menyesuaikan diri terhadap suhu yang naik turun.
Sehingga jika hanya menganfalkan pemasangan bola lampu saja belum bisa untuk dioperasikan
pengatur suhu (suhu bola lampu tidak tetap). Selain itu jarak kandang juga dapat mempengaruhi
biaya operasional infrastruktur kandang tersebut.
Dengan teknologi system kendali IoT tersebut masalah dapat dikendalikan raspberry
pi. Dengan memanfaatkan sensor suhu dapat diketahui suhu kandang DOC. Setelah mengetahui
suhu kandang dapat dilakukan tindakan-tindakan secara manual ataupun otomatis. Tentu
dengan teknologi IoT dapat memudahkan peternak mendapatkan informasi dan kontrol kandang
dengan menggunakan jaringan internet. Namun sebelum itu dibutuhkan rancang bangun yang
dapat mengatasi permasalahan ini.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis
merumuskan masalah yang ada yaitu “Bagaimana pengaruh dari peggunaan IOT(internet of
things) dalam peternakan sapi yang ada di pulau Bali ? ”.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulis akan membahas mengenai Smart Cattle’s yang kedepannya akan
menjadi satu tren baru di Indonesia, dimana Smart Cattle’s ini dapat membantu para peternak
sapi perah untuk dapat menghasilkan susu sapi yang berkualitas dan juga memudahkan para
perternak mengetahui kualitas susu yang di hasilkan oleh sapi perah tersebut. Serta juga dapat
mengetahui kesehatan sapi perah sehingga nantinya dapat mengetahui kondisi sapi yang siap
untuk di perah untuk di ambil susunya. Tujuan utama pembuatan sistem Smart Cattle’s adalah
untuk membantu peternak lokal yang masih menggunakan cara tradisional dalam berternak
sapi perah agar tidak tertinggal dari para peternak baru dan muda yang lebih modern.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambaran umum sistem merupakan gambaran dari konsep “Smart Cow” dalam
kantor yang terdiri dari arsitektur IoT beserta sensor yang digunakan.
Gambar 2.2 merupakan gambaran atas dari kandang sapi. Kandang sapi tersebut
memiliki beberapa ruang sesuai dengan ukuran dan jenis kelamin sapi, selain itu di dalam
kandang sapi terdapat ruang untuk memeras susu sapi, dan pemberian pakan sapi. Terdapat
Kipas udara di bagian atap untuk mendinginkan suhu kandang agar tidak terlalu panas.
2.1.3 Gambaran Umum Kandang Sapi Perah IOT
Gambar 2.3 Merupakan gambaran umum kandang sapi perah iot, dimana terdapat
beberapa peralatan untuk membantu peternak seperti alat pemerah susu otomatis, alat sanitasi
otomatis, sdan sistem pendingin otomatis.
2.1.4 Gambaran Umum Pakan Sapi Perah IOT
Gambar 2.4 merupakan gambaran dari pakan sapi yang diletakkan di luar kandang
dengan dibatasi oleh pembatas. Di dalam barrel dan pakan sapi diletakkan sensor untuk
mendeteksi jika pakan sudah habis, dan peternak dapat meletakkan kembali pakan sapi agar
kesehatan sapi selalu terjaga dan dapat meningkatkan kualitas susu sapi.
Gambar 2.5 merupakan gambaran umum pemerah susu otomatis atau milking machine.
Milking machine sangat penting karena jika memerah susu sapi menggunakan cara tradisional
atau menggunakan tangan, susu yang dihasilkan tidaklah higenis sehingga mengurangi kualitas
susu.
2.1.6 Gambaran Umum Sistem Pendingin Kandang IOT
Gambar 2.6 merupakan sistem pendingin pada kandang sapi perah IOT, jika suhu
kandang mencapa batas maksimal yang dapat diterima oleh jenis sapi maka sistem pendingin
seperti kipas dan air akan menyala untuk mencegah sapi perah merasa kepanasan.
Gambar 2.8 merupakan layout dari kandang sapi Frisian Holstein. Kandang ini
membutuhkan pengawasan suhu dan pakan secara berkala. Suhu maksimal kandang sapi bagi
sapi jenis ini adalah 21 º C, Dengan pemberian pakan minimal 2500 gr dan maksimal 5000 gr.
Gambar 2.10 merupakan layout dari kendang sapi Frisian Holstein. Kandang ini
membutuhkan pengawasan suhu dan pakan secara berkala. Suhu maksimal kandang sapi bagi
sapi jenis ini adalah 23º C, Dengan pemberian pakan minimal 2500 gr dan maksimal 5000 gr
Gambar 2.11 merupakan layout dari kendang sapi Frisian Holstein. Kandang ini
membutuhkan pengawasan suhu dan pakan secara berkala. Suhu maksimal kandang sapi bagi
sapi jenis ini adalah 22º C, Dengan pemberian pakan minimal 2000 gr dan maksimal 4000 gr
BAB III
BISNIS PROSES
Bab III dalam ide bisnis yang memanfaatkan internet of things ini berisi tentang proses
bisnis yang mendukung penggunaan Smart Cattle’s. Berikut merupakan penjelasan sistem
secara rinci.
Bisnis model canvas adalah alat representasi visual yang dapat menjelaskan secara
komprehensif sebuah proses bisnis. Dengan tools BMC ini, seseorang dapat memahami sebuah
bisnis secara garis besar tanpa harus membuat dokumen bisnis plan panjang lebar.
Smart Cattle’s memiliki proses bisnis canvas untuk menjalankan sistem Smart Cattle’s
yaitu customer segment, value prepotition, channels, customer relationship, revenue streams,
key activities, key resources, key partnerships, dan cost structures.
Gambar 4.1 Bussines Modeling Canvas Smart Ternak
Gambar 4.1 merupakan Bussines Modeling Canvas dari Smart Cattle’s yang berfungsi
sebagai pemetaan dari penjualan dari alat-alat yang telah di rancang dan terdapat pada Smart
Cattle’s.
Segmentasi customer smart ternak yaitu peternak sapi perah tradisional dan peternak
sapi perah rumahan karena sesuai dengan tujuan dari smart ternak yaitu membantu para
peternak sapi perah tadisional agar tidak tertinggal dari para peternak muda dan modern. Bagi
peternak sapi rumahan, sistem smart ternak dapat membantu pekerjaan peternak dan
meningkatkan produktivitas sapi perah.
3.1.2 Value Prepotition
Value Proposition menjabarkan manfaat apa yang akan didapatkan pada konsumen jika
memilih sistem smart ternak. Nilai apa yang menjadi pembeda dibandingkan produk/sistem
sejenis atau lainnya baik yang menjadi kekuatan atau keunggulannya
3.1.3 Channels
Channels adalah cara yang tepat untuk digunakan dalam menyampaikan value
proposition kepada konsumen. Channel harus dipilih secara tepat agar dapat membidik target
konsumen yang telah direncanakan.
Untuk menyampaikan kegunaan dan manfaat sistem smart ternak yaitu dengan
melakukan kegiatan promosi dan pemasaran kepada peternak sapi perah secara langsung,
karena target dari sistem smart ternak yaitu peternak tradisional maka kegiatan promosi secara
online tidak akan terlalu efektif. Lalu menggunakan media cetak untuk promosi secara offline
dan media elektronik untuk promosi secara online
Pemasukan dari sistem smart ternak berasal dari penjualan paket sistem, perawatan
sistem dan perbaikan sistem
Kegiatan utama untuk mengembangkan sistem smart cattel’s adalah penjualan sistem
kepada target konsumen, melakukan promosi untuk mempromosikan sistem smart ternak dan
melakukan perawatan atau perbaikan sistem smart ternak.
Sistem smart ternak memerlukan berbagai peralatan dan bahan untuk menjalankan
otomatisasi sistem seperti sensor termokopel, sensor load cell, mikrokontroller, sensor suhu,
alat sanitasi dan pakan sapi.
Dalam dunia bisnis kerjasama dengan pihak luar sangat penting untuk menjaga
kestabilan dan kesuksesan bisnis itu sendiri, sistem smart ternak bekerja sama dengan supplier
dan penjual alat dan bahan yang diperlukan di dalam sistem smart ternak, selain itu juga
diperlukan kerjasama dengan programmer untuk memrpogram aplikasi mikrokontroller.
Rincian biaya untuk membuat dan menjalankan sistem Smart Cattle’s adalah
sebagai berikut:
Bab IV dalam proposal ini berisi tentang pemasaran produk Smart Cattle’s. Berikut
merupakan penjelasan sistem pemasaran secara rinci. Pengertian Rencana Pemasaran adalah
bentuk dari proses manajemen yang mengarah pada strategi pemasaran dimana tujuan utamanya
yaitu untuk mencapai tujuan pemasaran sehingga marketing plan dilakukan pada serangkaian
proses yang sistematis dan melalui koordinasi untuk mendapatkan keputusan rencana
pemasaran.
4.1 Marketing Plan
Pengertian Rencana Pemasaran adalah bentuk dari proses manajemen yang mengarah
pada strategi pemasaran dimana tujuan utamanya yaitu untuk mencapai tujuan pemasaran
sehingga marketing plan dilakukan pada serangkaian proses yang sistematis dan melalui
koordinasi untuk mendapatkan keputusan rencana pemasaran.
Gambar 4.2 merupakan Marketing plan strategi pemasaran dari alat yang ada di dalam
Smart Cattle’s.
4.1.1 Product
Langkah pertama untuk mengembangkan Strategi Pemasaran Produk adalah
memastikan Perusahaan atau kelompok memiliki produk yang kuat. Bahkan sebelum menyusun
strategi, perusahaan perlu memastikan produk tersebut dibuat dengan mempertimbangkan
target pelanggan dan apakah produk tersebut selaras dengan kebutuhan mereka.
Smart Cattle’s merupakan sebuah produk yang terdiri dari berbagai sistem untuk
mengautomatisasi peternakan sapi perah. Tujuan dibuatnya Smart Cattle’s adalah untuk
membantu para peternak tadisional yang masih menggunakan cara manual sehingga dapat
membantu pekerjaan mereka dan meningkatkan produktifitas susu sapi perah.
4.1.2 Customer
Sama seperti produk, Perusahaan juga perlu fokus kepada pelanggan atau calon
pelanggan. Untuk melakukan itu, Perusahaan harus benar-benar memahami mereka.
Karakteristik, sifat, perilaku, dan lainnya adalah kunci untuk memahami pelanggan.
Smart Cattle’s menargetkan para peternak sapi perah tradisional tradisional agar tidak
tertinggal dari peternak modern, karena menurut kementrian peternakan sebanyak 70% peternak
sapi perah di Indonesia masih menggunakan cara tradisional.
4.1.3 Messaging
Perusahaaan tentu perlu berkomunikasi dengan pelanggan. Karena menurut beberapa
hasil riset terkait pemasaran produk, 57% konsumen merasa percaya ketika mereka terhubung
secara emosional dengan suatu brand. Dan tentunya koneksi emosional tersebut dibangun
melalui pesan yang disampaikan terkait produk yang dipasarkan.
Smart Cattle’s menawarkan layanan perawatan sistem secara berkala dan perbaikan
sistem jika ada kerusakan untuk menjaga relasi dengan pelanggan, selain itu pelanggan dapat
menyampaikan pesan dan kritik terhadap sistem Smart Cattle’s
4.1.5 Promotion
Memiliki produk yang solid dan strategi yang matang bukanlah suatu akhir dari
pekerjaan. Perusahaan tidak bisa mengharapkan pelanggan berbondong-bondong membeli
produknya jika mereka tidak tahu apa-apa tentang produk yang dijual. Maka dari itu,
Perusahaan perlu menyampaikan berita melalui promosi strategis.
4.1.6 Analysis
Perusahaan tidak dapat secara langsung mengharapkan Strategi Pemasaran Produk
membuahkan hasil yang sempurna. Kemungkinan terburuk atau risiko kegagalan haruslah
dipertimbangkan dan lacak. Dari situ, Perusahaan hanya tinggal mengevaluasi kinerja
pemasaran produk. Proses analisis ini penting agar Strategi Pemasaran Produk benar-benar
berjalan secara efektif.
Sistem Smart Cattle’s akan terus dikembangkan dan diveluasi kekurangan maupun
kelebihannya agar tujuan utama sistem Smart Cattle’s dapat dicapai.
BAB V
FINANSIAL
Bab V dalam ide bisnis yang memanfaatkan internet of things ini berisi tentang rincian
finansial dan rancangan anggaran biaya yang mendukung penggunaan Smart Cattle’s. Berikut
merupakan penjelasan biaya secara rinci.
No Deskripsi Biaya
1 Sensor TermoKopel Rp.80.000
2 Sensor LoadCell Rp.250.000
3 Sensor Suhu Rp.30.000
4 Kipas Angin Rp.100.000
5 Water Cannon Rp.90.000