Anda di halaman 1dari 6

Lalat Mata Bertangkai (Diopsidae)

Diopsid (Diptera: Diopsidae) atau lalat mata bertangkai merupakan serangga


yang memiliki ciri khas yang cukup unik dan jarang dimiliki oleh serangga lainnya,
yaitu posisi mata yang terletak di ujung tangkai yang cukup panjang. Ciri khas inilah
yang dikenal orang dengan sebutan lalat mata bertangkai atau stalk eye flies. Oleh
karena itu, lalat ini memiliki keragaman morfologi yang cukup tinggi. Keragaman
tangkai mata diopsid ditunjukkan oleh perbedaan bentuk dan ukuran tangkai mata.
Sampai generasi ke-13 bentuk dan ukuran tangkai mata diopsid selalu berbeda. Lalat
dewasa merupakan penerbang yang buruk dan hanya sekali-kali saja terbang dengan
jarak yang pendek.
Famili Diopsidae umumnya tersebar di Afrika, terdiri dari 13 genus dan 153
spesies. Beberapa spesies lalat mata bertangkai tersebut merupakan hama pada
tanaman padi, jagung, dan gandum. Beberapa lalat mata bertangkai bersifat saprofag
dan hidup pada serasah atau tempat yang lembab. Pada musim dingin di daerah sub-
tropis, diopsid dewasa berlindung pada tempat-tempat yang lembab dan melakukan
hibernasi. Lalat tersebut akan muncul kembali pada musim panas, saat hari sedang
cerah.Hingga saat ini, informasi ten-tang lalat mata bertangkai masih jarang, sehingga
informasi mengenai siklus hidup, habitat, serta sebaran geografis di lapangan belum
banyak diketahui

Klasifikasi Lalat Mata Tangkai

Diopsidae adalah famili dari lalat bermata tangkai. Famili lalat ini dibedakan
oleh kepemilikan eyestalks: proyeksi dari sisi kepala dengan mata di akhir. Beberapa
spesies lalat dari keluarga dipteran lain seperti Drosophilidae dan Tephritidae
membawa struktur serupa tetapi karakter unik dari Diopsidae adalah bahwa antena
dibawa sebelah mata pada akhir tangkai.Banyak penelitian tentang lalat mermata
tangkai ini karena morfologi unik mereka dan bagaimana ia telah muncul melalui
kekuatan seleksi seksual dan seleksi alam. Dengan demikian, perilaku lalat tangkai-
mata telah memberikan wawasan kunci ke dalam pengembangan ornamen seksual,
faktor genetik yang mempertahankan fitur morfologi seperti, seleksi seksual, dan
prinsip handicap.
Kerajaan : Animalia

Divisi : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Diptera

Subordo : Cyclorrhapha

Family : Diopsidae

Morfologi Lalat Mata Tangkai

a) Lebar kepala
b) Panjang kepala
c) Lebar torak
d) Panjang torak
e) Lebar abdomen
f) Panjang abdomen
g) Panjang sayap
h) Panjang tangkai
mata
Cara Penularan

Timbunan sampah yang terkumpul dan tidak tertangani akan menimbulkan


masalah estetika, bau dan mengundang lalat yang membawa berbagai penyakit. Hal
ini menimbulkan pencemaran yang akan merusak lingkungan. Lalat biasanya datang
dan memakan hidangan yang telah disajikan dengan paksa (merampas makanan) dan
meninggalkan pathogen yang dapat menyebabkan penyakit (merampas kesehatan)
manusia. Lalat dapat menyebarkan berbagai jenis penyakit seperti kolera, diare,
disentri, thypus dan TBC. Lalat merupakan media berbagai kuman penyakit (carier
pathogen) mulai bekteri pathogen sampai virus penyebab berbagai penyakit serta
protozoa dan telur . Oleh karena itu, sampah dan benda-benda buangan yang banyak
terdapat di lingkungan kita perlu ditanggapi secara serius dan dicari cara yang tepat
untuk menanggulanginya. Spesies lalat mata bertangkai juga dapat hidup ditumpukan
sampah, yaitu spesies Cyrtodiopsis dalmanni Wiederman, Teleopsis sp dan menjadi
vektor penularan penyakit.
Habitat dan Siklus Hidup

Lalat mata bertangkai merupa-kan salah satu serangga yang mampu hidup
pada berbagai wilayah dengan ketinggian yang berbeda Lalat mata bertangkai sering
ditemukan pada semak-semak di sepanjang pinggiran aliran sungai kecil. Selain itu,
sering ditemukan pula pada tumpukan sampah organik atau daun yang telah
membusuk, dan pada tanaman talas yang tumbuh secara liar. betina biasanya hidup
secara berkelompok di dekat akar sedangkan jantan biasanya tersebar pada tanaman
talas dan ganyong Secara umum, lalat mata bertangkai dapat dijumpai pada tempat-
tempat yang relatif basah dan banyak rerumputan.

Siklus hidup lalat yaitu di mulai dari telur, larva, pupa dan lalat dewasa. Pada
umumnya siklus hidup lalat dewasa adalah 21 hari. Telur-telur yang dihasilkan di
letakkan di tempat-tempat yang hangat sehingga akan membantu proses penetasan ,
seperti diatas timbunan sampah, dan di atas makanan yang terbuka. Dan telur-telur
itu akan menetas dalam waktu 12-24 jam.
Setelah telur-telur itu menetas, maka akan memasuki stadium selanjutnya, yaitu
stadium larva. Pada umumnya tempat-tempat yang di gunakan larva untuk
berkembang adalah kotoran yang basah dan tumbuhan yang busuk. Selain itu larva
akan mencari tempat-tempat yang lebih dingin dan kering. Dan dalam waktu 4-7 hari
akan memasuki stadium pupa.
Selanjutnya adalah memasuki stadium pupa, pupa memiliki ketahanan yang tinggi
dibandingkan dengan larva, hal ini disebabkan karena pupa memiliki cangkang yang
berfungsi sebagai pelindung. Bentuk pupa lonjong, berwarna cokelat tua, dan panjang
kurang lebih 7 mm. biasanya pupa berada dalam tanah dalam waktu 4-5 hari dan
bertahan lebih lama pada suhu yang lebih rendah.
Daftar Pustaka

http://andam-amaranthi.blogspot.co.id/2013/05/sampah-dan-lalat.html

http://www.alabunda.com/2015/12/Daur-Hidup-Lalat.html

http://www.alabunda.com/2015/12/Daur-Hidup-Lalat.html

https://en.wikipedia.org/wiki/Stalk-eyed_fly

Anda mungkin juga menyukai