Anda di halaman 1dari 23

Esai Pengembangan Bisnis Berbasis Teknologi Informasi

Dan Komunikasi
“Internet Of Ternak : Smart Cattle’s”

DISUSUN OLEH:
Made Alam Kamajana (1705552023)
Gerald Yosua (1705552025)

TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat-
Nya penulis dapat membuat ide pengembangan bisnis yang memanfaatkan internet of Things
ini dengan tepat waktu, tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Kadek Suar Wibawa, ST, M.T. selaku dosen pengampu mata kuliah Internet of
Things
2. Teman-teman serta semua pihak yang telah membantu dalam memberikan ide dan semangat
sehingga sehingga ide bisnis yang memanfaatkan Internet of Things ini dapat terselesaikan.
Penulis sangat berharap dengan adanya ide bisnis yang memanfaatkan Internet of
Things ini dapat memberikan pengetahuan baru dan pengalaman baru bagi masyarakat umum
sehingga dapat mengembagkan usaha di bidang peternakan khususnya ternak sapi serta
diharapkan dapat menambah wawasan pembaca.
Akhir kata penulis hanya dapat mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dapat menyelesaikan ide bisnis yang memanfaatkan Internet of
Things dari awal pengerjaan hingga akhirnya dapat terselesaikan.

Jimbaran, September 2019


BAB I
Pendahuluan
Pendahuluan mencakup jangkauan masalah dan latar belakang dikembangkannya teori
“Smart Cattle’s” dan landasan teori mencakup pengetahuan dari berbagai sumber berkaitan
dalam menyusun “Smart Cattle’s”.

1.1. Latar Belakang


Kemajuan teknologi yang terus berkembang dengan pesat hingga saat ini membuat
para perusahaan yang menyediakan berbagai macam program untuk membantu
mengemmbangkan produk berbasis Internet of Things. Internet of Things (IoT) merupakan
sebuah istilah yang belakangan ini mulai ramai ditemui namun masih sedikit yang mengerti arti
dari istilah ini. Secara umum Internet of Things dapat diartikan sebagai benda-benda di sekitar
kita yang dapat berkomunikasi antara satu sama lain melalui jaringan internet. Melalui internet,
kita bisa mencari uang hanya dengan duduk di depan komputer atau laptop. Internet
menyediakan tempat tak terbatas bagi para perusahaan untuk membuka bisnisnya tanpa
memiliki sebuah kantor. Nantinya internet akan menjadi penghubung utama dalam interaksi
sedangkan manusia hanya sebagai pengatur dan pengawas perangkat ini.

Internet of Things memiliki konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat yang
tersambung dalam koneksi internet secara terus menerus. Sebagai contoh benda elektronik,
bahan pangan dan termasuk benda hidup dan masih banyak lagi. Benda tersebut dapat
ditanamkan sensor yang dibuat selalu aktif dan terhubung secara luas, baik dengan jaringan
lokal maupun dengan jaringan global. Dalam industri, peralatan-peralatan dapat dirancang
untuk memberikan informasi mengenai kondisinya. Misalnya ada peralatan yang membutuhkan
bahan bakar, dan peralatan tersebut memancarkan informasi status bahakn bakarnya secara
periodik ke suatu peralatan lain melalui jaringan internet. Dengan adanya sistem ini, maka kita
dengan mudah memantau peralatan-peralatan yang digunakan dalam kantor kita. Memudahkan
pemantauan akan mengindarkan kita dari situasi suatu mesin tidak berfungsi karena terlambat
melakukan pemeliharaan.
Peternakan merupakan satu bidang yang sangat berpotensi untuk dikembangkan di
Indonesia. Dengan adanya penerapan aspek teknologi berupa internet of things, para peternak
dapat memonitoring dan mengontrol peternakan meskipun terpaut jarak yang sangat jauh
sekalipun hanya dengan berbekal smartphone. Sehingga peternak yang berada di rumahnya
dapat melakukan monitoring dan kontrol parameter kadar pakan dan air minum. Dengan adanya
sistem ini maka kuantitas konsumsi ternak terhadap pakan dan air minum dapat dikontrol
sehingga dapat lebih efisien dan efektif. Pengontrolan ini juga menjadikan hewan ternak lebih
sehat sehingga pertumbuhannya semakin cepat dan berbobot sesuai dengan harapan.
Harapannya sistem ini nantinya dapat diaplikasikan di dunia peternakan, sehingga banyak orang
yang berminat untuk beternak dan peternakan di Indonesia pun dapat mendominasi dan
menyuplai konsumsi hewan ternak sendiri bahkan bisa ekspor ke luar negeri.

Peternakan sapi perah di Indonesia, 90% merupakan peternakan sapi perah rakyat
dengan kepemilikan kecil dan pengelolaan usaha yang masih tradisional. Pemeliharaan yang
masih tradisional dan skala kepemilikan rendah menyebabkan produksi yang dihasilkan oleh
peternak rakyat rendah. Menurut data Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (2018),
produksi susu dalam negeri hanya mencapai 1.017.930 ton/tahun, sedangkan kebutuhan susu
dalam negeri yaitu sebesar 3.120.000 ton/ tahun.

Pembangunan peternakan sebagai industri yang dikendalikan oleh manusia


mencakup empat komponen, yaitu peternak sebagai subjek, ternak sebagai objek, lahan
sebagai basis ekologi budidaya serta lingkungan dan teknologi sebagai alat. Pembangunan
usaha peternakan diarahkan dalam rangka meningkatkan penerimaan peternak. Program
peningkatan usaha peternakan sapi perah tradisional agar lebih maju dan menguntungkan
dapat dilakukan melalui penerapan inovasi teknologi. Adopsi teknologi merupakan suatu
jembatan dalam upaya meningkatkan produktivitas suatu usaha. Demikian juga pada usaha
ternak sapi perah, peternak harus mengadopsi teknologi yang dapat meningkatkan
produktivitas dan pendapatan peternak. Dengan kata lain, inovasi teknologi merupakan alat
untuk memecahkan persoalan yang terjadi di kalangan peternak.

Sapi Bali merupakan sapi potong asli Indonesia hasil domestika dari banteng liar atau
Bos sundaic (Hardjosubroto, 1994). Sapi ini menjadi primadona sapi potong di Indonesia
karena mempunyai kemampuan reproduksi tinggi, serta dapat sebagai ternak kerja di sawah
dan ladang (Moran, 1990), Persentase karkas tinggi, daging tanpa lemak, heterotis positif
tinggi pada persilangan, daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan dan persentase
kelahiran dapat mencapai 80% (Pane, 1990). Namun juga memiliki beberapa kekurangannya
yaitu pertumbuhannya lambat, rentan terhadap penyakit Jembrana, penyakit ingusan
(Malignant Catarrhal Fever; MCF) dan Bali Ziekte (Darmadja, 1980; Hardjosubroto, 1994),
sehingga berpengaruh terhadap perkembangan dan produktivitas ternak tersebut.
Sementara kebutuhan terhadap daging dan sapi bakalan untuk memenuhi konsumsi
domestik dapat melemahkan upaya untuk meningkatkan kemampuan produktivitas ternak
dalam negeri. Hal ini merupakan salah satu penyebab terjadinya pemotongan terhadap sapi
yang produktif. Akibatnya populasi ternak berkurang. Ketahanan pangan hewani khususnya
daging sapi tidak dapat terwujud tanpa adanya penguatan sistem pembibitan yang benar,
efektif dan efisien, serta pengembangan usaha pengembangbiakan sapi (cow calf operation;
CCO) yang handal, berbasis pakan lokal yang didukung oleh teknologi inovatif, Sumberdaya
Manuasia (SDM) yang lebih dinamis, dan kebijakan yang mampu menciptakan suasana
kondusif.

Peningkatan populasi atau budidaya sapi potong dapat dilakukan melalui perbaikan
sistem perkawinan. Pada dasarnya ada dua metode yang bisa digunakan pada sistem
perkawinan tersebut, yakni kawin alam (nature matting) dan kawin buatan (artificial
matting). Pelaksanaan kegiatan Inseminasi Buatan (IB) merupakan salah satu upaya penerapan
teknologi tepat guna yang merupakan pilihan utama untuk peningkatan populasi dan mutu
genetik ternak. Melalui kegiatan IB, penyebaran bibit unggul ternak sapi dapat dilakukan
dengan murah, mudah dan cepat, serta diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para
peternak. Kecamatan Kampar merupakan kecamatan terdekat dengan pusat ibu kota
Kabupaten Kampar, Bangkinang. Kecamatan berbatasan langsung dengan Kecamatan
Rumbio Jaya di sebelah Selatan, Sebelah Utara berbatasan dengan Kampar Utara, sebelah
Barat berbatasan dengan Kecamatan Bangkinang dan sebelah Timur berbatasan dengan
Kecamatan Kampar Timur. Data monografi Kecamatan Kampar menunjukkan bahwa
populasi Sapi Bali sampai dengan tahun 2012 sekitar 1.498 ekor meningkat sekitar 10%
dari populasi Sapi Bali ditahun 2011 yang hanya sekitar 1.362 ekor. Merujuk pada hasil
sensus pertanian yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Kampar (2013),
populasi sapi potong yang mayoritas dari jenis Sapi Bali untuk Kecamatan Kampar
sekitar1.516 ekor dengan angka pertumbuhan populasi sebanyak 154 ekor, sedangkan
pertumbuhan populasi rentang tahun 2011 ke 2013 hanya sekitar 1.08%.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dapat diperoleh bahwa suhu merupakan
factor penting dalam pembuatan desain kandang. Suhu juga berpengaruh pada pertumbuhan
DOC. Suhu pada kandang DOC berkisar antara. Untuk mengatasi suhu dilakukan dengan cara
penggunaa lampu dan desain kandang tertutup. Namun cara tersebut sudah efektif namun
apabila musim pancaroba perlu rekayasa suhu tambahan. Hal ini dikarenakan cuaca yang tidak
menentu yang mengakibatkan DOC harus menyesuaikan diri terhadap suhu yang naik turun.
Sehingga jika hanya menganfalkan pemasangan bola lampu saja belum bisa untuk dioperasikan
pengatur suhu (suhu bola lampu tidak tetap). Selain itu jarak kandang juga dapat mempengaruhi
biaya operasional infrastruktur kandang tersebut.

Untuk mengatasi permasalahan pada perancangan kandang DOC berdasarkan uraian


sebagian masalah diatas, maka dibutuhkan teknologi yang dapat mengatasi permasalahan ini.
Dibutuhkan sebuah kontrol kendali untuk mengatur suhu ruang dalam kandang. Kemajuan
teknologi terkini adalah kemajuan teknologi bidang komputer kendali. Salah satunya
menggunakan raspberry pi. Raspberry Pi merupakan komputer mini berukuran saku. Awalnya
ditjukan untuk kepentingan edukasi, komputer saku ini lambat laun popular di dunia karena
harganya murah dan kelengkapan port masukan/keluarannya (Ristianto, 2015). Raspberry pi ini
digunakan karena berbentuk mini komputer dengan daya rendah namun peformanya sudah
seperti komputer PC sehingga memungkin alat ini ditambatkan didalam sebuah kandang DOC.
Raspberry pi juga merupakan teknologi yang berbasis IoT (Internet Of Things).

Dengan teknologi system kendali IoT tersebut masalah dapat dikendalikan raspberry
pi. Dengan memanfaatkan sensor suhu dapat diketahui suhu kandang DOC. Setelah mengetahui
suhu kandang dapat dilakukan tindakan-tindakan secara manual ataupun otomatis. Tentu
dengan teknologi IoT dapat memudahkan peternak mendapatkan informasi dan kontrol kandang
dengan menggunakan jaringan internet. Namun sebelum itu dibutuhkan rancang bangun yang
dapat mengatasi permasalahan ini.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis
merumuskan masalah yang ada yaitu “Bagaimana pengaruh dari peggunaan IOT(internet of
things) dalam peternakan sapi yang ada di pulau Bali ? ”.

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulis akan membahas mengenai Smart Cattle’s yang kedepannya akan
menjadi satu tren baru di Indonesia, dimana Smart Cattle’s ini dapat membantu para peternak
sapi perah untuk dapat menghasilkan susu sapi yang berkualitas dan juga memudahkan para
perternak mengetahui kualitas susu yang di hasilkan oleh sapi perah tersebut. Serta juga dapat
mengetahui kesehatan sapi perah sehingga nantinya dapat mengetahui kondisi sapi yang siap
untuk di perah untuk di ambil susunya. Tujuan utama pembuatan sistem Smart Cattle’s adalah
untuk membantu peternak lokal yang masih menggunakan cara tradisional dalam berternak
sapi perah agar tidak tertinggal dari para peternak baru dan muda yang lebih modern.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca dalam bidang pembuatan


perancangan sistem informasi yang menggunakan Internet Of Things.
2. Membantu Peternak sapi dalam mengelola kadang sapi dengan menggunakan alat
IOT. Data yang tersimpan akan dalam alat dapat memudahkan petani dalam
mengetahui kebiasaan dari ternak sapi tersebut.
BAB II
GAMBARAN SISTEM

Gambaran umum sistem merupakan gambaran dari konsep “Smart Cow” dalam
kantor yang terdiri dari arsitektur IoT beserta sensor yang digunakan.

2.1 Arsitektur Smart Office


Arsitektur Smart Cow memiliki gambaran umum mengenai bagaimana proses sistem
bekerja nantinya. Implementasi teknologi dalam kandang dimana ada beberapa sensor di
dalamnya untuk mengontrol sapi-sapi yang ada di kandang tersebut.

2.1.1 Gambaran Umum Arsitektur Sistem Smart Cow

Gambar 2.1 Arsitektur Peralatan Pada Smart Cow


Gambar 2.1 merupakan gambaran umum dari arsitektur IoT Smart Cow, yang terdiri
dari tiga lapisan layer yaitu perception layer, network layer dan application layer. Masing-
maisng lapisan mempunyai peran dan fungsi yang berbeda-beda namun masih dalam satu
kerangka kerja yang berkesinambungan dan terintegrasi.
Gambar tersebut dijelaskan pengertian dari tiga layer tersebut, pertama perception layer
yaitu berfungsi untuk mempersepsikan dan mengidentifikasi sebuah obyek, selain itu juga
berfungsi untuk mengumpulkan dan menangkap informasi. Dalam gambar yang dimaksudkan
dengan Perception Layer yaitu suatu objek yang dapat dijadikan smart sistem seperti pengatur
suhu, pengatur pakan dan pengatur minuman. Network layer yaitu terdiri dari berbagai jenis
jaringan komunikasi (internet) dan jaringan inti. Lapisan jaringan komunikasi biasanya
dijadikan sebagai jaringan akses. Dalam gambar terdapat Gateway yang berintegrasi melalui
jaringan wifi, 4G dan 3G. Terakhir adalah application layer adalah kombinasi dari teknologi
IoT dengan peralatan-peralatan industri yang bertujuan untuk menjadikan sistem sebagai solusi
yang lebih cerdas. Lapisan aplikasi meliputi semua insfrastruktur dan perangkat yang digunakan
di industri yang berkaitan dengan proses monitoring dan berbasis IoT. Dalam gambar terdapat
Cloud yang sebelumnya berintegrasi dengan Gateway melalui network layer dan dapat
dikontrol oleh pemakaian aplikasi mobile.

2.1.2 Gambaran Umum Kandang Sapi Perah IOT

Gambar 2.1 Tampak Atas Kandang “Smart Cow”

Gambar 2.2 merupakan gambaran atas dari kandang sapi. Kandang sapi tersebut
memiliki beberapa ruang sesuai dengan ukuran dan jenis kelamin sapi, selain itu di dalam
kandang sapi terdapat ruang untuk memeras susu sapi, dan pemberian pakan sapi. Terdapat
Kipas udara di bagian atap untuk mendinginkan suhu kandang agar tidak terlalu panas.
2.1.3 Gambaran Umum Kandang Sapi Perah IOT

Gambar 2.2 Gambaran Umum Kandang Sapi Perah IOT

Gambar 2.3 Merupakan gambaran umum kandang sapi perah iot, dimana terdapat
beberapa peralatan untuk membantu peternak seperti alat pemerah susu otomatis, alat sanitasi
otomatis, sdan sistem pendingin otomatis.
2.1.4 Gambaran Umum Pakan Sapi Perah IOT

Gambar 2.3 Pakan Sapi Perah IOT

Gambar 2.4 merupakan gambaran dari pakan sapi yang diletakkan di luar kandang
dengan dibatasi oleh pembatas. Di dalam barrel dan pakan sapi diletakkan sensor untuk
mendeteksi jika pakan sudah habis, dan peternak dapat meletakkan kembali pakan sapi agar
kesehatan sapi selalu terjaga dan dapat meningkatkan kualitas susu sapi.

2.1.5 Gambaran Umum Pemerah Susu Otomatis IOT

Gambar 2.4 Pemerah Susu Otomatis IOT

Gambar 2.5 merupakan gambaran umum pemerah susu otomatis atau milking machine.
Milking machine sangat penting karena jika memerah susu sapi menggunakan cara tradisional
atau menggunakan tangan, susu yang dihasilkan tidaklah higenis sehingga mengurangi kualitas
susu.
2.1.6 Gambaran Umum Sistem Pendingin Kandang IOT

Gambar 2.5 Sistem Pendingin “Cooling System” Kandang Sapi IOT

Gambar 2.6 merupakan sistem pendingin pada kandang sapi perah IOT, jika suhu
kandang mencapa batas maksimal yang dapat diterima oleh jenis sapi maka sistem pendingin
seperti kipas dan air akan menyala untuk mencegah sapi perah merasa kepanasan.

2.1.7 Gambaran Umum Sanitasi Kandang Sapi IOT

Gambar 2.6 Sanitasi Kandang Sapi IOT


Gambar 2.1.3 Merupakan gambaran umum sanitasi kandang sapi IOT, dimana alat
berupa pel diletakkan di dalam kandang dan dipasang rel sebagai jalan alat pel untuk bergerak.
Dengan menggunakan energi gerak, pel akan bergerak sesuai rel untuk membersihkan setiap
kotoran yang ada di lantai kandang sapi.

2.1.8 Layout Kandang Sapi Frisian Holstein

Gambar 2.7 Kandang Sapi 3D Frisian Holstein

Gambar 2.8 merupakan layout dari kandang sapi Frisian Holstein. Kandang ini
membutuhkan pengawasan suhu dan pakan secara berkala. Suhu maksimal kandang sapi bagi
sapi jenis ini adalah 21 º C, Dengan pemberian pakan minimal 2500 gr dan maksimal 5000 gr.

2.1.9 Layout Kandang Sapi Jersey

Gambar 2.8 Kandang Sapi 3D Jersey


Gambar 2.9 merupakan layout dari kendang sapi Jersey. Kandang ini membutuhkan
pengawasan suhu dan pakan secara berkala. Suhu maksimal kandang sapi bagi sapi jenis ini
adalah 23º C, Dengan pemberian pakan minimal 2000 gr dan maksimal 4000 gr.

2.1.10 Layout Kandang Sapi Guernsey

Gambar 2.9 Kandang Sapi 3D Guernsey

Gambar 2.10 merupakan layout dari kendang sapi Frisian Holstein. Kandang ini
membutuhkan pengawasan suhu dan pakan secara berkala. Suhu maksimal kandang sapi bagi
sapi jenis ini adalah 23º C, Dengan pemberian pakan minimal 2500 gr dan maksimal 5000 gr

2.1.11 Layout Kandang Sapi Brown Swiss

Gambar 2.10 Kandang Sapi 3D Brown Swiss

Gambar 2.11 merupakan layout dari kendang sapi Frisian Holstein. Kandang ini
membutuhkan pengawasan suhu dan pakan secara berkala. Suhu maksimal kandang sapi bagi
sapi jenis ini adalah 22º C, Dengan pemberian pakan minimal 2000 gr dan maksimal 4000 gr
BAB III
BISNIS PROSES

Bab III dalam ide bisnis yang memanfaatkan internet of things ini berisi tentang proses
bisnis yang mendukung penggunaan Smart Cattle’s. Berikut merupakan penjelasan sistem
secara rinci.

3.1 Bussiness Model Canvas


Pengusaha yang perkembangan bisnisnya baik biasanya memiliki model bisnis yang
efisien dan efektif dalam menjangkau target pasarnya. Model bisnis adalah jabaran strategi yang
menyangkut berbagai aspek dalam bisnis tersebut menjadi satu kesatuan strategi yang utuh
untuk menghasilkan keuntungan. Dulu pebisnis mengenal model tradisional “Business Plan”
yang membutuhkan puluhan lembar untuk mendokumentasikan rencana bisnis. Pendekatan
dokumen “Business Plan” dianggap terlalu formal dan menghabiskan waktu yang lama dalam
pembuatannya. Saat ini telah ada model bisnis baru yang diperkenalkan oleh Alexander
Osterwalder yaitu “Business Model Canvas” berupa alat visual satu halaman yang
memungkinkan start-up tetap fokus pada penciptaan nilai, tidak lagi membuang-buang waktu
dalam berpuluh-puluh lembar.

Bisnis model canvas adalah alat representasi visual yang dapat menjelaskan secara
komprehensif sebuah proses bisnis. Dengan tools BMC ini, seseorang dapat memahami sebuah
bisnis secara garis besar tanpa harus membuat dokumen bisnis plan panjang lebar.

Smart Cattle’s memiliki proses bisnis canvas untuk menjalankan sistem Smart Cattle’s
yaitu customer segment, value prepotition, channels, customer relationship, revenue streams,
key activities, key resources, key partnerships, dan cost structures.
Gambar 4.1 Bussines Modeling Canvas Smart Ternak

Gambar 4.1 merupakan Bussines Modeling Canvas dari Smart Cattle’s yang berfungsi
sebagai pemetaan dari penjualan dari alat-alat yang telah di rancang dan terdapat pada Smart
Cattle’s.

3.1.1 Customer Segment


Customer segment menjabarkan spesifik segmentasi pelanggan yang menggunakan
sistem smart ternak. Dipilih berdasarkan tingkat ekonomi, bidang usaha, jenis usaha dan tujuan
pelanggan

Segmentasi customer smart ternak yaitu peternak sapi perah tradisional dan peternak
sapi perah rumahan karena sesuai dengan tujuan dari smart ternak yaitu membantu para
peternak sapi perah tadisional agar tidak tertinggal dari para peternak muda dan modern. Bagi
peternak sapi rumahan, sistem smart ternak dapat membantu pekerjaan peternak dan
meningkatkan produktivitas sapi perah.
3.1.2 Value Prepotition
Value Proposition menjabarkan manfaat apa yang akan didapatkan pada konsumen jika
memilih sistem smart ternak. Nilai apa yang menjadi pembeda dibandingkan produk/sistem
sejenis atau lainnya baik yang menjadi kekuatan atau keunggulannya

Keunggulan smart ternak yaitu menawarkan teknologi otomatisasi berbasis internet of


things dalam beternak sapi perah. Dengan sistem yang bekerja secara otomatis tentu dapat
membantu para peternak yang masih menggunakan sistem manual. Karena ditunjukkan untuk
peternak tradisonal dan rumahan, sistem smart ternak menggunakan alat dan teknologi yang
cukup sederhana dan terjangkau selai itu sistem smart ternak merupakan sistem yanag ramah
lingkungan dan tidak akan mempengaruhi kesehata sapi.

3.1.3 Channels
Channels adalah cara yang tepat untuk digunakan dalam menyampaikan value
proposition kepada konsumen. Channel harus dipilih secara tepat agar dapat membidik target
konsumen yang telah direncanakan.

Untuk menyampaikan kegunaan dan manfaat sistem smart ternak yaitu dengan
melakukan kegiatan promosi dan pemasaran kepada peternak sapi perah secara langsung,
karena target dari sistem smart ternak yaitu peternak tradisional maka kegiatan promosi secara
online tidak akan terlalu efektif. Lalu menggunakan media cetak untuk promosi secara offline
dan media elektronik untuk promosi secara online

3.1.4 Customer Relationships


Customer relationship adalah cara atau wadah untuk terus berhubungan dan semakin
mempererat hubungan dengan konsumen. Hal ini harus dilakukan agar pelanggan smart ternak
jumlahnya terus bertambah dan untuk mempertahankan konsumen. Kini perkembangan media
sosial sangat memfasilitasi untuk tetap berhubungan dengan pelanggan.
Untuk menjaga relasi dengan konsumen smart ternak maka dibuatlah program
membership atau keangotaan bagi pengguna sistem smart ternak, jika suatu saat terjadi kendala
pada sistem smart ternak, konsumen dapat menghubungi contact person dari smart ternak.

3.1.5 Revenue Streams


Dalam bisnis, memiliki arus pendapatan (revenue stream) yang sangat jelas dan masuk
akal sangatlah penting untuk tetap membuat bisnis tetap hidup. Dari sinilah akan tergambar
darimana sistem smart ternak menghasilkan uang atau keuntungan.

Pemasukan dari sistem smart ternak berasal dari penjualan paket sistem, perawatan
sistem dan perbaikan sistem

3.1.6 Key Activities


Daftar kegiatan apa saja yang harus dilakukan dalam sistem smart ternak, baik kegiatan
utama maupun pendukung. Dari list ini akan terlihat berapa SDM yang dibutuhkan dan
managerial waktu dalam pengerjaannya.

Kegiatan utama untuk mengembangkan sistem smart cattel’s adalah penjualan sistem
kepada target konsumen, melakukan promosi untuk mempromosikan sistem smart ternak dan
melakukan perawatan atau perbaikan sistem smart ternak.

3.1.7 Key Resources


Key Resource adalah sumber daya yang harus dimiliki agar key activities smart ternak
bisa dijalankan dan value proposition dapat diberikan kepada konsumen.

Sistem smart ternak memerlukan berbagai peralatan dan bahan untuk menjalankan
otomatisasi sistem seperti sensor termokopel, sensor load cell, mikrokontroller, sensor suhu,
alat sanitasi dan pakan sapi.

3.1.8 Key Partnerships


Key partners adalah pihak-pihak yang bisa diajak bekerjasama dengan tujuan untuk
menyokong dan mengoptimalkan alokasi sumber daya, mengurangi resiko dan ketidakpastian
persaingan, serta meningkatkan kinerja. Key partnership yang baik akan membentuk siklus
sistem yang lebih stabil.

Dalam dunia bisnis kerjasama dengan pihak luar sangat penting untuk menjaga
kestabilan dan kesuksesan bisnis itu sendiri, sistem smart ternak bekerja sama dengan supplier
dan penjual alat dan bahan yang diperlukan di dalam sistem smart ternak, selain itu juga
diperlukan kerjasama dengan programmer untuk memrpogram aplikasi mikrokontroller.

3.1.9 Cost Structures


Poin terakhir dari Business Model Canvas smart ternak adalah struktur pembiayaan
sistem. Segala bentuk biaya yang dikeluarkan untuk membuat dan menjalankan sistem smart
ternak.

Rincian biaya untuk membuat dan menjalankan sistem Smart Cattle’s adalah
sebagai berikut:

No Pengeluaran Estimasi Harga


1 Pembelian alat sensor load cell 30000
2 Pembelian alat sensor termokopel 150000
3 Pembelian alat sensor suhu 100000
4 Pembelian alat mikrokontroller Arduino 250000
uno
5 Pembelian alat sistem sanitasi 400000
6 Pembelian alat sistem pakan otomatis 300000
7 Penyewaan Jasa Programmer 500000
Tabel biaya pengeluaran menjalankan sistem Smart Cattle’s
Pada tabel di atas adalah keterangan berupa harga perkiraan yang akan dikeluarkan
untuk membeli barang-barang berupa alat seperti sensor dan lainnya yang ada di dalam Smart
Cattle’s.
BAB IV
PEMASARAN

Bab IV dalam proposal ini berisi tentang pemasaran produk Smart Cattle’s. Berikut
merupakan penjelasan sistem pemasaran secara rinci. Pengertian Rencana Pemasaran adalah
bentuk dari proses manajemen yang mengarah pada strategi pemasaran dimana tujuan utamanya
yaitu untuk mencapai tujuan pemasaran sehingga marketing plan dilakukan pada serangkaian
proses yang sistematis dan melalui koordinasi untuk mendapatkan keputusan rencana
pemasaran.
4.1 Marketing Plan
Pengertian Rencana Pemasaran adalah bentuk dari proses manajemen yang mengarah
pada strategi pemasaran dimana tujuan utamanya yaitu untuk mencapai tujuan pemasaran
sehingga marketing plan dilakukan pada serangkaian proses yang sistematis dan melalui
koordinasi untuk mendapatkan keputusan rencana pemasaran.

Gambar 4.1 Smart Cattle’s Marketing Plan

Gambar 4.2 merupakan Marketing plan strategi pemasaran dari alat yang ada di dalam
Smart Cattle’s.

4.1.1 Product
Langkah pertama untuk mengembangkan Strategi Pemasaran Produk adalah
memastikan Perusahaan atau kelompok memiliki produk yang kuat. Bahkan sebelum menyusun
strategi, perusahaan perlu memastikan produk tersebut dibuat dengan mempertimbangkan
target pelanggan dan apakah produk tersebut selaras dengan kebutuhan mereka.

Smart Cattle’s merupakan sebuah produk yang terdiri dari berbagai sistem untuk
mengautomatisasi peternakan sapi perah. Tujuan dibuatnya Smart Cattle’s adalah untuk
membantu para peternak tadisional yang masih menggunakan cara manual sehingga dapat
membantu pekerjaan mereka dan meningkatkan produktifitas susu sapi perah.

4.1.2 Customer
Sama seperti produk, Perusahaan juga perlu fokus kepada pelanggan atau calon
pelanggan. Untuk melakukan itu, Perusahaan harus benar-benar memahami mereka.
Karakteristik, sifat, perilaku, dan lainnya adalah kunci untuk memahami pelanggan.

Smart Cattle’s menargetkan para peternak sapi perah tradisional tradisional agar tidak
tertinggal dari peternak modern, karena menurut kementrian peternakan sebanyak 70% peternak
sapi perah di Indonesia masih menggunakan cara tradisional.

4.1.3 Messaging
Perusahaaan tentu perlu berkomunikasi dengan pelanggan. Karena menurut beberapa
hasil riset terkait pemasaran produk, 57% konsumen merasa percaya ketika mereka terhubung
secara emosional dengan suatu brand. Dan tentunya koneksi emosional tersebut dibangun
melalui pesan yang disampaikan terkait produk yang dipasarkan.

Smart Cattle’s menawarkan layanan perawatan sistem secara berkala dan perbaikan
sistem jika ada kerusakan untuk menjaga relasi dengan pelanggan, selain itu pelanggan dapat
menyampaikan pesan dan kritik terhadap sistem Smart Cattle’s

4.1.4 People Behavior


Kebiasaan pelanggan merupakan suatu kebiasaan konsumen dalam membeli suatu
produk yang telah ditawarkan.
Kebiasaan dari konsumen adalah selalu mencari cara mudah untuk melakukan suatu
pekerjaan, dengan sistem Smart Cattle’s yang terautomatisasi tentu dapat membantu setiap
pekerjaan dari para peternak.

4.1.5 Promotion
Memiliki produk yang solid dan strategi yang matang bukanlah suatu akhir dari
pekerjaan. Perusahaan tidak bisa mengharapkan pelanggan berbondong-bondong membeli
produknya jika mereka tidak tahu apa-apa tentang produk yang dijual. Maka dari itu,
Perusahaan perlu menyampaikan berita melalui promosi strategis.

Smart Cattle’s menggunakan 2 langkah promosi yaitu menawarkan langsung kepada


para peternak tradisional dan menggunakan media elektronik untuk mempromosikan sistem
Smart Cattle’s.

4.1.6 Analysis
Perusahaan tidak dapat secara langsung mengharapkan Strategi Pemasaran Produk
membuahkan hasil yang sempurna. Kemungkinan terburuk atau risiko kegagalan haruslah
dipertimbangkan dan lacak. Dari situ, Perusahaan hanya tinggal mengevaluasi kinerja
pemasaran produk. Proses analisis ini penting agar Strategi Pemasaran Produk benar-benar
berjalan secara efektif.

Sistem Smart Cattle’s akan terus dikembangkan dan diveluasi kekurangan maupun
kelebihannya agar tujuan utama sistem Smart Cattle’s dapat dicapai.
BAB V
FINANSIAL

Bab V dalam ide bisnis yang memanfaatkan internet of things ini berisi tentang rincian
finansial dan rancangan anggaran biaya yang mendukung penggunaan Smart Cattle’s. Berikut
merupakan penjelasan biaya secara rinci.

5.1 Kebutuhan Modal


Modal, merupakan pondasi penting dalam membangun bahkan mengembangkan
sebuah bisnis. Tidak hanya perusahaan besar, bisnis usaha kecil dan menengah (UKM) juga
memerlukan modal. Meski begitu, pegiat usaha sekarang ini banyak menemui hambatan atau
bahkan jalan buntu ketika ingin mendapatkan akses permodalan. Apalagi banyak instansi-
instansi peminjaman memberikan banyak persyaratan yang menyulitkan mereka untuk
mendapatkan modal. Untuk menjalankan sebuah usaha yang sukses, dibutuhkan tidak hanya
produk dan pelayanan terbaik untuk dijual demi mendapatkan keuntungan. Ada beberapa faktor
yang menentukan apakah bisnis dapat berkembang hingga periode tertentu atau bahkan hingga
waktu yang tidak bisa ditentukan. Salah satu hal terpenting yang membedakan apakah Anda
bisa sukses menjalankan bisnis adalah, apakah Anda bisa mengakses ke permodalan dengan
mudah atau tidak. Estimasi biaya yang dibutuhkan adalah sebagai berikut

No Deskripsi Biaya
1 Sensor TermoKopel Rp.80.000
2 Sensor LoadCell Rp.250.000
3 Sensor Suhu Rp.30.000
4 Kipas Angin Rp.100.000
5 Water Cannon Rp.90.000

Anda mungkin juga menyukai