Anda di halaman 1dari 4

REFERAT

LARINGOFARINGEAL REFLUKS (LPR)

OLEH :

Kartika Nurul Fatmi (I1011151013)

PEMBIMBING :
dr. Muslim M Amin, Sp. THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN – KELAPA LEHER
RSUD DR ABDUL AZIZ SINGKAWANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2019
LEMBAR PERSETUJUAN

Telah disetujui referat dengan judul:

“LARINGOFARINGEAL REFLUKS”

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan Bedah Kepala dan
Leher

Singkawang, November 2019

Pembimbing, Disusun Oleh:

dr. Muslim M. Amin Sp. THT-KL Kartika Nurul Fatmi


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laryngopharyngeal reflux (LPR) atau refluks laringofaring (RLF) adalah keadaan
dimana terajdinya aliran balik asam lambung ke daerah laring, faring, trakea dan bronkus
yang menyebabkan asam lambung kontak dengan jaringan pada traktus aerodigestif atas
sehingga menimbulkan jejas pada laringofaring dan saluran napas bagian atas yang disertai
dengan manifestasi penyakit pada mulut, faring, laring dan paru-paru.
Andriani Y, Akil MA, Gaffar M, Punagi AQ. Deteksi pepsin pada penderita refluks
laringofaring yang didiagnosis berdasarkan reflux symptom index dan reflux finding
score. Orli. 2011;41(2):121–7.
Pada tahun 1996, Koufman “ dkk memperkenalkan istilah penyakit refluks
laringofaring (LPR). Amerika Serikat beranggapan LPR merupakan bentuk lain dari
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) karena pada pasien LPR tidak perlu ditemukan
gejala spesifik GERD seperti rasa panas di dada (heart burn) dan regurgitasi. Selain itu
kebanyakan pasien dengan LPR refluks asam di esofagus bagian bawah normal dan pasien
LPR tidak didiagnosis sebagai GERD.”
S: 1. Koufman JA et al. Laryngopharyngeal reflux: Position statement of the committee
on Speech, Voice and Swallowing Disorders of the American Academy of
Otolaryngology-Head and Neck Surgery. Otolaryngology-Head and Neck Surgery. 2002.
127 (1): 32-35.
2. Tokashiki R et al. The Relationship Between Esophagoscopic Findings and Total Acid
Time Below pH 4 and pH 5 in The Upper Esofagus in Patients With Laryngopharyngeal
Reflux Disease (LPRD). Auris Nasus Larynx. 2005. 32: 265-68.
Kejadian LPR dilaporkan teridentifikasi dan terdiagnosis sekitar 10% dari seluruh
pasien yang datang ke dokter THT. Prevalensi LPR sebesar 15 - 20% dan sekitar 50%
pasien dengan suara serak memiliki LPR.2
S: Koufman JA. Laringopharyngeal reflux: Position statement of commite on speech, voice
and swallowing disorder of the american academi of otolaryngology – head and neck
surgery. Otolaryngology – head and neck surgery.2012. 127 (1): 32-35.
Berdasarkan hasil penelitian pada tahun 2015 terhadap 30 pasien LPR di bagian THT-
KL RSUP Dr. M. Djamil Padang, yang terdiri dari 23 orang perempua (76,7%) dan 7 orang
laki-laki (23,3%), didapatkan kelompok usia terbanyak pasien LPR adalah 48-57 tahun
(40%), dengan rata-rata usia 47,2 ± 12,06 tahun, dan nilai rata-rata RSI adalah 18,53 ± 4,46.
Nilai rata-rata RFS adalah 11,47 ± 2,50 dan pada semua sampel didapatkan pepsin (+)
dengan nilai rata-rata kadar pepsin dalam saliva responden adalah 2,75 ± 1,23 ng/ml.3
S: Ford, Charles N. Evaluation and Management of Laryngopharyngeal Reflux. JAMA
2015; 294(12): 1534-1540. doi:10.1001/jama.294.12.1534.

Anda mungkin juga menyukai