DM Gerontik SOAP
DM Gerontik SOAP
BINA SEHAT
Dosen Pembimbing:
Ns.Arif Andriyanto,M.Kep,Sp.Kom
Disusun Oleh:
Kelas/Kelompok :4D/5
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Sistem
Integumen Terhadap Bp. M Dengan Kasus Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Bina Sehat ini
dapat penulis selesaikan.
Penulis berusaha menyajikan makalah ini dengan bahasa yang sederhana dan juga
singkat agar bisa dipahami oleh para pembaca, dan tak lupa penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. M. Sajidin S.Kep, M.Kes. selaku ketua Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto
2. Bu Ana Zakiyah M.Kep. selaku ketua program studi S1 ilmu keperawatan
3. Pak Ns. Arif Andrianto M. Kep. Sp. Kep. Kom. selaku dosen pembimbing mata kuliah
Keperawatan Gerontik
4. Teman-teman Kelompok 5 kelas D program studikeperawatan S1 yang telah
membantu untuk menyelesaikan Tugas Makalah ini.
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, serta masih
terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam penulisan makalah ini, oleh sebab itu, penulis
membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca untuk meyempurnakan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan dengan sebagaimana
mestinya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Proses penuaan merupakan proses secara terus menerus dan berkelanjutan secara
alamiah. Yang dilami oleh manusia selama proses menua misalnya kehilangan jaringan
pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain. Dalam proses menua ini seseorang dapat
dikatakan lansia menurut undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 berusia 60 tahun keatas.
Pada lansia banyak mengalami berbgaia kemunduran organ tubuh sehingga lansia rentan
terhadap penyakit salah satunya yaitu penyakit Diabetes Mellitus (Untari, 2016).
1.2 Tujuan
urine.
1
2
BAB 2
TINJAUAN KASUS
Bp. M berusia 60 tahun datang ke Rumah Sakit Bina Sehat bersama keluarganya
pada tanggal 31 Oktober 2019 pukul 08.00 WIB. Bp. M mengeluh terdapat luka dibagian
tumit kaki sebelah kiri dan terasa nyeri disekitar luka serta pengkajian nyeri P= nyeri
bertambah saat beraktifitas, Q=seperti ditusuk-tusuk, R=Tumit kaki sebelah kiri, S= 5, T=10
menit. Nyeri yang dirasakan hilang timbul. Bp. M mengatakan luka tersebut disebabkan
karena terkena benda tajam (pecahan beling) sejak 1 bulan yang lalu, kemudian Bp. M
memeriksakan luka tersebut ke puskesmas, namun luka tersebut tidak kunjung sembuh
sampai saat ini.Bp. M mengatakan memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus sejak 3 tahun
yang lalu dan ayah dari Bp. M juga memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus. Saat dikaji,
lukanya berbau dan berwarna kemerahan, ibu jari kaki sudah mulai menghitam, wajah klien
merinti, lukanya keluar cairan berwarna kekuningan seperti nanah, dan GDA 256 mg/dL.
Pasien cemas dengan penyakitnya, wajah gelisah, pasien mengatakan sulit tidur.
3
BAB 3
ANALISA KASUS
Tanggal Pengkajian:31-10-2019
A. IDENTITAS
Nama :Bp. M
Tempat/tgl lahir : Jombang, 12 desember 1959
Alamat :Desa pasinan, Kec. Mojoanyar. Kab. Mojokerto
Jenis kelamin : Laki-Laki
Usia : 60 tahun (Elderly)
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Pedagang
Sumber pendapatan : Hasil dagangan
Kecukupan pendapatan : Cukup
Keluarga yang dapat dihubungi : Ibu S (Istri)
Diagnosa Medik : Diabetes Mellitus
B. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan yang dirasakan saat ini : Bp. M mengatakan terdapat luka dibagian tumit kaki
sebelah kiri.
b. Keluhan 3 bulan terakhir : Bp. M mengatakan dibagian tumit kaki sebelah kiri ada luka
sejak 1 bulan yang lalu dan Diabetes Mellitus.
c. Penyakit saat ini : Bp. M mengatakan sebelum pasien datang ke rumah sakit, 1 bulan
yang lalu pasien kena luka di tumit sebelah kiri karena terkena benda tajam (pecahan
beling) saat berjalan. Luka sudah diobati di puskesmas, namun luka belum bisa sembuh
sampai saat ini. Kemudian Bp. M merasa lemas, pusing dan dibawa keluarga ke Rumah
4
Sakit Bina Sehat pada tanggal 31 oktober 2019 pukul 08.00 WIB. Saat dikaji pasien
tampak merintih dan mengeluh nyeri disekitar lukapengkajian nyeri P= nyeri
bertambah saat beraktifitas, Q=seperti ditusuk-tusuk, R=Tumit kaki sebelah kiri, S= 5,
T=10 menit. Terdapat cairan kekuningan sepeti nanah yang keluar dari luka tersebut
serta berbau, sekitar luka kemerahan dan ibu jari kakisudah mulai menghitam.
d. Riwayat penyakit keluarga : pasien mengatakan di dalam anggota keluaganya yaitu
ayahnya dulu pernah menderita kencing manis.
C. STATUS FISIOLOGIS
Postur tulang belakang pasien: kifosis.
Tanda-tanda vital dan status gizi :
(1) Suhu : 37,2 oC
(2) Tekanan darah : 150/90 mmHg
(3) Nadi : 97x/menit
(4) Respirasi : 24x/menit
(5) Berat badan sebelum sakit: 70 Kg
(6) Berat badan saat sakit :65 Kg
(6) Tinggi badan : 160 cm
(7) GDA : 256 mg/dL
1.Kepala :Rambutbersih, tidak ada lesi dan beruban, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
benjolan dan luka.
2. Wajah dan Mata : wajah gelisah, konjungtiva anemis, penglihatan kabur, tidak ada
peradangan.
3. Hidung : bentuk hidung simetris, tidak ada peradangan,tidak ada pernafasan cuping
hidung.
4. Mulut dan tenggorokan : mulut tampak kotor, mukosa kering, gigi ompong 4, dan
tidak ada nyeri telan
5. Telinga : telinga bersih, tidak ada peradangan, pendengaran masih baik.
6. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada JVD, tidak ada kaku kuduk,
tidak ada luka.
5
7. Dada : bentuk dada simetris, tidak ada suara tambahan, pergerakan dinding dada
simetris, suara jantung normal
8. Abdomen : Perut simetris, tidak ada nyeri tekan pada epigastrik, tidak ada pembesaran
liver, bising usus 10-12x/ menit.
9. Genetalia : tidak terkaji
10. Ekstremitas :.Nilai kekuatan otot 5 5
5 4
11. Integumen : kebersihan kurang, warna kulit pucat, kulit kering, terdapat luka di tumit
kaki sebelah kiri dengan panjang 8 cm, dan lebar 5 cm, disekitar luka berwarna
kemerahan, luka mengeluarkan pus dan bau, dan ibu jari kaki sudah mulai
menghitam.
D. Pengkajian Psikososial Spiritual
1. Pasien merasa cemas dengan penyakitnya, tidak ada stressor psikologis di rumah,
mekanisme koping adaptif, stabilitas emosi labil.
2. Pengkajian masalah emosional : pasien mengatakan ketika pasien ada masalah dapat
menyelesaikannya.
APGAR KELUARGA
Tdk
No Fungsi URAIAN Selalu Kadang2
pernah
1. Adaptation Saya merasa puas karena saya dapat meminta √
bantuan keluarga (teman-teman) saya saat ada
sesuatu yang mengganggu saya.
2. Partnership Saya merasa puas karena keluarga (teman- √
teman) saya membicarakan setiap hal dan
berbagai masalah dengan saya.
3. Growth Saya merasa puas karena keluarga (teman- √
teman) saya menerima dan mendukung
keinginan saya untuk terlibat dalam aktivitas
atau kegiatan baru.
4. Affection Saya merasa puas karena keluarga (teman- √
6
teman) saya memperlihatkan kasih sayang
dan berespons terhadap emosi saya, seperti
rasa marah, penderitaan, dan kasih sayang.
5. Resolve Saya merasa puas dengan cara keluarga √
(teman-teman) saya dan saya meluangkan
waktu bersama-sama.
INTERPRETASI HASIL :
2. 4 - 6 = Disfungsi sedang
7
5. Mempunyai masalah dengan mulut atau giginya sehingga 2 √
tidak dapat makan makanan yang keras
Total score 4
8
3.2 Analisa Data
nekrosis luka
ganggren
Kerusakan integritas
jaringan
2 DS: Nekrosis luka Ansietas
1. Pasien mengatakan cemas dengan
Ganggren
penyakitnya
Krsisi situasional
Ansietas
9
DO:
TTV :
1. Tekanan darah: 150/90 mmHg
2. Nadi : 97x/menit
3. Respirasi : 24x/menit
Wajah gelisah
10
3.4 Intervensi Keperawatan
Kerusakan integritas jaringan beruhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 1. Bina Hubungan saling percaya pada pasien
dengan nekrosis kerusakan jaringan. jam diharapkan luka klien membaik dengan 2. Monitor kulit akan adanya kemerahan
kriteria hasil: 3. Observasi luka
1. Perfusi jaringan normal 4. Lakukan Teknik Perawatan Luka dengan steril
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi 5. Ajarkan keluarga tentang luka dan perawatan
luka
3. Ketebalan dan tekstur jaringan normal
6. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian
4. Menunjukkan terjadinya proses penyembuhan
diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)
luka
Ansietas berhubungan dengan krisis situasional Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 1. Identifikasi tingkat kecemasan
jam diharapkan cemas berkurang, dengan kriteria 2. Intruksikan pasien menggunakan teknik
hasil: relaksasi.
1. Klien mampu mengidentifikasi dan 3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang yang
mengungkapkan gejala cemas dirasakan selama prosedur.
2. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan 4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
menunjukan teknik cemas untuk mengurangi kecemasan
3. Vital sigh dalam batas normal
4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh
dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan.
11
3.5 Implementasi Dan Evaluasi
12
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Asuhan keperawatan sistem integumen pada gerontik dengan Diabetes Mellitus dapat
disimpulkan bahwa lansia yang mengalami diabetes mellitus disebabkan karena pola dan
gaya hidup yang tidak sehat. Penyakit diabetes mellitus harus selalu berhati-hati dalam
melakukan aktivitas seperti saat jalan menggunakan alas kaki agar tidak terkena benda tajam
jika tekenamaka akan menimbulkan luka. sehingga kasus diatas memunculkan diagnosa
dan Ansietas berhubungan dengan krisis situasional karena luka yang terdapat di bagian
kakinya.
4.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
14