Anda di halaman 1dari 9

TUGAS AKHIR MODUL 6

BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Ketercapaian Tugas Akhir Modul 6


Bimbingan dan Konseling (Konselor)
PPG dalam Jabatan Angkatan 5 Tahun 2019

Oleh :

Nama EVI SASRAWATI, S.Pd.I


No Peserta PPG 19091481010064
Asal Sekolah SMAN 1 Pangean Kab. Kuantan Sengingi Riau
Prodi PPG Bimbingan dan Konseling
Kelas B

PROGRAM PPG DALAM JABATAN


BIMBINGAN DAN KONSELING (KONSELOR)
UNIVERSITAS NEGERI PADANG (UNP)
TAHUN 2019

INSTRUKSI
1. Laporkanlah secara lengkap suatu aktivitas bimbingan untuk sejumlah
peserta didik dalam kelompok yang telah bapak/ibu laksanakan yang
menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan positif dalam diri mereka.
Format laporan: (1) identitas peserta didik itu (nama samaran, kelas,
jurusan (bagi SMA/SMK), (2) masalah yang mereka hadapi (3) aktivitas
bimbingan yang bapak/ibu berikan kepada mereka, dan (4) perubahan-
perubahan positif yang mereka alami.
2. Kategorisasikanlah aktivitas bimbingan yang bapak/ibu lakukan itu kedalam
bimbingan kelompok/konseling kelompok sesuai pengertian atau konsep
dasar bimbingan kelompok/konseling kelompok seperti yang diuraikan di
modul 6. Berilah penjelasan yang memadai dan menguatkan tentang
pengkategorisasian ini!
3. Nomor 3 wajib dijawab oleh bapak/ibu yang tidak dapat memasukkan
aktivitas bimbingan tersebut ke dalam bimbingan kelompok atau konseling
kelompok. Berilah penjelasan mengapa hal itu terjadi!

JAWAB

1. Format laporan:
A. Identitas Peserta didik
1) Klien 1
- Nama : Lala
- Kelas : XI
- Jurusan : IPA
2) Klien 2
- Nama : Berlian
- Kelas : XI
- Jurusan : IPA
3) Klien 3
- Nama : Agung
- Kelas : XI
- Jurusan : IPA
4) Klien 4
- Nama : Dina
- Kelas : XI
- Jurusan : IPA
5) Klien 5
- Nama : Almeer
- Kelas : XI
- Jurusan : IPA

B. Masalah yang mereka hadapi


Klien 1 : klien merasa ngantuk ketika melaksanakan proses
pembelajaran didalam kelas
Klien 2 : klien merasa kurang percaya diri setiap kali tampil di depan
umum
Klien 3 : klien selalu kehilangan baju diasrama
Klien 4 : klien merasa kekurangan waktu bermain dikarenakan sekolah
fullday, setiap hari pulang sore. Sabtu dan minggu ada belajar
tambahan.
Klien 5 : klien tidak bisa mengatur waktu antara belajar dan bermain,
sehingga seringkali klien tidak membuat PR dan di sekolah
merasa ngantuk disebabkan bermain game hingga tengah
malam.

Dari seluruh klien yang mengungkapkan permasalahannya, maka atas


kesepakatan bersama antara anggota kelompok dan maka pemimpin,
maka pemimpin kelompok memilih untuk membahas permasalahan
klien 5 (almeer).

C. Aktifitas bimbingan yang diberikan kepada anggota kelompok.


Pada aktifitas konseling kelompok yang pemimpin kelompok
laksanakan, pemimpin kelompok mengacu kepada tahapan konseling
kelompok:
1. Tahap Pembentukan
Kegiatan awal dari sebuah kelompok dapat dimulai dengan
pengumpulan calon anggota kelompok dalam langkah kegiatan
kelompok yang akan dilaksanakan.
2. Tahap Peralihan
Setelah suasana kelompok terbentuk dan dinamis kelompok sudah
tumbuh dalam kegiatan kelompok hendaknya dibawa lebih jauh oleh
pemimpin kelompok menuju kepada kegiatan kelompok yang
sebenarnya.
Aktivitas yang dilakukan:

- Guru memberi salam ucapan terimakasih


- Berdoa
- Perkenalan dengan siswa
- Menjelaskan tentang konseling kelompok, tujuan, dan asas
konseling kelompok.
- Apersepsi

3. Tahap Kegiatan
Tahap ketiga merupakan inti kegiatan kelompok maka aspek-aspek
yang perlu dijadikan pengiring yang masing-masing mempunyai
aspek tersendiri yang membutuhkan perhatian yang sangat
saksama dari pemimpin kelompok itu sendiri.
Aktivitas yang dilakukan:
- Mengemukakan masalah
- Pemilihan topik
- Pembahasan topik
- Penyelesaian permasalahan

4. Tahap pengakhiran
Tahap ini biasa disebut juga dengan tahap tendensi /ending dimana
pada tahap ini semua kegiatan akan diakhiri namun tidak dalam
artian kegiatan akan berakhir begitu saja.
Aktivitas yang dilakukan:
- Konselor mengutarakan bahwa kegiatan konseling kelompok
akan segera berakhir
- Konselor meminta saran/pesan mengenai konseling kelompok
- Konselor memberi kesimpulan

- Salam Penutup

D. Perubahan-perubahan positif yang mereka alami.


Dalam kegiatan konseling kelompok yang dilakukan terhadap peserta
didik, perubahan-perubahan positif yang dialami oleh peserta didik
adalah:
1. Siswa terlihat aktif dalam proses pelaksanaan konseling kelompok,
tidak ada satupun siswa yang tidak mengemukakan pendapatnya
dalam layanan ini. Semua siswa menyampaikan pendapat dan solusi
dan mengambil perannya masing-masing dalam pelaksanaan
layanan konseling kelompok.
2. Siswa bisa mengambil pelajaran dari permasalahan yang
disampaikan temannya dan lebih bisa mengatur waktunya antara
bermain dan belajar

3. Siswa siswa diajarkan untuk lebih mandiri dalam mencari pemecahan


masalah.

2. Kategorisasikanlah aktivitas bimbingan yang bapak/ibu lakukan itu kedalam


bimbingan kelompok/konseling kelompok sesuai pengertian atau konsep
dasar bimbingan kelompok/konseling kelompok seperti yang diuraikan di
modul 6. Berilah penjelasan yang memadai dan menguatkan tentang
pengkategorisasian ini!
Bimbingan yang saya lakukan diatas termasuk kedalam kategori
konseling kelompok, karena telah sesuai dengan pengertian dan konsep
dasar konseling kelompok.
Membahas tentang bimbingan kelompok dan konseling kelompok tidak
jarang terjadi tumpang tindih diantara keduanya. Bimbingan kelompok dan
konseling kelompok merupakan dua proses pelayanan yang berbeda.
Perbedaan yang cukup esensial dari kedua layanan ini salah satunya adalah
bagaimana konseling menciptakan kerahasiaan dan hubungan personal yang
sarat nilai-nilai teraputik. Sedangkan bimbingan kelompok lebih instruksional
dan informatif dalam upaya pengembangan diri anggota (Schmidt, 2013).
Dalam arti lain secara umum bimbingan kelompok berfokus pada
pengembangan melalui konsep belajar sedangkan konseling kelompok
mencoba menyelesaikan persoalan yang dihadapi berbasis hubungan
interpersonal.
Pendapat yang tidak jauh berbeda disampaikan oleh Gladding (2012)
bagaimana konseling kelompok lebih langsung dari pada bimbingan kelompok
dalam upaya melakukan perubahan perilaku. Konseling kelompok
menekankan keterlibatan afektif dari peserta/anggota sedangkan bimbingan
kelompok lebih berkonsentrasi kepada pemahaman kogitif dari para
anggotanya.
Gazda, Ginter, & Horne (2001) membuat beberapa perbedaan antara
bimbingan kelompok dan konseling kelompok sebagai berikut :
1) bimbingan kelompok disarankan untuk semua individu (siswa) sekolah atas
dasar terjadwal dengan teratur, konseling kelompok hanya disarankan
untuk mereka yang mempunyai masalah sesaat atau berkesinambungan;
2) bimbingan kelompok membuat usaha tidak langsung untuk mengubah
tindakan dan tingkah laku dengan memberi informasi dan menekankan
fungsi kognitif atau intelektif, sementara konseling kelompok memberi
usaha langsung untuk memodifikasi tindakan atau perilaku dengan
menekankan keterlibatan yang bersifat afektif;
3) bimbingan kelompok bisa diterapkan untuk kelompok seukuran kelas
(pengertian lama),sementara konseling kelompok lebih bisa diterapkan
pada kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas 3 sampai 4 siswa (6-10
siswa).

Selain itu perbedaan antara bimbingan kelompok dan konseling


kelompok dapat dijelaskan melalui kelompok dikotomi berdasar kan
struktur yang menyertai dalam konsep pelayanan kelompok mulai dari
keanggotaan, tujuan, peran pemimpin serta yang lainnya sebagaimana
digambarkan pada matrik sebagai berikut.

Matrik perbandingan bimbingan kelompok dan konseling kelompok


KONSELING
ASPEK BIMBINGAN KELOMPOK
KELOMPOK
Tujuan - Pengembangan pribadi. - Pengembangan pribadi
- Pembahasan masalah - Pembahasan dan
atau topik-topik umum pemecahan masalah
secara luas dan pribadi yang dialami
mendalam yang oleh masing-masing
bermanfaat bagi para anggota kelompok
anggota kelompok

Jumlah Anggota Bisa kurang atau lebih dari Dibatasi 10 orang


15 orang

Aspek kondisi dan Homogen/Hiterogen Homogen


karakteristik anggota

Format Kegiatan Kelompok kecil Kelompok kecil

Peran Anggota Aktif membahas Aktif membahas


permasalahan atau topik permasalahan (masalah
umum tertentu yang hasil pribadi) dalam
pembahasannya itu membantu memecahkan
berguna bagi para anggota masalah setiap anggota
kelompok : dalam kelompok :
a. Berpartisipasi aktif dalam a. Berpartisipasi aktif
dinamika interaksi sosial dalam dinamika interaksi
b. Menyumbang bagi sosial
pembahasan masalah b. Menyumbang bagi
c. Menyerap berbagai pemecahan masalah
informasi untuk diri sendiri pribadi kawan
sekelompok
c. Menyerap berbagai
informasi, saran, dan
berbagai alternatif untuk
memecahkan
KONSELING
ASPEK BIMBINGAN KELOMPOK
KELOMPOK
masalahnya

Suasana interaksi - Interaksi multiarah - Interaksi multiarah

- Mendalam dengan - Mendalam dan tuntas


melibatkan aspek kognitif dengan melibatkan
aspek kognitif, afeksi,
dan aspek
kepribadian lainnya

Sifat dan isi Umum dan Tidak rahasia Pribadi dan rahasia
pembicaraan

Lama frekuensi Kegiatan berkembang Kegiatan berkembang


kegiatan sesuai dengan tingkat sesuai dengan tingkat
pembahasan dan pendalaman dan
pendalaman yang dilakukan penuntasan pemecahan
masalah

Evaluasi - Evaluasi proses -Evaluasi proses


keterlibatan anggota keterlibatan anggota
- Evaluasi isi kedalaman -evaluasi isi kedalaman
pembahasan dan ketuntasan
pembahasan masalah
-Evaluasi dampak :
- Evaluasi dampak sejauh mana anggota
pemahaman dan dampak yang masalah
kegiatan terhadap pribadinya dibahas
anggota merasa mendapatkan
alternatif

Pelaksana Guru pembimbing (konselor Guru pembimbing


KONSELING
ASPEK BIMBINGAN KELOMPOK
KELOMPOK
sekolah) (konselor sekolah)

Walaupun demikian baik bimbingan kelompok maupun konseling


kelompok merupakan konsep yang saling melengkapi satu sama lain. Dengan
bimbingan kelompok siswa akan lebih mudah dan terbiasa dalam membuat
struktur kognitif akan informasi yang didapat. Sedangkan konseling kelompok
memberikan kesempatan bagi siswa untuk mendiskuiskan serta merasakan
pengalaman akan nilai-nilai psikologis tentang apa yang dialami dan orang
lain alami sebagai serangkaian emosi yang kompleks.
Tujuan dari konseling kelompok lebih diarahkan pada bagaimana
kelompok atau anggota mampu mengeksplorasi segala sesuatu yang dapat
mendukung dalam pengembangan diri. Membantu anggota membuat
hubungan yang intim atau kuat antara anggota serta menerima dan
mendukung satu sama lain dalam proses penyelesaian masalah yang
dihadapi atau strategi coping yang dilakukan (Schmidt, 2013). Selain itu
melalui konseling kelompok diharapkan siswa mampu untuk menangani
masalah yang ada bukan sekedar sebuah penyelesaian semata melainkan
sebagai sebuah pengembangan keterampilan dalam menghadapi masalah
yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang.

3. Aktivitas bimbingan yang saya sebutkan diatas termasuk kedalam kategori


konseling kelompok, karena sesuai dengan konsep dasar, tujuan dan
pengertian dari konseling kelompok.

Anda mungkin juga menyukai