Anda di halaman 1dari 37

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Naskah Akademik Kajian Revolusi Industri 4.0 ini. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak terkait yang sudah membantu dalam proses
penulisan naskah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Naskah Akademik Kajian Revolusi
Industri 4.0 ini masih mempunyai banyak kekurangan. Kritik dan saran dari berbagai pihak
yang bersifat membangun juga sangat diharapkan sebagai bahan perbaikan di masa yang
datang. Besar harapan penulis, di kemudian hari, Naskah Akademik Kajian Revolusi
Industri 4.0 dapat menjadi alat dalam mengembangkan kemampuan mahasiswa pada bidang
revolusi industri 4.0 di kampus ITS.

Surabaya, Februari 2019

Penulis

i
DAFTAR PUSTAKA

Hal
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Kajian ................................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 4
2.1 Dasaran dan Kondisi Pendidikan di ITS .......................................................................... 4
2.2 Jurnal Bernie Trilling dan Paul Hood tahun 1999............................................................ 6
2.3 Peluang dan Tantangan di Dunia Industri ........................................................................ 7
2.4 Kebutuhan Riset ............................................................................................................. 10
2.4.1 Making Indonesia 4.0 .............................................................................................. 10
2.4.2 Rencana Induk Riset Nasional ................................................................................. 14
2.4.3 ITS 2035 .................................................................................................................. 18
2.5 Peluang pada era Industri 4.0 ......................................................................................... 21
BAB III GAGASAN ................................................................................................................ 22
3.1 Peta Diskusi Riset........................................................................................................... 22
3.2 Pola Pendidikan .............................................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 30

ii
DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 2. 1 Pemetaan ITS 25 tahun ke depan ......................................................................... 6
Gambar 2. 2 Value Chain pada Era Industri dan Era Pengetahuan .......................................... 7
Gambar 2. 3 Peluang dan Tantangan Industri 4.0 (Ketut, 2018) .............................................. 9
Gambar 2. 4 Tantangan Industri 4.0 (Dokumen Penulis, 2018) ............................................... 9
Gambar 2. 5 Peluang Industri 4.0 (Dokumen Penulis, 2018) ................................................. 10
Gambar 2. 6 Kebutuhan Teknologi Industri Prioritas (Dokumen RIRN) ............................... 16
Gambar 2. 7 Teknologi pada Industri 4.0 (Forbes, 2018) ....................................................... 21

iii
DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 3. 1 Tabel Integrasi Fokus Riset ITS .......................................................................... 222


Tabel 3. 2 Pengembangan Pola Pikir Ilmiah Mahasiswa ........................................................ 27

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dunia pada umumnya, dan Indonesia pada khususnya, sedang memasuki era industri
baru yang ditandai dengan era digitalisasi di berbagai sektor kehidupan. Negara-negara di
dunia saat ini sedang menghadapi perubahaan industri ke-4 atau yang dikenal dengan Industri
4.0. Berdasarkan analisis Mckinsey Global Institute, Industri 4.0 memberikan dampak yang
sangat besar dan luas terutama pada sektor lapangan pekerjaan, di mana robot dan mesin akan
menghilangkan banyak lapangan kerja di dunia. Istilah Industri 4.0 sendiri secara resmi lahir
di Jerman tepatnya saat diadakan Hannover Fair pada tahun 2011 (Kagerman dkk, 2011).
Negara Jerman memiliki kepentingan yang besar terkait hal ini karena Industri 4.0 menjadi
bagian dari kebijakan rencana pembangunannya yang disebut High-Tech Startegy 2020.
Kebijakan tersebut bertujuan untuk mempertahankan Jerman agar selalu menjadi terdepan
dalam dunia manufaktur (Heng, 2013). Beberapa negara lain juga turut serta dalam
mewujudkan konsep Industri 4.0 namun menggunakan istilah yang berbeda seperti Smart
Factories, Industrial Internet Of Things, Smart Industry, dan Advanced Manufacturing.
Meski memiliki penyebutan istilah yang berbeda, semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu
untuk meningkatkan daya saing industri tiap negara dalam menghadapi pasar global yang
sangat dinamis. Kondisi tersebut diakibatkan oleh pesatnya perkembangan pemanfaatan
teknologi digital di berbagai bidang. Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut maka sesuai
dengan yang disampaikan oleh Zhou dkk (2015), secara umum ada lima tantangan besar yang
akan dihadapi yaitu aspek pengetahuan, teknologi, ekonomi, sosial, dan politik. Roadmap
pengembangan teknologi untuk mewujudkan Industri 4.0 belum terarah. Dikarenakan
Industri 4.0 masih berupa gagasan yang wujud nyata dari keseluruhan aspeknya belum jelas
sehingga bisa memunculkan berbagai kemungkinan arah pengembangan (Jian Qin dkk,
2016).
Di satu sisi, era industri ini melalui konektivitas dan digitalisasi yang mampu
meningkatkan efisiensi rantai manufaktur dan kualitas produk. Namun demikian, di sisi lain,

1
Industri 4.0 ini juga akan menghilangkan 800 juta lapangan kerja di seluruh dunia hingga
tahun 2030 karena diambil alih oleh robot. Hal ini bisa menjadi ancaman bagi Indonesia
sebagai negara yang memiliki angkatan kerja dan angka pengangguran yang cukup tinggi.
Indonesia berkomitmen untuk membangun industri manufaktur yang berdaya saing global
melalui percepatan implementasi Industri 4.0. Hal ini ditandai dengan peluncuran Making
Indonesia 4.0 sebagai sebuah roadmap dan strategi Indonesia memasuki era digital yang
tengah berjalan saat ini. Roadmap dan strategi ini dibuat untuk mengimplementasikan
Industri 4.0 yang bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih
berkelanjutan. Ada lima fokusan bidang industri di Indonesia yaitu, makanan dan minuman,
tekstil, otomotif, elektronik, dan kimia. Kemudian, ITS sendiri sudah memiliki arahan strategi
untuk menghadapi era Industri 4.0. Ada 10 strategi ITS untuk menghadapi Industri 4.0. Salah
satu bentuk penerapannya adalah peluncuran aplikasi My ITS Mahasiswa dan My ITS Dosen
untuk dapat membuat platform informasi perkuliahan dalam satu aplikasi yang terintegrasi.
Kemudian, terdapatnya pembangunan Gedung Research Center ITS merupakan daya dukung
birokrasi untuk memfasilitasi mahasiswa agar dapat memiliki tempat khusus/ working space
dalam melakukan elaborasi ide-ide mereka mengenai riset dan teknologi.
Dalam menghadapi era Industri 4.0 diperlukan mahasiswa yang memiliki daya kuat
dengan cara meningkatkan kreatifitas dan inovasinya. Terdapat tiga kriteria utama karakter
yang dibutuhkan oleh seorang yang mampu menghadapi Industri sesuai dengan Theory U
yang dikemukakan oleh orang-orang di MIT yaitu, Open Mind, Open Heart, dan Open Will.
Hal ini merupakan nilai dasar yang harus dimiliki agar mampu adaptif terhadap
perkembangan jaman yang ada. Oleh karena itu, dengan tingginya tingkat persaingan
dibutuhkan kualitas mahasiswa yang tinggi secara intelektual. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa khususnya di ITS terkait era Industri 4.0.
Kemudian, menganalisis kontribusi apa yang mampu diberikan dari displin ilmu yang ada.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang tim penulis angkat dalam kajian revolusi industri 4.0 adalah
sebagai berikut:

2
1. Bagaimana bentuk peta riset untuk mendukung Indonesia di era Revolusi Industri 4.0
berbasis disiplin ilmu yang ada di ITS?
2. Bagaimana bentuk pola pendidikan yang relevan dengan era Industri 4.0?
1.3 Tujuan Kajian
Tujuan dari kajian revolusi industri 4.0 ini seperti berikut:
1. Membentuk peta diskusi riset setiap HMD di ITS untuk mendukung riset Indonesia
pada era Industri 4.0
2. Merumuskan pola pendidikan yang relevan untuk perkembangan keilmiahan, karya,
pegabdian, dan personal skill mahasiswa ITS dalam era Industri 4.0.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada BAB ini dibahas mengenai dasar-dasar tinjaun pustaka dalam menentukan
gagasan.

2.1 Dasaran dan Kondisi Pendidikan di ITS


Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
pada alinea keempat telah disebutkan dengan jelas bahwa visi besar negara ini ada empat hal.
Diantaranya ialah:

1. Membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa


Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia.

Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan yang sudah diletakkan
jauh-jauh hari oleh Founding Fathers Indonesia didalam susunan dasar negara republik ini.
Lebih jauh pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dijelaskan
secara rinci pada pasal 3 bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Selanjutnya pada PP No. 54 Tahun 2015 tentang Statuta Institut
Teknologi Sepuluh Nopember dijelaskan pada pasal 6 bahwa rencana arah pengembangan
ITS dilakukan sesuai sasaran strategis:

1. Diakui secara internasional yang diukur dari peringkat ITS di kalangan perguruan
tinggi Asia atau perguruan tinggi dunia.

4
2. Mampu memberikan kontribusi nyata dalam penyelesaian permasalahan yang dihadapi
masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam statuta ini, ITS melalui visinya yakni menjadi perguruan tinggi dengan reputasi
internasional dalam ilmu pengetahuan dan teknologi terutama yang menunjang industri dan
kelautan yang berwawasan lingkungan tentunya juga mendukung dan akan berperan aktif
dalam Industri 4.0 saat ini. Kemudian, berdasarkan hasil MUBES V KM ITS, disebutkan
bahwa keilmiahan merupakan salah satu bidang-bidang pengembangan diri mahasiswa ITS
sesuai dengan HDPSDM (Pasal 14 ayat 1) bahwa Pola Pengembangan Sumber Daya
Mahasiswa ITS Bidang Minat Bakat dirancang dengan tujuan memberikan sebuah alur yang
jelas bagi mahasiswa ITS dalam mengembangkan potensi diri dalam bidang minat dan bakat.
Pada pasal 15 ayat 1, dijelaskan juga mengenai pengembangan bidang keilmiahan, yakni
sebuah sektor pengembangan yang berfungsi sebagai pedoman mahasiswa ITS dalam
menumbuh kembangkan potensi di dalam ilmu pengetahuan dan keprofesian. Kemudian
berdasarkan Rencana Induk Pengembangan ITS 2015-2040 (RENIP) sebagaimana
tertuang dalam Keputusan Majelis Wali Amanah ITS No. 2 tahun 2017 yang memberikan
arah dan petunjuk mengenai hasil pencapaian ITS setiap 6 (enam) tahun pentahapan. Saat ini
ITS telah sukses menjadi Perguruan Tinggi Riset dan diharapkan saat memasuki tahun 2019-
2025 menjadi Perguruan Tinggi Riset dan Inovatif. Adapun RENIPITS memberikan amanah
bahwa pada tahun 2035 menjadi Perguruan Tinggi Entrepreneural University.
Untuk mencapai Visi ITS pada 2035 menjadi Entrepreuneural University, maka
seluruh program diarahkan pada kerangka kerja 4.I. pada periode Tingal Landas 2019-2024.
Dalam tataran program kerja, strategi pencapaianvisi dan misi dilaksanakan dengan 7(tujuh)
prinsip antara lain yaitu Lean and bottom Led Organization, Good and Participative
Governance, Structure Human Resource, Development Focused and Innovative Research
and Teaching, Information and Knowledge Management System, Focused and Innovative
Research and Teaching, serta Information and Knowledge Management System. Adapun
rincian program 4.I terdiri dari 4 pilar (Internal, Inovasi, Internasional, dan Ibadah)
dijelaskan sebagai berikut:

5
1. Internal adalah program penguatan sumber daya manusia (tendik, dosen, mahasiswa),
pelayanan, dan sistem manajemen yang efektif.
2. Inovasi adalah program inovasi bagi pengembangan hilirisasi penelitian,
pengembangan sains teknopark, dan pengembangan revenue generator.
3. Internasional adalah program penguatan jaringan internasional untuk menopang
penelitian, Pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat.
4. Ibadah adalah pelaksanana ke 3 (tiga) program diatas dilandasi sifat sabar, ikhlas, dan
syukur, agar program yang dilaksanakan mendapatkan berkah dari Tuhan yang Maha
Esa.

Gambar 2. 1 Pemetaan ITS 25 tahun ke depan

2.2 Jurnal Bernie Trilling dan Paul Hood tahun 1999


Bernie Trilling dan Paul Hood dalam jurnalnya yang berjudul “Learning, Technology,
and Education Reform in the Knowledge Age or “We’re Wired, Webbed, and Windowed,
Now What?” menjelaskan bahwa ada empat alasan tradisional mengapa pendidikan dianggap
sangat penting bagi masyarakat. Pendidikan memberdayakan individu untuk berkontribusi
pada masyarakat, memenuhi bakat pribadi, memenuhi tanggung jawab kewarganegaraan, dan
meneruskan tradisi.
Dalam jurnalnya, Bernie dan Paul juga menuliskan tujuh kemampuan untuk bisa
bertahan di era pengetahuan. Tujuh kemampuan tersebut adalah berpikir dan berbuat kritis,
kreativitas, kolaborasi, pemahaman lintas budaya, komunikasi, komputasi, karir, dan

6
kemandirian. Poin penting terkait tujuh kemampuan tersebut adalah masyarakat perlu ingat
bahwa mereka baru saja tiba di era baru yakni era pengetahuan, perubahan besar-besaran
akan terjadi apabila mengingat transisi era industri dulunya.
Di era pengetahuan saat ini, perubahan juga terjadi pada bidang pendidikan dimana di
era industri guru sebagai sumber pengetahuan, di era pengetahuan guru berperan sebagai
pendamping belajar. Guru yang awalnya menjadi pimpinan di era industri berubah menjadi
fasilitator, pemandu, dan konsultan di era pengetahuan. Pembelajaran juga lebih cenderung
pada student-directed learning. Dari perubahan ini, begitu banyak perilaku yang bermanfaat
untuk pembelajaran di era industri menjadi kebalikannya di era pengetahuan. Di mana belajar
melalui fakta, latihan, praktik, aturan, dan prosedur sangat adaptif di era industri, sekarang
belajar melalui proyek dan masalah, penyelidikan dan desain, dan penemuan lebih pas untuk
saat ini.

Gambar 2. 2 Value Chain pada Era Industri dan Era Pengetahuan

2.3 Peluang dan Tantangan di Dunia Industri


Survei McKinsey (Maret 2017) terhadap 300 pemimpin perusahaan terkemuka di Asia
Tenggara menunjukkan sebanyak 9 dari 10 responden percaya terhadap efektifivitas Industri
4.0 dan hampir tidak ada yang meragukannya. Akan tetapi ketika ditanya apakah mereka siap
untuk perubahan tersebut, hanya 48 persen yang merasa siap. Sesungguhnya langkah menuju
Industri 4.0 ini memberikan manfaat bagi sektor swasta. Produsen besar yang terintegrasi
dapat mengoptimalkan sekaligus menyederhanakan rantai suplainya. Di sisi lain, sistem
manufaktur yang dioperasikan secara digital juga membuka peluang-peluang pasar baru bagi
UKM penyedia teknologi seperti sensor, robotic, 3D printing, atau teknologi komunikasi
antar-mesin.

7
Bagi negara-negara maju, Industri 4.0 dapat menjadi cara untuk mendapatkan kembali
daya saing infrastruktur. Bagi negara-negara berkembang, Industri 4.0 dapat membantu
menyederhanakan rantai suplai produksi, yang dalam hal ini sangat dibutuhkan guna
menyiasati biaya tenaga kerja yang kian meningkat. Untuk itu, dalam menghadapi era
Industri 4.0 keempat, sektor industri nasional perlu banyak berbenah, terutama dalam aspek
penguasaan teknologi yang menjadi kunci penentu daya saing. Setidaknya terdapat lima
teknologi utama yang menopang pembangunan sistem Industri 4.0, yaitu Internet of
Things, Artificial Intelligence, Human-Machine Interface, teknologi robotik dan sensor,
serta teknologi 3D Printing. Kelima unsur tersebut harus mampu dikuasai oleh perusahaan
manufaktur Indonesia agar dapat bersaing.
Pemerintah juga harus mengantisipasi dampak negatif dari Industri 4.0 seperti
disruptive technology. Kehadiran disruptive technology ini membuat perubahan besar dan
secara bertahap mematikan bisnis tradisional. Peran Industri 4.0 juga ini masih dipertanyakan
bila dilihat dari gejala deindustrialisasi global yang terjadi akhir-akhir ini. Hal ini
dikarenakan semakin meningkatnya peran sektor jasa. Kombinasi antara proyeksi
pertumbuhan ekonomi yang tidak bertambah dengan cepat dan penurunan peran sektor
manufaktur telah menimbulkan keraguan tentang kehebatan Industri 4.0. Selain itu, Industri
4.0 juga berdampak negatif terhadap penciptaan lapangan pekerjaan. Di kawasan ASEAN,
hanya Singapura yang telah siap mengadapi era industri baru ini. Pada saat pemerintah
memutuskan untuk beradaptasi dengan sistem Industri 4.0, maka pemerintah juga harus
memikirkan keberlangsungannya. Jangan sampai penerapan sistem industri digital ini hanya
menjadi beban karena tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. Banyak hal yang harus
dipersiapkan seperti peran para pengambil keputusan, tata kelola, manajemen risiko
implementasi sistem, akses publik pada teknologi, dan faktor keamanan sistem yang
diimplementasikan. Selain itu, pemerintah juga harus mempersiapkan sistem pendataan yang
berintegritas, menetapkan total biaya kepemilikan sistem, mempersiapkan payung hukum dan
mekanisme perlindungan terhadap data pribadi, menetapkan standar tingkat pelayanan,
menyusun peta jalan strategis yang bersifat aplikatif dan antisipatif, serta memiliki design
thinking untuk menjamin keberlangsungan industri.

8
Gambar 2. 3 Peluang dan Tantangan Industri 4.0 (Ketut, 2018)

Keandalan dan
stabilitas mesin
produksi
Cyber Job
Security Disruption
System

Perkembangan CHALLENGES
Disruptive
teknologi dan data Technology
eksponensial pada
industri

Meningkatnya
kebutuhan
Pertumbuhan
berinovasi
kompleksitas Peningkatan
proses Demand for
Kerja Virtual
High Service
Level

Gambar 2. 4 Tantangan Industri 4.0 (Dokumen Penulis, 2018)

9
Basis industri
Yang kompetitif
Inovasi Investasi pada
Ekosistem Teknologi

Mendapatkan
Integrasi OPPORTUNITIES daya saing
UKM dan manufaktur
kewirausahaan

Menumbuhkan
kerja kolaboratif
Teknologi
informasi mudah
Meningkatkan
terakses Meingkatnya
produktivitas
jumlah Services
perusahaan
Industry

Gambar 2. 5 Peluang Industri 4.0 (Dokumen Penulis, 2018)

2.4 Kebutuhan Riset


2.4.1 Making Indonesia 4.0
1. Indonesia berkomitmen untuk membangun industri manufaktur yang kokoh
Indonesia ingin mempercepat implementasi. Dengan menginisiatif 4.0 berpotensi untuk
meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Ekspor yang tinggi akan membuka banyak
lapangan pekerjaan, sehingga konsumsi domestik menjadikan Indonesia salah satu 10 besar
ekonomi dunia.
Rencana Indonesia menjadi 10 besar kekuatan ekonomi berdasarkan PDB pada 2030.
Faktanya dari posisi 27 ditahun 2000 sampai 16 ditahun 2016 dikarenakan konsumsi dan
investasi domestik. Indonesia juga harus berfokus untuk penggandaan output biaya dasar
buruh untuk menghasilkan produktivitas dan profitabilitas yang berdaya saing. Indonesia
pernah menjadi salah satu negara ekspor netto tertinggi di ASEAN. Namun, telah terjadi
penurunan. Untuk itu diperlukan aktivitas penelitian, pengembangan, desain dan inovasi
supaya dapat meningkatkan penguasaan teknologi.

10
2. Indonesia akan membangun 5 sektor manufaktur dengan daya saing regional
Setelah melalui evaluasi dampak ekonomi dan kriteria kelayakan implementasi yang
mencakup ukuran PDB, perdaganagn, besaran investasi dan kecepatan penetrasi pasar
didapatkan 5 sektor utama untuk yang nantinya akan difokuskan dalam pengembangan
teknologi. Sektor yang pertama adalah makanan dan minuman. Strategi untuk sektor ini
adalah
a. Mendorong produktivitas di sektor hulu yaitu pertanian, peternakan, dan perikanan,
melalui penerapan dan investasi teknologi canggih seperti sistem monitoring otomatis
dan autopilot drones.
b. Karena lebih dari 80% tenaga kerja di industri ini bekerja di UMKM, termasuk petani
dan produsen skala kecil, Indonesia akan membantu UMKM di sepanjang rantai nilai
untuk mengadopsi teknologi yang dapat meningkatkan hasil produksi dan pangsa pasar
mereka.
c. Berkomitmen untuk berinvestasi pada produk makanan kemasan untuk menangkap
seluruh permintaan domestik di masa datang seiring dengan semakin meningkatnya
permintaan konsumen.
d. Meningkatkan ekspor dengan memanfaatkan akses terhadap sumber daya pertanian dan
skala ekonomi domestik.
Sektor yang kedua adalah tekstil dan pakaian. Strategi untuk sektor ini adalah:
a. Meningkatkan kemampuan di sektor hulu, fokus pada produksi serat kimiawi dan
bahan pakaian dengan biaya yang lebih rendah dan berkualitas tinggi untuk
meningkatkan daya saing di pasar global.
b. Meningkatkan produktivitas manufaktur dan buruh melalui penerapan teknologi,
optimalisasi lokasi pabrik serta peningkatan ketrampilan. Lebih lanjut, seiring dengan
pertumbuhan ekonomi dan pergeseran permintaan dari pakaian dasar (basic clothing)
menjadi pakaian fungsional, seperti baju olahraga.
c. Membangun kemampuan produksi functional clothing.
d. Meningkatkan skala ekonomi untuk memenuhi permintaan functional clothing yang
terus berkembang, baik di pasar domestik maupun ekspor.

11
Sektor yang ketiga adalah otomotif. Strategi untuk sektor ini adalah:
a. Menaikkan produksi lokal, dalam hal volume dan efisiensi produksi bahan baku dan
komponen penting melalui adopsi teknologi dan pengembangan infrastruktur. Seperti
pembangunan zona industri terpadu dan platform logistik yang lebih efisien.
b. Bekerjasama dengan perusahaan OEM dunia untuk meningkatkan ekspor, dengan fokus
pada multi-purpose vehicles (MPV), kendaraan murah ramah lingkungan, dan sport
utility vehicles (SUV).
c. Membangun ekosistem untuk industri EV, dimulai dengan kemampuan manufaktur
sepeda motor listrik, kemudian mengembangkan kemampuan mobil listrik berdasarkan
adopsi EV yang tak terelakkan di masa mendatang.
Sektor yang keempat adalah kimia. Strategi untuk sektor ini adalah:
a. Mendorong pembangunan kapasitas pasokan petrokimia dalam negeri untuk
mengurangi ketergantungan impor.
b. Membangun industri kimia dengan biaya kompetitif dengan memanfaatkan sumber
daya migas dan optimalisasi lokasi zona industri, termasuk pembangunan lokasi
produksi kimia yang lebih dekat dengan lokasi ekstraksi gas alam.
c. Mengadopsi teknologi 4IR dan mempercepat kegiatan penelitian dan pengembangan
untuk mendorong produktivitas.
d. Mengembangkan kemampuan produksi kimia generasi berikut dalam produksi biofuel
dan bioplastik.
Sektor yang kelima adalah elektronik. Strategi untuk sektor ini adalah:
a. Menarik pemain global terkemuka dengan paket insentif yang menarik.
b. Mengembangkan kemampuan dalam memproduksi komponen elektronik bernilai
tambah.
c. Mengembangkan kemampuan tenaga kerja dalam negeri melalui pelatihan intensif dan
menarik tenaga kerja asing di bidang tertentu yang dibutuhkan.
d. Mengembangkan pelaku industri unggulan dalam negeri yang berkompeten untuk
mendorong inovasi lanjutan dan mempercepat transfer teknologi.
3. Indonesia akan mendorong 10 prioritas nasional dalam inisiatif

12
a. Perbaikan alur aliran barang dan material, Indonesia akan mengembangkan rancangan
jangka panjang untuk perbaikan alur dan material secara nasional dan menyusun
strategi sumber material.
b. Desain ulang zona industri, Indonesia akan mengevaluasi zona – zona industri yang ada
dan akan membangun satu peta jalan zona industri yang komprehensif dan lintas
industri.
c. Mengakomodasi standar – standar keberlanjutan, Indonesia akan berusaha memenuhi
persyaratan keberlanjutan di masa mendatang, mengidentifikasi aplikasi teknologi dan
peluang pertumbuhan ramah lingkungan, serta mempromosikan lingkungan yang
kondusif (termasuk peraturan, pajak dan subsidi) untuk investasi yang ramah
lingkungan.
d. Memberdayakan UMKM, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mendukung
pelaku usaha UMKM dengan membangun platform e-commerce.
e. Membangun infrastruktur digital nasional, Indonesia akan melakukan percepatan
pembangunan infrastruktur digital, termasuk internet dengan kecepatan tinggi dan
digital capabilities.
f. Menarik minat investasi asing, Untuk meningkatkan FDI, Indonesia akan secara aktif
melibatkan perusahaan manufaktur global, memilih 100 perusahaan manufaktur teratas
dunia sebagai kandidat utama dan menawarkan insentif yang menarik, dan berdialog
dengan pemerintah asing untuk kolaborasi tingkat nasional.
g. Peningkatan kualitas SDM, Indonesia akan bekerja sama dengan pelaku industri dan
pemerintah asing untuk meningkatkan kualitas sekolah kejuruan, sekaligus
memperbaiki program mobilitas tenaga kerja global untuk memanfaatkan ketersediaan
SDM dalam mempercepat transfer kemampuan.
h. Pembangunan ekosistem inovasi, Pemerintah Indonesia akan mengembangkan cetak
biru pusat inovasi nasional, mempersiapkan percontohan pusat inovasi dan
mengoptimalkan regulasi terkait.

13
i. Insentif untuk investasi teknologi, Indonesia akan meluncurkan dana investasi negara
untuk dukungan pendanaan tambahan bagi kegiatan investasi dan inovasi di bidang
teknologi canggih.
j. Harmonisasi aturan dan kebijakan, Indonesia berkomitmen melakukan harmonisasi
aturan dan kebijakan untuk mendukung daya saing industri.
4. Dampak ekonomi dan pembukaan peluang kerja di luar industri manufaktur
Making Indonesia 4.0 jika diimplementasikan akan mendorong pertumbuhan PDB.
Pertumbuhan PDB ini digerakkan oleh kenaikan signifikan pada ekspor netto, di mana
Indonesia diperkirakan akan mencapai 5-10 persen rasio ekspor netto terhadap PDB pada
tahun 2030. Dengan adanya manfaat nyata, Indonesia berkomitmen untuk
mengimplementasikan Making Indonesia 4.0 dan menjadikannya sebagai agenda nasional.
Pada semester pertama 2018, Indonesia akan mulai menyusun satuan tugas untuk lima fokus
sektor (makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, dan elektronik) dan 10
prioritas lintas sektor. Setiap satuan tugas akan memiliki tugas dan tanggung jawab yang
jelas. Pada semester kedua 2018, satuan tugas ini akan menyusun rencana utama, merinci
rencana aksi, dan mulai menjalankan setiap inisiatif serta berkoordinasi dengan satu sama
lain untuk memastikan agar implementasi Making Indonesia 4.0 dapat berjalan dengan
lancar.
2.4.2 Rencana Induk Riset Nasional
Riset dan teknologi diakui berperan penting dalam mendorong perekonomian suatu
negara. Model pertumbuhan ekonomi yang dikemukanoleh Cobb Douglas (Rogerdkk, 1998)
Solow dan Romer (Mankiew, 2009) menunjukkan adanya peranan teknologi dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Peraturan Pemerintah (PP) RI no. 14 tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan
Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035 menyebutkan bahwa salah satu sasaran dan tahapan
capaian pembangunan industri adalah meningkatnya pengembangan inovasi dan penguasaan
teknologi. RIPIN membagi tiga tahapan dalam pembangunan industri nasional, di mana pada
setiap tahapan mempertegas kembali peran inovasi dan penguasaan iptek dalam

14
pembangunan industri nasional. RIPIN menjelaskan lebih lanjut industri nasional yang akan
dikembangkan, berisikan industri andalan masa depan, industri pendukung, dan industri hulu.
Adapun sepuluh industri prioritas yang terbagi dalam 3 kelompok di atas meliputi:
1. Industri Andalan:
a. Industri Pangan
b. Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan
c. Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka
d. Industri Alat Transportasi
e. Industri Elektronika dan Telematika/ICT
f. Industri Pembangkit Energi
2. Industri Pendukung: Industri Barang Modal, Komponen, Bahan Penolong dan Jasa
Industri.
3. Industri Hulu:
a. Industri Hulu Agro
b. Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam Industri Hulu
c. Industri Kimia Dasar Berbasis Migas dan Batubara

15
Gambar 2. 6 Kebutuhan Teknologi Industri Prioritas (Dokumen RIRN)

16
Prioritas Riset Nasional Tahun 2017-2019
Sebagaimana diamanatkan pada RPJPN 2005-2025, maka penyelenggaraan riset
difokuskan pada tujuh bidang PUNAS Riset, yaitu (1) ketahahan pangan; (2) energi, energi
baru dan terbarukan; (3) kesehatan dan obat; (4) transportasi; (5) teknologi informasi dan
komunikasi (TIK); (6) teknologi pertahanan dan keamanan; dan (7) material maju.
Selanjutnya, dalam RPJMN 2015-2019 masing-masing PUNAS riset telah diberi
penjelasan-penjelasan sebagai berikut:
1. Riset Ketahahan Pangan diharapkan mampu menghasilkan jenis komoditas pangan
dan/atau varietas unggul yang adaptif terhadap kondisi agro-ekosistem masing-masing
karakteristik lahan sub-optimal. Hal ini penting mengingat Indonesia memiliki lahan
sub-optimal yang sangat luas, mencakup lahan kering masam, rawa lebak, rawa pasang
surut, rawa, gambut, lahan kering iklim kering. Sementara itu, teknologi untuk
pengelolaan lahan sub-optimal relatif telah tersedia.
2. Riset Energi dimaksudkan untuk: (1) menemukan sumber energi baru dengan
melakukan intensifikasi eksplorasi dan eksploitasi untuk mempertahankan produksi
migas, dan pengembangan energi baru dan terbarukan; (2) mengurangi pemakaian
BBM dengan menguasai teknologi pemanfaatan batubara dengan CCT (Clean Coal
Technology), penyiapan infrastruktur gas dan konversi BBM ke BBG, penerapan dan
pembinaan standar dan label sarana dan prasarana produksi peralatan dalam negeri, dan
sosialisasi dan penerapan skema insentif dan disinsentif penghematan energi, serta
mendorong penerapan teknologi CCS (Carbon Capture and Storage).
3. Riset Kesehatan dan Obat diharapkan dapat mengembangkan dan menerapkan
teknologi pengembangan nutrisi khusus; teknologi pengembangan diagnostik dan alat
kesehatan untuk mengurangi ketergantungan impor; teknologi pengembangan produk
biofarmasetikal; teknologi pengembangan bahan baku obat (BBO) untuk substitusi
impor; dan teknologi pengembangan tanaman obat dan obat tradisional Indonesia.
4. Riset Transportasi mencakup sistem transportasi multimoda untuk: (1) konektivitas
nasional; (2) sistem transportasi perkotaan; (3) sistem transportasi untuk sistem logistik;

17
(4) teknologi keselamatan dan keamanan transportasi; (5) klaster industri transportasi;
dan (6) riset pendukung transportasi.
5. Riset Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup (1) pengembangan
infrastruktur TIK khususnya IT Security; (2) pengembangan sistem dan
framework/platform perangkat lunak berbasis Open Source khususnya sistem TIK
pendukung e-Government dan e-Business; (3) pengembangan teknologi peningkatan
konten TIK khususnya pengembangan teknologi dan konten untuk data dan informasi
geospasial; dan (4) penelitian pendukung bidang TIK termasuk riset sosial pendukung
bidang TIK.
6. Riset Pertahanan dan Keamanan (Hankam) utamanya ditujukan untuk mendukung
pelaksanaan kebijakan pembangunan industri alat peralatan pertahanan dan keamanan
(alpal hankam) nasional dan dilaksanakan melalui Program Litbang Teknologi Alpal
Hankam sebagai mana diamanatkan oleh UU Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri
Pertahanan. Tujuan dari program ini adalah mendukung proses alih teknologi dari
negara maju ke industri dalam negeri.
7. Riset Material Maju ditujukan untuk menguasai material strategis pendukung produk-
produk teknologi, yang antara lain difokuskan pada tanah jarang, bahan magnet
permanen, material baterai padat, dan material berbasis silikon. Material maju yang
diharapkan dapat dikuasai untuk kemandirian produksi industri dalam negeri antara lain
adalah material maju logam tanah jarang, material untuk energy storage (baterai),
material fungsional dan material nano, material katalis, dan bahan baku untuk industri
besi dan baja.
2.4.3 ITS 2035
ITS menetapkan 10 strategi utama untuk merespon era Industri 4.0 4.0, yaitu dengan
memfokuskan penyelarasan hal sebagai berikut:
1. Digitalpreneurship
Fokus pada upaya menumbuhkembangkan kewirausahaan berbasis digital melalui
penyelarasan kurikulum. Pemberdayaan digital co-working space, menghubungkan dengan

18
sumber-sumber pendanaan dan pasar bagi startup berbasis digital, serta menyediakan digital
market place untuk memasarkan hasil inovasi dan produk sivitas akademika ITS.
2. Distance Learning
Memberdayakan sistem dan infrastruktur pembelajaran jarak jauh yang selama ini telah
ada di ITS (Share ITS), termasuk di dalamnya adalah sistem transfer kredit yang fleksibel
serta perbaikan infrastruktur IT untuk mendukung penguatan distance learning.
3. IT Infrastructure/E-services/Smart Campus
Penguatan ITS sebagai smart campus dengan sistem informasi dan layanan berbasis
digital dan paperless yang diharapkan dapat menguatkan kinerja akademik dan efisiensi.
4. Lifelong Learning
Menyediakan sistem pembelajaran seumur hidup yang memungkinkan penguatan
akademik dan kompetensi yang lebih fleksibel, bukan hanya untuk mahasiswa ITS, namun
juga untuk masyarakat umum sehingga mampu meningkatkan daya saing SDM nasional.
Penguatan ini tidak hanya melalui program akademik dengan menyiapkan sistem pendidikan
yang lebih fleksibel, namun juga pada kegiatan pelatihan dan magang dalam upaya penguatan
ketrampilan dan kompetensi.
5. Global Network for Academic, Research and Innovation
Penguatan program akademik dan riset serta inovasi dengan makin menumbuhkan
iklim kolaborasi dengan lembaga nasional dan internasional melalui joint degree program,
joint research, akreditasi ITS dari lembaga internasional, peningkatan mobilitas dosen dan
mahasiswa serta tenaga kependidikan.
6. IOT/Big Data/Intelligence Machine
Mengarahkan sumber daya riset dan inovasi untuk mendukung pengembangan IOT,
Big Data dan intelligence machine yang dapat mendukung bidang riset stategis di ITS yaitu
bidang maritim, ICT dan robotika, lingkungan dan pemukiman, energi-otomotif, sains-
material dan nano teknologi, industri kreatif serta kebumian, manajemen bencana dan
perubahan iklim.

19
7. Character Building 4.0
Membekali lulusan ITS dengan karakter cerdas, amanah dan kreatif termasuk di
dalamnya upaya peningkatan aspek 5C yakni creative, cognitive, collaborative, competence,
dan cohesiveness.
8. Teaching Industry
Penguatan kegiatan hilirisasi di teaching industry (STP) ITS untuk mendukung arah
pengembangan prototipe skala industri, kerjasama dengan industri, paten, inkubasi, seed
capital, training/certification, serta pembinaan UMKM agar dapat mendukung industri
nasional.
9. Alignment To Industry and Public Needs
Penyelarasan kurikulum, riset dan inovasi, pengembangan karakter, system
pembelajaran, infrastruktur, dan jejaring yang menyesuaikan dengan kebuhan masyarakat dan
dunia industri.
10. Adaptive Environment
Memastikan sistem akademik, inovasi, riset, sistem pembelajaran, serta dukungan
infrastruktur yang dikembangan di ITS mampu beradaptasi dengan perubahan yang
sedemikian cepat sedemikian sehingga memberi lingkungan yang adaptif bagi terbentuknya
lulusan dan SDM yang kompetitif dan berkarakter.

20
2.5 Peluang pada era Industri 4.0
Dalam era Industri 4.0 memiliki dampak yang cukup besar bagi setiap lini kehidupan
manusia tanpa terkecuali teknologi. Perkembangan teknologi sangat pesat dilakukan dengan
memasuki era digitalisasi. Misalnya, beberapa sektor kebutuhan manusia sekarang sudah
dipenuhi dengan jasa berbasis digitalisasi seperti Gojek dan Traveloka. Dua perusahaan
teknologi tersebut mampu melakukan efisiensi dalam layanan kebutuhan manusia, seperti
memesan ojek, makanan dan minuman, layanan pijat, layanan servis dan cuci kendaraan,
layanan membersihkan rumah, lalu dapat membeli tiket nonton bioskop, tiket pesawat, tiket
hotel, tiket kereta, dan lain-lain. Hal ini merupakan suatu peningkatkan kualitas hidup yang
berbasis digital. Secara umum, banyak teknologi yang ada di era Industri seperti Augmented
Reality, Internet Of Things, Big Data, Cloud Computing, Additive Manufacturing, 3D
Printing, Smart Robotics, Smart Sensor, Mobile Devices, dan Advanced Human Machine
Interface. Dan banyak lagi teknologi-teknologi yang dapat dikembangkan di era Industri 4.0
saat ini dalam beberapa tahun kedepan.

Gambar 2. 7 Teknologi pada Industri 4.0 (Forbes, 2018)

21
BAB III
TEROBOSAN ORMAWA & MAHASISWA

Berdasarkan Rencana Induk Riset Nasional yang digagas oleh Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Making Indonesia 4.0 dan berbagai sumber lainnya
penulis menyusun integrasi bidang yang bisa didukung oleh mahasiswa ITS dalam diskusi
dan riset.

3.1 Peta Diskusi Riset


Berikut adalah peta diskusi riset yang selaras dengan keadaan dengan keilmuan di ITS.

Tabel 3. 1 Tabel Integrasi Fokus Riset ITS

ORMAWA
No BIDANG SUB BIDANG
TERKAIT
Teknologi
Himabits*,
Pemulian Bibit
Himasika*
Tanaman
Teknolgi
Budidaya dan
HMPL, Himabits,
Pemanfaatan
HMTL
Lahan Sub-
Pangan - Optional
1.
Pertanian HMTF, Himasika,
Teknologi Himatektro, HMM,
Pascapanen HMDM, Himatekins,
HIMAIDE, HMTI
Teknologi
Ketahanan dan
HMTI*,
Kemandirian
Pangan
Teknologi Himabits*, Himka,
Substitusi Bahan Himatekk,
Bakar Himad3kkim
Energi - Energi Himatektro, HMTF,
2. Baru Kemandirian Himad3tektro,
Terbarukan Teknologi Himasika,
Pembangkit Himatekins,
Listrik Himatekk,
HMTG

22
Himatektro,
Himad3tektro,
HMTF,
Teknologi
Himatekkins,
Konservasi
Himasika, HMM,
Energi
Himatekk,
Himad3kkim,
HMDM
Teknologi
Ketahanan,
HMTG,
Diversifikasi
HMMT*,Himatekk,
Energi dan
Himka
Penguatan
Komunitas Sosial
Teknologi Produk
Himabits, Himka
Biofarmasetika
Teknologi Alat
Himatektro, HMTF,
Kesehatan- Kesehatan dan
3. Himasika
Obat Diagnostik
Teknologi
Kemandirian Himabits, Himka
Bahan Baku Obat
Teknologi dan
Himaseatrans,
Manajemen
Himasiskal,
Keselamatan
Himatekpal
Transportasi
Teknologi
Penguatan
4. Transportasi Industri Himatekpal, HMM
Transportasi
Nasional
Teknologi
Infrastruktur dan Himasiskal, HMS,
Penukung Sistem HMDS, HMTI,
Transportasi
Pengembangan FTIF, HIMATIKA,
Infrastruktur TIK Himatektro (TMJ)
Pengembangan
Teknologi
Sistem/ Platform HIMAIDE, HMDI,
5. Informasi dan
Barbasis Open HMSI, HMTC, FTIF
Komunikasi
Source
Teknologi untuk HIMATIKA,
Peningkatan HIMASTA,

23
Konten TIK HIMAGE, HMSI,
HMTC, FTIF
Himatektro (TMJ)
FTIF, Himatektro
Teknologi Piranti
(TMJ), Himasika,
TIK dan
Himatika, Himasta,
Pendukung TIK
Himadata
Teknologi
Pendukung Daya HMM, Himaseatrans
Gerak
Teknologi
Pertahanan dan
6. Pendukung Daya HMM, HMMT
Keamanan
Gempur
Teknologi
Pendukung HMMT
Hankam
Teknologi
Pengolahan HMMT, HMM,
Mineral Strategi HMTF, Himasika,
Berbahan Baku Himatekk, Himka
Lokal
Teknologi
Pengembangan HMMT, himabits,
Material himka, himatekk,
Fungsional
7. Material Maju
Teknologi
Eksplorasi HMMT, HMTL,
Potensi Material HMM
Maju
Teknologi
Karakterisasi
HMMT, Himasika,
Material dan
HMTF
Dukungan
Industri
Teknologi
HMPL, FTK, HMS,
Kedaulatan
HMDS, HIMAGE
Daerah 3T
Teknologi
8. Kemaritiman Pemanfaatan FTK, Himabits,
Sumber Daya HMTG
Maritim
Teknologi Himabits, FTK,
Konservasi HMPL, HMTL

24
Lingkungan
Maritim
Teknologi
Penguatan FTK, HMS, HMDS,
Infrastruktur HMTF, Himatektro
maritim
Teknologi dan
FTSLK, FADP, FTI,
Manajemen
FTE, FV, FS
Bencana Geologi
Teknologi dan
Manajemen FADP, HMTL, FTI,
Bencana FTE, FV, FTK, FS
Hidrometeorologi
9. Kebencanaan Teknologi
Manajemen Himabits, HMTL,
Bencana FADP, FTI, FTE,
Kebakaran Lahan FV, FS
dan Hutan
Teknologi dan
FTSLK, FADP,
Manajemen
Himabits
Lingkungan
Kajian
Pembangunan HMPL
Sosial Budaya
Kajian
Humaniora- Sustainable HMPL, HIMAGE,
10. Seni Budaya- Mibility
Pendidikan Kajian Penguatan
HMPL
Modal Sosial
Kajian Ekonomi
dan Sumber Daya FBMT
Manusia
Building HIMATEKK,
upstream HIMKA,
capabilities in HIMASIKA
high-quality
material
Textile and
11. Improved cost- HMPL, HMTI, HMS
Apparel
competitiveness
through increased
labor productivity
and eective
industrial zoning

25
Leader in HIMAIDE
functional
clothing
production and
innovation
Scaling up to Seluruh FBMT,
meet demand HMTI
from both
domestic and
export markets
Self-sufficient HMM, HMDM,
local production HIMATEKTRO,
of raw materials HIMAD3TEKTRO,
and key HIMATEKK, HIMA
components D3KKIM, HMMT,
HMTF
Optimized HMPL, HMTI, HMS
sectoral
productivity
12. Otomotif along the value
chain
Leading HMM,
automotive export HIMATEKTRO,
hub HMTF, HMDM,
HIMATEKINS
Regional leader HMTF, HMM,
in Electrical HIMATEKTRO
Vehicle
production
Enhanced basic HIMKA,
chemical HIMASIKA,
production HIMATEKKIM,
HMMT
Optimized use of Seluruh himpunan
raw materials and pada FTSLK, HMTI,
industrial zoning HMPL,
13. Kimia
HIMATEKKIM
Improved HIMATEKKIM,
productivity HIMKA
across the value
chain
Leading HIMATEKKIM,
biochemical HIMKA

26
manufacture
Attracting leading FBMT, HMPL,
global Seluruh himpunan di
manufacturers FTIF,
HIMATEKTRO
Advanced HIMATEKTRO,
manufacturing HMTF, HIMASIKA,
capabilities seluruh himpunan di
14. Elektronik
beyond assembly FTIF
Highly skilled and seluruh himpunan di
innovative FTIF,
workforce HIMATEKTRO
Highly capable seluruh himpunan di
domestic FTIF,
champions HIMATEKTRO
3.2 Pola Pendidikan
Menghadapi era revolusi industri 4.0 selain harus mengetahui tantangannya, ormawa
sebagai tempat belajar dan berkembangnya mahasiswa juga harus menyiapkan pola-pola
berpikir yang relevan dengan era ini. Dari beberapa sumber yang sudah dikaji oleh tim
penulis, dituangkan pada tabel 3.2.

Tabel 3. 2 Pola Pengembangan Pendidikan Mahasiswa

No. Entitas Teknis


1. Ormawa memperbanyak diskusi
tentang perkembangan dan
permasalahan nyata yang
berkaitan dengan disiplin ilmu
dan meningkatkan literasi
mahasiswa.
Berpikir dan 2. Mengadakan bulan kritis. Dimana
1.
Berbuat Kritis setiap bulan HMD memberikan
permasalahan yang kemudian
setiap mahasiswa terdiri dari
beberapa orang dalam kelompok
berdiskusi dan menuangkan
solusinya dalam bentuk essay dan
dipublish oleh ormawa terkait.
1. Mengadakan minggu ide kreatif
untuk seluruh mahasiswa.
2. Kreativitas
Memuat ide-ide gila mahasiswa
kemudian mempublikasikan ide

27
yang terbaik dan memfasilitasi
untuk bertemu dengan expert
dalam upaya realisasinya.
2. Memperbanyak kegiatan
brainstorming untuk mendapatkan
inspirasi dan dimuat dalam
proposal sebuah kompetisi.
3. Menggunakan metode six hats
sebagai pemantik diskusi untuk
memunculkan kreativitas
mahasiswa.
1. Penggunaan laboratorium
bersama.
2. Memperbanyak kolaborasi
diskusi keilmuan berbasis
3. Kolaborasi problem solving.
3. Ormawa memfasilitasi pertemuan
mahasiswa yang berbeda disiplin
ilmu melalui suatu platform atau
klub untuk mengikuti kompetisi.
1. Mengikuti program-program
exchange dan menjadi agent open
Pemahaman mind mahasiswa.
4.
Lintas Budaya 2. Ormawa membangun relasi dan
diskusi dengan mahasiswa
internasional.
1. Penyebaran informasi di ormawa
melalui media daring
2. Ormawa memperbanyak
program-program webinar
nasional dan internasioanl dalam
5. Digitalisasi upaya menambah wawasan
mahasiswa dan mewujudkan
kelas tanpa batas.
3. Pengetahuan mahasiswa tentang
IoT, big data, dan intelegence
machine

28
BAB IV

PENUTUP

Penulis meyajikan tantangan, masalah, dan rekomendasi untuk kegiatan ormawa


khususnya dalam mendukung kegiatan berkarya mahasiswa ITS dalam menghadapi revolusi
industri 4.0. Semoga ini semua bisa menjadi langkah baru pergerakan mahasiswa.

29
DAFTAR PUSTAKA
Republik Indonesia. Making Indonesia 4.0. Kementerian Perindustrian. Jakarta .

Republik Indonesia. 2017. Rencana Induk Riset Nasional. Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi. Jakarta.

ITS. 2015. Rencana Induk Pengembangan tentang ITS 2035.Surabaya.

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Lembaran Negara RI Tahun 2003, Sekretariat Negara. Jakarta.

Republik Indonesia. 2012. Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
Lembaran Negara RI Tahun 2012, Sekretariat Negara. Jakarta.

Pemerintah Indonesia. 2015. Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2015 tentang Statuta ITS.

KM ITS. 2018. Musyawarah Besar V. Surabaya.

Eka, Venti. 2018. Strategi Indonesia Menghadapi Industri 4.0. Jurnal Pusat Penelitian Badan
Keahlian DPR RI, Vol. X, No. 9. Jakarta: Puslit BKD.

Heng, S. (2014). Industry 4.0: Upgrading of Germany's Industrial Capabilities on the


Horizon. https://ssrn.com/abstract=2656608, Diakses pada 18 Oktober 2018.

Hoedi.P, Wahyudi,S. 2018. Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah Perkembangan
Riset. Jurnal Teknik Industri UNDIP, Vol.13, No.1, Januari 2018.

Kagermann, H., Lukas, W.D., & Wahlster, W. (2011). Industrie 4.0: Mit dem Internet der
Dinge auf dem Weg zur 4. industriellen Revolution. http://www.vdi-
nachrichten.com/Technik-Gesellschaft/Industrie-40-Mit-Internet-Dinge-Weg-4-
industriellen-Revolution, Diakses pada 18 Oktober 2018.

Kagermann, H., Lukas, W.D., & Wahlster, W. (2013). Final report: Recommendations for
implementing the strategic initiative INDUSTRIE 4.0. Industrie 4.0 Working Group.

30
Lasi, H., Fettke, P., Kemper, H. G., Feld, T. and Hoffmann, M. (2014) ‘Industry
4.0.’Business and Information Systems Engineering, 6(4), pp. 239–242

Merkel, A. (2014). Speech by Federal Chancellor Angela Merkel to the OECD Conference.
https://www.bundesregierung.de/Content/EN/Reden/2014/2014-02-19-oecd-merkel-
paris_en.html, Diakses pada 18 Oktober 2018.

Muhammad, Yahya. 2018. Era Industri 4.0: Tantangan dan Peluang Perkembangan
Pendidikan Kejuruan Indonesia. Disampaikan pada Sidang Terbuka Luar Biasa Senat
Universitas Negeri Makasar 14 Maret 2018.

Qin, J., Liu, Y., & Grosvenor, R. (2016). A Categorical Framework of Manufacturing for
Industry 4.0 and Beyond. Procedia CIRP, Vol. 52, pp. 173-178.

Slamet, R. 2018. Industri 4.0 4.0: Peluang dan Tantangan Bagi Alumni Universitas Terbuka.
Purwokerto: Universitas Jendral Soedirman.

Zhou, K., Taigang L., & Lifeng, Z. (2015). Industry 4.0: Towards future industrial
opportunities and challenges. In Fuzzy Systems and Knowledge Discovery (FSKD), IEEE
12th International Conference, pp. 2147-2152.

31
PENYUSUN

KEMENTERIAN RISTEK GLORY

KABINET GELORA AKSI 2018/2019

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Narahubung:

nsmaulinans@gmail.com
rianfakhriansyah@gmail.com
kalamaljibran58@gmail.com
yessyishlah@gmail.com
trianrival@gmail.com

32

Anda mungkin juga menyukai