Anda di halaman 1dari 14

Warta Perkaretan 2017, 36(1), 15 - 28

PROSPEK PEMANFAATAN METABOLIT SEKUNDER TUMBUHAN


SEBAGAI PESTISIDA NABATI UNTUK PENGENDALIAN PATOGEN
PADA TANAMAN KARET

The Prospect of Plant Secondary Metabolite as Botanical PesticideAgainst Pathogens on Rubber

Cici Indriani Dalimunthe dan Arief Rachmawan


Balai Penelitian Sungei Putih, PO. Box. 1415 Medan 20001
Email: cc_dalimunthe@yahoo.com

Diterima 19 Januari 2017 / Direvisi 23 januari 2017 / Disetujui 17 April 2017

Abstrak pendataan pestisida nabati potensial, isolasi


dan pemurnian bahan aktif pestisida nabati
Penyakit tanaman akan terus menjadi serta studi mekanisme kerja pestisida nabati.
faktor pembatas tercapainya produksi
pertanian yang optimal. Hal ini menuntut Kata kunci: pestisida nabati, metabolit
para fitopatologis terus melakukan riset sekunder, penyakit karet
untuk mencari berbagai taktik pengen-
daliannya. Pestisida sintetis sebaiknya tidak Abstract
menjadi pengendali utama karena banyaknya
efek negatif. Pemanfaatan pestisida nabati Plant diseases will be a limiting factor to
menjadi alternatif dalam pengendalian achieve optimum agricultural production. This
penyakit. Pestisida nabati memiliki requires pathologists to continue to do research in
keunggulan diantaranya ramah lingkungan, finding various disease controlstrategies. The use of
mudah terdegradasi, sumber daya lokal synthetic pesticideis better not to be the main
melimpah,murah, serta sejalan dengan control of diseases because of the negative effects.
konsep pertanian berkelanjutan. Artikel ini Utilization of botanical pesticide isan alternative of
memberikan informasi mengenai jenis disease control. Several advantages of botanical
metabolit sekunder tanaman dan jalur pesticides are environmentally friendly, easily
pembentukannya, serta prospek pemanfaatan degraded, local resources abundant, relatively
metabolit tersebut sebagai pestisida nabati cheap, and in line with the concept of sustainable
untuk mengendalikan penyakit pada agriculture. This article provides informationon the
tanaman karet. Besarnya keanekaragaman type and the metabolic pathway of plant secondary
hayati tumbuhan menghasilkan aneka jenis metabolites, as well as its prospect as botanical
metabolit sekunder yang berpotensi sebagai pesticides to control disease in rubber plant. The
pestisida nabati. Total ratusan ribu jenis magnitude plant biodiversity produces various
tumbuhan yang sudah dikenal memiliki efek types of secondary metabolites that have the
medisinal, banyak yang diteliti dan potential as botanical pesticides. Totally the
dimanfaatkan sebagai pestisida nabati. hundreds of thousands of plants have been known
Produk pestisida nabati untuk tanaman to have medicinal effects, lot of them has been
hortikultura mulai banyak dikomersialkan. widely studied and used as plant pesticides.
Pada tanaman karet, pemanfaatan pestisida Botanical pesticide products for horticulture crops
nabati masih pada tahap penelitian,dan have begun to commercial. In rubber plantation,
belum sampai tahap formulasi produk utilization of botanical pestice is still at the research
komersial. Oleh karena itu diperlukan stage, and had not yet reached the stage of
langkah strategis dan arah yang jelas terkait commercial product formulation. Therefore we
penelitian pestisida nabati pada tanaman need a strategic step and a clear related of research
karet diantaranya berupa eksplorasi dan related to botanical pesticide in rubber plantation

15
Warta Perkaretan 2017, 36(1), 15 - 28

such as data collection, exploration, isolation and metabolit sekundernya juga merupakan
purification of secondary metabolites, as well as sumber penting untuk memperoleh pestisida
study the mechanism of action of the secondary nabati dan produk turunan pestisida nabati.
metabolites to control rubber plant disease. Perhatian terhadap metabolit sekunder
sebagai pestisida nabati telah banyak
Keywords: botanical pesticide, secondary mengalami peningkatan seiring dengan
metabolites, rubber plant diseases adanya resistensi hama penyakit, serta resiko
keracunan dan kerusakan lingkungan akibat
Pendahuluan pestisida buatan. Eksplorasi produk metabolit
sekunder sebagai bahan pengendali hama
Ekstrak tanaman telah digunakan selama penyakit menunjukkan peningkatan karena
berabad-abad sebagai obat tradisional, bahan bersifat non fitotoksik dan mudah
pengawet hasil pertanian, pengusir hama, terdegradasi (Syakir, 2011; Cavoski, et al.,
minyak wangi serta rempah-rempah. 2011).
Beberapa contoh ekstrak tanaman yang telah Saat ini pestisida nabati banyak
digunakan adalah lavender dan citronella dikembangkan dan mendapatkan perhatian
sebagai repellent (Geetha dan Roy, 2014; sebagai salah satu usaha ke arah pengem-
Kongkaewet al., 2011),rape seed oil dan quassia bangan teknologi pertanian alternatif.
sebagai pestisida (EFSA, 2013; Psota et al., Banyak bagian tanaman yang mempunyai
2010), laminarindan lecithinesebagai fungisida potensi sebagai pestisida nabati yaitu akar,
(Yoon et al., 2013; EFSA, 2014), pine oil batang, daun dan bunga. Limbah pertanian,
sebagai herbisida serta caraway seed oil sebagai misalnya limbah pabrik rokok dan jamu, juga
penghambat pertumbuhan(Isman, 2006). dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati.
Dari beberapa contoh penggunaan ekstrak Dengan kekayaan plasma nutfah Indonesia,
tanaman tersebut, kelompok senyawa dalam tidak mustahil apabila ada diantaranya yang
ekstrak tanaman yang sering digunakan mengandung metabolit sekunder yang dapat
adalah pyrethrum, neem, rotenon dan minyak mengatasi penyakit tanaman karet. Prospek
atsiri. Ekstrak tanaman lainnya yang banyak penelitian dan pengembangan metabolit
dimanfaatkan sebagai pestisida dalam sekunder untuk penyakit tanaman karet
pertanian organikdiantaranya adalah ekstrak sangat terbuka.
dari tanaman daun sirih, cengkeh, serai, Tulisan ini memberikan informasi
srikaya, akar tuba, nimba dan jambu mete mengenai jenis metabolit sekunder tanaman
(Syakir, 2011). Pada hakikatnya, ekstrak dan jalur pembentukannya, serta prospek
tanaman merupakan kumpulan metabolit pemanfaatan metabolit tersebut sebagai
sekunder dengan jenis, kadar dan fungsi yang pestisida nabati untuk mengendalikan
berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kondisi penyakit pada tanaman karet. Informasi yang
tanaman. disajikan diharapkan dapat menjadi
Tanaman mampu mensintesis berbagai informasi tambahan untuk melakukan
metabolit sekunder dengan struktur dan penelitian mengenai metabolit sekunder
kerangka karbon yang kompleks dan unik. khususnya terkait pengendalian penyakit
Metabolit sekunder tersebut merupakan salah pada tanaman karet. Melalui penelitian
satu sumber keanekaragaman struktur kimia tersebut diharapkan muncul formula
dan aktivitas biologi. Sekitar 14 – 28% alternatif pestisida nabati yang murah dan
ekstrak tanaman tingkat tinggi digunakan ramah lingkungan.
sebagai obat-obatan, dan 74% diantaranya
diketahui mempunyai fungsi medisinal
setelah melalui proses etnomedik atau
penggunaan sebagai obat tradisional
(Cavoski, et al., 2011). Tanaman dan

16
Prospek pemanfaatan metabolit sekunder tumbuhan sebagai pestisida nabati untuk
pengendalian patogen padatanaman karet

Metabolit Sekunder dalam fungsi pertahanan tanaman (Anurag et


al., 2015).
Semua organisme perlu mentransformasi Metabolit sekunder dihasilkan pada
dan mengubah senyawa organik menjadi tingkat pertumbuhan atau kondisi tertentu.
bahan makanan agar dapat bertahan hidup, Kelompok senyawa ini diproduksi dalam
berkembang dan bereproduksi. Senyawa jumlah terbatas, tidak terus-menerus dan
organik dijadikan bahan dasar untuk hanya untuk tujuan spesifik. Adanya
menyusun jaringan dan juga menghasilkan kemampuan tanaman untuk melakukan
energi berupa ATP. Senyawa organik diolah fotosintesis menyebabkan produk metabolit
dalam tubuh organisme melalui reaksi kimia sekunder yang dihasilkan tanaman sangat
yang kompleks dengan bantuan enzim. berbeda dari metabolit sekunder yang
Setiap organisme mempunyai kemampuan dihasilkan organisme lainnya. Pada tanaman,
yang berbeda dalam transformasi senyawa senyawa metabolit sekunder memiliki
organik. Tanaman mempunyai kemampuan beberapa fungsi, diantaranya sebagai atraktan
untuk mensintesis senyawa organik dari (menarik organisme lain), pertahanan
senyawa anorganik melalui proses foto- terhadap patogen, perlindungan dan adaptasi
sintesis, sedangkan hewan dan mikro- terhadap stress lingkungan, pelindung
organisme tidak memiliki kemampuan terhadap sinar ultra violet, sebagai zat
tersebut. Mereka memperoleh senyawa pengatur tumbuh dan untuk bersaing dengan
organik dari asupan makanan. Proses tanaman lain (alelopati). Metabolit sekunder
pengolahan senyawa organik dalam tubuh juga diduga sebagai limbah atau produk
organisme dinamakan metabolisme, detoksifikasi tanaman, namun sebagian besar
sedangkan tahapan dan jalur yang terlibat fungsi metabolit sekunder masih belum
disebut dengan jalur metabolisme(Dewick, diketahui (Dewick, 2009; Kabera et al., 2014).
2009). Penelitian terhadap metabolit sekunder
Secara umum, ada dua macam masih merupakan salah satu area penelitian
metabolisme, yaitu metabolisme primer dan terbesar guna menentukan fungsi dan sifat
metabolisme sekunder. Metabolisme primer farmakologi dari masing-masing metabolit
menghasilkan metabolit primer, sedangkan sekunder (Kabera et al., 2014).
metabolisme sekunder menghasilkan Dari sudut pandang kimia, metabolit
metabolit sekunder. Metabolisme primer sekunder sangat menarik untuk dipelajari
terdapat dalam semua organisme dengan dengan berbagai alasan, antara lain sifat yang
proses dan jalur yang hampir sama, unik, keragaman struktur kimia, serta potensi
sedangkan metabolisme sekunder mem- sebagai kandidat obat dan pestisida alami
punyai jalur dan produk yang spesifik dan (Cavoski et al., 2011). Metabolit sekunder
unik untuk setiap organisme. Metabolisme mempunyai sifat unik dan spesifik karena
primer terlibat secara langsung dalam dihasilkan dalam jumlah terbatas dan dengan
pertumbuhan, sedangkan metabolisme struktur yang berbeda. Keragaman struktur
sekunder umumnya tidak terlibat dalam kimia metabolit sekunder sangat berlimpah,
aktivitas pertumbuhan (Anurag et al., 2015). bahkan banyak diantaranya mempunyai
Metabolisme primer memodifikasi dan susunan yang sangat kompleks sehingga
mensintesis karbohidrat, lemak, protein dan relatif sulit untuk disintesis di laboratorium.
asam nukleat, sedangkan metabolisme Penggunaan metabolit sekunder diantaranya
sekunder menghasilkan metabolit sekunder adalah sebagai bahan obat, bahan kimia
dengan ukuran relatif kecil, umumnya pertanian, makanan tambahan serta bahan
dengan bobot molekul kurang dari 3000 Da kosmetik. Beberapa contoh metabolit
(Dewick, 2009). Metabolit primer berperan sekunder yang telah komersial dan banyak
dalam proses fotosintesis dan respirasi, dikenal adalah penisilin, morfin (Dewick,
sedangkan metabolit sekunder lebih berperan 2009), shikonin (anti bakteri), ginsenoida

17
Warta Perkaretan 2017, 36(1), 15 - 28

(penambah vitalitas), vinblastin vincristine 1. Jalur asetat malonat


(obat leukimia) dan ajmalisin (anti hipertensi) Jalur asetat malonat dibentuk dari bahan
(Mariska, 2013). dasar asetil koenzim A, yang tersusun dari 2
atom karbon. Asetil koenzim A bereaksi
Jalur Pembentukan Metabolit Sekunder melalui reaksi kondensasi membentuk unit-
unit yang lebih besar dengan jumlah atom
Bahan dasar penyusun senyawa metabolit karbon kelipatan 2, yang disebut poli-beta-
sekunder berasal dari metabolisme primer, keto atau poliketida (Gambar 1) (Dewick,
dan secara garis besar terbagi menjadi empat 2009). Metabolit sekunder yang termasuk
yaitu asetil koenzim A, asam sikimat, asam dalam jalur ini adalah asam lemak (laurat,
mevalonat dan metileritritol fosfat (Dewick, miristat, palmitat, stearat, oleat, linoleat,
2009; Kabera et al., 2014). Berdasarkan bahan linolenic), poliasetilen, prostaglandin,
dasar tersebut kemudian dikenal adanya jalur macrolide dan senyawa-senyawa aromatik
asetat malonat, jalur sikimat, jalur mevalonat (antraquinon dan tetrasiklin). Tanaman yang
dan jalur metileritritol fosfat. Aneka jenis menghasilkan senyawa ini antara lain: Jarak
senyawa metabolit sekunder disintesis dari pagar, kelapa sawit, kelapa, jagung, kacang
salah satu atau kombinasi dari bahan dasar tanah, zaitun, bunga matahari, kedelai,
penyusun tersebut. wijen, kapas, coklat, dan alpukat (Mariska,
2013).

Gambar 1. Jalur pembentukan asetat melonat


Sumber : (Dewick, 2009)

2. Jalur shikimat aromatik L-fenilalanin, L-tirosin dan L-


Jalur metabolisme ini hanya terdapat pada triptofan (Gambar 2) (Gleason and Chollet,
mikroorganisme dan tanaman, sedangkan 2012). L-fenilalanin dan L-tirosin merupakan
hewan tidak memiliki jalur ini (Herrmann & unit pembangun dari senyawa-senyawa
Weaver, 1999). Senyawa intermediat utama kelompok fenilpropan dan poliketida
dari jalur ini adalah asam shikimat, suatu aromatik (termasuk flavonoid). Bersama L-
senyawa yang pertama kali diisolasi dari triptofan, kedua asam amino tersebut juga
tanaman Illicium sp. Jalur shikimat merupakan unit pembangun dari kelompok
merupakan jalur alternatif pembentukan senyawa alkaloid.
senyawa aromatik khususnya asam amino

18
Prospek pemanfaatan metabolit sekunder tumbuhan sebagai pestisida nabati untuk
pengendalian patogen padatanaman karet

Gambar 2. Jalur pembentukan asam shikimat dari eritrosa


Sumber : (Gleason and Chollet, 2012)

Alkaloid adalah suatu golongan senyawa terbesar yang ditemukan di alam, yang
organik yang terbanyak ditemukan di alam. terbentuk melalui jalur shikimat. Flavonoid
Alkaloid dapat ditemukan dalam berbagai Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna
bagian tumbuhan antara lain biji, daun, merah, ungu, dan biru, dan sebagian zat
ranting dan kulit kayu. Hampir semua warna kuning yang ditemukan dalam
alkaloid yang ditemukan di alam mempunyai tumbuh-tumbuhan. Flavanoid mempunyai
keaktifan fisiologis tertentu.Ada yang bersifat kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15
racun tetapi ada juga yang sangat berguna atom karbon. Di mana dua cincin benzen
sebagai obat (Ting et al., 2014; Lee et al., (C6) terikat pada suatu rantai propan (C3)
2014).Kuinin, morfin dan striknin adalah sehingga membentuk suatu susunan C6-C3-
alkaloid yang terkenal dan mempunyai efek C6. Susunan ini dapat menghasilkan tiga jenis
fisiologis dan psikologis. Semua alkaloid struktur, yakni 1,3-diarilpropan atau
mengandung paling sedikit sebuah atom flavonoid, 1,2-diarilpropan atau isoflavonoid,
nitrogen yang biasanya bersifat basa. dan 1,1-diarilpropan atau
Alkaloid berasal dari beberapa asam amino neoflavonoid(Dewick, 2009). Senyawa-
yang dibedakan atas alkaloid alilsiklik berasal senyawa flavonoid yang biasanya ditemukan
dari asam amino ornitin dan lisin, alkaloid di alam yaitu flavon, flavanol dan
aromatik berasal dari fenilalanin dan tiroksin, antosianidin. Senyawa isoflavonoid yaitu
dan alkaloid aromatik jenis indol berasal dari isoflavon, rotenoid dan kumestan, sedangkan
triptofan. neoflavonoid meliputi jenis-jenis 4-
Flavanoid adalah kelompok senyawa arilkumarin dan berbagai dalbergoin.
polifenolik dalam tanaman yang biasa
ditemukan pada sayuran, buah, bunga, biji, 3. Jalur mevalonat dan metileritritol fosfat
mapun madu dan propolis (Ahmadet al., Jalur mevalonat dan metileritritol fosfat
2015). Kelompok ini merupakan jenis fenolik (non-mevalonat) merupakan jalur pembentuk

19
Warta Perkaretan 2017, 36(1), 15 - 28

kelompok senyawa terpenoid dan steroid Contoh senyawa dan struktur dari kelompok
(Dewick, 2009). Jalur mevalonat terjadi di terpenoid disajikan pada Gambar 3 (Dewick,
sitosol dan mitokondria, sedangkan jalur 2009). Terpenoid yang ditemukan di alam
metileritritol fosfat terjadi di plastida. Pada sebagian besar merupakan komponen
jalur mevalonat, prekursol awalnya adalah minyak atsiri. Kelompok senyawa minyak
asetil Co-A, sedangkan pada jalur atsiri dianggap mempunyai efek kuratif
metileritritol fosfat, prekursor awal berupa dalam pengobatan alternatif (Kabera et al.,
piruvat dan gliseraldehid-3-fosfat (Nes & 2014). Terpenoid adalah kelompok senyawa
Zhou, 2001). Kedua jalur tersebut akan yang memberikan rasa, bau, dan warna pada
membentuk isopentenil pirofosfat (IPP) dan tumbuhan. Terpenoid biasanya terdapat pada
dimetilalil pirofosfat (DMAPP) yang daun dan buah tanaman tingkat tinggi
merupakan prekursor universal pembentukan misalnya pada tanaman pinus dan sitrus.
rantai lima karbon, C5. Hasil penyulingan terfraksi dari minyak atsiri
Terpenoid merupakan kelompok terbesar terdiri dari senyawa-senyawa golongan
dari semua metabolit (Bohlmann & Keeling, terpenoid yang mengandung 10 atom atau 15
2008). Terpenoid tersusun dari rangkaian atom karbon. Bahan-bahan alam lainnya
unit isopren (rantai lima karbon) yang selain minyak atsiri mengandung pula
terhubung melalui ikatan kepala ke ekor. terpenoid dengan 20, 30 dan 40 atom
Terpenoid diklasifikasikan menjadi karbon.Senyawa terpenoid yang sangat
hemiterpen (C5), monoterpen (C10), familiar dalam kehidupan sehari-hari adalah
sesquiterpen (C15), diterpen (C20), sesterterpen karet alam (cis 1,4 poliisopren).
(C25), triterpen (C30), dan tetraterpen (C40).

Gambar 3. Contoh senyawa dan struktur dari kelompok terpenoid


Sumber : (Dewick, 2009)

Produk Pestisida Nabati Disebut pestisida nabati jika bahan aktifnya


berasal dari tumbuhan, dan jika bahan
Berdasarkan sumber bahan aktifnya, aktifnya dari senyawa kimia sintetis maka
pestisida dikelompokkan ke dalam pestisida disebut pestisida sintetis (Supriadi, 2013).
hayati, nabati dan sintetis. Disebut pestisida Syakir (2011) mencatat bahwa hanya ada
hayati jika bahan aktifnya adalah organisme 22 pestisida nabati yang telah terdaftar atau
hidup, antara lain serangga predator, kurang 1% dari jumlah pestisida yang
nematoda entomopatogen, mikroorganisme terdaftar yaitu 2.067 merek pestisida di
antagonis dan hasil fermentasi bahan alami. Kementerian Pertanian Indonesia.Jumlah

20
Prospek pemanfaatan metabolit sekunder tumbuhan sebagai pestisida nabati untuk
pengendalian patogen padatanaman karet

pestisida terdaftar tersebut meningkat dari mudah terurai (bio-degradable) di alam,


tahun ke tahun. Berdasarkan buku ―Pestisida sehingga tak mencemari lingkungan dan
untuk Pertanian dan Kehutanan Tahun relatif aman bagi manusia dan ternak
2014‖, ada sebanyak 3.005 merek pestisida peliharaan (Syakir, 2011).Di Indonesia
telah terdaftar dan atau telah mendapat izin terdapat banyak jenis tumbuhan dan plasma
Menteri Pertanian (Ditjen PSP, 2014). nutfah penghasil metabolit sekunder yang
Pestisida kimia yang bersifat instan, dan dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati.
dengan banyak pilihan tersebut cenderung Beberapa contoh tanaman yang telah diteliti
lebih dipilih oleh para petani. Namun, sebagai pestisida nabati adalah serai, sirsak,
dengan semakin berkembangnya kemangi, selasih, gadung, daun sembung,
pemahaman terhadap kelestarian lingkungan, pinang, cengkeh dan nimba. Bahkan,
maka kebijakan penggunaan pestisida beberapa produk pestisida nabati telah
alternatif menjadi suatu yang terus terbukti efektif untuk mengendalikan OPT
diupayakan. Kebijakan penelitian yang pada beberapa komoditas perkebunan,
mendukung pengembangan pestisida nabati pangan dan hortikultura (Tabel 1).
sebagai alternatif juga lebih menjadi prioritas Banyak pestisida yang dapat digunakan
dibandingkan pestisida kimia. secara bersamaan atau bergiliran karena
Pestisida nabati merupakan bahan aktif bersifat kompatibel satu sama lain. Beberapa
tunggal atau majemuk yang berasal dari contohnya adalah Trichoderma kompatibel
tumbuhan yang bisa digunakan untuk dengan jenis pestisida sintetis (mankozeb,
mengendalikan organisme pengganggu kaptan, deltametrin, monokrotofos dan
tumbuhan. Pestisida nabati ini bisa berfungsi imidaklorid). Asap cair bersifat sinergis
sebagai penolak, penarik, antifertilitas dengan karbofuran sehingga menghemat
(pemandul), pembunuh, dan bentuk lainnya. penggunaan karbofuran sampai 50% dalam
Secara umum, pestisida nabati diartikan pengendalian wereng coklat. Beauveria
sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya bassiana dan Metharizium anisopliae
dari tumbuhan yang relatif mudah dibuat kompatibel dengan ekstrak mimba dan
dengan kemampuan dan pengetahuan spinosad (Supriadi, 2013).
terbatas. Karena terbuat dari bahan alami
atau nabati, maka jenis pestisida ini bersifat

21
Warta Perkaretan 2017, 36(1), 15 - 28

Tabel 1. Beberapa contoh produk pestisida nabati hasil riset yang telah diformulasi menjadi
produk komersial di Indonesia
No Nama produk Bahan aktif OPT target
1 Bio Protektor 1 Eugenol, Sitronelal, Keong mas pada padi; Wereng coklat
Geraniol, Xanthorrhizol pada padi; Croccidolomia sp pada kubis;
kutu A. hartii pada rimpang jahe;
penggerek buah kakao (C. cramerella)
2. Bio Protektor 2 Eugenol Keong Mas pada padi; Croccidolomia sp.
pada kubis; kutu A. hartiipada rimpang
jahe; Helopeltis sp & penggerek buah
kakao
3. CEES Eugenol, Sitronelal Bercak daun jahe (Phyllosticta sp.); layu
bakteri jahe (R. solanacearum);
Nematoda (Meloidogyne sp.); Rayap
kayu kering (C. cynocephalus); kutu daun
tungau Tetranychus sp. pada tanaman
hias; kutu A. hartii pada rimpang jahe;
Helopeltis sp pada kakao; penggerek
buah kakao (C. cramerella)
4. CEKAM Eugenol, Sinamaldehid Bercak daun jahe (Phyllosticta sp.); layu
bakteri jahe (R. solanacearum); nematoda
(Meloidogyne sp.); kutu A. hartii pada
rimpang; tungau Tetranychus sp. pada
tanaman hias; nyamuk demam
berdarah (A. aegypti)
5. ASIMBO Sitronelal Asam Salisilat Helopeltis sp pada kakao
Penggerek buah kakao (C. cramerella)
6. NEEM Plus Azadirachtin, Sitronelal Wereng coklat pada padi
Sumber : Syakir, 2011

Penelitian Pestisida Nabati pada yangdianjurkan adalah kombinasi dari aspek


Tanaman Karet kultur teknis, manipulasi lingkungan dan
penggunaan pestisida, atau masing-masing
Penyakit jamur akar putih (Rigidoporus aspek tersebut. Penggunaan pestisida perlu
microporus), penyakit gugur daun diperhatikan dengan seksama karena dampak
Corynespora (Corynespora cassiicola), penyakit negatifnya terhadap manusia, lingkungan,
gugur daun Colletotrichum (Colletotrichum tanaman dan organisme pengganggu.
gloeosporioides) dan Oidium (Oidium heveae), Dampak negatif lainnya adalah membentuk
penyakit lapuk batang/cabang Fusarium strain baru yang tahan terhadap pestisida.
(Fusarium sp.) serta penyakit jamur upas Beberapa tanaman yaitu Ageratum
(Corticium salmonicolor) termasuk penyakit conyzoides, Centrosema pubescen, Emilia
penting di perkebunan karet. Penyakit- coccinea, Ocimum basilium, Solanum torvum
penyakit ini menyerang hampir seluruh (Gambar 4), Ocimum sanctum, Chromolaena
stadia pertumbuhan tanaman dan dapat odorata, Eucalyptus globules dan Carica papaya
mengakibatkan rendahnya produktivitas atau telah terbukti menghambat pertumbuhan
bahkan kematian tanaman. Sampai saat patogen Corynespora cassiicola (Munir, 2011).
ini,teknik penanggulangan penyakit karet

22
Prospek pemanfaatan metabolit sekunder tumbuhan sebagai pestisida nabati untuk
pengendalian patogen padatanaman karet

100
Persentase Penghambatan (%)

80

60

40

20

0
Ageratum Centrosema Emilia coccinea Ocimum Solanum Kontrol
conyzoides pubescence basilicum torvum
Jenis Tanaman

Gambar 4. Persentase penghambatan ekstrak tanaman terhadap Corynespora cassiicola


Sumber: Ogbebor dan Adekunde (2005) dalam Munir (2011)

Penelitian mengenai pemanfaatan ekstrak Ekstrak gatubrotemsi (gadung, akar tuba,


tanaman untuk menghambat penyebab brotowali, daun tembakau dan sirih) yang
penyakit pada tanaman karet tertera pada terdiri dari campuran ekstrak bahan tanaman
Tabel 2. Siregar et al. (2015) melaporkan tersebut merupakan salah satu pestisida
bahwa ekstrak daun bangun-bangun nabati yang manjur mengendalikan penyakit-
mempunyai aktivitas menghambat penyakit di pembibitan tanaman perkebunan
pertumbuhan koloni jamur akar putih. khususnya bercak daun pada tanaman kelapa
Santosa dan Hertiani (2005) menyatakan sawit dan bercak daun Colletotricum sp. pada
bahwa senyawa utama yang terkandung tanaman karet (Sugiyanto, 2013). Pada
dalam daun bangun-bangun adalah polifenol, tanaman hortikultura, ekstrak gadung dan
saponin, glikosida, flavonoid dan tembakau berfungsi sebagai insektisida alami
minyakatsiri. Senyawa polifenol secara dan menangkal Epilachna sparsa (Hasanah et
umum berkhasiat sebagai antimikroba dan al., 2012; Santi, 2010), ekstrak daun sirih
antioksidan. Ekstrak alkohol daun bangun- mampu menekan pertumbuhan Colletotricum
bangun bersifat anti bakteri terhadap bakteri capsici (Nurhayati, 2007), dan ekstrak
patogen usus. Duke (2000) juga melaporkan brotowali dapat mengendalikan Spodoptera
khasiat daun bangun-bangun sebagai litura (Septian et al., 2013). Bahan aktif dari
antilitiolitik, kemoprotektif dan bersifat gatubrotemsi adalah sebagai berikut
sebagai antioksidan. (Sugiyanto, 2013):

23
Warta Perkaretan 2017, 36(1), 15 - 28

Tabel 2. Penelitian ekstrak tanaman untuk menghambat penyebab penyakit pada tanaman karet
No Ekstrak tanaman Senyawa Aktif OPT Target Referensi
1. Daun kemangi (Ocimum Alkaloid, Corynespora Muniret al., 2008
sanctum L.) terpenoid cassiicola
2. Daun bangun-bangun Flavanoid, Rigidoporus Siregar et al., 2015
(Coleus amboinicus) saponin, steroid, microporus
polifenol.
3. Ekstrak kunyit (Curcuma Atsiri, curcumin, Rigidoporus Kusdiana et al.,
domestica) tannin, resin microporus 2016
4. Daun Myracrodruon Polifenol, Colletotrichum Naruzawa dan
urundeuva, Lafoensia pacari alkaloid gloeosporioides dan Papa, 2011
dan Caryocar brasiliense C. Cassiicola
5. Plumeria alba α-amyrin dan C. gleosporoides Nor et al., 2014
asam
heksadekanoat
6. Peganum harmala Alkaloid C. cassiicola Razzaghi-Abyaneh,
2013
7. Achillea millefolium Nerolidol C. cassiicola Carlos et al., 2010;
Chan et al., 2016
8. Olea cuspidata, Cymbopogon Isothiosianat Corticium Prashad et al., 2014
citratus & Brassica juncea salmonicolor

1. Umbi gadung (Dioscorea composita): ini tidak hanya racun untuk manusia,
mengandung saponin, amilum, CaC2O4, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk
antidotum, besi, kalsium, lemak, garam racun serangga. Daun tembakau kering
fosfat, protein, dan vitamin. Komponen mengandung 2 – 8 % nikotin. Nikotin
penting pada gadung yaitu zat beracun merupakan racun syaraf yang bereaksi
asam sianida (HCN). cepat dan berperan sebagai racun kontak
2. Akar tuba (Deris sp): senyawa yang telah bagi serangga (ulat perusak daun, aphids,
ditemukan antara lain adalah rotenon triphs)dan pengendali jamur (fungisida).
(diekstrak menggunakan eter/aseton dan 5. Sirih (Piper bettle): Minyak atsiri dari daun
menghasilkan 2 – 4 % resin rotenon). sirih mengandung minyak terbang,
Rotenon bekerja sebagai racun sel yang seskuiterpen, pati, diatase, gula, zat samak
sangat kuat. Kematian OPT terjadi dan kavikol yang memiliki daya
beberapa jam sampai beberapa hari mematikan kuman, antioksidasi dan
setelah terkena rotenon. Ekstrak akar tuba fungisida anti jamur. Kandungan bahan
juga memiliki sifat insektisida untuk aktif fenol dan kavikol daun sirih hutan
mengendalikan Nesiodiocoris tenuis yang juga dapat dimanfaatkan sebagai pestisida
menyerang tanaman tomat (Rante et al., nabatiuntuk mengendalikan hama
2013). penghisap daun.
3. Brotowali (Tinospora sp): bersifat
fungistatik terhadap jamur dan Colletotrichum gleosporoides, penyebab
mengandung senyawa berberin yang penyakit gugur daun Colletotrichum pada
berkhasiat menghambat pertumbuhan tanaman karet, juga menyerang tanaman
bakteri. lain diantaranya tanaman jambu biji dan
4. Tembakau (Nicotiana tobacum): Senyawa pepaya. Ekstrak daun dan batang tanaman
yang dikandung adalah nikotin. Nikotin Kamboja Putih (Plumeria alba), famili

24
Prospek pemanfaatan metabolit sekunder tumbuhan sebagai pestisida nabati untuk
pengendalian patogen padatanaman karet

Apocynaceae dilaporkan mampu tanaman karet perlu dilanjutkan. Fokus


menghambat perkembangan Colletotrichum penelitian antara lain adalah eksplorasi dan
gleosporoides pada jambu biji (Psidium guajava) pendataan pestisida nabati yang potensial,
secara in vitro dan in vivo masing-masing isolasi dan pemurnian bahan aktif, studi
dengan konsentrasi 11 µL (ekstrak cair) dan mekanisme kerja, serta optimasi sinerginya
32 g/L (Nor et al., 2014). Sebagian besar dengan pestisida lain.
tanaman famili Apocynaceae yaitu
Rhazyastricta, Aspidosperma pachypterum, Daftar Pustaka
Allamanda blanchetti dan Picralima nitida
dilaporkan mempunyai aktivitas antimikroba Ahmad, A., Kaleem, M., Ahmed, Z., and
yang cukup kuat. Haron et al. (2013) Shafiq, H.(2015). Therapeutic potential of
melaporkan bahwa ekstrak kloroform dari flavonoids and their mechanism of action
beberapa spesies tanaman Allamanda against microbial and viral infections—A
mempunyai aktivitas kuat menghambat review. Food Research International, 77(2),
pertumbuhan miselia C. gleosporoides pada 221–235.
tanaman pepaya. Aktivitas peng- Anurag, K., Irchaiya, R., Yadaf, A., Gupta,
hambatannya sebesar 100% pada konsentrasi N., Kumar, S., Prakash, A., and Gurjar,
5 mg/ml, lebih kuat dibandingkan aktivitas H. (2015). Metabolites in plants and its
penghambatan dari ekstrak biji jarak pagar classification. World Journal of Pharmacy
(Jatropha curcas) sebesar 78,87% pada and Pharmaceutical Sciences, 4(1), 287-305.
konsentrasi 10 mg/ml (Rahman et al., 2011; Bohlmann, J., andKeeling, C.I. (2008).
Haron et al., 2013). Beberapa senyawa utama Terpenoid biomaterials. The Plant Journal,
yang terkandung dalam tanaman Allamanda 54, 656-669.
adalah campesterol, sitosterol, plumericin, Carlos,M.M., Schwan-Estrada,
squalen dan tokoferol, sedangkan senyawa K.R.F., Itako,
yang terkandung dalam J. curcas antara lain A.T., Bonaldo,S.M.,Mesquini,R.M., Carv
adalah asam heksadekanoat, asam alho, J.B., and Stangarlin, J.R. (2010).
oktadekanoat dan turunannya (Haron et al., Effect of crude extract and essential oil of
2013; Rahman et al., 2014). Ekstrak etanol Achillea millefolirum L. on the in vitro
dari Lantana camara juga menunjukkan development of C. cassiicola and
penghambatan yang signifikan terhadap C. protection of cucumber against
gleosporoides pada percobaan di laboratorium corynespora leaf spot. Arquivos do Instituto
(Prasad dan Anamika, 2015). Biológico, 77(2), 309-316.
Cavoski, I., Caboni, P., and Miano, T.
Kesimpulan (2011). Natural pesticides and future
perspectives. InMargarita Stoytcheva
Dengan kekayaan plasma nutfah (Eds.), Pesticides in the Modern World -
Indonesia, jenis metabolit sekunder Pesticides Use and Management, (pp. 169-
tanaman juga sangat beragam dan melimpah. 190). Rijeka : InTech Europe.
Tanaman yang mengandung senyawa dari Chan, W., Tan, L.T., Chan, K., Lee, L., and
golongan flavanoid, alkaloid, dan terpenoid Goh, B.(2016). Nerolidol: A
dapat menjadi alternatif pengendalian Sesquiterpene Alcoholwith Multi-Faceted
penyakit tanaman karet. Beberapa ekstrak Pharmacological and Biological Activities.
tanaman yang telah diteliti sebagai Molecules, 21(529), 1-40.
pengendali OPT tanaman karet adalah Dewick, P.M. (2009). Medicinal Natural
bangun-bangun, kemangi dan kunyit. Products: A Biosynthetic Approach, 3rd
Penelitian pemanfaatan ekstrak tanaman Edition. West Sussex, UK: John Wiley &
sebagai pestisida nabati pengendali penyakit Sons, Ltd.

25
Warta Perkaretan 2017, 36(1), 15 - 28

Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Herrmann, K.M. and Weaver, L.M. (1999).
Pertanian. (2014). Pestisida Pertanian dan The Shikimate Pathway. Annual Reviewof
Kehutanan Terdaftar 2014. Jakarta: Plant Physiology and Plant Molecular
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Biology,50, 473-503.
Pertanian. Isman, M.B., (2006) Botanical insecticides,
Duke, A.(2000). Constituens and deterrents, and repellents in modern
Ethnobotanical Databases. Phytochemical agriculture and an increasingly regulated
database, USDA-ARS-NGRL.Retrieved world, Annual Review of Entomology,51, 45–
fromhttp://www.ars-grin.gov/cgi- 66.
bin/duke/farmacy-scroll3.pl. Kabera, J.N., Semana, E., Mussa, A.R., and
European Food Safety Authority. (2013). He, X.(2014). Plant Secondary
Conclusion on the peer review of the Metabolites: Biosynthesis, Classification,
pesticide risk assessment of the active Function and Pharmacological Properties.
substance plant oils/rapeseed oil. European Journal of Pharmacy and Pharmacology, 2,
Food Safety Authority Journal, 11(1), 3058. 377-392.
[45 pp.] Kongkaew, C., Sakunrag, I.,
European Food Safety Authority. (2014). Chaiyakunapruk, N., and Tawatsin, A.
Outcome of the consultation with (2011). Effectiveness of citronella in
Member States and EFSA on the basic preventing mosquito bites. Tropical
substance application for lecithins for use Medicine and International Health,16(7),
in plant protection as a fungicide on 802–810.
vineyards, fruit trees, vegetables and Kusdiana, A.P.J., Munir, M., dan
ornamentals. EFSA supporting publication Suryaningtyas, H. (2016). Studi
2014:EN-643. 34 pp. pemanfaatan ekstrak kunyit (Curcuma
Geetha, R.V., and Roy, A. (2014). Essential domestica Valeton) untuk pengendalian
Oil Repellents- A short Review. penyakit jamur akar putih pada tanaman
International Journal Drug Development and karet. Warta Perkaretan, 35(1), 25-36.
Research, 6(2), 20-27. Lee, S.T., Welch, K.D., Panter, K.E.,
Gleason, F and Chollet, R. (2012). Plant Gardner, D.R., Garrossian, M., and
Biochemistry. Massachusetts: Jones & Chang, C.T. (2014). Cyclopamine: From
Bartlett Learning. Cyclops Lambs to Cancer Treatment.
Haron, F.F., Sijam, K.,Omar, D., and Journal Agriculture and Food Chemistry,
Rahmani, M. (2013). Chemical 62(30),7355-7362.
composition and screening for antifungal Mariska, I. (13 Agustus 2013). Metabolit
activity of Allamanda spp. (Apocynaceae) Sekunder: Jalur pembentukan dan
crude extracts against Colletotrichum kegunaannya. Balai Besar Penelitian
gloeosporioides, causal agent of anthracnose Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik.
in papaya. Australian Journal of Basic and Diakses dari
Applied Sciences, 7(1), 88-96. http://biogen.litbang.pertanian.go.id/
Hasanah, M., Tangkas, I.M., danSakung, Munir, M. (2011). Potensi dan pemanfaatan
J.(2012). Daya insektisida alami bahan nabati untuk pengendalian penyakit
kombinasi perasan umbi gadung dan gugur daun Corynespora dan
ekstrak tembakau. Jurnal Akademika Colletotrichum pada tanaman karet.
Kimia, 1(4), 166-173. Warta Perkaretan,30(1), 18-25.

26
Prospek pemanfaatan metabolit sekunder tumbuhan sebagai pestisida nabati untuk
pengendalian patogen padatanaman karet

Munir, M., Purwoko, T., dan Prasad, R.R., and Anamika. (2015). Effects
Pawirosoemardjo, S. (2008). Potensi of plant leaf extract against Colletotrichum
penghambatan ekstrak daun kemangi gleosporoides causing post-harvest disease
(Ocimum sanctum L.) terhadap of papaya. Journal of Agricultural Science,
pertumbuhan Corynespora cassiicola 7(5), 195-198.
penyebab penyakit gugur daun pada Psota, V., Ouředníčková, J., andFalta,
tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell. V.(2010). Control of Hoplocampa testudinea
Arg.). Prosiding Seminar Nasional using the extract from Quassia amara in
Pengelolaan Organisme Pengganggu organic apple growing. Horticultural
Tumbuhan dan Sumber Hayati yang Science, 37(4), 139-144.
berwawasan lingkungan dalam menyikapi Rahman, M., Ahmad, S.H., Mahmud,
dampak Pemanasan Global. Palembang, T.M.M., and Mohamad, Z.A.R.(2011).
Oktober 2008. Extraction of Jatropha curcas fruits for
Naruzawa, E.S., and Papa, M.F.S. (2011). antifungal activity against anthracnose
Antifungal activity of extracts from (Collethotrichum gloeosporioides) of
Brazilian Cerrado plants on Colletotrichum papaya. African Journal of Biotechnology, 10,
gloeosporioidesand Corynespora cassiicola. 9796-9799.
Revista Brasiliera de Plantas Medicinais, Rahman, M., Ahmad, S.H., Mohamed,
13(4), 408-412. M.T.,and Abdurrahman, M.Z. (2014).
Nes, W.D. andZhou, W.(2001). Terpenoids: Antimicrobial compounds from leaf
Higher. Encyclopedia of Life Sciences. extracts of Jatropha curcas, Psidium guajava,
Nature Publishing Group. Retrieved from and Andrographis paniculata.The Scientific
http://rubisco.ugr.es World Journal, 2014, 1-8.
Nor, M.M., Hassan, H.H.M., Ravi, Rante, C.S., Sembel, D.T., Meray, E.R.M.,
N.H.N.M., and Omar, M.N. (2014). Ratulangi, M.M., Dien, M.F.,and
Effect of Plumeria alba’s bioactive extract Kandowangko, D.S. (2013). Penggunaan
against Colletotrichum gleosporoides in Vitro insektisida botanis untuk mengendalikan
and in Vivo. Journal of Agricultural Science hama pada tanaman tomat. Eugenia, 19(2),
and Technology,4(3B),195-199. 97-102.
Nurhayati. (2007). Pertumbuhan Razzaghi-Abyaneh, M.,Shams-Ghahfarokhi,
Colletotrichum capsici penyebab M., and Rai, M. (2013). Antifungal
antraknosa buah cabai pada berbagai Metabolites from Plants. Berlin: Springer-
media yang mengandung ekstrak Verlag. Retrieved from
tanaman. Jurnal Rafflesia, 9(1), 32-35. http://www.springer.com/978-3-642-
Ogbebor, N., and Adekunle, A.T. (2005). 38075-4
Inhibition of conidial germination and Santi, S.R. (2010). Senyawa aktif antimakan
mycelial growth of Corynespora cassiicola dari umbi gadung. Jurnal Kimia, 4(1), 71-
(Berk & Curt.) of rubber (Hevea 78.
brasiliensis Muell. Arg.) using extracts of Santosa, M. dan Hertiana, T.
swome plants. Africans Journal of (2005).Kandungan senyawa kimia dan
Biotechnology, 4(9), 996-1000. efek ekstrak air daun bangun-bangun
Prashad, D., Ram, V., Sharma, I., and (Coleus amboinicus, L.) pada aktivitas
Sharma, S. (2014). Compatibility of native fagositosis netrofil tikus putih (Rattus
potential antagonists with fungicides and norvegicus). Majalah Farmasi Indonesia,
essential oils against Corticium 16(3), 141-148.
Salmonicolor. The Bioscan,9(1), 417-423.

27
Warta Perkaretan 2017, 36(1), 15 - 28

Septian, R.E., Isnawati.,danRatnasari, E Supriadi. (2013). Optimasi pemanfaatan


(2013). Pengaruh kombinasi ekstrak biji berbagai jenis pestisida untuk
mahoni dan batang brotowali terhadap mengendalikan hama dan penyakit
mortalitas dan aktivitas makan Ulat tanaman. Jurnal Penelitian dan
Grayak pada tanaman cabai rawit. Lentera Pengembangan Pertanian, 32(1), 1-9.
Bio, 2(1), 107-112. Syakir, M. (2011). Status penelitian pestisida
Siregar, T.H.S., Dalimunthe, C.I., Sembiring, nabati Pusat Penelitian dan
Y.R.V., Andriyanto, M.,Darwin, H.S., Pengembangan Tanaman Perkebunan.
dan Barus, D.A. (2015). Identifikasi dan Seminar Nasional Pestisida Nabati IV,
uji antagonis metabolit sekunder bangun- Jakarta, Okotober 2011.
bangun (Coleus amboinicus) sebagai Ting, Z., Chang-Hong, W., and Zheng-Tao,
fungisida nabati untuk mengendalikan W. (2010). Chemical constituents and
penyakit jamur akar putih (Rigidoporus pharmacological actions of genus
microporus). Laporan akhir KKP3N 2015. Peganum: research advences. Journal of
Deli Serdang. Balai Penelitian Sungei International Pharmaceutical Research,37(5),
Putih. 333–45.
Sugiyanto. (2013). Ekstrak Gatubrotemsi Yoon, M.Y., Cha, B., and Kim, J.C. (2013).
manjur untuk penyakit tanaman Recent trends in studies on botanical
perkebunan.Diakses dari http:// fungisides in agriculture. Korean Society of
ditjenbun.pertanian.go.id/perlindungan/b Plant Pathology; The Plant Pathology Journal,
erita184ekstrakgatubrotemsimanjuruntukp 29(1), 1-9.
enyakittanamanperkebunan.html

28

Anda mungkin juga menyukai