Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL BOOK REVIEW

METODOLOGI PENELELITIAN
Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional
| Yati Sumiharti dan Iman Soeharto|Edisi Kedua|1995|

Dosen Pengampu : Ir. Meuthia Fadila, M.Eng. Sc.

Disusun Oleh:
Nora Sahari Pakpahan
NIM.5162111018

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat diselesaikannya tugas Critical Book
Review yang Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional karya Iman
Soeharto dalam memenuhi mata kuliah Manajemen Proyek yang dibimbing oleh Ibu Dosen
Ir. Meuthia Fadila, M.Eng. Sc. Critical Book Review ini berisi tentang ringkasan buku,
keunggulan, kelemahan d dan lain-lain yang disajikan dalam bentuk makalah sederhana.
Critical Book Review ini ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam
penyusunan dan penulisan, harapannya pembaca memeberikan kritik dan saran yang dapat
membangun makalah ini. Sehingga makalah ini dapat membantu kedepannya untuk
membuat makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Atas perhatian pembaca penyusun mengucapkan terima kasih.

Medan, 23 Oktober 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................ii
BAB I PENGANTAR ......................................................................................................1
BAB II RINGKASAN ISI BUKU
A. Mutu dan pengelolaan mutu ................................................................................3
B. Penjaminan Mutu QA ..........................................................................................5
C. Organisasi QA/QC ...............................................................................................7
D. Kegunaan QA ......................................................................................................7
E. QC, Inspeksi dan Pengetesan ..............................................................................8
F. Pengendalian Mutu Desain Engineering..............................................................10
G. Pengendalian Mutu Pengadaan ............................................................................10
H. Pengendalian Mutu Konstruksi ............................................................................11
BAB III KEUNGGULAN BUKU
A. Keterkaitan antar bab ...........................................................................................12
B. Kemutakhiran isi buku .........................................................................................13
BAB IV KELEMAHAN BUKU
A. Keterkaitan antar bab ...........................................................................................14
B. Kemutakhiran isi buku .........................................................................................14
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................................15
B. Saran ....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENGANTAR

Menjadi insinyur sipil yang mampu menangani proyek besar bukanlah hal yang
mudah, diperlukan pengetahuan dan ilmu yang luas. Untuk mengelola sebuah proyek
sangat tergantung dari kita sendiri. Apakah kita ingin bekerja dengan kemampuan yang
setengah dalam mengelola proyek atau kita ingin bekerja dengan konsep manajemen
proyek sehingga dapat bekerja dengan lebih efisien.
Manajemen proyek sangat menentukan target dari proyek yang dikerjakan seperti
mutu, biaya, dan waktu. Konsep manajemen proyek juga akan membuat kita lebih mengerti
dalam membuat keputusan dan bertindak. Seorang insinyur sipil yang ahli biasanya akan
terus belajar untuk memahami manajemen proyek sehingga pekerjaan menjadi lebih efisien
dan dapat memuaskan pelanggan dan klien.
Hal-hal umum yang harus dipelajari dari manajemen proyek antara lain adalah
siklus proyek, indentifikasi masalah yang sering terjadi, biaya, ruang lingkup, sumber daya
manusia, sumber daya peralatan, manajemen risiko, dan lain-lain. Setiap perusahaan
umumnya memiliki tata cara dan prosedur kerja tersendiri, seorang engineer yang baik akan
mempelajari prosedur dan riwayat pengalaman kerja yang baik untuk dapat diterapkan pada
pekerjaan selanjutnya.
Mempelajari manajemen proyek juga akan menunjang pada peningkatan karir
seorang manajer proyek. Setiap proyek memiliki variasi terhadap pengelolaan dari proyek
itu sendiri, hal ini tergantung pada kemampuan dari manajer proyek dalam mengelola tim
kerja dan menjaga hubungan dengan dengan pihak yang terkait. Menggunakan pengetahuan
dan pengalaman yang kita miliki dan bertukar pikiran dengan tim kerja, dapat membantu
meningkatkan kinerja dari sitem kerja yang telah kita buat. Pemahaman terhadap metologi
yang akan kita kerjakan juga sangat diperlukan.
Dari sini penulis tertarik untuk mereview buku Manajemen Proyek: Dari
Konseptual Sampai Operasional karya Iman Soeharto untuk mendaptkan keunggulan
maupun kelemahan yang ada dalam buku ini. Ini bukan bertujuan untuk menjudge suatu
buku melainkan agara kita lebih tau apa saja yang masih kurang dan perlu di cari dari buku
sumber lain mengenai pembahasan yang kita inginkan.
Adapun identitas dari buku yang direview adalah sebagai berikut:
1
1. Judul buku : Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional
2. Edisi : Ke-2
3. Pengarang : Yati Sumiharti dan Iman Soeharto
4. Penerbit : Erlangga
5. Kota terbit : Jakarta
6. Tahun terbit : 1995
7. ISBN : 979-411-724-2
8. Jumlah Halaman : 756 halaman

Cover:

2
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

PENGENDALIAN MUTU
Telah disebutkan sebelumnya bahwa memenuhi persyaratan mutu merupakan
sasaran pengelolaan proyek di samping biaya dan jadwal. dalam hubungan ini suatu
peralatan material dan cara kerja dianggap memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi
semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi. dengan demikian
instalasi yang dibangun atau produk yang dihasilkan yang terdiri dari komponen peralatan
dan material yang memenuhi persyaratan mutu dapat diharapkan berfungsi secara
memuaskan selama kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness
for use).
A. Mutu dan pengelolaan mutu

Dalam buku ini dikatakan bahwa arti yang luas mutu atau kualitas bersifat
subjektif suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang belum belum tentu
bermutu bagi orang lain.
Oleh karena itu dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan yang
dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan misalnya dari iso 8402 ( 1986).
Mutu adalah sifat dan karakteristik produk atau jasa yang membuatnya
memenuhi kebutuhan pelanggan atau pemakai ata mutu adalah sifat dan
karakteristik produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan
atau pemakai (customer). Untuk mengetahui mutu suatu objek maka dapat
dilakukan yang pertama adalah mengidentifikasi objek, kemudian mengkaji sifat
mengkaji sifat objek tersebut agar memenuhi keinginan pelanggan. jadi setelah
diidentifikasi materi produknya selanjutnya dipertanyakan lebih jauh mengenai
bentuk, ukuran, warna, berat, ketahanan, kinerja dan lain-lain dari produk itu.
setelah Jawaban dari pertanyaan tersebut memenuhi keinginan pelanggan maka
produk yang dimaksud dianggap memenuhi mutu.
Definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasikan dengan proyek adalah
fitness for use. Istilah ini di samping mempunyai arti seperti diuraikan tadi yaitu

3
untuk membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau pemakai (customer) juga
memperhatikan masalah tersedianya produk, keandalan, dan masalah pemeliharaan.

Pengelolaan Mutu
Setelah dimengerti arti mutu proyek maka langkah berikutnya adalah
mengelola aspek mutu tersebut dengan benar dan tepat, sehingga tercapai apa yang
disebut dengan fitness for use. yaitu pengelolaan yang bertujuan mencapai
persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama tanpa adanya pengulangan (to do
the right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pngelolaan mutu proyek merupakan unsur dari pengelolaan proyek secara
keseluruhan yang antara lain adalah sebagai berikut:

1. Meletakkan dasar filosofi dan Kebijakan mutu proyek, untuk mengelola


proyek disiapkan dokumen yang isinya spesifik ditujukan untuk proyek yang
sedang dibangun.
2. Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu biaya dan
jadwal memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu
biaya dan jadwal. Telah disebutkan di bab 1 bahwa terdapat ripple constraint
pada proyek yang saling tarik-menarik yang terdiri dari jadwal, mutu dan
biaya. maka pimpinan perusahaan harus menggerakkan bobot mutu relatif
terhadap biaya dan jadwal proyek. keputusan ini akan menjadi pegangan
pengelolaan sepanjang siklus proyek.
3. membuat program penjamin dan pengendalian mutu proyek (QA/QC), yang
dimaksud dengan program ini adalah penjabaran pedoman dan filosofi
Kebijakan mutu proyek tetapi disesuaikan dengan keperluan proyek yang
spesifik dan tidak bertentangan dengan program mutu perusahaan secara
keseluruhan. dari pihak pelanggan adanya program QA/QC yang lengkap
dan menyeluruh serta dokumen yang membuktikan bahwa program tersebut
telah dilaksanakan dengan baik akan memberikan keyakinan bahwa mutu

4
proyek atau produk yang dipesannya telah memenuhi syarat yang
diinginkan
4. Implementasi program QA/QC, setelah program QA/QC selesai disusun,
implementasi program tersebut dilaksanakan sepanjang siklus proyek. Agar
diperoleh hasil yang efektif perlu diselesaikan terlebih dahulu langkah-
langkah persiapan seperti Melati personil menyusun organisasi serta
menyebarluaskan arti dan maksud program QA/QC kepada semua pihak
yang berkepentingan untuk proyek. implementasi ini dilaksanakan terutama
pada kegiatan-kegiatan desain Engineering, pembelian manufaktur dan
konstruksi pembelian, manufaktur dan konstruksi

B. Penjaminan Mutu QA

Telah disebutkan bahwa salah satu bagian pengelolaan mutu proyek yang
penting adalah menyusun serta menerapkan program penjaminan mutu. tujuan
utama kegiatan penjaminan mutu adalah mengadakan tindakan-tindakan yang yang
berkepentingan (pelanggan) bahwa semua tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tingkatan mutu objek (produk) telah dilaksanakan dengan berhasil. ini
semua dapat ditunjukkan dengan catatan dan dokumen yang berkaitan dengan
QA/QC.
Munculnya kegiatan dapat ditelusuri dengan adanya hubungan aktif dari
pihak pemasok yang berbeda dari kebiasaan pihak pemasok masa lalu. pada masa
lalu hubungan pemasok Pelanggan dari segi motto mengikuti pola di mana pemasok
mempunyai peranan yang lebih aktif dibandingkan ketentuan atau keinginan khusus
pelanggan. pelanggan menyatakan garis besar keinginannya kemudian pemasok
membuat barang tersebut yang menurut anggapannya akan memenuhi kebutuhan
pelanggan. hal ini memungkinkan penolakan produk yang telah siap 100% atau
dalam keadaan pabrikasi sudah sampai tahap tertentu sehingga pekerjaan ulang
(rework) perlu dilakukan. faktor-faktor tersebut mendorong dicarinya cara yang
lebih efektif dan ekonomis. hal ini menekankan perlunya pendekatan QA dan
bukannya hanya dengan QC.
Program penjaminan mutu QA

5
Program ini merupakan dokumen yang memuat peristiwa jenis kegiatan
serta sumber daya yang diperlukan untuk mengimplementasi kualitas sistem yang
diinginkan oleh badan atau organisasi yang bersangkutan. pada program ini
ditekankan pengertian bahwa penjaminan mutu tidak terbatas pada kegiatan yang
telah terjadi atau After Effect pada program ini ditekankan pengertian bahwa
penjaminan mutu tidak terbatas pada kegiatan yang telah terjadi (after the fact),
misalnya pemeriksaan dan pengetesan bagian instalasi pada akhir konstruksi, tetapi
meliputi juga kegiatan yang terjadi jauh sebelumnya yaitu pada tahap desain
engineering pembelian material sampai selesainya kegiatan konstruksi. dengan
demikian penjaminan mutu ikut berperan serta memberikan masukan dari segi mutu
selagi pekerjaan masih dalam tahap awal sehingga bila diperlukan perbaikan atau
atau penyempurnaan, akibat yang ditimbulkan terhadap biaya dan jadwal relatif
kecil.
Adapun program penjaminan mutu proyek disusun sesuai dengan
kepentingan masing-masing proyek yang berada dalam lingkup dan intensitasnya.
Suatu program mutu yang tersusun dalam dokumen minimal meliputi hal-hal
berikut.
 perencanaan sistematis yang merinci dan menjabarkan pada setiap tahap
proyek langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran mutu.
 penyusunan batasan dan kriteria spesifikasi dan standar mutu yang akan
digunakan dalam desain engineering pembelian material dan konstruksi.
 penyusunan organisasi dan pengisian personil untuk melaksanakan kegiatan
penjaminan mutu pengisian.
 pembuatan prosedur pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu yang meliputi
pemantauan pemeriksaan pengujian pengukuran dan pelaporan hasil
hasilnya.
 identifikasi peralatan yang akan digunakan
 identifikasi bagian kegiatan yang ingin memerlukan bantuan dari pihak
ketiga maupun peranan dan persetujuan dari pemerintah.

6
C. Organisasi QA/QC

Sebelumnya telah disebutkan bahwa dalam rangka menghasilkan produk


atau instalasi yang diinginkan, maka masing-masing bidang memiliki tanggung
jawab tertentu mengenai masalah mutu. Meskipun demikian, masih diperlukan
sebuah organisasi yang bertugas khusus mengenai masalah mutu, terutama dalam
aspek perencanaan dan pengendalian.
1. Dukungan dan Partisipasi, Terkadang dalam suatu proyek masih sering
dijumpai kurang terlaksananya program yang telah disusun secara baik dan
lengkap, sehingga hasilnya pun tidak seperti yang diharapkan. untuk
mendapatkan hasil yang maksimal perlu dukungan dan partisipasi dari
semua pihak yang terlibat dalam masalah penjaminan mutu, baik secara
langsung maupun tidak langsung.

2. Diadakan Penyesuaian untuk Memenuhi Keinginan Pemilik, Acapkali


dijumpai adanya perbedaan substansi program QA proyek yang dimiliki
oleh perusahaan para peserta ( pemilik, kontraktor, sub kontraktor, maupun
rekan atau produsen lain) dalam menghadapi situasi seperti ini harus dikaji
program mereka masing-masing Apakah dapat memenuhi keinginan mutu
pemilik proyek, bila tidak maka diadakan penyesuaian atau penambahan.

D. Kegunaan QA
Penjaminan mutu memiliki kegunaan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam
pembangunan proyek yang lebih lanjut penjaminan mutu memiliki kegunaan bagi
pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan proyek seperti pemerintah pemilik
proyek perancang instalasi dan Kontraktor. kegunaan bagi pemerintah adalah untuk
menjaga dan menyakinkan agar metode konstruksi, material, dan peralatan yang
digunakan dalam membangun proyek memenuhi standar dan peraturan yang telah
ditentukan. selain itu juga memberikan kesempatan pemeriksaan dan pengujian
terhadap instalasi atau hasil proyek dari waktu ke waktu yang potensial dapat
menyebabkan kerusakan dan kecelakaan. kegunaan bagi pemilik proyek adalah
memberikan Kepercayaan dan keyakinan bahwa instalasi yang dibangun akan
berfungsi sesuai dengan harapan dalam hal keselamatan (safety), operasi dan

7
produksi selama kurun waktu yang telah ditentukan. juga menyediakan dokumen
bagi pihak pemerintah maupun pihak lain yang berkepentingan dan menyediakan
data hasil hasil inspeksi, pengetesan dan perbaikan pada bagian yang spesifik dari
instalasi. kegunaan bagi perancang instalasi adalah menjadi umpan balik pekerjaan
design engineering di masa depan. kegunaan bagi kontraktor adalah bila mengikuti
prosedur dan spesifikasi dengan tepat dan cermat akan menghasilkan pekerjaan
sekali jadi, bila dilaksanakan dengan baik akan mencegah mutu yang melebihi
spesifikasi yang tercantum dalam kontrak EPK, berarti mengurangi atau
menghindari pengeluaran biaya yang tidak perlu.
Pada masalah mutu yang erat kaitannya dengan proyek dikenal dua macam
standar, yaitu standar umum (general standard) dan yang berhubungan dengan
industri (industriy realated standard).

E. QC, Inspeksi dan Pengetesan

Penjaminan mutu adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang


diperlukan untuk memberikan keyakinan bahwa instalasi atau sistem yang akan
diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. sedangkan pengendalian mutu
adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara
untuk mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar
memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi pengendalian mutu meliputi tindakan-tindakan yang berupa pengetesan,
pengukuran, dan pemeriksaan untuk memantau Apakah kegiatan-kegiatan dan
pemeriksaan untuk memantau apakah kegiatan-kegiatan engineering, pembelian,
manufaktur konstruksi dan kegiatan lain untuk mewujudkan sistem instalasi atau
produk hasil proyek telah dilakukan sesuai dengan kriteria yang digariskan.
1. Inspeksi dan Pengetesan, suatu program pengendalian mutu yang lengkap
menjelaskan rencana pengendalian mutu inspeksi dan pengetesan yang
komprehensif. inspeksi adalah mengkaji karakteristik objek dalam aspek
mutu, dalam hubungannya dengan suatu standar yang ditentukan.
lengkapnya adalah sebagai berikut.

a. menentukan standar dan spesifikasi yang akan digunakan.

8
b. mengukur dan menganalisis karakteristik objek.
c. membandingkan standar dan spesifikasi yang akan digunakan dengan
analisis karakteristik objek.
d. mengambil kesimpulan dan keputusan dari dari hasil membandingkan
spesifikasi yang akan digunakan dengan karakteristik objek yang
dianalisis.
e. membuat catatan proses dari langkah-langkah tersebut.
Jadi suatu inspeksi dapat menentukan keputusan perihal baik atau
tidaknya objek berdasarkan mutunya yaitu memenuhi atau tidak memenuhi
spesifikasi. Pada umumnya rencana inspeksi dan tes tersebut meliputi hal-hal
yaitu titik inspeksi dan test mandotary hold point dan standar yang akan
diperlukan. Analog dengan audit manajemen maka dilakukan pula audit pada
aspek mutu untuk mengetahui sejauh mana program QA/QC telah
dilaksanakan. hal-hal yang diaudit meliputi bagian-bagian berikut ini.
 program menyeluruh untuk mencapai sasaran mutu
 kriteria fit for use dan aman
 mengikuti peraturan atau hukum dan prosedur
 memenuhi spesifikasi dan kriteria
 identifikasi dan koreksi kekurangan yang menyebabkan objek tidak
memenuhi mutu
 dokumen yang mencatat hasil implementasi program

2. Metode Pengendalian Mutu, adapun metode yang dipakai dalam


mengendalikan mutu tergantung pada jenis objek dan ketepatan yang
diinginkan. terdapat tiga metode yang sering dijumpai dalam proyek
pembangunan instalasi yakni:
a. pengecekan dan pengkajian
b. pemeriksaan inspeksi dan uji kemam pemeriksaan/inspeksi dan uji
kemampuan peralatan
c. pengujian dengan mengambil contoh

9
F. Pengendalian Mutu Desain Engineering
Acapkali perhatian aspek pengendalian mutu pada tahap desain engineering
tidak cukup mendapatkan perhatian dibanding dengan pada tahap pabrikasi atau
instalasi/konstruksi. padahal apa yang dikerjakan pada tahap pabrikasi dan instalasi
atau konstruksi adalah berdasarkan cetak biru yang dibuat pada tahap desain
Engineering. dengan demikian amat penting untuk pekerjaan desain engineering
dilakukan dengan benar Sehingga nantinya dapat menghasilkan produk yang sesuai
dengan harapan fitness for use. Oleh karena itu perencanaan dan pengendalian
mutu yang intensif harus pula mencangkup aspek desain Engineering.
Pengecekan Antardisiplin
Pengecekan ini bertujuan untuk memeriksa pemenuhan isi serta akurasi
produk kegiatan desain engineering yang diwujudkan dalam dokumen dokumen
seperti gambar, paket PO, lembaran perhitungan, penjelasan spesifikasi kriteria dan
lain-lain. dengan keikutsertaan berbagai disiplin dimaksudkan agar diperoleh
kesesuaian (compatibility) antardisiplin, sehingga sebelum pekerjaan pabrikasi atau
konstruksi dilakukan telah ada pembahasan dan keputusan mengenai produk
tersebut dilihat dari aspek engineering secara menyeluruh. hal ini akan amat
memperlancar kegiatan pabrikasi atau konstruksi.

G. Pengendalian Mutu Pengadaan


Kegiatan pengadaan mencangkup lingkup kerja yang cukup luas dan dan
berhubungan erat dengan desain Engineering. dalam kegiatan bidang pengadaan
seperti menyiapkan plakat maka tugas dari pengendalian mutu adalah mengkaji
kelengkapan paket lelang tentang mutu material dan peralatan keperluan NDT, acc,
test, sertifikasi dan cek poin untuk inspeksi. kegiatan memilih calon pemegang
lelang atau pengadaan dalam jumlah besar tugas Pengendalian adalah meneliti
sistem dan organisasi calon pemenang dalam aspek mutu. Sampai pada kegiatan
bidang pengadaan terakhir yaitu mengaudit perbaikan arsip dan dokumen tugas
pengendalian mutu adalah memeriksa semua kegiatan apakah telah memenuhi
prosedur dan peraturan yang berlaku meliputi pemeriksaan semua keperluan yang
tercantum dalam kontrak, spesifikasi standar dan kriteria, perbaikan telah
dikerjakan dan dokumentasi telah disiapkan secara lengkap.

10
H. Pengendalian Mutu Konstruksi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan konstruksi dalam


hubungannya dengan masalah mutu adalah:
1. material konstruksi yang umumnya tersedia atau pun dapat dibeli di lokasi
atau di sekitar lokasi proyek seperti bahan bangunan, besi beton, besi untuk
struktur pipa ukuran kecil dan lain-lain.
2. peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti
kompos kompresor generator mesin-mesin dan lain-lain.
3. pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya pelatihan dan sertifikasi
tenaga konstruksi misalnya Melati ahli mengelas melatiH ahli mengelas.

Bagi proyek yang berskala besar dan kompleks dikenal tahap-tahap


penyelesaian, yaitu penyelesaian fisik dan operasional. Penyelesaian operasional
didahului oleh penyelesaian fisik. Kedua macam penyelesaian ini mengharuskan
baik kontraktor pelaksana maupun pemilik untuk mencurahkan perhatiannya pada
aspek mutu, terutama dalam bentuk inspeksi akhir, tes, uji coba dan pengkajian
kinerja operasi.
Pada kurun waktu tersebut kontraktor memberikan pelayanan secara cuma-
cuma untuk perbaikan kerusakan atau penggantian bagian-bagian yang rusak dalam
masa jaminan mutu.

11
BAB III
KEUNGGULAN BUKU

A. Keterkaitan antar bab


Buku teks ini memiliki hubungan pengaitan antara uraian, dan contoh dalam hal
kebahasaan dan kesastraan yang satu dengan yang lain sehingga peserta didik mampu
mengaplikasikan ilmu secara keseluruhan. Mereka akan membayangkan suatu ilmu sebagai
sesuatu yang bulat utuh dan menjadi satu kesatuan.
Keruntutan dan keterpaduan antar bab dalam buku ini, terlihat pada penyampaian
pesan dari bab yang satu ke bab lain yang berdekatan dan antarsubbab dalam bab yang
mencerminkan hubungan yang logis.
Penyampain pesan antarparagraf yang berdekatan dan antarkalimat dalam paragraf sudah
mencerminkan hubungan logis di antara keduanya. Hal tersebut menunjukkan adanya
keruntutan dan keterpaduan paragraf di dalam buku teks.
Pada buku Manajemen Proyek ini terdapat beberapa kelebihan dilihat dari segi
keterkaitan antar bab adalah sebagai berikut:
 Dalam beberapa penjelasan dikaitkan ulang dengan dengan pembahasan yang telah
lewat ini menekankan bahwa apa yang dibahas pada bab ini berkaitan dengan bab-
bab sebelumnya. Contohnya dapat dilihat dalam awal paragraph ini “Sebelumnya
telah disebutkan bahwa dalam rangka menghasilkan produk atau instalasi yang
diinginkan”
 Penjelasannya yang cukup runtun dan terarah, setiap pembahasan paragraph baru
atau topic baru dalam sub bab, banyak penjelasaan kalimat itu mengaitkan kembali
apa yang telah dibahasa sebelumnya.
 Pembahasan mengenai struktur organisasi yang tidak hanya sekedar menjelasakan
siapa-siapa saja orang-orang yang berperan dalam susunan organisasi tersebut
namun juga mengaitkan bagaimana mutu dapat terealisasi dari kebijakan-kebijakan
yang diterapkan oleh pimpinan-pimpinan.

Buku ini juga dilengkapi ringkasan setiap babnya, yang ini sangat bermanfaat untuk
seseorang yang ingin mengetahui isi bab tersebut secara cepat dengan hanya melihat
ringkasannya tanpa harus membacanya secara keseluruhan.

12
Buku ini juga dilengkapi soal-soal latihan yang dapat menguji sampai mana pengetahuan
pembaca terkait pembahasan yang telah dibacanya.

B. Kemutakhiran isi buku


Keunggulan isi buku ini ditinjau dari kemutakhiran sangat baik karena apa yang
dituliskan dalam buku ini terkait tentang pemmbahasan bagaiman cara pengendalian mutu
dalam pekerjaan konstruksi samapi saat ini masih digunakan dan masih dijadikan sebagai
rujukan dalam pelaksanaan proyek.

13
BAB IV
KELEMAHAN BUKU

A. Keterkaitan antar bab


Dari yang telah dipaparkan pada keunggulan buku keterkaitan antar bab sangat baik
dan dapat juga dilihat pembahasannya diatas. Namun, ada beberapa pembahasan dalam
bab ini yang kalimatnya sangat rancu namun telah disimpulkan cara penulisannya oleh
reviewer dalam makalah ini. Pembehasan yang rancu tersebut adalah sebagai berikut:
Pembehasan mengenai inspeksi dan pengetesan.
“Lengkapnya adalah sebagai berikut:
a. Menentukan standard an spesifikasi yang akan digunakan,
b. Mengukur dan menganalisis karaktersitik obyek
c. Membandingkan butir a dan butir b
d. Mengambil kesimpulan dan keputusan dari langkah c
e. Membuat catatan proses diatas
Kalimat yang bergaris bawah merupakan kalimat yang tidak akademis dan dapat
menimbulkan kebingugan dalam memahami maksud dari tulisan tersebut oleh pembaca.
Contohnya membuat catatan proses diatas, dalam baba ini banyak pembahasan-pembahasan
mengenai proses lalu proses mana yang akan dibuat catatannya menjadi ambigu.

B. Kemutakhiran isi buku


Seperti yang telah dijelaskan dalam keunggulan isi buku bahwa kemutakhiran isi
buku sampai saat ini masih dijadikan sebagai rujukan. Maka dari itu tidak terdapat
kelemahan ditinjau dari kemutakhiran isi buku.

14
BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Secara keseluruahan buku ini memiliki penjalasan setiap pembahasan yang jelas dan
sistematis. Terdapat keunggulan terkait kemutakhiran isi buku dan dan keterkaitan antar
bab. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa dalam buku ini masih terdapat kelemahan yaitu
tentang beberapa penjelasan yang masih rancu dan kalimat yang ambigu.

B. Rekomendasi
Hendaknya penulisan dari pembahasan yang ada ditulis dengan kalimat yang baik
dan efektif agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi saat orang lain membacanya.
Review buku ini tiak terlepas dari kesalahan dan kekurangan oleh karena itu
diharapkan masukan dan kritikan yang bersifat membangun dari pembaca.

15
DAFTAR FUSTAKA

Soeharto Iman. 1995. Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional, Penerbit

Erlangga, Jakarta

16

Anda mungkin juga menyukai