• Jika ingin menjalankan motor listrik 3 fasa, maka yang harus dilakukan pertama kali adalah
melihat nameplate di body motor 3 fasa tersebut, apakah motor tersebut bisa dihubungkan
bintang (star) atau segitiga (delta).
• Tegangan
• Daya
• Rpm
• Arus nominal
• Frekuensi
• Dll
• Yang pertama kali dilihat pada name plate adalah sumber tegangannya :
• Untuk nameplate no. 1 motor listrik tidak bisa dijalankan dengan sistem rangkaian star delta.
• Hal ini karena tegangan PLN dengan motor adalah hubungan star.
• Sementara jika dipaksa dengan dengan hubungan delta kemungkinan motor akan terbakar,
kumparan motor hanya sangguo menahan tegangan sampai 220 V, jika dengan tegangan jala-
jala 380 V (tegangan PLN 3 fasa) otomatis kumparan motor tidak sanggup.
• Untuk nameplate no. 2 dan no 3 motor listrik bisa dijalankan dengan rangkaian star ataupun
delta atau gabungan star-delta dan malah dianjurkan untuk rangkaian star-delta.
• Hal ini karena kumparan 380 V / 660 V atau 440 V / 690 V jika input yang diberikan dari jala-jala
380 V maka motor listrik akan menarik arus menjadi kecil, karena menyesuaikan dengan daya
pada motor tersebut.
• Tegangan fasa – netral = 220 V (Fasa R – N, Fasa S – N, dan Fasa T – N)
• Sehingga berdasarkan logika, batas tegangan kumparan sanggup menerima tegangan sumber
380 V (380 V = 380 V).
• Jadi motor tersebut dapat dihubungkan secara star – delta atau delta saja atau star saja.
• Apabila motor dihubungkan bintang, maka kumparannya seperti menjadi hubungan seri (20 V +
220 V = 440 V),
• Terkadang motor listrik induksi 3 fasa pada waktu start menggunakan kombinasi hubungan star
– delta untuk mengurangi arus start yang timbul.
• Karena kalau langsung dihubungkan segitiga, maka arus yang timbul akan sangat besar yaitu
berkisar 2 – 7 kali arus nominal motor.
• Akibatnya motor bekerja dengan kecepatan penuh dan dapat membahayakan kumparan stator
motornya.