Anda di halaman 1dari 3

Bentuk-bentuk organisasi proyek pada umumnya menurut PMBOK adalah sebagai

berikut.
1. Organisasi Fungsional.
Organisasi fungsional merupakan organisasi klasik yang setiap staf/tenaga kerjanya
memiliki satu atasan. Anggota staf dikelompokkan dalam spesialisasi, seperti bagian
produksi, pemasaran, teknik, akunting, dan setiap staf memiliki wewenang dan tanggung
jawab yang jelas. Menurut Iman Soeharto (1997), organisasi fungsional memiliki keuntungan
dalam kemudahan pengawasan dan penyeliaan karena setiap anggota/staf hanya melapor ke
satu pimpinan. Di samping itu, setiap staf memiliki kesempatan untuk meningkatkan
keterampilan dan keahliannya karena konsentrasi staf yang terpusat pada bidang keahliannya.
organisasi jenis ini juga memudahkan daram pengendalian kinerja staf.
Di sisi lain, kesulitan yang dihadapi pada bentuk organisasi ini antara lain adalah
adanya kecenderungan mengutamakan kinerja dan keluaran hanya pada masing-masing
bidang sehingga mengurangi perhatian terhadap sasaran/tujuan proyek secara keseluruhan.
Kerugian lain adalah, jika organisasi cukup besar, dapat terjadi distorsi informasi yang
disebabkan oleh makin panjangnya rantai pengambilan keputusan. Bentuk organisasi
fungsional dapat terlihat pada gambar 1.1 berikut ini:

Gambar 2.1 Organisasi Fungsional (Sumber: PMBOK)

2. Organisasi proyek Murni.


Pada bentuk organisasi ini, terdapat beberapa manajer proyek yang membawahi staf-
staf dan merupakan satu koordinasi. Sebagian besar sumber daya organisasi terserap pada
pekerjaan proyek dan manajer proyek memiliki kekuasan penuh dalam pengambilan
keputusan. Jenis organisasi ini sering juga memiliki unit-unit kecil organisasi yang disebut
departemen, tetapi kelompok unit ini tetap memberikan laporan langsung ke proyek manajer.
Bentuk organisasi proyek ini dilihat pada Gambar 2.2
Gambar 2.2 Organisasi proyek Murni (Sumber : IMBOK)

3. Organisasi Matrik.
Organisasi matrik merupakan bentukan baru dari organisasi fungsional dan organisasi
proyek. Bentukan organisasi baru yang beranggotakan staf dari setiap fungsi yang ada disebut
organisasi matrik lemah. organisasi matrik lemah (Gambar 2.3) mengatur banyak
karakteristik dari organisasi fungsional dan manajer proyek lebih bersifat sebagai koordinator
daripada sebagai manajer. Bentukan baru ini nantinya akan menjadi sebuah tim proyek yang
ditugaskan untuk mengelola proyek konstruksi di lapangan. Kelemahan bentuk organisasi ini
adalah tim yang dibentuk semuanya memiliki kualifikasi staff bukan manajer sehingga
kemampuan manajerialnya sangat terbatas.
Sebagai kebalikan dari organisasi matrik lemah, maka organisasi matrik kuat
memiliki banyak karakteristik dari organisasi proyek dan dapat memiliki manajer proyek
secara penuh dengan otoritas yang dapat dipertimbangkan dan juga memiliki staf administrasi
proyek sendiri. Beniuk organisasi matrik kuat dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.3 Oganisasi Matrik Lemah (Sumber: PMBOK)


Gambar 2.4 Oganisasi Matrik Kuat (Sumber: PMBOK)

Struktur organisasi proyek dapat di definisikan sebagai pengorganisasian dalam lingkup


pekerjaan proyek kontruksi yang mempunyai hubungan kerjasama yang baik dan
bertanggung jawab antara semua unsur-unsur yang terkait agar dapat mencapai suatu
keberhasilan semua jenis pekerjaan yang dihasilkan, ketetapan, dan kelancaran pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai