Asuhan Keperawatan Pasien Dewasa Efusi Pleura - Kelompok 3 - B17
Asuhan Keperawatan Pasien Dewasa Efusi Pleura - Kelompok 3 - B17
oleh :
Kelompok 3
Kelas B 2017
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DEWASA
PADA SISTEM RESPIRASI EFUSI PLEURA
oleh :
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
i
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
mata kuliah Keperawatan Bedah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pasien
Dewasa Pada Sistem Respirasi Efusi Pleura” ini dengan baik.
Dalam menyelesaikan tugas makalah ini, kami mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu kami ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Ns. Akhmad Zainur Ridla, S.Kep., MAdvN. selaku dosen pembimbing
penyususnan makalah.
2. Semua pihak yang telah membantu sampai terselesaikannya tugas makalah
ini.
Kami menyadari bahwa tugas makalah ini banyak kekurangannya, baik
dalam penulisannya maupun dalam isinya, untuk itu kami menerima kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak untuk perbaikan makalah ini. Semoga
dengan terselesaikan tugas ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan
bermanfaat pula untuk Keperawatan Bedah kedepannya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
PRAKATA.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2Tujuan........................................................................................ 2
1.3Rumusan Masalah.................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 4
2.1Review Anatomi dan Fisiologi................................................. 4
2.2Patofisiologi............................................................................... 6
2.3Tanda dan Gejala...................................................................... 7
2.4Etiologi....................................................................................... 8
2.5Penatalaksanaan Klinis............................................................ 9
2.6Terapi Bedah dan Non Bedah.................................................. 10
2.7 Pemeriksaan Penunjang.......................................................... 11
BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................... 16
3.1Pengkajian................................................................................. 16
3.2 Diagnosa.................................................................................... 19
3.3 Intervensi................................................................................... 19
3.4 Implementasi............................................................................. 23
3.5 Evaluasi..................................................................................... 23
BAB 4. PENUTUP....................................................................................... 25
4.1 Kesimpulan............................................................................... 25
4.2 Saran......................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 26
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Anatomi Pleura
(Sumber: Pearce, 2009)
Diantara dua pleura terdapat rongga yang disebut dengan kavitas pleural.
Kedua pleura dipisahkan oleh cairan pleura. Pleura parietalis akan
memproduksi cairan pleura yang selanjutnya akan diabsorbsi oleh pleura
viseralis. Dalam keadaan normal, cairan yang berasa dirongga pleura sebanyak
0,1-0,2 ml/kgbb. Cairan pleura dipergunakan sebagai pelumas antara dua
pleura, sehingga dapat mengurangi gesekan pada saat pergerakan pernapasan
berjalan (Somantri, 2009).
2.2 Patofisiologi
Efusi pleura adalah peningkatan atau penuruna kecepatan produksi cairan
atau pun keduanya sehingga menyebabkan akumulasi cairan. Akumulasi
cairan pleura terjadi jika:
Efusi pleura juga merupakan suatu gejala komplikasi dari penyakit yang
menyebabkan penumpukan cairan di pleura. Efusi dapat terjadi karena
transudatif dan eksudatif, yaitu:
Gejala lain yang mendasari efusi pleura yaitu sesak saat berbaring,
pembengkakan tungkai, dan riwayat terbangun karena sesak, hal ini adalah
gejala gagal jantung. Tuberkulosis pada paru menyebabkan gejala keringat
demam, malam, penurunan berat badan, serta batuk darah. Batuk darah
dijumpai juga pada keganasan, gangguan pada saluran napas, dan kematian
jaringan paru. Efusi pleura pada radang paru – paru (pneumonia)
menimbulkan gejala demam, batuk berdahak, dan sesak napas (Muttaqin,
2012).
2.4 Etiologi
Berdasarkan pada jenis cairan yang terbentuk, cairan pleura dibagi 3,
yaitu:
1. Transudat
Disebabkan oleh kegagalan jantung kongestif, sindrom nefrotik,
asisten (karena proses sepatis hepatis), sindroma vena cava superior,
tumor dan sindroma meig (gejala yang terdiri atas tumor ovarium
benigna dengan ascites).
2. Eksudat
Disebabkan oleh infeksi (tuberkolosis penomenia), tumor, infak paru,
radiasi dan penyakit kolagen.
3. Efusi hemoragis
Disebabkan karena adanya tumor, trauma, infak paru dan tuberkolosis
(Bilotta dan Kimberly, 2011)
Berdasarkan pada lokasi cairan yang terbentuk, efusi pleura dibagi
menjadi 2, yaitu:
1. Unilateral
Efusi unilateral bersifat tidak mempunyai hubungan yang spesifik
dan penyebab penyakitnya.
1. Bilateral
Efusi bilateral sering ditemukan pada penyakit seperti kegaglan
jantung kongestif, sindroma nefrotik, asites, infark paru, lupus
eritematosus sistemik, tuberkolosis dan tumor (Bilotta dan Kimberly,
2011).
b. Terapi Bedah
1. Thoracocentesis
Terapi ini merupakan prosedur invasif bedah dimana hal ini dilakukan
guna mengeluarkan cairan atau udara dari ruang pleura guna tujuan
diagnostik atau terapeutik (Christ, 2008).
2. Tube Thoracostomy
Tube Thoracostomy atau yang biasa disebut drainase tabung dada
merupakan proses yang hampir diindikasikan pada semua pasien dengan
kasus empiema (pH <7,20). Jika kondisi efusi pleura pada pasien semakin
parah, salah satu tindakan yang dapat diambil (Harjanto, 2018).
3. Pleurodesis
Pleurodesis bertujuan untuk melekatkan kedua dinding pleura.
Biasanya dengan memberi tetrasiklin 500-3000 mg dalam 100 mL salin,
atau bleomisin 60 mg, lalu dimasukkan ke dalam rongga pleura, kemudian
klien dibolak-balikkan selama 2-3 jam. Keberhasilan tindakan ini hingga
50-75%.
A. Pemeriksaan Radiologis
Pada pemeriksaan radiologik ini memiliki nilai tinggi umtuk
menegakkan diagnosis efusi pleura, namun begitu terdapat kelemahan
pada pemeriksaan yaitu tidak dapat digunakan untuk menentukan faktor
penyebabnya. Pada pemeriksaan ini jika cairan tidak tampak pada foto
postero-anterior (PA), maka dapat dibuat foto pada posisi dekubitus lateral
(Sudoyo, 2009)
Terdapat beberapa pemeriksaan radiologis yang umum dilakukan antara
lain :
1. Rontgen dada
Gambar 1.1
Pada gambar diatas merupakan foto thorax yang normal
(Sumber : Muttaqin, 2012)
Gambar 1.2
Gambar 1.3
Gambar diatas merupakan foto thorax AP
(Sumber : Muttaqin, 2012)
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa pada tanda panah
menunjukkan sudut costophrenicus kanan tumpul
Gambar 1.4
Pada pemeriksaan foto thorax dengan jumlah cairan yang sedikit yaitu
sekitar <100 ml, maka dapat dilakukan dengan foto thorax posterior-
anterior (PA) tetapi cairan yang ada tidak akan terlihat hanya memberikan
gambaran berupa penumpulan sudut costophrenicus dapat dilihat pada
gambar 1.3 dan 1.4. Apabila pemeriksaan foto thorax dengan PA tidak
terlihat, disarankan agar dapat dibuat foto pada posisi dekubitus lateral
(gambar 1.4)
2. CT Scan dada
(Sumber : Wahab, 2009)
Kasus
3.1 Pengkajian
a. Pengumpulan data
a. Identitas
Nama : Ny. X No. RM : 10989855
Umur : 57 tahun Pekerjaan : Karyawan
kantor
Jenis kelamin : Perempuan Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam Tanggal MRS : 14 Oktober 2019
Pendidikan : S1 Tanggal pengkajian : 15 Oktober 2019
Alamat : Jember Sumber informasi : Pasien dan
Rekam medis
b. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan adalah sesak nafas.
g. Data Sosial
Bagaimana hubungan klien dengan keluarga dan bagaiman peran
klien dirumah dan dirumah sakit.
h. Data Spiritual
Bagaimana persepsi klien terhadap penyakit dan hubungan dengan
agama yang dianut
i. Pemeriksaan Fisik
Secara umum
Rambut
Mata telinga
Hidung mulut
Tenggorokan
Telinga
Leher Dada Abdomen
Genetalia
Muskuloskeletal
Dan integumen
j. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium. EKG, CT Scan Thoraks, Ultrasound, dan Rontgen
thoraks serta therapy yang diperoleh klien dari dokter.
b. Analisa Data
Data yang dikumpulkan dikelompokkan meliputi : data subyektif dan
data obyektif kemudian dari data yang teridentifikasi masalah dan
kemungkinan penyebab dapat ditentukan yang menjadi acuan untuk
menentukan diagnosa keperawatan.
3.2 Diagnosa
Adapun diagnosa keperawatan yang terjadi :
3.3 Intervensi
N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
o. Keperawatan
1. Ketidakefektifa Setelah 1. Monitor 1. Mengetahui
n pola nafas b.d dilakukan pernapasan perkembanga
penurunan perawatan dan status n dari status
kapasitas vital selama 2x24 oksigenasi oksigenasi
2. Periksa
(00032) diharapkan klien.
perangkat
pola nafas 2. Agar tidak
pemberian
klien dapat terjadi
oksigen
berjalan kesalahan
secara
secara efektif, saat
berkala
dengan pemberian
untuk
kriteria hasil : oksigen.
memastikan
1. Kapasitas 3. Mengetahui
bahwa
vital klien perkembanga
konsentrasi
normal. n dari tanda-
yang telah
2. Saturasi tanda vital
ditentukan
oksigen klien
sedang
klien 4. Agar klien
diberikan
menjadi mendapatkan
3. Monitor
normal obat yang
tekanan
3. Hasil dari tepat.
darah, nadi,
rontgen
suhu, dan
dada klien
status
menunjuka
pernafasan.
n normal 4. Tentukan
obat apa
yang
diperlukan,
dan kelola
menurut
resep.
2. Intoleran Setelah 1. Pertahanka 1. Agar pola
aktivitas b.d dilakukan n nafas
ketidakseimban perawatan kepatenan klien
gan antara selama 2x24 jalan napas efektif
suplai dengan diharapkan
2. Monitor 2. Memanta
kebutuhan klien dapat
aliran u aliran
oksigen melakukan
oksigen oksigen
(00092) aktivitas
yang
secara 3. Monitor
diberikan
normal, respon
sesuai
dengan terhadap
ketentuan
kriteria hasil : perubahan
normal pengobata
2. Batuk nnya
pada klien
menghilan
g
3. Kepatenan
jalan nafas
klien
normal
3. Ketidakseimban Setelah 1. Kaji riwayat 1.Mengidentifika
gan nutrisi: dilakukan nutrisi, termasuk si defisiensi
kurang dari perawatan makanan yang nutrisi dan juga
kebutuhan selama 2x24 disukai untuk intervensi
tubuh b.d diharapkan selanjutnya
2. Observasi dan
penurunan berat kebutuhan
catat masukan 2. Mengawasi
badan dengan nutrisi klien
makanan klien masukan kalori
asupan makan dapat
adekuat terpenuhi, 3. Timbang BB 3. Mengawasi
3.5 Evaluasi
No Diagnosa Evaluasi Paraf
1. Ketidakefektifan pola S : Klien mengatakan nafasnya OL
nafas b.d penurunan tidak sesak lagi
O : TD 120/80 mmHg, RR
kapasitas vital
19x/menit, denyut jantung
96x/menit, dan pasien terpasang
kanula hidung 3 L
A : masalah ketidakefektifan
pola nafas teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
a. Monitor pernapasan dan
status oksigenasi sera
TTV
b. Kolaborasi pembelian
antibiotik dan analgesik
2. Intoleran aktivitas b.d S : klien mengatakan tidak
ketidakseimbangan merasakan kelelahan lagi dan
antara suplai dengan bisa melakukan ambulasi sendiri
kebutuhan oksigen dengan sedikit dibantu oleh
keluarga
O : batuk berkurang, TD 120/80
mmHg, RR 19x/menit, dan OL
denyut jantung 96x/menit.
A : masalah intoleransi aktivitas
teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
a. Monitor aliran oksigen
b. Monitor respon
pengobatan
3. Ketidakseimbangan S : pasien mengatakan berat OL
nutrisi: kurang dari badannya mengalami
kebutuhan tubuh b.d peningkatan dan tidak merasa
penurunan berat badan lelah lagi
O : TD 120/80 mmHg, RR
dengan asupan makan
19x/menit, dan denyut jantung
adekuat
96x/menit, BB meningkat.
A : ketidakseimbangan nutrisi
teratasi
P : intervensi dilanjutkan
a. Monitor asupan nutrisi
pasien
b. Timbang BB klien tiap
hari
c. Kolaborasi dalam
pemberian suplemen
nutrisi
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Dengan dissusunnyamakalah i i penulis berharap kepada semua pembaca
agar dapat memahami isi makalah ini sehingga dapat menambah pengetahuan
pembaca. Di samping itu kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca
untuk memaksimalkan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Harjanto, Andhika., et al. 2018. Efusi Pleura Sinistra Masif Et Causa TB pada
Anak. Volume 7 Nomor 3: Majority.
King, Lesley., Clarke, Dana. 2010. Emergency care of the patient with acute
respiratory distress. Veterinary Focus. Vol 20 No 2:Veterinary Focus.
Moore, Keith L., Arthur F. Dalley. 2013. Anatomi Berorientasi Klinis: Toraks,
abdomen Pelvis & Perineum. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Puspita, I., Tri Umiana Soleha, Gabriella Berta. 2017. Penyebab Efusi Pleura di
Kota Metro pada Tahun 2015. J AgromedUnila. 4(1): 25-32.
Waugh, A., Allison Grant. 2014. Ross and Wilson Dasar-dasar Anatomi dan
Fisiologi. Singapura: Elsevier.